• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengemukakan pokok hasil penelitian dan pembahasan mengenai Wayang Rumput (Wayang Suket) sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian, meliputi sekilas perkembangan awal kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket), teknik dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket), dan visualisasi bentuk pada

11

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket). BAB V PENUTUP

Mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan dari pembahasan dan analisis, serta rekomendasi saran dari penulis.

40

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan sekilas pada bab satu, bahwa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan pengamatan secara objektif, yang dapat mengungkapkan berbagai hasil temuan dari sejumlah data yang ada, dan menggambarkan secara sistematis tentang fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti di lapangan secara tepat, yang kemudian dianalisis dan selanjutnya diuraikan menjadi satu bentuk deskripsi pada sebuah laporan tertulis. Menurut Sugiono (2009:105 dalam Reni Sonia 2012:32), pengertian metode deskriptif analisis adalah sebagai berikut:

Metode Deskriptif Analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

B. Sampel Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan pada bab satu, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik bertujuan (purposive sampling), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Di kota Solo provinsi Jawa Tengah terdapat sebuah sanggar yang bernama Sanggar Suket, yang mengelola kesenian Wayang Rumput

41

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

(Wayang Suket). Sanggar Suket terletak di Jl.Sibela Timur III No.1, Perum Mojosongo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, kota Surakarta, provinsi Jawa Tengah. Di Sanggar Suket ini terdapat Komunitas Wayang Suket yang dikelola langsung oleh Dalang Slamet Gundono.

C. Instrumen Penelitian

Yang menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Begitu pula pada penelitian ini, karena peneliti menjadi instrumen utama sebagai alat satu-satunya.

Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian. Instrumen ini terdiri dari lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi, yang diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.1

INSTRUMEN PENELITIAN

No. Variabel Indikator Teknik

Penelitian Pertanyaan 1. Sejarah dan perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Wayang Rumput (Wayang Suket)

Wawancara a. asal usul dan

sejarah singkat tentang adanya Wayang Rumput (Wayang Suket) b. perkembangan dari Wayang Rumput (Wayang

42

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Suket) dalam segi:  pembuat  teknik  bahan  fungsi c. filosofi atau makna dari rumput (suket) 2. Teknik dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket) Wayang Rumput (Wayang Suket) Wawancara dan observasi

a. alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat Wayang Rumput (Wayang Suket) b. teknik yang digunakan dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket):  simpul-simpul yang digunakan dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket)  contoh cara membuat Wayang Suket dengan bentuk yang sederhana.

43

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

bentuk pada Wayang Rumput (Wayang Suket) kepala b. bentuk bagian badan c. bentuk bagian lengan d. bentuk bagian bawah

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan obyek penelitian dari data-data yang diperoleh, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi berbagai tahapan sebagai berikut:

1. Observasi

Tahap awal dalam pengumpulan data untuk menemukan informasi penelitian, dilakukan dengan cara observasi. Menurut Nasution (1988 dalam buku Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan 2010:310), mengungkapkan bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Teknik observasi merupakan salah satu teknik yang nyata keberadaannya dengan apa yang akan

44

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

diteliti. Tujuannya agar kita mendapatkan data-data penelitian sesuai dengan apa yang akan diteliti.

Sebelum pembuatan proposal, peneliti jauh-jauh hari sebelumnya telah melakukan observasi ke lapangan dan mencari alamat pasti dimana Sanggar Wayang Suket itu berada, dengan tujuan untuk mengetahui dan memastikan obyek yang akan dijadikan masalah dalam penelitian ini. Dengan observasi peneliti mengharapkan akan mendapatkan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti secara jelas dan dapat memberikan petunjuk untuk pemecahannya. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan cara mengamati langsung yaitu observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti akan terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang menjadi narasumber dalam penelitian ini.

Pertama observasi dilakukan ke Sanggar Wayang Suket pada minggu terakhir bulan Desember tahun 2011 untuk memastikan lokasi penelitian dan memohon izin akan dilakukannya observasi, kepada Dalang Slamet Gundono selaku pengelola sanggar. Selanjutnya, pada tanggal 19 Juni 2012 dilakukan observasi ke Museum Wayang yang bertujuan untuk mencari data guna melengkapi data-data yang diperlukan dalam pembuatan karya tulis ini. Lalu observasi dilakukan kembali dengan mengunjungi Sanggar Wayang Suket pada tanggal 21 Juni 2012, yang bertujuan untuk mendiskusikan waktu yang tepat untuk mengadakan wawancara dengan Dalang Slamet Gundono, dan pada tanggal 23 Juni 2012 guna mendapatkan informasi-informasi data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini.

45

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Wawancara

Pengumpulan data yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan narasumber. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:198 dalam Reni Sonia 2012:37) mengatakan bahwa:

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang.

Wawancara dengan narasumber bertujuan untuk mendapatkan data-data dan keterangan yang relevan dari individu tertentu untuk kebutuhan informasi.

Narasumber yang diwawancarai diantaranya adalah para pelaku kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket). Proses wawancara secara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman dan teknik wawancara pada setiap pertemuan dengan para narasumber yang bersangkutan. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi dengan alat bantu rekaman (camera digital dan handphone). Wawancara dilakukan kepada narasumber yang berkaitan erat dengan penelitian, yaitu dengan Dalang Slamet Gundono yang merupakan dalang dari kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket) serta pemilik dari Sanggar Wayang Suket, wawancara pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2012 yang bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai Wayang Rumput (Wayang Suket). Wawancara selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012, guna untuk melengkapi data-data yang masih dianggap kurang memenuhi data yang diperlukan, serta untuk melakukan pemotretan terhadap beberapa contoh Wayang Rumput (Wayang Suket) yang masih ada.

46

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2010:329 dalam Reni Sonia 2012:38-39), menyatakan bahwa:

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara cenderung merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumentasi dapat dijadikan sebagai bukti dan sumber data yang dapat dipertanggung-jawabkan serta untuk memperjelas kajian yang sedang atau telah diteliti. Dokumentasi yang didapat oleh peneliti diantaranya adalah:

a. Audio visual pertunjukan kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket).

b. Audio visual saat berlangsungnya kegiatan wawancara antara peneliti dengan Dalang Slamet Gundono.

c. Foto-foto beberapa contoh Wayang Rumput (Wayang Suket) yang masih ada.

4. Studi Pustaka

Bahan pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku, e-book, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, jurnal, laporan atau arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain. Bahan pustaka yang berupa soft-copy edition biasanya dapat diperoleh dari sumber-sumber internet yang dapat diakses secara online.

47

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pendekatan studi pustaka sangat umum dilakukan dalam penelitian karena peneliti tidak perlu mencari data dengan sepenuhnya terjun langsung ke lapangan melainkan cukup mengumpulkan dan menganalisis data yang tersedia dalam pustaka. Hasil penelitian berupa skripsi juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam mendukung untuk menganalisis masalah dalam sebuah penulisan. Beberapa sumber yang telah peneliti baca dan pelajari selama proses penulisan skripsi ini yaitu berupa buku mengenai teori seni pertunjukan, teori fungsi seni pertunjukan, teori tentang wayang, teori tentang Wayang Rumput (Wayang Suket), serta teori mengenai metode yang menunjang dalam penelitian dan penulisan. Artikel dan tulisan-tulisan dari internet yang dianggap mendukung terhadap teori, skripsi terdahulu tentang wayang sebagai sumber primer, dirasa sangat membantu dalam menambah dan melengkapi materi yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian ini.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data telah selesai dan berhasil dikumpulkan dengan lengkap, lalu tahap selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Sesungguhnya analisa itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu secara kuantitatif dan secara kualitatif. Perbedaannya tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Apabila data yang dikumpulkan itu hanya sedikit dan bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris), maka analisa yang digunakan yaitu secara kualitatif. Berbeda

48

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dengan kuantitatif, analisa secara kuantitatif digunakan apabila data yang dikumpulkan tersebut berjumlah besar, dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori (dan oleh karenanya lalu berstruktur).

Untuk menguji kredibilitas data maka dilakukan dengan cara memeriksa ulang data kepada sumber yang sama dengan teknik triangulasi. Semua data atau informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara lalu dikaji dengan mencari pustaka yang dapat mendukung terhadap teori-teori yang dibutuhkan selama proses penulisan dan penelitian, kemudian diolah setelah itu dianalisis dan diuraikan sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada penelitian dengan langkah-langkah yang diantaranya:

1. Langkah awal adalah pemilihan data yang telah diperoleh dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Hal ini bertujuan untuk memahami dan mempelajari data-data yang telah terkumpul, kemudian hasil catatan yang diperoleh di lapangan dirangkum dan dikategorikan sesuai dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti.

2. Langkah kedua adalah penyajian data. Setelah proses pemilihan data selesai dilakukan, lalu langkah selanjutnya adalah dengan menyajikan data-data yang telah diperoleh secara jelas dan singkat untuk mempermudah dalam memahami aspek yang diteliti secara keseluruhan kemudian dideskripsikan.

3. Dan langkah yang terakhir adalah penarikan kesimpulan. Menarik

kesimpulan bertujuan untuk memberikan penjabaran makna tentang data-data yang telah dianalisis dan dijabarkan secara singkat agar dapat lebih

49

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mudah dipahami. Analisis data dilakukan secara berkala dan terus-menerus, peneliti berupaya untuk menggali informasi lebih dalam lagi dan tidak boleh begitu saja menarik kesimpulan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi pustaka. Setelah data selesai diidentifikasi, kemudian diolah kembali sedemikian rupa sehingga memberikan sebuah hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan akhir.

Observasi

Wawancara Studi Pustaka

Bagan 3.1

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Sumber: Metode Penelitian Pendidikan (2010:372 dalam Reni Sonia 2012:43)

Seluruh proses analisis, siklus triangulasi tersebut dilakukan secara berulang-ulang diantara kegiatan pemilihan data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan saling berhubungan dari awal hingga akhir pelaksanaan penelitian.

50

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

F. Langkah-langkah Penelitian

Untuk membantu mempermudah dalam proses penelitian di lapangan, maka peneliti mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Pemilihan Topik atau Judul

Dalam hal ini peneliti mencari dan merumuskan topik atau permasalahan yang akan dikaji dan dijadikan sebagai bahan untuk penelitian. Selanjutnya peneliti memberikan anggapan sementara mengenai topik yang akan diteliti dari berbagai sumber yang didapatkan oleh peneliti sebelum terjun langsung ke lapangan.

Penyusunan Proposal

Setelah topik permasalahan dan judul telah disetujui, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penyusunan proposal penelitian yang terdiri dari latar belakang serta rumusan masalah yang akan peneliti ungkap yang kelak akan disusun dan dibuat menjadi sebuah karya ilmiah.

Survei

Setelah menentukan judul dan tempat penelitian, lalu peneliti melakukan survei langsung ke lapangan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang faktual dengan melihat kejadian, fenomena, eksistensi dan keberadaan kesenian tradisional pada suatu kelompok tertentu.

51

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan mencari data-data yang akurat, baik dari buku, artikel, jurnal, skripsi, internet serta melakukan observasi maupun wawancara langsung dengan narasumber sesuai dengan topik atau permasalahan yang sedang dikaji.

Penyusunan Laporan

Langkah terakhir yang ditempuh oleh peneliti adalah penyusunan laporan ke dalam bentuk skripsi, yang berisikan tentang rincian yang berlaku dan hasil dari penelitian ke lapangan dan selanjutnya dipertanggung jawabkan dalam ujian sidang skripsi.

133

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai Wayang Rumput (Wayang Suket), maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket)

Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang Suket) ini biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa dataran Jawa. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa Wayang Rumput (Wayang Suket) pada mulanya biasa dibuat oleh para gembala untuk mengisi waktu luang mereka. Ketika kerbau, sapi atau kambing sibuk makan rumput, bocah angon (anak gembala) mereka mencoba menirukan para dalang yang memainkan wayang dengan rumput yang ada di sekitarnya.

Nama Wayang Suket itu berasal dari nama bahan utamanya yaitu rumput (bahasa Jawa: suket). Hingga kini kesenian Wayang Suket telah dikenal oleh masyarakat luas, tidak lagi hanya menjadi sebuah permainan di desa-desa. Salah seorang seniman asal Tegal yaitu Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket) pada tingkat

134

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

pertunjukan panggung. Seni pertunjukan Wayang Suket termasuk seni kotemporer dan tidak sepenuhnya mengikuti pakem dalam dunia pewayangan.

2. Teknik Pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket)

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket) adalah tanaman rumput, terutama rumput yang berukuran panjang dan telah dikeringkan atau dijemur dahulu sebelum digunakan. Jenis rumput dengan ciri seperti itu dipilih karena lebih mudah dibentuk dan dianyam, sehingga tidak mudah terputus dan tidak perlu adanya sambungan di tengah-tengah anyaman. Jenis rumput yang biasa digunakan dalam membuat Wayang Rumput (Wayang Suket) diantaranya rumput gajah, rumput mendong, serta jerami. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Wayang Rumput (Wayang Suket) hanya berupa alat potong, dapat berupa gunting, cutter, ataupun pisau.

Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan kering dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) atau dianyam hingga membentuk figur serupa dengan wayang kulit. Simpul yang biasa digunakan dalam pembuatan Wayang Suket diantaranya yaitu simpul hidup, simpul mati, simpul kepang, serta simpul lainnya yang dapat ditambahkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Dari berbagai pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pada zaman dahulu, awalnya Wayang Rumput (Wayang Suket) mungkin hanya dibuat dengan teknik yang sederhana, yaitu cukup dengan

135

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dililit dan diikat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka teknik yang digunakan dalam membuat Wayang Rumput (Wayang Suket) semakin rumit, hal ini dikarenakan bentuk dari Wayang Suket itu sendiri yang kini semakin beragam bentuknya. Dikarenakan dalam sebuah Wayang Rumput (Wayang Suket) terdapat bahan, teknik pembuatan, dan memiliki nilai fungsi maka Wayang Rumput (Wayang Suket) dapat dikategorikan ke dalam seni kriya.

3. Visualisasi Bentuk Wayang Rumput (Wayang Suket)

Wayang Rumput (Wayang Suket) merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur Wayang Kulit, oleh karena itu bentuk-bentuk Wayang Suket pada umumnya tidak jauh berbeda dengan bentuk-bentuk umum pada Wayang Kulit.

Walaupun bentuk Wayang Rumput (Wayang Suket) lebih sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk wayang lainnya, namun secara global tetap saja memiliki ciri khas atau persamaan di bentuk bagian-bagian tertentu. Persamaan umum visualisasi Wayang Suket dengan Wayang Kulit, diantaranya: pada bagian kepalanya memiliki mahkota atau gelungan, memiliki hidung yang panjang, memiliki lengan yang kecil dan panjang, memiliki pinggul atau bokong yang cukup besar.

136

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

B. Saran

Setelah dilakukannya penelitian dan dibuatnya karya tulis ini, ada beberapa hal yang harus disampaikan oleh peneliti dalam memberikan saran, terutama mengenai pelestarian salah satu kebudayaan dari negara kita sendiri khususnya yaitu tentang wayang. Kurangnya perhatian dalam mengembangkan dan memperkenalkan wayang kepada masyarakat luas terutama generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, maka akan berdampak pula pada kurangnya kepedulian dalam mencintai budaya sendiri. Oleh sebab itu, saya sebagai peneliti berharap mudah-mudahan dengan dibuatnya skripsi ini, dapat mewakili generasi muda sebagai generasi penerus dalam mempedulikan dan mencintai kesenian tradisional. Kesenian tradisional memerlukan perhatian dan dukungan yang besar dari berbagai pihak dan seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, terdapat beberapa hal yang ingin disarankan oleh peneliti kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Sanggar Wayang Suket

Sanggar Wayang Suket sebagai salah satu wadah dari pelestarian kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket), diharapkan agar selalu dapat mempertahankan dan mengembangkan kesenian Wayang Rumput (Wayang Suket) dan eksistensinya, sehingga kesenian tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan tidak punah seiring dengan berjalannya waktu.

137

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Masyarakat harus bisa peduli dan lebih mencintai budaya kesenian tradisional bangsa sendiri. Sebab dengan adanya perhatian dan dukungan dari masyarakat luas terhadap kesenian tradisional, akan sangat mempengaruhi terhadap keberadaan dan eksistensi dalam perkembangannya.

3. Bagi Pemerintah

Diperlukan adanya dukungan penuh dari pemerintah berupa pengakuan, dorongan, dan motivasi agar proses aktivitas dari Sanggar Wayang Suket dapat terus berjalan sebagaimana mestinya dan lebih berkembang lagi dari yang sudah ada sekarang ini. Pemerintah juga perlu membina dan mengembangkan proses transmisi kepada generasi muda secara sistematis dan terprogram, agar generasi muda bisa tetap mencintai budaya kesenian tradisional dimulai dari yang ada di daerah sekitar tempat dimana ia tinggal.

4. Bagi Dunia Pendidikan

Salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan kesenian wayang ini agar tidak punah seiring dengan berjalannya waktu, yaitu dengan cara memasukkan atau menyisipkan sedikit materi tentang kesenian wayang ini kedalam kurikulum sejarah atau kurikulum apresiasi seni agar dapat diperkenalkan sejak dini kepada generasi muda sebagai generasi penerus. Supaya generasi muda memiliki sedikit gambaran tentang kesenian wayang yang merupakan salah satu kebudayaan asli dari negara kita dan juga merupakan salah satu warisan dari nenek moyang kita terdahulu.

138

Fitriani Dewi Pramesti, 2012

Wayang Rumput (Wayang Suket)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Amir, Hazim. (1991). Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang. Jakarta: Penebar Swadaya. Aizid, Rizem. (2012). Atlas Tokoh-Tokoh Wayang. Jogjakarta: DIVA Press. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Arsip Museum Wayang.

Banawati, (2010). Kajian Visual Motif “Batik Tradisiku” di Kota Bogor. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hurriyyah, Iman Miftahul. (2012). Wayang Golek Panakawan Dalam Bentuk Karya Seni Grafis. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Muhadjir, Noeng. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Purwadi. (2007). Mengenal Gambar Tokoh Wayang Purwa. Sukoharjo: CV. Cendrawasih.

Sonia, Reni. (2012). Simbol dan Makna Seni Badawang Dalam Upacara Khitanan di Desa Rancaekek Kulon Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Tari, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Yosalumni, Okeu. (2011). Wayang Kulit Cirebon (Studi Analisis Ragam Hias

Dokumen terkait