BAB III METODE PENELITIAN
E. Rancangan Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
E. Rancangan Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
di
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Pendahuluan
Ascaris suum, Goeze
Direndam dalam
larutan NaCl 0,9% Direndam dalam larutan
uji dengan konsentrasi 40 %, 50%, 60%
Direndam dalam larutan pirantel pamoat 5mg/ml
Inkubasi 370C
Pengamatan waktu kematian semua cacing setiap 1 jam (mendekati waktu kematian
semua cacing pada kontrol positif)
Dicatat waktu kematian semua cacing dan perubahan yang terjadi selama
commit to user 2. Penelitian Akhir
Gambar 3.2 Skema Rancangan Penelitian Akhir Ascaris suum, Goeze
Kelompok NaCl 0,9%
Kelompok ekstrak etanol daun alpukat konsentrasi
60%, 70%, 80%, 90%
Kelompok pirantel pamoat 5 mg/ml
Inkubasi 370 C
Pengamatan kematian cacing setiap 1 jam selama 48 jam (waktu kematian semua cacing pada
kontrol negatif)
Dicatat waktu kematian semua cacing
Replikasi 4 kali
commit to user F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.)
2. Variabel terikat : mortalitas semua cacing Ascaris suum, Goeze
3. Variabel luar
a. Dapat dikendalikan : jenis cacing, ukuran tubuh cacing, suhu udara
b. Tidak dapat dikendalikan : umur cacing, kepekaan masing -masing cacing terhadap larutan uji
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas :
Ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) adalah hasil ekstraksi serbuk daun alpukat dengan pelarut etanol 70% yang diperoleh dari proses maserasi di LPPT UGM Yogyakarta dan hasil ekstraksi yang diperoleh konsentrasinya dianggap 100%. Skala variabel dalam skala rasio.
2. Variabel terikat :
Mortalitas semua cacing Ascaris suum, Goeze dinilai dengan
mengukur waktu kematian semua cacing. Waktu kematian semua cacing
adalah lama waktu yang dibutuhkan hingga seluruh cacing Ascaris suum,
Goeze pada setiap cawan petri mati. Skala variabel dalam skala rasio
commit to user 3. Variabel luar yang terkendali
a. Jenis cacing
Jenis cacing dikendalikan dengan memilih spesies yang sama
yaitu cacing Ascaris suum, Goeze.
b. Ukuran tubuh cacing
Ukuran tubuh cacing dikendalikan dengan memilih cacing
Ascaris suum, Goeze yang memiliki panjang antara 20 cm sampai 35
cm. Cacing yang digunakan dalam penelitian ini merupakan cacing yang masih aktif bergerak, diambil dari usus halus babi yang diperoleh dari tempat penyembelihan “Radjakaya” Kotamadya Surakarta.
c. Suhu percobaan
Suhu percobaan dikendalikan pada suhu 370C dengan
menggunakan inkubator.
4. Variabel luar yang tidak terkendali
a. Umur cacing
Umur cacing merupakan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan karena cacing yang didapat berasal dari usus babi yang tidak dapat dipastikan kapan babi mulai terinfeksi cacing dan kapan telur menetas menjadi cacing dewasa.
commit to user
Kepekaan cacing yang satu dengan yang lain terhadap larutan uji tidak dapat disamakan.
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat-alat yang digunakan
a. Cawan petri diameter 18 cm b. Batang pengaduk kaca c. Gelas Ukur
d. Pinset anatomis
e. Toples untuk menyimpan cacing f. Labu takar g. Inkubator h. Timbangan elektrik i. Sarung tangan j. Penggaris k. Panci ekstrak l. Jam m. Alat tulis
2. Bahan-bahan yang digunakan a. Cacing Ascaris suum, Goeze
b. Ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) c. Larutan NaCl 0,9%
commit to user e. Air mineral
I. Cara Kerja
a. Tahap persiapan
1. Pengambilan bahan
Daun alpukat didapatkan langsung dari daerah Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Pembuatan ekstrak etanol daun alpukat
Ekstrasi daun alpukat dilakukan di LPPT UGM. Daun yang digunakan yaitu daun yang sudah tua dan terletak di tengah ranting. Tahapan ekstraksi sebagai berikut :
a) Daun alpukat dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air
mengalir sampai bersih dan ditiriskan.
b) Daun alpukat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
atau dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup plastik hitam sampai kering.
c) Selanjutnya dibersihkan kembali dari kotoran yang mungkin
tertinggal saat pencucian.
d) Setelah bersih, maka simplisia kering diserbukkan dan
diayak dengan ayakan nomor 20 sehingga didapat serbuk daun alpukat, disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat.
commit to user
e) Ditambahkan etanol 70 % ke dalam serbuk daun alpukat.
Perbandingan jumlah pelarut dengan serbuk adalah 1 : 10, direndam selama 2 x 24 jam dan sesekali diaduk kemudian ditampung dalam suatu wadah dengan selalu mengganti pelarut tiap hari.
f) Hasil dari maserasi berupa ekstrak etanol daun alpukat yang
kemudian dilakukan evaporasi dengan alat rotary
evaporator (40oC dan 50 rpm) untuk menguapkan
pelarutnya sehingga didapat ekstrak dari daun alpukat yang berupa gel.
3. Penentuan konsentrasi larutan uji yang akan digunakan
Konsentrasi larutan ekstrak daun alpukat yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan hasil penelitian pendahuluan. Konsentrasi tertentu didapatkan dari pengenceran ekstrak uji dengan NaCl 0,9%. Berikut rinciannya :
a) Konsentrasi I : 40% b/v, 10 gram ekstrak ditambahkan
25 ml NaCl 0,9%.
b) Konsentrasi II : 50%b/v, 12,5 gram ekstrak ditambahkan
25 ml NaCl 0,9%.
c) Konsentrasi III : 60%b/v, 15 gram ekstrak ditambahkan
commit to user
Sebagai kontrol negatif digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Sedangkan sebagai kontrol positif digunakan larutan
pirantel pamoat berdasarkan penelitian terdahulu untuk cacing Ascaris
suum, Goeze digunakan 5 mg/ml yang didapatkan dengan melarutkan tablet pirantel pamoat 125 mg ke dalam 25 ml air mineral untuk setiap cawan petrinya (Reza, 2010).
b. Tahap penelitian
1.Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan
konsentrasi larutan uji yang digunakan yaitu ekstrak etanol daun alpukat dan waktu pengamatan kematian semua cacing. Waktu kematian semua cacing pada kelompok NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif, akan digunakan sebagai standar waktu pengamatan.
a) Cawan petri sebanyak 5 buah masing-masing diisi dengan :
1) Larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) sebanyak 25 ml
sebagai kontrol negatif.
2) Larutan uji dalam 3 konsentrasi berbeda pada setiap cawan
petri 40%, 50%, 60% sebanyak 25 ml.
3) Larutan pirantel pamoat dengan konsentrasi 5 mg/ml
sebanyak 25 ml sebagai kontrol positif.
b) Cacing Ascaris suum, Goeze dimasukkan ke dalam
commit to user
37oC selama 15 menit. Dilakukan pengamatan setiap 1 jam
untuk mengetahui kematian cacing. Cacing dianggap mati apabila tidak terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya :
1) Cacing tidak bergerak saat diberi rangsangan gerakan
pada larutan.
2) Cacing disentuh dengan pinset anatomis tidak ada
respon gerakan.
Cacing dianggap masih hidup, apabila :
1) Cacing aktif bergerak.
2) Cacing bergerak saat diberi rangsangan gerakan pada
larutan.
3) Cacing bergerak saat disentuh dengan pinset anatomis.
c) Waktu kematian semua cacing dan serial konsentrasi yang
dapat menyebabkan kematian cacing menjadi dasar pada tahap penelitian.
commit to user 2. Penelitian Tahap Akhir
a. Cawan petri sebanyak 6 buah masing-masing diisi dengan :
1)Larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) sebanyak 25 ml
sebagai kontrol negatif.
2)Larutan uji dalam 4 konsentrasi yaitu 60%, 70%, 80%, dan
90% pada setiap cawan petri sebanyak 25 ml.
3)Larutan pirantel pamoat dengan konsentrasi 5 mg/ml
sebanyak 25 ml sebagai kontrol positif.
b. Cacing Ascaris suum, Goeze dimasukkan ke dalam
masing-masing cawan petri sebanyak 5 ekor dan diinkubasi pada suhu
37oC selama 15 menit. Dilakukan pengamatan setiap 1 jam
untuk mengetahui kematian cacing. Cacing dianggap mati apabila tidak terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya:
1) Cacing tidak bergerak saat diberi rangsangan gerakan pada larutan.
2) Cacing disentuh dengan pinset anatomis tidak ada respon gerakan.
Cacing dianggap masih hidup, apabila : 1) Cacing aktif bergerak.
2) Cacing bergerak saat diberi rangsangan gerakan pada larutan.
commit to user
c. Hasil pengamatan tiap 1 jam dicatat selama 48 jam. d. Replikasi dilakukan sebanyak 4 kali replikasi.
J. Teknik Analisis Data
Analisis dilakukan secara statistik dengan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS) 16,0 for Windows menggunakan regresi linier dan analisis probit.
1. Uji regresi
Uji regresi linier menunjukkan hubungan antara 2 variabel numerik. Berbeda dengan korelasi yang digunakan untuk menentukan arah dan kekuatan hubungan, uji regresi linier berfungsi untuk memprediksi nilai variabel numerik dengan nilai variabel numerik yang lain. Variabel yang ingin diprediksi adalah variabel tergantung, sedang yang diukur adalah variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).
2. Analisis probit
Analisis probit digunakan untuk mengetahui efektivitas daya bunuh
ekstrak daun alpukat terhadap cacing Ascaris suum, Goeze yang
commit to user BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengamati waktu
kematian semua cacing Ascaris suum, Goeze yang direndam pada larutan
sebagai berikut:
a. NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif
b. Pirantel pamoat 5 mg/ml sebagai kontrol positif
c. Ekstrak etanol daun alpukat 40 %
d. Ekstrak etanol daun alpukat 50 %
e. Ekstrak etanol daun alpukat 60 %
Pengamatan pada penelitian pendahuluan dilakukan setiap 1 jam, sesuai dengan waktu kematian semua cacing pada kontrol negatif. Hasil penelitian pendahuluan sebagai berikut :
commit to user
Tabel 4.1 Waktu Kematian Cacing Ascaris suum, Goeze pada Penelitian
Pendahuluan
Kelompok Waktu kematian semua cacing
(menit)
1.Pirantel pamoat 5 mg/ml (kontrol positif) 40
2.Nacl 0,9% (kontrol negatif) 2880 (48 jam)
3.Ekstrak etanol daun alpukat 40% 1268 (21 jam 8 menit)
4.Ekstrak etanol daun alpukat 50% 1248(20 jam 48 menit)
5.Ekstrak etanol daun alpukat 60% 990(16 jam 30 menit)
Penelitian pendahuluan menunjukkan waktu kematian kelompok ekstrak etanol daun alpukat yang paling dekat dengan kelompok kontrol positif adalah pada konsentrasi 60%.