Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari Bulan April 2012 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian dan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman Suren (Toona sureni Merr.) yang berumur 1 bulan, Mikoriza yang berasal dari Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan IPB Bogor, larutan KOH 10%,
lacto glycerol, trypan blue 0,05%, larutan HCl 2%, Pupuk NPK (sebagai pupuk dasar), tanah jenis ultisol asal Simalingkar B dan air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 2 kg, saringan tanah, cangkul, timbangan, kertas label, penggaris/meteran, jangka sorong, alat tulis, kamera digital, pisau cutter, kantong koran, kaca preparat, mikroskop binokuler (20-100×) dan pinset.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah inokulasi mikoriza dengan 4 taraf dosis pemberian mikoriza dan faktor yang kedua adalah interval penyiraman yang terdiri dari 4 taraf interval penyiraman, penelitian ini memiliki 3 ulangan, yaitu:
Faktor I : Taraf Dosis Pemberian Mikoriza M0 = 0 gr / polybag
M5 = 5 gr / polybag M10 = 10 gr / polybag M15 = 15 gr / polybag
Faktor II : Interval Penyiraman P1 = Penyiraman 1 hari sekali P3 = Penyiraman 3 hari sekali P5 = Penyiraman 5 hari sekali P7 = Penyiraman 7 hari sekali
Jumlah kombinasi perlakuan tersebut adalah 4 x 4 = 16 perlakuan
Ulangan = 3 unit
Jumlah unit percobaan = 48 unit
Model rancangan acak lengkap faktorial adalah sebagai berikut ini : Yijk = µ + αi + βj + (αβ) ij + εijk
Dimana:
Yijk = Respon tanaman yang diamati µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh taraf ke-i dari faktor taraf pemberian mikoriza βj = Pengaruh taraf ke-j dari faktor interval penyiraman
(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor taraf pemberian mikoriza dan taraf ke-j dari faktor interval penyiraman
Εijk = Pengaruh (galad percobaan) taraf ke-i dari faktor taraf pemberian mikoriza dan taraf ke-j dari faktor interval penyiraman pada ulangan yang ke-k
Data dianalisis keragamannya dan apabila terdapat pengaruh yang nyata
dilakukan uji lanjutan berdasarkan uji jarak Duncan pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995).
Pelaksanaan Penelitian 1. Penyiapan Media Tanam
Media yang digunakan tanah ultisol dari beberapa titik pengambilan sampel tanah pada lokasi tempat yang sama. Kemudian tanah didiamkan selama sehari, dilakukan pengayakan agar kotoran seperti sampah plastik atau batuan tidak terikut. Dilakukan penghomogenan media tanam agar media yang akan digunakan tidak berbeda dalam segi kandungan unsur hara.
2. Pemilihan Bibit Suren
Bibit suren yang digunakan berasal dari pembibitan. Bibit yang digunakan berumur 1 bulan dan diusahakan agar bibit yang digunakan memiliki keseragaman untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan.
3. Penanaman Bibit Suren dan Inokulasi Mikoriza
Mikoriza diberikan pada saat pemindahan bibit ke polybag. Pemberian mikoriza sebanyak 5 gr, 10 gr, 15 gr ke dalam lubang tanam. Teknik inokulasi dilakukan dengan system “Layering Technique” (Setiadi, 1998), yaitu meletakkan/menabur mikoriza ke dalam lubang tanam polybag. Bibit kemudian ditanam ke media yang telah diberi mikoriza. Agar akar diusahakan dekat dengan
CMA yang ditabur. Kemudian lubang tanaman yang telah berisi bibit ditutup dengan tanah dan di tabur di sekelilingnya pupuk NPK sebagai pupuk dasar sebanyak 0,5 gr / polybag.
4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari secara teratur. Pembebasan tanaman dari rumput dan tanaman lain yang tumbuh pada permukaan media.
Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tinggi Bibit
Pengambilan data tinggi tanaman dilakukan setelah 10 hari penanaman, selanjutnya data diambil seminggu sekali. Pengukuran tinggi dilakukan dengan menggunakan penggaris/meteran. Pada pengukuran pertama diukur mulai dari pangkal batang tanaman sampai titik tumbuh tertinggi, untuk pengukuran berikutnya pengukuran dimulai dari tanda setinggi 1 cm dari atas permukaan tanah yang telah diberi sebagai penanda, dengan demikian kesalahan dapat dihindari.
2. Diameter Bibit
Pengambilan data diameter dilakukan setelah 10 hari penanaman, selanjutnya data diambil seminggu sekali. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong yang diukur dari tanda yang telah dibuat setinggi 1 cm dari atas permukaan tanah dan untuk selanjutnya pengukuran diameter
3. Luas Daun
Pengukuran luas daun diambil pada saat pengambilan data terakhir. Daun digambar pada kertas millimeter, kemudian hasilnya di-scan. Setelah di-scan data daun dimasukkan dalam program Autocad 2006 untuk mendapatkan hasil luasan daunnya.
4. Berat Kering Total Bibit
Pengukuran berat kering total dilakukan dengan mengeringkan bagian akar dan tajuk suren yang telah dipanen dengan suhu 70°C selama 48 jam kemudian ditimbang dan dijumlahkan berat kering tajuk dan berat kering akarnya.
5. Rasio Tajuk Akar
Rasio tajuk akar diperoleh pada akhir penelitian dengan cara membagi berat kering tajuk dengan berat kering akar yaitu:
6. Serapan P Tanaman
Perhitungan serapan P Tanaman dilakukan akhir penelitian yang didapatkan dengan mengalikan jumlah berat kering total dengan kadar P tanaman.
7. Persentase Kolonisasi pada Akar
Pengamatan kolonisasi CMA pada sampel akar tanaman dilakukan melalui teknik pewarnaan akar (staining). Metode yang digunakan untuk pembersihan dan pewarnaan akar sampel adalah metoda dari Kormanik dan Mc.Graw (1982) yaitu:
1. Langkah pertama adalah memilih akar-akar halus dengan diameter ± 0,5 Berat Kering Tajuk
Berat Kering Akar Ratio Tajuk Akar =
mm dari masing-masing sampel akar kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
2. Akar sampel dimasukkan ke dalam larutan KOH 10% dan dibiarkan selama lebih kurang 24 jam sehingga akar akan berwarna putih atau pucat. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan semua isi sitoplasma dari sel akar sehingga akan memudahkan pengamatan struktur infeksi CMA. Larutan KOH kemudian dibuang dan sampel akar dicuci pada air mengalir selama 5-10 menit.
3. Selanjutnya sampel akar direndam dalam larutan HCl 2% dan diinapkan selama satu malam. Larutan HCl 2% kemudian dibuang dengan mengalirkannya secara perlahan-lahan.
4. Akar sampel direndam dalam larutan Trypan blue 0,05% untuk proses pewarnaan akar. Kemudian larutan Trypan blue dibuang dan diganti dengan larutan lacto glycerol untuk proses pengurangan warna (destaining). Selanjutnya kegiatan pengamatan siap dilakukan.
Penghitungan persentase kolonisasi akar menggunakan metode panjang akar terkolonisasi (Giovannetti dan Mosse, 1980). Secara acak diambil potong-potongan akar yang telah diwarnai dengan panjang ± 1 cm sebanyak 10 potong-potongan akar dan disusun pada kaca preparat, untuk setiap tanaman sampel dibuat dua preparat akar. Diletakkan kaca penutup (cover glass) di atas potongan-potongan akar tersebut (diusahakan semua potongan akar tertutup, kemudian dengan menggunakan ujung pinset tumpul ditekan hingga potongan-potongan akar tadi menjadi lembaran tipis. Potongan-potongan akar pada kaca preparat diamati untuk setiap bidang pandang. Bidang pandang yang menunjukkan tanda-tanda
kolonisasi (terdapat hifa dan atau arbuskula dan atau vesikula) diberi tanda positif (+), sedangkan yang tidak terdapat tanda-tanda kolonisasi diberi tanda negatif (−). Derajat/persentase kolonisasi akar dihitung dengan menggunakan rumus:
% Kolonisasi Akar =
∑ Bidang pandang bertanda (+)