• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian pengembangan ini dilakukan menggunakan prosedur pengembangan Sugiyono. Penelitian ini hanya sampai pada tahap revisi produk setelah dilakukan ujicoba produk pada sampel terbatas. Prosedur pengembangan tersebut sebagai berikut.

1. Potensi dan Masalah

Tahap mencari potensi dan masalah dilakukan peneliti dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru matematikaVII A di SMP Negeri 1 Yogyakarta dan observasi terhadap siswa kelas VII A di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan menggunakan pedoman wawancara dan lembar observasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti mendapat informasi terkait masalah dan kemudian merancang solusi yang tepat.

Wawancara terhadap guru matematika kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta dilakukan pada tanggal 27 Februari 2017. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa pembelajaran yang berlangsung belum optimal karena jumlah jam pelajaran tidak sesuai dengan banyaknya materi yang harus diajarkan, sehingga kegiatan diskusi siswa dan presentasi kurang optimal. Pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika, walaupun kesulitan belajar siswa masih tetap ada. Guru juga menjelaskan bahwa di kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta terdapat beberapa siswa yang dirasa kurang dalam aspek competence (kompetensi). Selain hal tersebut, guru menambahkan bahwa siswa yang baik dalam segi competence acuh tak acuh terhadap teman lainnya. Ini akibat dari kurangnya penggalian terhadap aspek conscience dan compassion siswa.

Pada materi segiempat guru mengeluhkan, bahwa siswa sulit diajak untuk menemukan sendiri rumus mencari luas segiempat. Sangat dibutuhkan alat peraga yang dapat membantu menjelaskan cara mencari luas segiempat. Terlebih jika siswa dihadapkan pada soal cerita, selalu mengalami kesulitan karena belum memahami konsep dasar.

Observasi dilakukan pada tanggal 15 Maret 2017 di kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta. Berdasar hasil observasi, peneliti melihat bahwa siswa sangat antusias dan memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap pembelajaran yang berlangsung. Siswa tidak malu bertanya saat mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan. Beberapa siswa juga aktif menyampaikan pendapatnya ketika diminta oleh guru. Namun peneliti menemukan bahwa kegiatan refleksi dan evaluasi terkait pembelajaran tidak dilakukan hingga jam pelajaran usai. Kegiatan yang berlangsung adalah guru menyampaikan materi pembelajaran dan berdiskusi, kemudian siswa diminta mengerjakan latihan soal dan dikumpulkan. Pembelajaran tidak diakhiri dengan refleksi oleh siswa maupun guru.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data potensi dan masalah diperoleh berdasarkan hasil wawancara guru dan observasi di kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta. Potensi tersebut diantaranya guru sudah mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sangat antusias terhadap pembelajaran yang berlangsung. Siswa juga sudah bersikap kritis dan berani bertanya saat mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan.

Masalah yang ditentukan peneliti berdasar hasil wawancara adalah terdapat siswa kurang dalam aspek competence. Sedangkan siswa lainnya bersikap kurang peduli dan kurang bekerjasama dengan siswa yang

kurang dalam aspek competence. Peneliti menganggap siswa lainnya belum mengoptimalkan aspek conscience dan compassion. Masalah tersebut muncul karena setelah dilakukan observasi, peneliti menemukan bahwa tidak pernah dilakukan refleksi di tiap ahir pembelajaran. Sehingga siswa tidak berefleksi dan tidak menyadari bahwa aspek-aspek

competence, conscience, dan compassion kurang optimal.

Pada materi segiempat masalah yang muncul adalah guru membutuhkan alat peraga. Sebab guru melihat siswa kurang mampu menemukan sendiri konsep mencari luas segiempat, karena hanya mengetahui cara menggunakan rumus tanpa memahami konsepnya. 3. Desain Produk

Berdasarkan penentuan potensi dan masalah yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, peneliti merancang desain produk yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran. Desain produk berupa perangkat pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi segiempat. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

Desain produk perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), alat peraga, dan instrumen penilaian. Berikut paparan dari perangkat pembelajaran tersebut.

1) Silabus

Silabus yang dikembangkan peneliti berdasarkan silabus dari sekolah. Peneliti mengembangkan silabus tersebut dengan menggunakan PPR dan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Komponen silabus terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, karakter, indikator pencapaian, instrumen penilaian, alokasi waktu, sertaalat peraga dan sumber belajar. Silabus yang dibuat peneliti dapat dilihat pada

lampiran 6 (halaman 189).

Kegiatan pembelajaran pada silabus menggunakan langkah- langkah pada pendekatan PPR, yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Pada tahap pengalaman menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok dan guru menjadi fasilitator pembelajaran. Fokus kegiatan pembelajaran selain mempelajari materi ajar adalah mengembangkan karakter conscience (antusias, tanggung jawab, dan teliti) dan compassion (kerjasama, peduli, dan saling menghargai).

Indikator dalam ketercapaian pembelajaran berdasarkan 3 aspek (karakter) yang dikembangkan, yakni competence mengandung unsur kognitif dan psikomotorik, sedangkan conscience dan compassion

Instrumen penilaan dikembangkan berdasar indikator dan berbasis PPR. Instrumen penilaian berupa instrumen tes dan instrumen non tes. Tujuannya adalah semua aspek dapat dinilai secara objektif.

Sumber belajar yang peneliti gunakan untuk menyusun silabus dan kegiatan pembelajaran adalah buku berjudul Matematika untuk

kelas VII semester 2 dari Cholik Adinawan, Pandai Berhitung

Matematikadari Hardi, dan buku Matematika SMP/MTs Kelas VII

semester 2 kurikulum 2013 edisi revisi 2016 dari Abdur Rahman. Sedangkan media yang digunakan adalah power point dan alat peraga

puzzle segiempat, dan papan berpetak. Media tersebut dipilih karena sesuai dengan materi segiempat.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berpedoman pada silabus yang sudah dibuat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat adalah 5 pertemuan pembelajaran dengan alokasi waktu 13JP x 40 menit. Pola pembelajaran yang tertuang pada RPP menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan tersusun atas komponen identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, nilai kemanusian, pendekatan dan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 7 (halaman 196).

Perbedaan RPP yang dikembangkan peneliti dengan RPP pada umumnya adalah langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran di RPP ini menggunakan pendekatan PPR dengan model inkuiri terbimbing. Pendekatan PPR yang dimaksud ialah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Kelima langkah tersebut dikemas menjadi 3 tahapan yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut dipaparkan tahapan kegiatan pebelajaran.

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal langkah pendekatan PPR yang digunakan adalah konteks. Kegiatan pada konteks berupa pengkomunikasian tujuan belajar, pemberian motivasi belajar, penginformasian cara belajar, dan pengecekan kemampuan prasyarat siswa.

Pengkomunikasian tujuan belajar pada siswa bertujuan agar siswa mendapat gambaran apa yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Pemberian motivasi berupa pentingnya mempelajari segiempat karena pada kehidupan sehari-hari sering dijumpai bangun datar segiempatdan dengan mengajak siswa untuk menyebutkan sendiri contoh bangun datar segiempat dalam kehidupan sehari. Selanjutnya guru menginformasikan selama berlangsungnya proses pembelajaran siswa diminta berkelompok

dan dapat berdiskusi dengan baik. Pengecekan kemampuan prasyarat siswa dengan cara me-review materi sebelumnya terkait segiempat.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, guru menunjukan perwujudan pendekatan PPR berupa pengalaman. Pengalaman yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan berbantu alat peraga. Kegiatan ini diantaranya, guru memberikan persoalan terkait segiempat dengan mengaitkan benda disekitar siswa. Persoalan dikemas dalam bentuk LKS. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. Selanjutnya siswa berdiskusi dalam kelompok membahas persoalan terkait segiempat yang diberikan guru. Guru mengarahkan siswa menemukan jawaban dari persoalan segiempat dengan bantuan alat peraga. Hasil diskusi siswa kemudian dipresentasikan di depan kelas.

c. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup sebagai perwujudan pendekatan PPR berupa kegiatan refleksi, aksi, dan evaluasi. Guru mengajak siswa merefleksikan proses pembelajaran dengan menemukan niai kemanusian yang diperoleh dari pengalaman. Sebagai aksi siswa diminta merancang dan menghasilkan benda berbentuk segiempat yang dapat berguna dikehidupan sehari-hari. Kemudian evaluasi

berupa pemberian tugas terkait materi segiempat agar siswa dapat mengaplikasikan materi segiempat.

3) Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan peneliti menggunakan PPR. Bahan ajar memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Bahan ajar dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 223. Konteks pada bahan ajar berupa pemahaman pada contoh benda-benda berbentuk segiempat. Pengalaman berisikan panduan materi untuk guru dalam memfasilitasi siswa belajarmenggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing saat tahapan pengalaman dan berbantu alat peraga papan berpetak dan puzzle segiempat. Refleksi berisikan arahan siswa untuk berefleksi, melalui refleksi siswa diharapkan meyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalaman. Guru memfasilitasi siswa dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami siswa dalam proses pembelajaran. Aksi berisi arahan guru memberikan tugas kepada siswa. Sebelumnya siswa menuliskan terlebih dahulu komitmen aksi yang akan dilakukan. Evaluasi berisi ajakan terhadap siswa untuk menuliskan rangkuman materi berdasarkan pemahaman masing-masing atau mengerjakan ulangan harian.

4) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa dikembangkan berdasarkan pendekatan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Peneliti

mengembangkan 5 LKS yang digunakan untuk tiap pertemuan pemebelajaran. Lembar Kerja Siswa dapat dilihat pada lampiran 9 (halaman 233). Struktur LKS terdiri dari judul, identitas kelompok, materi, alokasi waktu, alat peraga yang digunakan, petunjuk umum, dan langkah kegiatan.

5) Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran pada materi segiempat adalah papan berpetak dan puzzle segiempat. Papan berpetak digunakan untuk menemukan rumus persegi dan persegi panjang. Berikut gambar alat peraga papan berpetak tempel.

Gambar 4.1. Alat peraga papan berpetak

Sedangkan puzzle segiempat terdiri atas puzzle jajargenjang, puzzle

trapesium, puzzle belahketupat, dan puzzle layang-layang. Masing- masing puzzle digunakan untuk mencari rumus luas jajargenjang, trapesium, belahketupat, dan layang-layang menggunakan pendekatan luas persegi panjang. Berikut gambar puzzle segiempat.

6) Instrumen penilaian

Instrumen penilaian kompetensi siswa dirancang berdasarkan penilaian dalam PPR dan indikator. Penilaian dibagi menjadi tiga aspek yakni penilaian competence, conscience, dan

compassion.Instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran 10

(halaman 257).

Penilaian competence dilihat berdasarkan hasil ulangan harian yang dilaksanakan dua kali. Terdapat 4 butir soal uraian pada tiap ulangannya. Penilaian competence bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi segiempat.

Penilaian conscience diperoleh dari hasil pengamatan terhadap sikap siswa selama pembelajaran. Aspek penilaian conscience

meliputi antusias siswa terhadap pembelajaran, tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas, dan ketelitian siswa dalam mengerjakan soal.

Penilaian compassion diperoleh dari pengamatan terhadap interaksi siswa dalam kelompoknya. Aspek penilaian compassion

meliputi kerjasama siswa dalam keompok, kepedulian siswa terhadap siswa lain, dan saling menghargai antar siswa dalam menyampaikan pendapat.

4. Validasi Desain Produk

Desain perangkat pembelajaran yang dikembangkan perlu untuk dilakukan ujicoba pemakaian. Sebelum dilakukan ujicoba produk,

peneliti melakukan tahap validasi desain produk terlebih dahuu. Validasi desain produk dilakukan oleh ahli yakni 1 dosen dan 1 guru matematiaka. Validasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya desain produk (perangkat pembelajaran) dan kelayakan perangkat pembelajaran untuk diimplementasikan. Berikut hasil validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran

Perangkat

Pembelajaran Dosen Guru Rata-rata Kriteria

Silabus 3,00 4,12 3,56 Baik

RPP 2,63 4,25 3,44 Baik

Bahan Ajar 2,80 4,20 3,50 Baik

LKS 3,00 4,00 3,50 Baik

Alat peraga 4,00 4,25 4,13 Baik

Instrumen Penilaian

Competence 3,50 3,85 3,67 Baik

Conscience 3,33 4,50 3,90 Baik

Compassion 3,50 4,20 3,85 Baik

TOTAL 3,69 Baik

Hasil validasi menunjukan skor rata-rata 3,69 artinya perangkat yang telah dikembangkan termasuk dalam kategori BAIK sesuai dengan Tabel 3.11. halaman 67. Produk yang telah divalidasi tersebut sudah dapat dianggap layak untuk digunakan dengan revisi. Peneliti melampirkan hasil validasi pada lampiran 2-5 (halaman 146-169)

5. Revisi Desain Produk

Setelah produk divalidasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap desain produk. Terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam produk yang dibuat. Masukan dari validator menjadi bahan memperbaiki desain produk, agar produk yang dibuat dapat

diujicobakan. Produk yang direvisi meliputi Silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga, dan instrumen penilaian.

Tabel 4.2 Revisi Desain Perangkat Pembelajaran

Perangkat

pembelajaran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Silabus

Tidak ada semester pada identitas, beberapa indikator belum terukur, tata tulis bahasa belum baku.

Menambahkan semester pada identitas, memperbaiki tata tulis bahasa, mengkaji kembali indikator yang digunakan

RPP

Indikator kurang oprasional, kegiatan pembelajaran menimbulkan penafsiran ganda.

Indikator kembali disesuaikan dengan silabus, penulisan kegiatan pembelajaran menggunakan bahasa yang tepat.

Bahan Ajar

Konteks dan refleksi diperbaiki sesuai sasaran, belum menggunakan bahasa Indonesia yang baku, beberapa gambar kurang keterangan.

Konteks disesuaikan kembali dengan indikator yang ada, kegiatan refleksi pada bahan ajar dibuat sesuai tujuan

pembelajaran, memperbaiki tata tulis bahasa, dan menambahkan keterangan pada gambar seperti tanda siku-siku pada trapesium siku-siku, tanda sejajar untuk sisi jajargenjang.

LKS

Sederhanakan kalimat agar mudah dipahami.

Menyederhanakan kalimat perintah pada soal agar siswa mudah memahami.

Alat Peraga

Alat peraga puzzle belah

ketupat dan layang-layang

diperbaiki letaknya agar

mudah dipahami siswa.

Mengubah letak puzzle belah

ketupat dan layang-layang

menjadi horisontal. Instrumen

Penilaian

Competence

Terdapat kekurangan

keterangan pada gambar soal no.2 UH1 dan no.2 UH2.

Menambahkan keterangan siku- siku dan sejajar pada gambar.

Instrumen Penilaian

Consience

Penafsiran ganda pada indikator penilaian ketelitian yakni konsistensi penggunaan belum cermat dengan tidak cermat.

Memperbaiki konsistensi kalimat pada indikator penilaian ketelitian dengan memilih kata tidak cermat.

Instrumen Penilaian

Compassion

Kata penghubung pada indikator penilaian saling menghargai belum dicetak tebal.

Kata penghubung pada indikator penilaian saling menghargai dicetak tebal.

6. Ujicoba Produk

Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli dan direvisi, selanjutnya diujicobakan. Pelaksanaan ujicoba produk dilakukan di kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta. Tujuan ujicoba produk adalah untuk meyakinkan bahwa produk yang telah dibuat dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran.

Ujicoba terbatas dilakukan 8 kali dalam kurun waktu 2 bulan, yakni 5 kali pembelajaran, 2 kali ulangan harian, dan 1 kali ulangan remedial. Alokasi waktu pembelajaran adalah 12 jam pelajaran×40 menit. Sedangkan alokasi waktu untuk ulangan harian dan remedial adalah 60 menit. Berikut jadwal pelaksanaan ujicoba terbatas.

Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Ujicoba Produk

No Hari, Tanggal Waktu Materi

1 Senin, 3 April 2017 Jam ke 4-6 Pengertian segiempat

2 Rabu, 5 April 2017 Jam ke 5-6 Jenis-jenis dan sifat-sifat segiempat

3 Rabu, 12 April 2017 Jam ke 5-6 Keliling dan luas persegi dan

persegipanjang

4 Rabu, 26 April 2017 Jam ke 5-6 Keliling dan luas jajargenjang,

trapesium

5 Kamis, 27 April 2017 Sepulang sekolah Ulangan Harian I

6 Senin, 15 Mei 2017 Jam ke 4-6 Keliling dan luas belahketupat, dan

layang-layang

7 Kamis, 18 Mei 2017 Sepulang sekolah Ulangan Harian II

8 Senin, 22 Mei 2017 Sepulang sekolah Remedial

Pertemuan pertama Kegiatan Awal

a. Konteks

Guru mengecek kesiapan siswa dan menanyakan siswa yang tidak berangkat. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengenal bangun

datar segiempat dan segitiga. Siswa diminta memberikan contoh bangun datar segiempat dan segitiga dalam kehidupan sehari-hari. Guru memotivasi siswa terkait kegunaan dan manfaat mempelajari baik dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap konteks dapat terlihat pada transkripsi ujicoba pembelajaran pertememuan pertama membahas motivasi, apresepsi, dan tujuan pembelajaran.

1. G : “Apakah kalian sudah pernah belajar tentang segiempat pada saat SD? Masih ingatkah apa saja bangun datar segiempat? Coba sebutkan!”

2. S4 : “Persegi”

3. S18 : “Persegi Panjang”

4. S2 : “Jajargenjang, trapesium” 5. S3 : “Belahketupat, layang-layang”

6. G : “Yak, betul yang disebutkan kalian semua.Sekarang apakah kalian menjumpai benda yang berbentuk bangun datar yang sudah kalian sebutkan tadi? Coba sebutkan!” 7. S24 : “Jendela bu, papan tulis.”

8. S23 : “Itu bu wadah buku bentuknya trapesium.”

9. G : “Semua yang kalian sebutkan sudah benar. Nah, hari ini kita akan belajar jenis-jenis segiempat. Namun

pembelajaran kali ini dilakukan dalam kelompok kecil tiap kelompok berisi 4 atau 5 anak.”

Gambar 4.3. Penggalian Konteks pertemuan pertama Transkripsi ujicoba pembelajaran pada penggalian konteks tersebut menunjukan pendekatan PPR. Siswa sudah mengamati sekitarnya dan mampu menyebutkan contoh bangun yang berbentuk segiempat.

Kegiatan Inti b. Pengalaman

Pada tahapan pengalaman terdapat beberapa kegiatan, yakni guru memaparkan materi secara singkat, siswa aktif berdiskusi dalam kelompok, dan presentasi hasil diskusi. Kegiatan pengalaman dilaksanakan menggunakan fase pada model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu alat peraga. Berikut transkripsi ujicoba tahap pengalaman.

a) Inkuiri terbimbing tahap Orientasi

Inkuiri terbimbing tahap orientasi terlihat guru mengarahkan atau memberikan tuntunan kegiatan yang akan dilakukan.

10. G : “Sudah pada kelompoknya, sekarang ibu akan bagikan LKS untuk kalian. Silahkan dibaca terlebih dahulu petunjuknya”

11. S : “Ya, bu.”

Siswa membaca petunjuk pada LKS yang diberikan.

12. G : “Nah, setelah sudah kalian baca, coba cermati petunjuk kegiatan kita pada hari ini. Itu ada

potongan kertas bangun datar segitiga, sekarang ibu ajak kalian dalam kelompok untuk membuat bangun

segiempat dari potongan kertas itu.” 13. S24: “Berapa bangun bu?”

14. G : “Sebanyak-banyaknya. Ibu kasih waktu 15 menit, silahkan berdiskusi”

Pada tahap ini guru sudah tampak memberikan tuntunan kegiatan, dengan mengajak siswa membaca dan mencermati petunjuk kegiatan pada LKS.

b) Inkuiri terbimbing tahap merumuskan masalah

Inkuiri terbimbing tahap merumuskan masalah nampak pada keseluruhan kelompok. Masing-masing kelompok mencoba menyusun potongan kertas segiempat menjadi beragam bangun datar segiempat.

Dalam salah satu kelompok

15. S4 : “Segiempat ki ada persegi, jajargenjang, trapesium, belah ketupat. Ayo, cah siji nemoke siji minimal.”

16. S3 : “Ya, nih aku udah nemu persegi sama persegi panjang”

Percakapan yang sama terjadi pada kelompok lain.

Gambar 4.4. Siswa Berdiskusi dalam Kelompok

Pada tahap ini siswa sudah nampak mencoba merumuskan masalah dengan mencoba menentukan bangun apa saja yang harus dibentuk dari potongan segitiga.

c) Inkuiri terbimbing tahap merumuskan hipotesis

Siswa mulai merumuskan hipotesis penemuannya. Dengan mencoba mencari beragam bangun datar segiempat yang dapat terbentuk.

17. S21 : “Aku sudah dapat 5 bangun datar segiempat ini” 18. S10 : “Bu kalau ini benar bangun datar belah ketupat atau

layang-layang? Mirip eh bu.”

19. G : “Coba dilihat dari bangunnya berbentuk apa kira-kira? Apakah semua sisinya sama panjang?”

20. S10 : “Iya bu. Kalau sisinya sama panjang berti belah ketupat to bu?”

21. G : “Ya benar. Sekarang lanjutkan lagi mencari bangun datar yang lain”

Gambar 4.5. Siswa Bertanya Kepada Guru Transkripsi tersebut sudah menunjukan siswa berani bertanya kepada guru terkait hipotesis yang dibuat.

d) Inkuiri terbimbing tahap mengumpulkan data

Pada tahap ini siswa mengupulkan beragam kemungkinan bangun datar segiempat yang terbentuk. Data tersebut diperoleh dari hasil temuan segiempat yang telah mereka bentuk.

Guru meminta salah satu kelompok menyebutkan data yang sudah diperoleh dari hasil diskusi.

22. G : “Anak-anak waktunya sudah habis untuk menemukan macam-macam bangun datar segi empat. Sekarang ibu tanya ke kelompok 5 dapat menemukan berapa macam bangun datar segi empat?”

23. S21 : “Kelompok kami dapat 5 bu” 24. G : “Bagus. Kalau kelompok 7 ?”

25. S5 : “Cuma dapat 4 bu, waktunya kurang”

26. G : “Lah kalian ibu perhatikan tadi banyak ngobrolnya. Baik selanjutnya ibu meminta salah satu kelompok maju kedepan untuk presentasi apa saja yang sudah ditemukan”

Pada tahap ini tampak guru meminta siswa untuk menyebutkan data yang sudah diperoleh siswa. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan antusias walau pun mengeluhkan kekurangan waktu. e) Inkuiri terbimbing tahap menguji hipotesis

Inkuiri terbimbing tahap menguji hipotesis sudah terlihat dengan dilakukan presentasi oleh salah satu kelompok.

Salah satu kelompok mempresentasikan hasil temuannya

27. S18 : “Kami akan memaparkan hasil yang sudah kami peroleh yakni terdapat 7 bangun datar yang bisa kami buat. Dan sudah kami gambar yakni persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, belah ketupat, dan layang-layang.”

28. G : “Bagus, kalian sudah menemukan cukup banyak bangun datar segiempat. Apakah ada yang mau menanggapi dari hasil yang dipaparkan temen kalian ini ?”

29. S23 : “Itu yang belah ketupat mirip jajargenjang bu” 30. S18: “Ya kami menemukannya seperti ini.”

31. G : “Itu bisa seperti bangun datar jajargenjang karena terbentuk dari dua segitiga sama kaki.”

Gambar 4.7. Siswa Presentasi Hasil Pekerjaannya

Perwakilan kelompok maju mempresentasikan jenis-jenis segiempat.

f) Inkuiri terbimbing tahap merumuskan kesimpulan

Siswa menyimpulkan hasil pekerjaannya bersama guru dengan mendata perolehan bangun datar segiempat yang sudah terbentuk. 32. G :“Baik kalau begitu tepuk tangan untuk teman kita yang

simpulkan penemuan yang sudah kalian peroleh. Dengan melanjutkan mengerjakan LKS selanjutnya, terdapat beberapa pertanyaan yang harus kalian jawab.” 33. S24 :“Bu ini maksudnya apa ? apa itu segiempat?

Pengertiannyabu?”

34. G : “Ya pengertiannya, coba apa?” 35. S24 : “Bangun datar yang sisinya empat”

36. G : “Kurang tepat. Lebih tepatnya lagi bangun datar segi empat adalah bangun datar yang terbentuk dari empat buah buah sisi yang saling bertemu pada empat titik dan

Dokumen terkait