• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan aspek competence, conscience, dan compassion dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan aspek competence, conscience, dan compassion dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pad"

Copied!
388
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN ASPEK

COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN

SEGIEMPAT DI KELAS VIIA SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: R.R. Gora Wastu Isvara

NIM: 131414068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ku ini….

Kupersembahkan untuk Tuhan Yang Maha Esa,

Orang tuaku, Sahabat-sahabatku dan

(5)

v

Motto

Kemarin dan esok adalah hari ini

Berbuat baiklah mulai hari ini

-Gora-

Kalaupun sesuatu itu tidak kita peroleh hari ini

Maka semoga akan kita dapatkan besok lusa

Kalaupun sesuatu itu gagal kita jalani hari ini

Maka semoga besok lusa sukses kita lewati

Jikalau selama-lamanya kita tidak beroleh dan gagal

Tidak mengapa, karena boleh jadi Tuhan punya suatu yang

lebih special untuk kita

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

RR. Gora Wastu Isvara. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Aspek Competence, Conscience, dan Compassion dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Segiempat di Kelas VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan segiempat. Latar belakang penelitian ini adalah siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran matematika dan refleksi belum dilaksanakan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan dan kualitas perangkat pembelajaran berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk memfasilitasi pembelajaran matematika pada pokok bahasan segiempat.

Peneliti menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan yang meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Produk, (5) Revisi Desain Produk (6) Ujicoba Produk, dan (7) Revisi Produk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Silabus, RPP, bahan ajar, LKS, instrumen penilaian, dan alat peraga. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan dokumentasi.

Hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 3,69 termasuk kategori Baik. Hasil kuesioner respon siswa terhadap proses pembelajaran PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing memperoleh hasil 107,9 (dengan interval 34,0-136,0) termasuk dalam kategori Baik. Hasil ketuntasan siswa mencapai 64,71% untuk aspek competence. Serta untuk aspek conscience terkait sikap antusias memperoleh hasil 3,06 kategori baik, sikap tanggung jawab memperoleh hasil 3,13 kategori baik, dan sikap teliti memperoleh hasil 2,52 kategori baik. Selanjutnya untuk aspek compassion terkait kerjasama memperoleh hasil 2,92 kategori baik, sikap peduli memperoleh hasil 3,13 kategori baik, dan sikap saling menghargai memperoleh hasil 3,20 kategori baik. Interval aspek conscience dan compassion 1,33-4,00.

(9)

ix ABSTRACT

RR. Gora Wastu Isvara. 2017. Development of Mathematics Learning Tool Based on Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) Based on Competence, Conscience, and Compassion Aspect with Guided Inquiry Learning Model on The Subject of Quadrilateral in Grade VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, F aculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is a research that develop the learning tool of mathematics based on Reflective P edagogy Paradigm (PPR) with guided inquiry learning model on rectangular subject. The background of this research is students have not been actively involved in learning mathematics and reflection has not been implemented optimally. This study aims to describe the development and quality of PPR based learning tools with guided inquiry learning model to facilitate mathematics learning on rectangular subjects.

Researchers use research and development procedures that include: (1) Potentials and Problems, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Product Validation, (5) Product Design Revisions (6) Product Trials, and (7) Product Revisions. Learning tools developed are Syllabus, RPP, teaching materials, LKS, assessment instruments, and props. Subjects in this study were students of class VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta. The object of this study is a learning device developed by researchers. Data collection techniques used were observation, interviews, questionnaires distribution and documentation.

The result of learning device validation is 3.69 including Good category. The results of the student response questionnaire on the PPR learning process with guided inquiry learning model obtained 107.9 results (with intervals 34.0-136.0) included in the Good category. Student mastery result reaches 64,71% for competence aspect. And for conscience aspect related to enthusiasm attitude to get result of 3.06 good category, responsibility attitude to get result 3,13 good category, and meticulous attitude get result 2,52 good category. Furthermore, for the compassion aspect related to the cooperation obtained the result of 2.92 good categories, the attitude of care to obtain 3.13 good category results, and mutual respect to obtain 3.20 good category results. Interval aspects of conscience and compassion 1.33-4.00.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan karunia dan penyertaanNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Aspek Competence, Conscience, dan Compassion dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Segiempat di Kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta” ini dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun ntuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi demi memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

4. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, semangat dan sumbangan pemikiran dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

5. Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku dosen yang bersedia menjadi validator instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

6. Dra. Y. Niken Sasanti selaku Kepala SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat berlangsung dengan baik. 7. Maria Roostika, S.Pd., selaku guru matematika kelas VII A SMP Negeri 1

(11)

xi

8. Siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah terlibat aktif selama proses penelitian.

9. Kedua orang tua Drs. R. Triyono Widiyanto (almarhum) dan Dra. G. Lilia Hidayati yang senantiasa menjadi sumber semangat dan memberikan dukungan serta doa bagi penulis.

10.Adikku R. Gangga Putra Pandhegan Satwika yang selalu memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi.

11.Patnerku Thathet Wahyu Bening yang selalu mau mendengarkan keluh kesah penulis dalam setiap persoalan saat menyelesaikan skripsi.

12.Sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi peneliti: Andri, Liyana, Sefa, dan Mbak Ica.

13.Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan memotivasi menyelesaikan skripsi: Tri, Yuna, Dela, Mensi, Rendy, dan Kres.

14.Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti.

15.Semua pihak yang telah banyak berjasa dalam penelitian ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ERROR! BOOKMARK NOT

DEFINED.

HALAMAN PENGESAHAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

HALAMAN PERSEMBAHAN ... IV

MOTTO ... V

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

ABSTRAK ... VIII

DAFTAR LAMPIRAN ... XVI

BABI

PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 8

3. Bahan ajar ... 8

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9

5. Alat Peraga ... 9

6. Instrumen Penilaian... 9

(13)

xiii

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Pembelajaran Matematika ... 11

2. Penelitian dan Pengembangan ... 13

3. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 18

4. Inkuiri terbimbing ... 23

5. Segiempat ... 29

6. Perangkat pembelajaran ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 42

C. Kerangka Berpikir ... 44

BABIII METODEPENELITIAN ... 46

A. Jenis penelitian ... 46

B. Seting Penelitian ... 46

C. Prosedur Pengembangan ... 47

D. Teknik pengumpulan data ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 65

BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 72

A. Hasil Penelitian ... 72

B. Pembahasan ... 114

C. Keterbatasan Penelitian ... 137

BABV KESIMPULANDANSARAN ... 139

A. Kesimpulan ... 139

B. Saran ... 141

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. PENGERTIAN SEGIEMPAT ... 30

TABEL 2.2. SIFAT SIFAT SEGIEMPAT... 31

TABEL 2.3. RUMUS KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT ... 32

TABEL 3.1. KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA POTENSI DAN MASALAH ... 52

TABEL 3.2. KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA RESPON GURU ... 53

TABEL 3.3. KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI POTENSI DAN MASALAH ... 54

TABEL 3.4. KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN UJICOBA PRODUK . 55 TABEL 3.5. KISI-KISI KUESIONER SISWA ... 57

TABEL 3.6. KISI-KISI PENILAIAN COMPETENCE ... 59

TABEL 3.7. KISI-KISI PENILAIAN SIKAP CONSIENCE ... 60

TABEL 3.8. KISI-KISI PENILAIAN SIKAP COMPASSION ... 61

TABEL 3.9. KISI-KISI ANGKET VALIDASI PRODUK ... 63

TABEL 3.10. KISI-KISI ANGKET VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN ... 64

TABEL 3.11. KRITERIA KUALIFIKASI VALIDASI ... 67

TABEL 3.12. PEDOMAN KRITERIA PENILAIAN... 70

TABEL 3.13. PEDOMAN PENSKORAN KUESIONER ... 70

TABEL 3.14. PEDOMAN KRITERIA HASIL KUESIONER ... 71

TABEL 4.1. HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 83

TABEL 4.2. REVISI DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 84

TABEL 4.3. JADWAL PELAKSANAAN UJICOBA PRODUK ... 85

TABEL 4.4. PRESENTASE NILAI RATA-RATA ULANGAN HARIAN ... 124

TABEL 4.5. PRESENTASE NILAI REMEDIAL ... 124

TABEL 4.6. PENILAIAN ANTUSIAS SISWA ... 125

TABEL 4.7. PENILAIAN TANGGUNG JAWAB SISWA ... 126

TABEL 4.8. PENILAIAN KETELITIAN SISWA ... 127

TABEL 4.9. PENILAIAN KERJASAMA SISWA ... 128

TABEL 4.10. PENILAIAN ANTUSIAS SISWA ... 129

TABEL 4.11. PENILAIAN SALING MENGHARGAI SISWA ... 130

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. SKEMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MENURUT SUGIYONO ... 14

GAMBAR 2.2. SIKLUS DINAMIKA PPR MENURUT SUBAGYA ... 21

GAMBAR 2.3. ALAT PERAGA ... 42

GAMBAR 3.1. TAHAP PENELITIAN ... 47

GAMBAR 4.1. ALAT PERAGA PAPAN BERPETAK ... 81

GAMBAR 4.2. ALAT PERAGA PUZZLE SEGIEMPAT ... 81

GAMBAR 4.3. PENGGALIAN KONTEKS PERTEMUAN PERTAMA ... 86

GAMBAR 4.4. SISWA BERDISKUSI DALAM KELOMPOK ... 88

GAMBAR 4.5. SISWA BERTANYA KEPADA GURU ... 89

GAMBAR 4.6. GURU MEMINTA SISWA PRESENTASI ... 89

GAMBAR 4.7. SISWA PRESENTASI HASIL PEKERJAANNYA ... 90

GAMBAR 4.8. KEGIATAN SISWA BERDISKUSI ... 94

GAMBAR 4.9. GURU MEMBANTU SISWA DALAM BERDISKUSI... 95

GAMBAR 4.10. GURU MELAKUKAN TANYA JAWAB ... 96

GAMBAR 4.11. SISWA PRESENTASI HASIL PEKERJAANNYA ... 97

GAMBAR 4.12. GURU BERSAMA SISWA MERUMUSKAN KESIMPULAN ... 97

GAMBAR 4.13. MENGGALI KONTEKS PEMBELAJARAN KE-3 ... 99

GAMBAR 4.14. SISWA MENGERJAKAN SOAL ... 102

GAMBAR 4.15. SISWA MENGISI LEMBAR REFLEKSI ... 103

GAMBAR 4.16. SISWA MENGUMPULKAN TUGAS AKSI ... 104

GAMBAR 4.17. SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ... 106

GAMBAR 4.18. SISWA AKTIF MENGERJAKAN LKS ... 107

GAMBAR 4.19. SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ... 110

GAMBAR 4.20. SISWA MENULISKAN HASIL MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ... 111

GAMBAR 4.21. SISWA MENGISI LEMBAR KUESIONER SEBAGAI REFLEKSI ... 113

GAMBAR 4.22. PRESENTASE KETUNTASAN ULANGAN HARIAN ... 123

GAMBAR 4.23. PRESENTASE KETUNTASAN SISWA BERDASAR NILAI RATA-RATA ULANGAN HARIAN PERTAMA DAN KEDUA ... 123

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SUDAH PENELITIAN ... 145

LAMPIRAN 2 HASIL VALIDASI WAWANCARA ... 146

LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI KUESIONER ... 148

LAMPIRAN 4 HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN OLEH AHLI 1 ... 150

LAMPIRAN 5 HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN OLEH AHLI 2 ... 169

LAMPIRAN 6 SILABUS ... 189

LAMPIRAN 7 RPP ... 196

LAMPIRAN 8 BAHAN AJAR ... 223

LAMPIRAN 9 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ... 233

LAMPIRAN 10 INSTRUMEN PENILAIAN ... 257

LAMPIRAN 11 KUESIONER SISWA ... 266

LAMPIRAN 12 TRANSKRIPSI WAWANCARA POTENSI DAN MASALAH ... 268

LAMPIRAN 13 TRANSKRIPSI WAWANCARA KETERLAKSANAAN UJICOBA ... 270

LAMPIRAN 14 TRANSKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN ... 274

LAMPIRAN 15 HASIL OBSERVASI POTENSI DAN MASALAH ... 289

LAMPIRAN 16 HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN UJICOBA ... 291

LAMPIRAN 17 HASIL PEKERJAAN LKS SISWA ... 301

LAMPIRAN 18 HASIL ULANGAN HARIAN 1 ... 326

LAMPIRAN 19 HASIL ULANGAN HARIAN 2 ... 332

LAMPIRAN 20 HASIL REMEDIAL ... 337

LAMPIRAN 21HASIL REFLEKSI ... 339

LAMPIRAN 22 HASIL KUESIONER ... 344

LAMPIRAN 23 HASIL PENILAIAN COMPETENCE ... 348

LAMPIRAN 24 HASIL PENILAIAN CONSIENCE DAN COMPASSION ... 350

LAMPIRAN 25 HASIL PERHITUNGAN KUESIONER ... 352

LAMPIRAN 26 HASIL VALIDASI SOAL SETELAH UJICOBA ... 356

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika pada umumnya masih bersifat penyampaian informasi tanpa banyak melibatkan siswa untuk membangun sendiri pemahamannya. Hal ini juga diungkapkan oleh de Lange (Turmudi, 2010) bahwa pembelajaran matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenalkan subjek, memberikan satu atau dua contoh, lalu mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku.

Mengajak siswa belajar secara aktif pada hakikatnya menuntun siswa untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan optimal. Aspek kognitif yang berupa kegiatan memperoleh, mengolah, mengorganisasi, dan menggunakan pengetahuan dapat ditinjau dari hasil pencapaian kompetensi siswa. Aspek afektif dan psikomotorik dapat ditinjau dari sikap yang ditunjukan siswa saat pembelajaran berlangsung. Maka harapannya ketiga aspek tersebut dapat berkembang dengan optimal.

(18)

teliti saat menuliskan jawaban di papan tulis. Hasil observasi terkait aspek compassion diperoleh kerjasama antar siswa, peduli dan saling menghargai di kelas tersebut kurang terlihat. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika diperoleh pemaparan tentang hasil belajar siswa belum optimal. Terdapat siswa yang belum tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yakni 75 untuk aspek competence (kompetensi).

Pemaparan diatas menjadi persoalan jika tidak segera diatasi, maka guru harus memiliki cara untuk mengupayakan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif, dan psikomotorik. Pengupayaan dapat berupa mempersiapkan perangkat pembelajaran yang tepat guna, memadai, dan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran matematika. Hasil observasi terkait perangkat yang digunakan adalah guru mengadopsi dan menggunakan perangkat pembelajaran dari internet tanpa adanya inovasi, pendekatan dan model pembelajaran tertentu.

Pendekatan dan model pembelajaran diharapkan dapat diterapkan untuk menunjang ketercapaian tujuan belajar. Pendekatan dan model pembelajaran dapat berupa pendekatan yang dirasa cocok dan model pembelajarannya dapat diterapkan dengan memperhatikan pertimbangan potensi dan kebutuhan siswa. Berdasar hasil observasi guru belum memunculkan pendekatan dan model belajar yang tepat, karena masih menggunakan metode ceramah.

(19)

topik bahasan geometri, khususnya konsep segiempat. Keterkaitan antar konsep pada geometri sangat erat, beberapa hal seperti konsep garis, konsep tentang sudut, serta klasifikasi bangun datar adalah syarat wajib dimengerti terlebih dahulu oleh siswa.

Berdasar pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti memberikan solusi berupa pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk membantu siswa aktif belajar dan lebih memahami konsep geometri khususnya segi empat yang dikaikan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dipandang sebagai suatu cara, membantu siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pribadi yang utuh menurut Kolvenbach (Pratini, 2016:Vol.3) adalah berkembang menjadi pribadi yang kompeten (Competence) dalam bidangnya, memiliki hati nurani (Conscience) yang benar, dan memiliki kepedulian (Compassion) yang tumbuh dari kasih kepada sesama. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memiliki tahapan yang menerapkan nilai-nilai hidup dan berkesinambungan, yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (Subagya, 2010:42).

(20)

pengalaman pada PPR. Pengembangan perangkat menggunakan PPR dengan model inkuiri terbimbing ini bertujuan agar siswa terbantu dalam menemukan konsep dan menyelesaikan permasalahan terkait segiempat, serta menjadikan siswa memiliki pribadi yang berkompeten (competence), memiliki kesadaran akan suara hati (conscience), dan peduli (compassion) terhadap teman dan lingkungan sekitar melalui pembelajaran matematika.

Selain latar belakang dan solusi yang dipaparkan, peneliti mengacu pada penelitian dari Prabaningrum (2016) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pada Pokok Bahasan Balok di Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang pengembangan perangkat pembelajaran yakni silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian. Kualitas produk yang dihasilkan memperoleh skor 4,14 dengan kategori baik. Serta penelitian dari Yuliania (2014) yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbentuk Permainan Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Segiempat untuk Siswa SMP kelas VII”. Pada penelitian tersebut mengenai pengebangan media pembelajaraan dengan topik bahasan segiempat. Kualitas produk yang dihasilkan berkategori baik.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Pembelajaran matematika belum melibatkan siswa secara aktif.

2. Aspek competence (kompetensi) belum optimal, aspek conscience terkait antusias, tanggung jawab, dan teliti, serta aspek compassion terkait sikap kerjasama, peduli, dan saling menghargai kurang nampak.

3. Siswa kurang memahami konsep matematika secara terintegrasi, terlebih pada konsep geometri khususnya segiempat.

4. Perangkat pembelajaran yang digunakan guru belum menggunakan pendekatan dan model tertentu.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka adapun pembatasan masalah yang diteliti pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta yakni:

1. Penelitian ini menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Penelitian ini meninjau aspek competence, conscience, dan compassion dengan cara diskusi kelompok menggunakan alat peraga.

3. Bidang kajian terbatas pada materi dan soal segiempat khusus (persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang) serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

D.Rumusan Masalah

(22)

1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran dan alat peraga pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi segiempat?

2. Bagaimana kualitas dari perangkat pembelajaran dan alat peraga pembelajaran materi segiempat berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

E.Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang ada, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran materi segiempat berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 2. Mendeskripsikan kualitas dari perangkat pembelajaran dan alat peraga

pembelajaran materi segiempat berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, yakni: 1. Pihak Sekolah

Penelitian ini memberikan wawasan mengenai cara memberikan pendampingan pendidikan karakter menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Guru matematika

(23)

3. Siswa

Siswa terbantu meningkatkan kemampuan menyelesaikan persoalan matematika pada materi segiempat. Serta sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam belajar matematika, sehingga semakin tertarik terhadap matematika.

4. Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru secara langsung dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

5. Pembaca

Penelitian ini dapat sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian pengembangan lainnya atau pun meneliti lebih lanjut.

G.Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda atas penelitian ini, maka diberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada aspek kompetensi (competence), suara hati (conscience) dan peduli (compassion).

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran dengan tahapan penemuan untuk menemukan jawaban terhadap masalah secara terbimbing.

(24)

4. Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang merancang, mengembangkan, menguji keefektifan produk dan disempurnakan untuk dapat diproduksi masal.

H.Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan berbentuk perangkat pembelajaran berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, alat pembelajaran, dan instrumen penilaian. Berikut penjelasan mengenai spesifikasi produk yang peneliti kembangkan.

1. Silabus

Silabus yang dikembangkan oleh peneliti berpedoman pada silabus sekolah dengan berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang peneliti memiliki perbedaan dengan RPP pada umumnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan menerapkan pendekatan PPR, sehingga pada langkah langkah pembelajarannya memunculkan dinamika PPR yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Pada tahapan pengalaman digunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. 3. Bahan ajar

(25)

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan guna membantu siswa dalam memahami materi ajar. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dirancang peneliti syarat akan penerapan PPR.

5. Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan berpetak dan puzzle segiempat. Penggunaan alat peraga dirancang peneliti untuk dapat membantu keterlaksanaan pembelajaran berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berikut deskripsi alat peraga yang digunakan: 1) papan berpetak diharapkan membantu siswa dapat menemukan rumus mencari keliling dan luas persegi dan persegi panjang. 2) puzzle segiempat adalah alat peraga yang digunakan untuk membantu siswa menemukan rumus keliling serta luasan jajargenjang, trapesium, belah ketupat dan layang-layang melalui pendekatan luas persegi panjang.

6. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian dirancang berdasarkan penilaian dalam PPR, dimana terdapat 3 aspek yang dinilai yakni competence, conscience, dan compassion. Penilaian competence menggunakan penilaian tes tertulis. Penilaian consciensce dan compassion dilihat dari pengamatan sikap dan perilaku siswa dikelas saat mengikuti pembelajaran.

a. Competence

(26)

competence berupa tugas dan ulangan harian berdasarkan kompetensi yang ditentukan.

b. Conscience

Instrumen penilaian aspek conscience yang digunakan dalam penelitian digunakan untuk menilai sikap antusias, tanggung jawab dan teliti siswa.

c. Compassion

(27)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran sebagaimana dicantumkan pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Definisi ini sejalan dengan maksud dari pembelajaran yakni suatu proses untuk menggali pengetahuan dan aspek-aspek tertentu pada siswa dengan adanya interaksi mengajar dan belajar.

(28)

Dari penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari hari.

Selanjutnya menurut Lange (dalam Hardi, 2005:19) matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan pembelajaran matematika merupakan proses penemuan kembali. Proses penemuan kembali tersebut harus dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia real. Pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dari masalah yang kontekstual. Hardi (2006:10) menyatakan bahwa masalah kontekstual dapat digali dari: (1) situasi personal siswa, yaitu yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari siswa, (2) situasi sekolah/akademik, yaitu berkaitan dengan kehidupan akademik di sekolah dan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran siswa, (3) situasi masyarakat, yaitu yang berkaitan dengan kehidupan dan aktivitas masyarakat sekitar siswa tinggal, dan (4) situasi saintifik/matematik, yaitu yang berkenaan dengan sains atau matematika itu sendiri.

(29)

sungguh memahami matematika sebagai cara untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penelitian dan Pengembangan

Menurut Sugiyono (2016:407), penelitian dan pengembangan (Reasearch and Development) merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Borg and Gall (dalam Sugiyono 2009:4) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Berdasar kedua pendapat ahli tersebut maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.

(30)

Gambar 2.1. Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono

a. Potensi dan masalah

Menurut Sugiyono (2016:409), potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Penelitian dan pengembangan (Research & Development) harus dimulai dengan adanya potensi. Sedangkan masalah sendiri adalah sesuatu yang timbul akibat penyimpangan dari daya guna potensi. Penyimpangan yang dimaksudkan adalah ketidaksesuaian antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi dalam penelitian, sehingga munculnya masalah akan menjadi landasan dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development).

Potensi dan

Masalah Pengumpulan

Data

Desain Produk

Validasi Desain Produk Revisi Desain

Produk Ujicoba

Produk

Revisi Produk Pemakaian Ujicoba Revisi Produk

(31)

b. Pengumpulan data

Sugiyono (2016:411) menyampaikan bahwa setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan uptodate, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu. Produk tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah yang ditemukan, sehingga mengumpulkan data merupakan usaha mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan potensi dan masalah yang ada. Ini akan digunakan sebagai landasan dalam mengembangkan suatu produk. Pengumpulan informasi juga digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang paling tepat serta batasan batasan dalam pengembangan produk. c. Desain produk

(32)

program-progam pendidikan, pengkajian kurikulum, implementasi metode pendidikan, evaluasi pembelajaran, dsb. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan perangkat pembelajaran dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak dengan harapan dapat menunjang prestasi siswa dalam belajar dan berkontribusi besar bagi pendidikan saat ini.

d. Validasi desain produk

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono, 2016:414). Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

e. Revisi desain produk

(33)

berkewajiban untuk memperbaiki desain produk agar selanjutnya dapat diujicoba.

f. Ujicoba produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diujicoba dahulu. Namun, harus dibuat terlebih dahulu untuk menghasilkan produk dalam bentuk fisik, dan produk tersebut yang kemudian diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen sehingga diperoleh informasi berkaitan keefektifan dan keefisienan produk.

g. Revisi produk

Jika pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan masih terdapat kekurangan, maka peneliti melakukan perevisian kembali terhadap desain produk tersebut. Agar dihasilkan produk yang baik dan dapat diterapkan di lingkup yang lebih luas.

h. Ujicoba pemakaian

(34)

i. Revisi produk

Revisi produk ini adalah revisi final untuk memperbaiki kekurangan setelah di ujicoba. Pada tahapan ini lebih kepada evaluasi dan penyempurnaan desain produk. j. Produksi masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Untuk dapat diproduksi masal, maka produk yang dihasilkan harus dipublikasikan kepada pengguna atau profesional melalui forum pertemuan, penulisan jurnal, buku atau handbook.

3. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Menurut Subagya (2008:39), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pola pikir atau paradigma dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pola pikir yang dimaksudkan dalam membentuk pribadi kemanusiaan yakni siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

(35)

tahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh pada tradisiatau peraturan). Melalui aksi siswa berbuat dari kemauannya sendiri (bukan karena ikut-ikutan atau takut sanksi). Pembentukan kepribadian diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersamanya yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum.

Menurut Suparno (2016), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pendekatan atau cara guru mendampingi siswa, sehingga siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh (cerdas dan baik). Maka di dalamnya terdapat visi dan tujuan yakni nantinya siswa akan dibantu menjadi manusia seutuhnya.

Berdasar penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada penumbuh kembangan pengetahuan, hati, dan karakter siswa.

(36)

a. Competence (pengetahuan)

Competence berarti menguasai ilmu pengetahuan atau keterampilan sesuai bidangnya. Secara sederhana setelah siswa mendalami dan mengolah apa yang dipelajari, maka aspek kognitif pada siswa akan berkembang. Kemudian, secara lebih mendalam tidak hanya aspek kognitif yang berkembang, aspek lain seperti aspek afektif dan psikomotoriknya juga ikut berkembang setelah siswa mau melakukan sesuatu hal berdasar akibat dari pengetahuan yang bertambah.

b. Consience (hati nurani)

Maksud dari conscience adalah siswa akan memiliki sikap selektif pada apa yang baik dan tidak baik dalam belajarnya. Selanjutnya siswa akan memiliki keberanian mengambil keputusan yang benar. Dengan demikian siswa akan mengasah kepekaan hati untuk cenderung memilih yang baik dari yang sudah dipelajarinya.

c. Compassion (bela rasa)

(37)

Dengan demikian dalam pembelajaran berbasis PPR, siswa sungguh dibantu agar menjadi cerdas (menguasai ilmunya) dan menjadi orang yang berkarakter baik (memiliki suara hati/hati nurani dan bela rasa) pada orang lain. Pengintegrasian antara penguasaan pengetahuan dan karakter sungguh muncul dalam pembelajaran berbasis PPR. Selanjutnya dalam pembelajaran berbasis PPR memiliki dinamika pembelajaran yang berkesinambungan, yakni:

Gambar 2.2. Siklus dinamika PPR menurut Subagya

a. Konteks

Konteks dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terlibat dalam pembelajaran. Konteks akan memberikan pilihan membantu atau menghalangi proses pembelajaran dan perkembangan siswa. Adanya kehadiran konteks memberi pijakan siswa untuk kesuksesan belajarnya.

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan segala sesuatu yang dialami oleh siswa. Baik berupa pengalaman dari guru kepada siswa, maupun pengalaman yang ditekuni oleh siswa tersebut dan menjadi miliknya sendiri. Dengan adanya pengalaman pada

Konteks

Pengalaman

Refleksi Aksi

(38)

siswa, diharapkan siswa dapat mengembangkan pengalaman tersebut menjadi suatu pengetahuan. Pengalaman pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

c. Refleksi

Refleksi diawali dengan merasakan segala proses yang sudah dilalui. Kemudian siswa dapat menuliskannya sebagai perwujudan perenungan makna pengalaman. Selain itu refleksi juga dapat berupa pengisian kuesioner atau wawancara sesuai keadaan yang dialami selama proses pembelajaran.

d. Aksi

Aksi merupakan tingkah laku (tindakan) dapat berupa batin maupun psikomotorik. Segala sesuatu pada proses aksi akan mengarahkan siswa menggunakan hasil refleksinya untuk melakukan suatu tindakan. Sejatinya, pada tahapan aksi diharap siswa melakukan perubahan tingkah laku (tindakan) menjadi lebih baik. Aksi berupa batin maupun psikomotorik yang positif akan berdampak baik pada lingkungan sekitar. e. Evaluasi

(39)

dan compassion siswa adalah baik. Maka dapat diartikan rangkaian proses pengalaman, refleksi, dan aksi sudah optimal. 4. Inkuiri terbimbing

Menurut Mulyatiningsih (2011:235) inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam membimbing siswa untuk menemukan pengertian baru, mengamati, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri. Model pembelajaran inkuiri terbimbing mengarahkan siswa belajar secara aktif dan kreatif untuk mencari pengetahuan.

Anam (2016:92) memaparkan bahwa model pembelajaran inkuiri memuat perencanaan, respon siswa, memproses, menciptakan, berbagi, evaluasi dan refleksi. Hal ini sejalan dengan penerapan PPR, maka model inkuiri terbimbing dapat diterapkan pada tahapan pengalaman PPR. Tujuannya adalah pengoptimalan perolehan pengalaman siswa dalam belajar matematika. Berikut dijelaskan menurut anam tentang proses model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Gambar 2.3. Model Pembelajaran Inkuiri menurut Anam REFLEKSI

Respon Siswa

Mem- proses Berbagi

Evaluasi

Peren- canaan

(40)

a. Perencanaan

Perencanaan yang baik akan menjadi pegangan dan patokan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa perencanaan tersebut mengalami perubahan di tengah jalan. Adapun tiga hal yang peru diperhatikan dalam menyusun perencanaan: menyusun ide-ide terbaru, membuat daftar kesepakatan atau kontrak belajar dengan siswa, mengubah tampilan ruang belajar (kelas).

b. Mendorong siswa untuk memberikan respon

Respon dari siswa harus dimaknai sebagai indikasi bahwa proses pembelajaran sedang berjalan dengan sangat baik. Siswa berhasil untuk menerima, merencana, mengolah, dan menyampaikan pendapat mereka terkait dengan materi yang disampaikan. Hal yang dapat dilakukan untuk menggali respon dari siswa adalah: membangun suasana, memberi pertanyaan-pertanyaan spontan, tidak terburu-buru memberi jawaban. c. Memproses seluruh informasi yang terkumpul

(41)

d. Menciptakan penemuan baru

Mendorong dan membimbing siswa melakukan interpretasi atas tiap opini atau teori yang mereka terima akan membantu siswa untuk bukan saja mengenali, tetapi juga mengerti kegunaan dan arti pentingnya teori dalam kehidupan nyata. e. Berbagi

Mengingat dasar utama dari proses pembelajaran adalah berbagi, maka semua pendapat yang muncul dari proses pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing selama masih dilandasi dengan data data yang akurat.

f. Evaluasi

Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, tujuan utama melakukan evaluasi adalah menggali lebih dalam masukan-masukan atau pendapat pendapat yang dirasa kurang tergali dalam proses pembelajaran.

g. Refleksi

(42)

Adapun menurut Sanjaya (2008:202) yang menyatakan pembelajaran inkuiri terbimbing mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

a. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini.

1. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

2. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

(43)

jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan data

(44)

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

(45)

pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan adalah menurut Sanjaya.

Menurut peneliti berdasar penjelasan diatas, pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran dengan tahapan penemuan untuk menemukan jawaban terhadap masalah secara terbimbing. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses penggalian pengalaman ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.

5. Segiempat

Menurut Smith pada bukunya „Plane Geometry‟ (1956:161) menjelaskan segiempat merupakan salah satu segi banyak konvek bersisi empat. Deskripsi segiempat menurut Murdanu (2003:18) adalah gabungan empat ruas garis yang tertentu oleh empat buah titik dengan setiap tiga buah titik tidak segaris, yang sepasang-sepasang bertemu pada ujung ujungnya dan setiap ruas garis pasti bertemu dengan dua ruas garis lain yang berbeda.

(46)

segmen garis dan titiknya tidak kolinear. Segiempat yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah segiempat beraturan yang meliputi persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang. Ada pun pengertian dari segiempat tersebut menurut Mahmudi (2010: 5-7) tersaji dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Pengertian Segiempat Khusus

No Jenis Bangun Segiempat Pengertian Bentuk

1. Trapesium Segiempat yang memiliki tepat

sepasang sisi sejajar.

2. Jajargenjang

Segiempat yang sepasang – sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

3. Persegi panjang Jajargenjang yang salah satu

sudutnya siku siku.

4. Belah ketupat Jajargenjang yang sepasang

sisi yang berdekatan kongruen.

5. Persegi

Persegi panjang yang sepasang sisinya yang berdekatan kongruen. Dapat pula didefinisikan, persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku.

6. Layang-layang

(47)

Sifat sifat segiempat menurut Soedjadi dan Moesono (1996), terangkum dalam Tabel 2.2. berikut.

Tabel 2.2. Sifat sifat Segiempat

No Sifat sifat Jg Pp Bk Ps Ly Tr Sg4

1. Setiap pasang sisi berhadapan sejajar √ √ √ √ - - -

2. Setiap pasang sisi berhadapan sama panjang √ √ √ √ - - -

3. Semua sisinya sama panjang - - √ √ - - -

4. Tepat sepasang sisi sejajar - - - √ -

5. Tepat dua pasang sisi berdekatan sama

panjang - - - - √ - -

6. Setiap pasang sudut berhadapan sama besar √ √ √ √ - - -

7. Tepat sepasang sudut berhadapan sama

besar - - - - √ - -

8. Setiap dua sudut berdekatan berjumalah 180 √ √ √ √ - - -

9. Jumlah semua sudutnya 360 √ √ √ √ √ √ √

10. Kedua diagonalnya saling membagi dua

sama panjang √ √ √ √ - - -

11. Kedua diagonalnya saling berpotongan di

tengah √ √ √ √ - - -

12. Kedua diagonal membagi sudut di

hadapannya menjadi dua saama besar √ √ √ √ - - -

13. Tepat satu diagonal membagi sudut di

hadapannya menjadi dua sama besar - - - - √ - -

14. Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus - - √ √ √ - -

15. Kedua diagonalnya sama panjang - √ - √ - - -

16. Setiap sudutnya siku siku - √ - √ - - -

Keterangan: Jg: Jajargenjang, Pp: Persegi panjang, Bk: Belah ketupat

Ps: Persegi, Ly: Layang-layang, Tr: Trapesium, Sg4: Segi empat secara umum, (√) : iya, dan (-) : tidak.

(48)

adalah luas daerah segiempat. Adapun rumus keliling dan luas segiempat dijelaskan dalam Tabel 2.3. berikut.

Tabel 2.3. Rumus Keliling dan Luas Bangun Datar Segiempat No Jenis Bangun Segiempat Keliling Luas

1. Persegi Panjang K2(pl) L pl proses pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dirancang dalam betuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media atau alat peraga dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.

(49)

mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta memelajari pengetahuan awal siswa, semua ini akan tertuang pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses pembelajaran meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, instrumen penilaian, media pembelajaran dan/atau alat peraga pembelajaran.

a. Silabus

(50)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Trianto (2010:214) mengemukakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah panduan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan

SILABUS

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Satuan Pendidikan :

Kelas : VII

Alokasi Waktu :

KOMPETENSI INTI

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KD Materi Kegiatan

Pembelajaran

Karakter Indikator Penilaian Alokasi

(51)

dijabarkan dalam silabus. RPP pada penelitian ini dikembangkan menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang memuat tahapan konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Berikut desain RPP yang dirancang peneliti .

Standar Kompetensi :

A. Kompetensi Inti B. Kompetensi Dasar C. Indikator

1. Competence (Pengetahuan) 2. Consience (Suara Hati) 3. Compassion (Kepedulian) D. Tujuan Pembelajaran

1. Competence (Pengetahuan) 2. Consience (Suara Hati) 3. Compassion (Kepedulian) E. Materi Pembelajaran

F. Nilai Kemanusiaan

G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran H. Strategi Pembelajaran

(52)

c. Bahan ajar

Bahan ajar menurut Akbar (2013:33) bahan ajar adalah buku panduan yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu, dan memiliki ciri-ciri: (1) terdapat sumber materi ajar; (2) dapat digunakan sebagai referensi baku untuk mata pelajaran tertentu; (3) tersusun sistematis dan sederhana; (4) disertai dengan petunjuk pembelajaran. Bahan ajar digunakan siswa sebagai panduan siswa untuk belajar di kelas maupun secara mandiri sesuai pendekatan PPR. Bahan ajar pada penelitian ini dikembangkan dengan PPR dan pada pengalaman digunakan model inkuiri terbimbing.

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Trianto (2010:222) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan yang digunakan siswa untuk menyelidiki dan memecahkan suatu masalah. Komponen dalam LKS terdiri atas indikator hasil belajar, petunjuk LKS, dan kegiatan belajar siswa. LKS dirancang dengan menerapkan pendekatan PPR, sehingga siswa difasilitasi untuk menemukan konsep materi

BAHAN AJAR Konteks

Pengalaman

Bangun datar segi empat

Sifat sifat bangun datar segi empat Rumus keliling dan luas segi empat Refleksi

(53)

secara mandiri dan selanjutnya mengembangkannya. Berikut format LKS yang peneliti kembangkan.

e. Instrumen Penilaian

Menurut Akbar (2013:88) penilaian pembelajaran adalah proses memberikan nilai berdasar hasil pengukuran dengan kualitas nilai tertentu. Penilaian berdasarkan hasil evaluasi, hasilnya disebut dengan sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah atau dengan sebutan lain seperti baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Pada penelitian ini instrumen penilaian yang dikembangkan digunakan untuk menilai aspek competence, conscience, dan compassion.

1) Penilaian competence

Menurut Suparno (2015:91) penilaian competence dapat berupa tes tertulis (tes esai dan tes obyektif), tes lisan, dan membuat paper. Pengembangan penilaian competence

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas : VII

Materi Pelajaran :

Alokasi Waktu :

Alat Peraga :

A. Petunjuk Pelaksanaan B. Tujuan

C. Kegiatan Belajar

(54)

pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Berikut format penilaian competence yang dibuat peneliti.

2) Penilaian conscience

Penilaian conscience (Suparno, 2015:94) dapat mengunakan cara jurnal reflektif, tulisan bebas, mengumpulkan refleksi, dan observasi. Penilaian conscience yang dikembangkan padapenelitian ini menggunakan cara observasi terhadap sikap tanggung jawab dan teliti.

a) Antusias

Antusias dalam pembelajaran menurut (Rukmi, 2011:19) adalah gairah atau sikap menerima pembelajaran dengan bersemangat. Maka peneliti menyimpulkan antusias siswa merupakan suatu sikap positif yang timbul terhadap pembelajaran.

Penilaian Competence

Materi : Indikator :

No Nama

Nilai

Nilai final

Tugas Ulangan

Harian 1

(55)

b) Tanggung jawab

Tanggung jawab (Lewis, 2004:385) mendefenisikan sebagai kesediaan seseorang untuk mengerjakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan segala konsekuensi yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahawa tanggung jawab adalah usaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

c) Teliti

Teliti merupakan bagian dari sikap merespon yang masih tertutup terhadap suatu objek (Notoadmodjo, 2003). Sikap teliti diperlukan dalam pembelajaran agar siswa terhindar dari hal ceroboh. Ketelitian sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika, karena hampir semua perhitungan dalam belajar matematika diperlukan ketelitian.

Penilaian Consience

No Nama Antusias

TB KB C B SB

No Nama Tanggung jawab

TB KB C B SB

No Nama Teliti

(56)

Keterangan : TB = Tidak Baik KB = Kurang Baik C = Cukup B = Baik

SB = Sangat Baik

3) Penilaian compassion

Penilaian compassion (Suparno, 2015:95) dapat mengunakan cara bermain peran, jurnal reflektif, tulisan bebas dan observasi. Penilaian compassion yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan cara observasi terhadap sikap kerjasama, peduli, dan saling menghargai.

a) Kerjasama

Menurut Nurhidayati (dalam Purnomo,2015:9) mendefenisikan kerjasama merupakan keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Peneliti mengungkapkan gagasan yang sama terkait pengertian kerjasama yakni berusaha untuk ambil bagian dalam kelompok.

b) Peduli

(57)

dengan pengertian tersebut, bahwa peduli merupakan sikap memberi (mau menolong) orang lain.

c) Saling menghargai

Menurut Johnson (dalam Tri, 2010:10) saling menghargai merupakan salah satu sikap ketrampilan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Saling menghargai dalam berdiskusi dapat berupa mau mendengarkan pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak, dan mau menerima solusi.

Penilaian Compassion

No Nama Peduli

TB KB C B SB

No Nama Saling Menghargai

TB KB C B SB

No Nama Kerjasama

TB KB C B SB

Keterangan : TB = Tidak Baik KB = Kurang Baik

C = Cukup

B = Baik

(58)

f. Alat peraga

Alat peraga pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan siswa saat pembelajaran sebagai bantuan menemukan dan memahami konsep. Biasanya alat peraga pembelajaran didesain menarik agar siswa tertarik dan antusias dalam belajar. Berikut alat peraga yang dibuat oleh peneliti.

Gambar 2.3. Alat Peraga

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah sebagai berikut.

(59)

relevan dengan penelitian ini, yakni pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan PPR.

2. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbentuk Permainan Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Segiempat untuk Siswa SMP kelas VII” oleh Yuliania (2014). Penelitian tersebut mengembangkan media pembelajaraan dengan topik bahasan segiempat. Kualitas produk yang dihasilkan berkategori baik. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini, yakni mengembangkan perangkat pembelajaran pada materi segiempat.

3. Penelitian yang berjudul “Analisis Implementasi Model Pembelajaran Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Unsur Competence, Conscience, dan Compassion siswa”. Penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif dengan hasil bahwa model pembelajaran PPR menunjukan bahwa unsur 3C menunjukan hasil yang memuaskan. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini, yakni pembelajaran PPR berdasarkan unsure competence, conscience, dan compassion.

(60)

materi segiempat ini memperhatikan aspek competence, conscience, dan compassion.

C. Kerangka Berpikir

(61)

Berangkat dari hal tersebut, dalam belajar matematika terdapat kesulitan yang dihadapi siswa yakni disebabkan oleh ketidak bermaknaan pembelajaran matematika. Faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar dan berpikir, serta siswa memahami konsep matematika secara parsial (bagian-bagian) sehingga antar konsep tidak saling terintegrasi. Begitu pun dalam pembelajaran matematika pada topik bahasan geometri, khususnya pada konsep segiempat diperlukan pembelajaran berbasis PPR. Peneliti akan berencana melakukan pengembangan perangkat menggunakan PPR, tujuannya agar siswa terbantu dalam memahami permasalahan terkait segiempat, serta menjadikan siswa memiliki pribadi yang berkompeten, baik, dan mampu bekerja sama melalui pembelajaran matematika.

(62)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelititian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Mulyatiningsih (2011:161) R&D adalah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan, sedangkan menurut Sugiyono (2016:407) penelitian R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan rancangan produk yang memfasilitasi pembelajaran pada topik segiempat dengan pendekatan PPR.

B. Seting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta. Kelas VII A adalah kelas yang terdiri dari 34 siswa yang memiliki tingkat kecerdasan relatif heterogen.

2. Objek Penelitian

(63)

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat dilaksanakannya ujicoba produk. Peneltian ini dilakasanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Cik Di Tiro No. 29 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

4. Waktu Penelitian

Penilitian dilakukan selama 5 bulan, yakni dari bualan Februari 2017 sampai dengan bulan Juni 2017. Penelitian dimulai dari observasi dan wawancara hingga diakhiri ujian skripsi pada bulan Juli 2017. Jadwal ujicoba produk dilaksanakan bulan April-Mei 2017.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan produk dalam penelitian ini merujuk pada tahapan penelitian R&D menurut Sugiyono. Pada penelitian R&D terdapat 10 tahapan, namun peneliti hanya menggunakan tujuh tahapan penelitian R&D. Tahapan tersebut sebagai berikut.

Gambar 3.1. Tahap Penelitian Potensi dan

Masalah Pengumpulan

Data

Desain Produk

Validasi Desain Produk Revisi Desain

Produk Uji Coba

Produk

(64)

1. Menentukan Potensi dan Masalah

Peneliti menentukan potensi dan masalah pada penelitian ini dengan melakukan wawancara pada guru matematika SMP N 1 Yogyakarta dan observasi terhadap kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta. Wawancara dan observasi yang dilakukan bertujuan untuk menggali informasi dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Mengumpulkan Data

Setelah memperoleh informasi berkaitan masalah yang akan diteliti, selanjutnya peneliti mencari berbagai sumber untuk mengatasi masalah. Informasi yang didapat terfokus pada solusi dan langkah penyelesaian masalah. Pengumpulan informasi yang sudah ditentukan sebagai solusi mengatasi masalah, selanjutnya digunakan sebagai bahan perencanaan produk.

3. Mendesain Produk

Desain produk yang disusun dalam penelitian ini didasarkan pada kebutuhan masalah yang dihadapi. Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah instrumen pembelajaran yakni: silabus, RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga, dan instrument penilaian pada materi segiempat. Instrumen atau perangkat pembelajaran dikembangkan berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

4. Memvalidasi Desain Produk

(65)

dilakukan oleh satu dosen dan satu guru yang sesuai bidangnya. Tujuannya adalah memperbaiki kelemahan ataupun kekurangan pada produk yang dihasilkan.

5. Revisi Desain Produk

Setelah mendapat masukan dari ahli berkaitan perbaikan pada desain produk, selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap setiap masukan dan perbaikan produk. Tujuan merevisi desain produk yang sudah divalidasi adalah meningkatkan kualitas produk. Produk yang direvisi meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga, dan instrumen penilaian. 6. Ujicoba Produk

Perangkat pembelajaran (produk) yang sudah direvisi kemudian diujicoba. Ujicoba produk dilakukan guna melihat produk yang dibuat apakah sudah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ujicoba produk dibantu oleh guru mata pelajaran matematika, yakni instrumen pembelajaran digunakan dalam pembelajaran di kelas VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta oleh guru matapelajaran matematika.

7. Revisi Produk

(66)

D. Teknik pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara lisan (Mulyatiningsih, 2011:32). Peneliti melakukan wawancara terhadap guru matematika kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta pada tanggal 27 Februari 2017 guna mencari informasi terkait potensi dan masalah. Selanjutnya wawancara sesudah melakukan ujicoba pada tanggal 23 Mei 2017 untuk mengetahui respon guru terhadap desain produk. Selain wawancara terhadap guru, dilakukan wawancara terhadap siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Yogyakarta guna mendapat informasi terkait pembelajaran berbasis PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan usai penelitian pada tanggal 23 Mei 2017.

2. Observasi

(67)

potensi dan masalah dilakukan pada pada tanggal 15 Maret 2017. Sedangkan observasi keterlaksanaan ujicoba dilaksanakan dari tanggal 3 April 2017 sampai dengan 15 Mei 2017.

3. Penyebaaran kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian (Mulyatiningsih, 2011:28). Bentuk kuesioner berupa kuesioner tertutup, dimana responden (siswa) tinggal mengisi jawaban yang disediakan. Kuesioner respon siswa diberikan setelah ujicoba produk selesai. Kuesioner ini bertujuan untuk melihat sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011:240). Dokumentasi pada penelitian ini berupa rekaman gambar/suara saat ujicoba produk berlangsung serta proses wawancara. Melalui dokumentasi dimaksudkan peneliti untuk memperoleh transkripsi data belajar siswa, kondisi kelas, kondisi siwa dan pengalaman guru saat ujicoba produk.

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Data

(68)

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang telah diberi nilai/skor dan dianalisis dengan statistik deskriptif (Mulyatiningsih, 2011:37). Data kuantitatif diperoleh dari validasi para ahli dan uji respon (kuesioner) siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data, agar kegiatan tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner siswa, alat perekam suara/gambar, serta instrumen penilaian.

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara potensi dan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai proses pembelajaran, kesulitan siswa, pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru, materi, dan alat peraga, serta sistem penilaian. Hasil wawancara untuk mengetahui potensi dan masalah sebagai acuan dalam mendesain produk yang kemudian diujicobakan. Berikut pedoman wawancara potensi dan masalah.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Potensi dan Masalah

No Kisi-kisi pedoman wawancara Nomor butir pertanyaan A. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

(69)

No Kisi-kisi pedoman wawancara Nomor butir pertanyaan B Materi pembelajaran

5,6,7,8,9,10,11 Konsep pemahaman siswa, bentuk ulangan harian,

LKS dan alat peraga, kesulitan siswa. C Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

12,13,14,15 Sumber dan media pembelajaran yang digunakan

D Penilaian Proses Belajar dan Hasil Belajar

16,17,18,19,20 Sistem penilaian, penugasan dan refleksi

Seusai ujicoba produk, wawancara kembali dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru. Berkaitan dengan apa yang sudah dirasakan setelah melakasanakan pembelajaran dengan menggunkan produk yang dibuat peneliti. Fokus wawancara yakni menanyakan terkait proses pembelajaran, kesulitan guru, kesulitan siswa, alat peraga serta penilaian proses dan hasil belajar. Pedoman wawancara respon guru telah divalidasi oleh ahli dengan hasil 3,2 termasuk dalam kategori baik. Berikut pedoman wawancara respon guru.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Respon Guru

No Kisi-kisi pedoman wawancara Nomor butir pertanyaan A. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

1,2,3 Kesulitan, respon, dan proses pembelajaran

berbasis PPR

B Materi pembelajaran

4,5,6,7 Materi, ketercapaian tujuan belajar, dan

kendala

C Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

8,9,10,11,12 Komentar tentang alat peraga dan sumber

belajar berbasis PPR

D Penilaian Proses Belajar dan Hasil Belajar

13,14 Kesulitan penilaian competence, conscience,

dan compassion E Refleksi dan Aksi

Gambar

Gambar 2.1. Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono
Gambar 2.2. Siklus dinamika PPR menurut Subagya
Gambar 2.3. Model Pembelajaran Inkuiri menurut Anam
Tabel 2.1. Pengertian Segiempat Khusus Jenis Bangun Segiempat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian yaitu pada peningkatan aspek competence (pengetahuan, keterampilan dan sikap), aspek conscience (suara

Pertanyaan refleksi sebagai jawaban atas tabel 5.31 adalah manfaat apa yang dapat kita peroleh jika kita bekerja sama dengan orang lain? Kebanyakan siswa mampu menuliskan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

pendidik untuk:.. a) Semakin memahami peserta didik. b) Bersedia mendampingi perkembangan peserta didik. c) Pendidik dapat menyajikan materi ajarnya dengan lebih baik. d)

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Peserta didik diajak untuk membayangkan jika peserta didik berada di pantai dengan mengamati gambar lautan. Peserta didik dibagi dalam

Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Materi

Pertanyaan refleksi sebagai jawaban atas tabel 5.31 adalah manfaat apa yang dapat kita peroleh jika kita bekerja sama dengan orang lain? Kebanyakan siswa mampu menuliskan

Bantuan benda konkret yang dibutuhkan untuk mendukung model pembelajaran inkuiri pada materi bangun datar segiempat adalah dengan menggunakan alat peraga puzzle