• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan guru Sekolah Dasar

 

         

 

Oleh :

 

ARUM WAHYU DEWI

(091134236)

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE

DAN

COMPASSION

(

3C

)

PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Arum Wahyu Dewi

NIM. 091134236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Sebagai rasa terima kasih, kupersembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku. Kedua orangtuaku, yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kesabaran.

Kakakku Ning dan adikku Siwi, atas segenap cintanya. Suami dan ananda Radith, atas cinta dan dukungannya.

(6)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 September 2011 Penulis

(7)

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Arum Wahyu Dewi

Nomor Mahasiswa : 091134236

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 September 2011 Yang menyatakan

(8)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Arum Wahyu Dewi Universitas Sanata Dharma

2011

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan instrumen berupa lembar pengamatan, panduan wawancara, dan catatan anekdotal. Data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan data pra penelitian, mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada siklus I, mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada siklus II, serta membandingkan competence, conscience dan compassion sebelum dan sesudah penerapan PPR.

(9)

IN THEMATIC LEARNING TO INCREASE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION (3C) OF THE THIRD GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

OF SD KANISIUS KEMBARAN 2010/2011 SCHOOL YEAR

Arum Wahyu Dewi Sanata Dharma University

2011

ABSTRACT

The purpose of this research is to raise the competence, conscience and compassion to the third grade students of SD Kanisius Kembaran by applying the reflective pedagogy paradigm (PPR) in a thematic studying on Science and Indonesian Language subject. In order to reach that purpose, the reasearch was done by using class action research with the subject of the research is the third grade students of SD Kanisius Kembaran. The technic of the data submission is using interview, observation and documentation method with the instruments are observation sheet, interview guide and anecdotal note. The data was analyzed by describing the pre research data, describing the process and the result (competence, conscience and compassion) which was reached on cycle I, describing the process and the result (competence, conscience and compassion) which was reached on cycle II and comparing competence, conscience and compassion before and after the application of the paradigm of reflective pedagogy.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Disamping itu, skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan, salah satunya yaitu SD Kanisius Kembaran.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si, kaprodi program studi PGSD.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

(11)

secara tidak langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menemukan buku sumber untuk penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak, ibu, kakak dan adik, suami dan ananda yang telah mendoakan, mencintai dan mendukung penulis.

8. Teman-teman pendidik di SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan dorongan dan semangat.

9. Dini, sahabat penulis yang telah mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. P. Suratman dan Tri Wahyuni, yang telah memberikan masukan dan semangat.

11. Sisil, Dewi, Tyas, Fifi, Uri, Santi, Lega dan Vera sebagai tim kolaboratif yang selalu memberikan inspirasi dalam pembuatan skripsi ini.

12. Teman-teman mahasiswa PGSD SI angkatan 2009.

13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat bersama penulis baik dukungan moril maupun waktunya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

(12)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D. Batasan Pengertian... 4

E. Pemecahan Masalah... 5

F. Tujuan Penelitian... 6

G. Manfaat Penelitian... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Paradigma Pedagogi Reflektif... 8

B. Pembelajaran Tematik... 18

C. Penelitian Tindakan Kelas... ... 22

D. Penerapan Pembelajaran PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas III SD Kanisius Kembaran dengan Menggunakan PTK... 26

(13)

G. Kerangka Berpikir... 29

H. Hipotesis Tindakan... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian... 33

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan... 34

E. Instrumen Penelitian... 38

F. Metode Pengumpulan Data... 42

G. Teknik Analisis Data... 42

H. Indikator Keberhasilan... 43

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Deskripsi Sekolah... 44

B. Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran... 45

C. Kurikulum IPA dan Bahasa Indonesia Kelas III semester 2 46 D. Kondisi Kelas III SD Kanisius Kembaran... 47

BAB V. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 50

B. Pembahasan Komparasi Tentang Competence, Conscience dan Compassion Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 93

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 98

B. Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA... 101

(14)

Tabel 1.1 Hasil Observasi Pra Penelitian ... 51

Tabel 1.2 Hasil Wawancara dengan Pedidik Kelas III ... 52

Tabel 2 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik ... 53

Tabel 3 Kondisi Awal Nilai Kognitif IPA dan Bahasa Indonesia ... 55

Tabel 4.1 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I ... 61

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan terhadap Pendidik Siklus I ... 62

Tabel 4.3 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I ... 63

Tabel 4.4 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I... 64

Tabel 4.5 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I.... 65

Tabel 4.6 Skor Akhir pada Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I... 66

Tabel 4.7 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 67

Tabel 4.8 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 69

Tabel 4.9 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 70

Tabel 4.10 Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I ... 71

Tabel 5.1 Hasil Observasi Peserta Didik Pada Siklus II ... 79

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan terhadap Pendidik Pada Siklus II ... 80

Tabel 5.3 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II .. 81

Tabel 5.4 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II.... 82

Tabel 5.5 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II... 83

Tabel 5.6 Skor Akhir Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II... 84

Tabel 5.7 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II ... 85

Tabel 5.8 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II... 87

Tabel 5.9 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II... 88

(15)

Siklus I dan Siklus II ... 91 Tabel 5.12 Rekap Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 92 Tabel 6 Perkembangan Skor Rata-rata Kelas Mata Pelajaran IPA dan

(16)

Lampiran 1 Silabus Tematik Kelas III Semester 2... 103

Lampiran 2 Jejaring Tema Siklus I... 107

Lampiran 3 Jejaring Tema Siklus II... 108

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal IPA... 109

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Bahasa Indonesia... 110

Lampiran 6 RPP Siklus I... 111

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I... 115

Lampiran 8 Lembar Evaluasi Siklus I... 118

Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus I... 119

Lampiran 10 Tes untuk Mengukur Conscience... 120

Lampiran 11 Tes untuk Mengukur Conscience... 121

Lampiran 12 Tes untuk Mengukur Compassion... 122

Lampiran 13 RPP Siklus II... 123

Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 128

Lampiran 15 Bacaan: Senggigi, Pantai Elok Pulau Lombok... 132

Lampiran 16 Lembar Evaluasi Siklus II... 133

Lampiran 17 Kunci Jawaban... 134

Lampiran 18 Tes untuk Mengukur Conscience... 135

Lampiran 19 Tes untuk Mengukur Compassion... 136

Lampiran 20 Intrumens Observasi Aktivitas Peserta Didik Pra Penelitian... 137

Lampiran 21 Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I... 138

Lampiran 22 Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II... 139

Lampiran 23 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Pra Penelitian.... 140

Lampiran 24 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Siklus I... 141

Lampiran 25 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Siklus II... 142

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Pendidik/Peserta Didik/Kelompok/Kelas Prapenelitian... 143

(17)

Didik/Kelompok/Kelas Siklus II... 145

Lampiran 29 Lembar Refleksi Pendidik (Mitra) Terhadap Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Siklus I... 146

Lampiran 30 Lembar Refleksi Pendidik (Mitra) Terhadap Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Pada Siklus II... 147

Lampiran 31 Surat Ijin Penelitian... 148

Lampiran 32 Surat Keterangan Selesai Penelitian... 149

Lampiran 33 Foto Penelitian di SD Kanisius Kembaran... 150

(18)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:3) Paradigma Pedagogi Reflektif atau yang sering disingkat dengan PPR yaitu sebuah pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan dari PPR yaitu untuk meningkatkan 3C yaitu competence, conscience, dan compassion. Yang dimaksud competence yaitu kemampuan seseorang dalam hal kognitif. Conscience adalah sebagai kemampuan seseorang dalam hal ketajaman suara hati. Compassion diartikan kemampuan seseorang dalam hal bersikap atau memberikan perhatian kepada sesama.

(19)

untuk mata pelajaran IPA adalah 64 dan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65. Hal ini berhubungan dengan competence. Selain itu pada saat proses pembelajaran, peserta didik cenderung kurang teliti dalam mengerjakan tugas. Hal ini berkaitan dengan conscience. Sedangkan yang berkaitan dengan compassion misalnya ada peserta didik yang tidak mau menolong temannya yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas. Itu sebabnya peneliti terdorong untuk membantu pendidik dalam upaya meningkatkan 3C.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas III SD Kanisius Kembaran tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pembelajaran model PPR dalam pembelajaran tematik. Menurut Ebbut, penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, 2001:9). Peneliti menggunakan model PPR dalam pembelajaran tematik karena kedua model pembelajaran ini dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik karena sama-sama berangkat dari pengalaman dan membuat peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari peserta didik. Dimana Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Depdiknas, 2006:4).

(20)

didik Kelas III SD Kanisius Kembaran pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan tema Gejala Alam. Oleh karena itu judul penelitiannya adalah “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada masalah peningkatan competence, conscience, dan compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan tema “Gejala Alam” di semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah

Berdasar uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana meningkatkan competence peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?

(21)

3. Bagaimana meningkatkan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?

4. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran?

D. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu diperjelas diantaranya yaitu:

1. Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kristiani/kemanusiaan. Paradigma Pedagogi Reflektif dalam penelitian ini merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan di kelas III SD Kanisius Kembaran.

2. Competence, Conscience, Compassion

(22)

merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas III SD Kanisius Kembaran.

3. Pembelajaran Tematik

Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Depdiknas, 2006:4). Pembelajaran tematik dalam penelitian ini merupakan pembelajaran tematik mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia di kelas III SD Kanisius Kembaran.

4. Peserta Didik Kelas III

Peserta didik adalah anak-anak yang menerima pelajaran dari pendidik. Peserta didik kelas III berarti anak yang menerima pelajaran dari pendidik di tingkat tiga pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam penelitian ini, peserta didik berarti anak yang melakukan proses pembelajaran bersama pendidik di tingkat tiga Sekolah Dasar Kanisius Kembaran.

E. Pemecahan Masalah

(23)

conscience, dan compassion, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

F. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan competence peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.

2. Meningkatkan conscience peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.

3. Meningkatkan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

(24)

2. Bagi Peserta didik

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.

3. Bagi Pendidik

Memberikan informasi bagi pendidik SD Kanisius Kembaran bahwa menggunakan salah satu pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran. 4. Bagi Sekolah

(25)

KAJIAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (1988:648), kata paradigma adalah suatu kerangka berfikir atau model dari teori ilmu pengetahuan/perubahan model. Pengertian paradigma dalam hal ini dapat diartikan sebagai sebuah model atau pendekatan dalam proses pembelajaran. Pedagogi artinya cara pengajar mendampingi peserta didik dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:1) Pedagogi mempunyai pengertian yang lebih luas karena meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya seorang peserta didik sehingga akan mencakup arah dan tujuan semua aspek pendidikan.

(26)

dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat sesuai dengan pengertian dan kemampuannya.

Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:3) Paradigma Pedagogi Reflektif atau yang sering disingkat PPR adalah:

1. Suatu pendekatan/model pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan sebagai pijakan dalam menentukan sikap/perilaku.

2. Pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkankembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

3. Pendekatan pembelajaran dengan cara menceburkan siswa kepada pengalaman yang dimiliki (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu).

2. Tujuan dari PPR

Berdasarkan hal tersebut di bawah ini diuraikan mengenai tujuan PPR bagi pendidik   dan peserta didik (Tim PPR SD Kelompok Kanisius, 2010:6).

a. Tujuan PPR bagi pendidik

Tujuan PPR bagi pendidik, yaitu membantu para pendidik untuk : 1) Semakin memahami peserta didik.

(27)

5) Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan. 6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman

sebagai pendidik, pengajar, dan pendamping. b. Tujuan PPR bagi peserta didik

Tujuan PPR bagi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk menjadi:

1) Manusia bagi sesama. 2) Manusia yang utuh.

3) Manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk pengembangan religious.

4) Manusia yang sanggup mencintai dan dicintai.

5) Manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain (umat Allah).

6) Manusia yang berkompeten dan berhati nurani.

7) Membentuk pemimpin pelayanan, dengan meniru Yesus Kristus.

(28)

teliti, atau jujur. Compassion yaitu aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Competence, conscience, dan compassion dalam penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas III SD Kanisius Kembaran.

3. Langkah-langkah Pembelajaran PPR

Dalam PPR proses pengembangan nilai kemanusiaan ditumbuhkan melalui konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Proses belajar disemangati oleh suasana perhatian pada setiap pribadi dan peran guru hanyalah sebagai fasilitator. Perhatian pada setiap pribadi menjiwai proses pembelajaran berpola PPR karena menganggap setiap peserta didik adalah unik, pribadi yang bernilai. Dia adalah subyek pembelajar bukan obyek. Dalam situasi apapun peserta didik berhak untuk dihargai dan mendapatkan rasa hormat.

(29)

berlangsung. Pendidik juga hendaknya hadir memberikan stimulasi, memotivasi, dan meneguhkan usaha anak untuk belajar.

Dinamika Pembelajaran model PPR menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:4):

a. Konteks

Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:10) konteks dapat diartikan sebagai kesiapan peserta didik untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu/menghalangi proses pembelajaran dan perkembangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu:

KONTEKS

PENGALAMAN

REFLEKSI AKSI

(30)

1) Kehidupan peserta didik, meliputi: keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.

2) Keadaan sosio-ekonomis dan politik yang menjadi lingkup kehidupan peserta didik.

3) Suasana sekolah, yang meliputi: norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.

4) Pengertian, keyakinan, sikap, dan nilai yang dibawa seorang peserta didik. Pendidik berusaha membantu siswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.

b. Pengalaman

(31)

Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa para peserta didik datang ke sekolah sudah dengan membawa pengalaman mereka sendiri. Pendidik hendaknya membantu peserta didik menyadari pengalaman yang sudah mereka miliki kemudian pendidik merangsang dan mendorong mereka untuk mengolah pengalaman baru hasil interaksi kegiatan pembelajaran.

Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya. Pengalaman tidak langsung misalnya: kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya.

Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui: prapelajaran, pertanyaan-pertanyaan, aktivitas sendiri, pemecahan masalah, belajar bersama, berpikir kreatif, drama, tutorial teman. Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas dan saling memuji adalah pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa dan akrab (Tim Redaksi Kanisius, 2008:42).

c. Refleksi

(32)

tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.

Tujuan refleksi dalam PPR adalah membentuk hati yang peka dan peduli, internalisasi nilai-nilai, membangun hasrat, dan sikap. Dengan itu semua kita berharap peserta didik terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.

Refleksi meningkatkan perkembangan emosi, pengetahuan, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritualitas, kemandirian, kebebasan, dan keteguhan dalam mengambil keputusan. Kemampuan manusiawi yang diperlukan dalam refleksi adalah kesadaran diri, hati nurani, imajinasi, pikiran, ingatan, dan perasaan. Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan makna dalam setiap pengalamannya. Hal itu dapat dilakukan dengan melalui cara-cara berikut:

1) Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami. 3) Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang

(33)

4) Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap.

Buah refleksi adalah kehendak, yakni dorongan dari dalam untuk melakukan sesuatu. Melalui refleksi kita berharap terjadi perubahan perilaku atau terbentuknya perilaku baru. Refleksi yang benar selalu mengarah kepada aksi, tindakan.

d. Aksi

Aksi dalam PPR berarti perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Pembentukan aksi dimulai dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini peserta didik mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan mengembangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.

Prinsip yang perlu kita pegang adalah berpikir besar dan melaksanakannya dari yang kecil. Peran pendidik adalah mendampingi, menguatkan, dan meneguhkan sehingga perilaku yang ingin dikembangkan itu sungguh tertanam dalam diri anak. Pendidik memfasilitasi peserta didik dengan pertanyaan aksi agar peserta didik terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksi.

e. Evaluasi

(34)

pendidik. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan peserta didik secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Untuk itu pendidik dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap peserta didik.

Dalam sebuah kegiatan penilaian sangat baik jika terjadi hubungan saling percaya dan saling menghargai antara pendidik dan peserta didik. Saat penilaian merupakan saat yang baik untuk menyemangati peserta didik maupun mendorong peserta didik menyimak kembali hal-hal yang telah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bijaksana, memunculkan sudut pandang lain, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan mengajak memandang masalah dari sudut pandang lain.

(35)

4. Kekuatan PPR

Kekuatan dari PPR adalah:

a. Pemerataan perhatian oleh pendidik kepada setiap pribadi peserta didik.

b. Setiap peserta didik memiliki hak untuk dihargai dan dihormati. c. Peserta didik mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi serta

dapat menemukan solusi atas bimbingan pendidik.

d. Memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih.

e. Menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagi dalam proses pembelajaran.

f. Mencakup semua aspek yang mendukung proses pembelajaran.

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

(36)

Dalam Depdiknas (2003:26) diuraikan bahwa pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

2. Ciri Khas Pembelajaran Tematik

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik menurut Depdiknas (2006:6) antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar.

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d. Membantu mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik. e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.

(37)

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut (Depdiknas, 2006:6): berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

4. Tahap Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2010:184) tahap pelaksanaan pembelajaran tematik terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran, yaitu:

a. Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembuka

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian anak terhadap tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi.

b. Kegiatan Inti/Penyajian

(38)

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah menenangkan. Beberapa contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, tes untuk mengukur kemajuan peserta didik.

5. Kelebihan Pembelajaran Tematik

a. Menurut Depdiknas (2003:27), menyebutkan lima kelebihan Pembelajaran Tematik, yaitu:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4) Mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

5) Menumbuhkan ketrampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

b. Kelebihan Pembelajaran Tematik bagi Guru (Trianto, 2010:89): 1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.

(39)

3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinue, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran atau bahkan empat dinding kelas. Pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan.

4) Pendidik bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.

5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.

Pembelajaran tematik memberikan keuntungan waktu bagi proses pembelajaran, karena materi yang sama dalam mata pelajaran yang berbeda tidak akan diulang. Sehingga waktu yang ada dapat digunakan untuk memberikan pengayaan materi (Harsanto, 2007:150).

C. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(40)

pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Jadi PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan sendiri oleh pendidik yang berupa tindakan praktis dalam pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan antara lain proses dan hasil pembelajaran serta profesionalitas pendidik.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Setiap kegiatan atau tindakan yang disengaja atau terencana pasti memiliki tujuan. Demikian pula dengan PTK, tujuannya adalah hasil langsung (output) yang dapat dicapai dari kegiatan (tindakan) yang telah dilakukan. Dalam Kasbolah (2001:21-24) ditulis:

a. Meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan proaktif pembelajaran di kelas.

b. Meningkatkan relevansi pendidikan yang dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.

c. Meningkatkan mutu hasil pendidikan (pembelajaran), maksudnya adalah meningkatnya motivasi peserta didik dalam belajar, semakin positif sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, bertambahnya jenis ketrampilan yang dikuasai dan semakin mantabnya penguasaan materi yang dipelajari.

(41)

Dalam perkembangannya saat ini, faktor efisiensi harus menjadi tolak ukur dalam pengembangan suatu program, disamping faktor efektivitasnya. Oleh karena itu PTK dapat menjadi sarana untuk meningkatkan efisiensi pendidikan karena dalam PTK selalu dicari alternatif baru agar proses pembelajaran dapat terselengggara secara efektif dan efisien.

3. Langkah-langkah dalam PTK

Menurut Susilo ( 2007:19-23) langkah-langkah dalam PTK adalah: a. Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan mencakup 3 hal yaitu: 1) Indentifikasi masalah.

2) Analisis penyebab adanya masalah.

3) Pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan

Menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbangan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?

(42)

3) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi) dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas?

4) Bagaimanakah cara menguji tindakan (aksi) sehingga dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang teliti?

c. Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Atau bisa dikatakan sebagai kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan kegiatan tindakan baik dengan atau tanpa alat bantu. Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif sesuai dengan indikator-indikator yang ditetapkan.

d. Refleksi

(43)

D. Penerapan Pembelajaran PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas III SD Kanisius Kembaran dengan Menggunakan PTK

PPR ini akan diterapkan dalam konteks pembelajaran tematik. Kedua model pembelajaran ini dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik karena sama-sama berangkat dari pengalaman dan membuat peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari peserta didik.

Model pembelajaran PPR akan diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang artinya di dalam desain pembelajaran tematik di atas akan menerapkan langkah-langkah PPR yaitu Konteks Pengalaman Refleksi Aksi Evaluasi untuk mewujudkan pembentukan peserta didik yang menyeluruh sebagai pribadi dan sesama.

E. Kurikulum Semester 2 dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Oemar Malik, 2007:16). Dengan demikian, kurikulum merupakan pedoman pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

(44)

Indonesia adalah “Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi”. Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran IPA adalah “Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar” dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah “Menjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif”.

F. Karakteristik Peserta Didik Kelas III Sekolah Dasar

Hawadi (dalam Trianto, 2010:29) mengatakan anak pada usia 6-10 tahun atau kelas I, II dan III pada umumnya berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami.

Menurut Trianto (2009:18) karakter anak masa sekolah dasar (8-10 tahun) adalah:

1. Ciri Khas secara fisik/jasmani

a. Aktif mengembangkan koordinasi otot besar dan kecil. b. Kekuatan bertambah.

c. Ingin menguasai ketrampilan dasar.

(45)

2. Ciri khas secara mental/kognitif a. Selalu ingin belajar hal-hal baru.

b. Kemampuan untuk memahami pandangan orang lain mulai berkembang.

c. Mulai mengenal perasaan malu dalam situasi-situasi tertentu.

d. Pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan sekitarnya. e. Ketrampilan menulis dan berbahasa terus berkembang.

f. Dapat memahami lebih dari ”seluruh” gambar yang ada. g. Sangat kreatif dan senang menemukan hal-hal baru. h. Sangat ingin tahu.

i. Mudah mengingat.

j. Mengetahui tentang konsep yang benar dan salah. 3. Ciri khas secara sosial/emosional

a. Lebih mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompoknya. b. Pengaruh dari kelompoknya sangat kuat.

c. Lebih peka dalam memilih teman.

d. Umumnya mudah bergaul dan percaya diri. e. Perilaku bersaing mulai berkembang. f. Peka untuk bermain jujur.

g. Memperhatikan perbuatan dan perilaku orang dewasa.

h. Kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis kelamin sama mulai berkembang.

(46)

j. Selera humor berkembang.

k. Mengalami rangkaian emosi-takut, merasa bersalah dan marah. l. Mengetahui peristiwa yang terjadi disekitarnya, meskipun secara

emosional belum cukup dewasa untuk mengatasi akibat-akibatnya.

G. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Proses pembelajaran hendaknya juga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dengan mengalami pengalaman yang bermakna, peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Salah satunya adalah dengan PPR. Pembelajaran model PPR membantu peserta didik untuk mengalami sendiri (tidak hanya mendapat informasi karena diberi tahu) sehingga dapat mengembangkan 3C (competence, conscience dan compassion).

(47)

H. Hipotesis Tindakan

(48)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penellitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka

dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab penelitian ini

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan

bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Nana Syaodih

(2008: 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan

untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada

saat ini atau saat yang lampau.

Penelitian ini juga termasuk penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan

utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan dan kedua

menggambarkan dan menjelaskan (Nana Syaodih, 2008: 60).

Jadi penelitian deskriprif kualitatif adalah suatu penelitian untuk

(49)

fenomena-fenomena yang ada baik secara kelompok atau individu yang

berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III semester 2 SD Kanisius

Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA dengan

Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di

lingkungan sekitar” dan Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar

“Menjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang

(150-200 kata) yang dibaca secara intensif” dengan tema “Gejala Alam” guna

untuk meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik

dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran

Tematik.

Model penelitian tindakan ini menggunakan model dari (Kasbolah,

2001:10) yaitu dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Bagan rencana tindakan tiap siklus

Siklus I Siklus II

Rencana Tindakan Rencana

Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Refleksi Refleksi

Observasi (pengumpulan data) Observasi

(50)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Tamantirto,

Kasihan, Bantul.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada akhir Maret, dengan jadwal sebagai berikut:

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept 1 Proses ijin ke sekolah 9

2 Observasi kondisi awal 9 3 Persiapan perangkat

pembelajaran 9

4 Pelaksanaan Siklus I 9 5 Pelaksanaan Siklus II 9 6 Pengolahan data hasil

penelitian 9 9

7 Penyelesaian

kelengkapan penelitian 9 9 9

8 Ujian skripsi 9

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah semua peserta didik kelas III SD

Kanisius Kembaran yang berjumlah 16 peserta didik yang terdiri dari 10

peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan.

2. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah “peningkatan competence,

conscience dan compassion peserta didik kelas III pada mata pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kenampakan

(51)

teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif” dengan

tema “Gejala Alam” di SD Kanisius Kembaran, semester 2 tahun

pelajaran 2010/2011”.

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan

Rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama penelitian terdiri dari

dua siklus sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, yang pertama dilakukan peneliti adalah

meminta ijin kepada kepala sekolah dan pendidik kelas untuk melakukan

penelitian kolaboratif di SD Kanisius Kembaran, khususnya dengan

pendidik kelas III. Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan keadaan

kelas pada saat proses pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Selain itu,

peneliti melakukan wawancara kepada pendidik mengenai nilai kognitif

dan pengembangan 3C.

2. Rencana Tindakan Penelitian

a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan mencakup mengkaji kompetensi dasar

dan materi pokok, menyusun silabus, menyusun RPP, pembuatan alat

peraga, membuat kisi-kisi dan soal evaluasi. Jaring-jaring tema dan

silabus dibatasi pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia pada

tema “Gejala Alam”. Pembatasan dilakukan karena peningkatan

(52)

b. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, menyiapkan hal-hal yang

diperlukan dalam penelitian antara lain:

1) Rancangan Pembelajaran Siklus I

a) Tema : Gejala Alam

b) Sub Tema : Permukaan Bumi Daratan

c) Mata pelajaran terkait : IPA dan Bahasa Indonesia

d) Sarana Pembelajaran : Bukit Gunung Sempu

e) Kegiatan Pembelajaran :

i) Peserta didik dibagi dalam delapan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari dua peserta didik.

ii) Peserta didik dibagikan LKS.

iii) Peserta didik diajak naik ke Bukit Gunung Sempu.

iv) Peserta didik memperhatikan tentang keadaan sekitar

Bukit Gunung Sempu.

v) Peserta didik menuliskan ciri-ciri Bukit Gunung Sempu

dalam satu paragraf.

vi) Peserta didik menjelaskan tentang bentuk-bentuk

permukaan bumi di daratan berdasarkan gambar yang

sudah ada.

vii) Peserta didik menggambar Bukit Gunung Sempu yang

dilihat dari bawah (sekolah).

viii)Peserta didik membaca teks bacaan “Wisata Gunung

(53)

ix) Peserta didik menjawab pertanyaan dari teks bacaan

tentang “Wisata Gunung Bromo”.

x) Peserta didik mengerjakan evaluasi.

2) Rancangan Pembelajaran Siklus II

a) Tema : Gejala Alam

b) Sub Tema : Permukaan Bumi Perairan

c) Mata pelajaran terkait : IPA dan Bahasa Indonesia

d) Sarana Pembelajaran : Globe, gambar laut, gambar pantai

e) Kegiatan Pembelajaran :

i) Peserta didik mengamati gambar lautan dan diajak untuk

membayangkan jika mereka berada di pantai.

ii) Peserta didik dibagi dalam delapan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari empat peserta didik.

iii) Peserta didik dibagikan LKS.

iv) Peserta didik menyebutkan ciri-ciri lautan berdasarkan

gambar yang dilihat.

v) Peserta didik menuliskan ciri-ciri lautan ke dalam bentuk

paragraf.

vi) Peserta didik mengamati dengan teliti wilayah lautan

dengan menggunakan globe.

vii) Peserta didik menjelaskan tentang kenampakan alam di

lautan.

(54)

ix) Peserta didik membuat kalimat tanya dari jawaban yang

sudah disediakan berdasarkan teks bacaan “Senggigi,

Pantai Elok Pulau Lombok” .

x) Peserta didik mengerjakan evaluasi.

Perbedaan antara siklus I dan siklus II adalah pada indikator.

Perbedaan indikator pencapaiannya dikarenakan siklus II merupakan

proses pembelajaran lanjutan dari siklus I.

c. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA dan

Bahasa Indonesia secara tematik sesuai dengan rancangan

pembelajaran yang telah dibuat peneliti.

2) Peneliti melakukan evaluasi (penilaian) yang mencakup

competence, conscience dan compassion dirangkum dalam bentuk skor, kemudian diproses menjadi nilai pada setiap akhir

pembelajaran setiap siklus.

d. Refleksi

Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa

catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya

pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut

digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih

efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang

(55)

melaksanakan perencanaan berikutnya dan menentukan

langkah-langkah berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik, dalam arti

lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,

1998:1510). Dalam pendidikan, instrumen alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data dapat berupa tes atau non tes.

Dalam kegiatan pengukuran ini peneliti menggunakan tes tertulis untuk

mengukur prestasi belajar peserta didik kelas III semester 2 SD Kanisius

Kembaran tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah soal tes tertulis tersebut adalah

tiga soal isian singkat. Sedangkan Instrumen-instrumen yang disusun oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra penelitian

Instrumen yang disiapkan yaitu menyusun daftar pertanyaan

wawancara, lembar pengamatan aktifitas peserta didik, lembar

pengamatan aktifitas pendidik dan lembar pengamatan untuk mengamati

nilai competence.

2. Tahap penelitian

Pada tahap penelitian, instrumen yang digunakan adalah perangkat

pembelajaran yang meliputi silabus, jaring-jaring tema, RPP, LKS,

(56)

evaluasi untuk mengukur competence dan lembar observasi conscience

serta compassion.

Dalam penelitian ini, instrumen untuk mengukur competence

berupa tes tertulis dengan bentuk tes isian singkat. Sedangkan instrumen

yang digunakan untuk mengukur conscience dan compassion berupa non tes dengan bentuk daftar cek. Untuk melihat keadaan kelas,

instrumen yang digunakan adalah catatan anekdotal.

Instrumen lain yang digunakan pada tahap penelitian adalah lembar

pengamatan untuk pendidik dan lembar pengamatan peserta didik.

Lembar pengamatan tersebut digunakan untuk mengamati kondisi serta

sikap pendidik dan peserta didik pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

3. Validitas Instrumen

Furchan (2007:293) mengemukakan bahwa validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Furchan (2007:294) juga menyebutkan bahwa validitas suatu instrumen

sangat bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaannya.

Instrumen penilaian soal tes tertulis dan non tes daftar cek dibuat

berdasar indikator yang telah ditetapkan. Kemudian dikonsultasikan

dengan pendidik SD Kanisius Kembaran. Validitas dikonsultasikan

kepada pendidik sebagai ahli yang telah mengenal karakteristik peserta

didik dan mengenal kondisi sehari-hari yang terjadi di kelas III SD

Kanisius Kembaran. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes tertulis dan

(57)

KISI-KISI SOAL IPA TEMA GEJALA ALAM

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk Soal alam di daratan.

√ Tes Tertulis

Peserta didik menggambar dengan

teliti ciri-ciri Bukit Gunung Sempu yang diamatinya dari bekerja di luar kelas untuk mengerjakan teliti wilayah lautan pada globe. wilayah lautan pada globe.

(58)

KISI-KISI SOAL BAHASA INDONESIA TEMA GEJALA ALAM

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk Soal Tes/

pertanyaan dari teks bacaan tentang teliti Bukit Gunung

Sempu dan

pertanyaan dari teks bacaan tentang

dari teks bacaan tentang “Senggigi, Pantai Elok Pulau Lombok”.

dalam satu paragraf.

(59)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara dengan pendidik

Wawancara dilakukan terhadap pendidik kelas III di luar jam

pelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh

informasi mengenai mata pelajaran yang rata-rata prestasi belajar peserta

didiknya tergolong rendah.

2. Pengamatan (observasi) pendidik dan observasi peserta didik

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar

dapat mengerti ada permasalahan di dalam kelas yang berkaitan dengan

competence, conscience dan compassion. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan adalah lembar pengamatan dan catatan anekdotal.

Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA dan Bahasa

Indonesia berlangsung.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melihat daftar yang dimiliki oleh

pendidik, kelas, atau sekolah. Data yang dikumpulkan berupa jumlah

peserta didik dalam satu kelas, fasilitas yang ada di dalam kelas, dan nilai

angka yang tergolong rendah.

G. Teknik Analisis Data

Berdasar instrumen penelitian di atas, peneliti menggunakan teknik

(60)

tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes dilaksanakan

setiap akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang

akurat tentang peningkatan competence, conscience dan compassion peserta

didik dalam pembelajaran tematik dengan model PPR.

Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan jumlah peserta didik yang tuntas belajar yang diukur dengan tes tertulis.

Sedangkan untuk concience dan compassion peneliti menggunakan alat ukur

non. Untuk hasil akhir peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

Hasil Akhir = I % II % III %

Keterangan:

CI: Competence CII: Concience CIII: Compassion

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti tabel berikut:

Indikator Keberhasilan Penelitian

No. Peubah Indikator

(61)

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Deskripsi Sekolah

Sekolah Dasar Kanisius Kembaran terletak di Kembaran, Tamantirto,

Kasihan, Bantul. SD Kanisius Kembaran berada di daerah pedesaan yang

sekitarnya terdapat perumahan. SD Kanisius Kembaran merupakan salah satu

sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Kanisius. SD ini merupakan

pemekaran dari SD Kanisius Padokan. Pada tahun 1968 berdiri di Kembaran

dengan menumpang di rumah penduduk. Kurang lebih 5 tahun kemudian

memiliki gedung sendiri yaitu di dusun Kembaran di dekat sungai Konteng.

SD Kanisius Kembaran termasuk SD favorit di Kecamatan Kasihan. Hal ini

tampak dari jumlah peserta didik di sekolah ini lebih banyak dibanding

Sekolah Kanisius lain di Kecamatan Kasihan.

Di halaman sekolah terdapat beberapa pohon yang rindang, sehingga

suasana menjadi sejuk. Sanitasi di SD ini sangat dijaga, terbukti dengan

adanya tempat sampah yang tersedia di berbagai tempat. Kebersihan

lingkungan diwujudkan dengan adanya jadwal piket di setiap kelas.

Sarana dan prasarana yang ada di SD ini cukup memadai untuk

melangsungkan proses pembelajaran. SD ini mempunyai 6 ruang kelas, 1

kantor kepala sekolah, 1 kantor guru, perpustakaan, laboratorium komputer,

ruang UKS, ruang tamu, 2 kamar mandi, gudang, dapur, tempat parkir sepeda

dan halaman sekolah yang cukup luas. Jumlah pendidik yang mencukupi juga

(62)

Peserta didik SD Kanisius Kembaran mayoritas berasal dari lingkungan

sekitar sekolah. Sebagian besar peserta didik berasal dari keluarga dengan

ekonomi menengah ke bawah. Sebagai satuan pendidikan, SD Kanisius

Kembaran mempunyai visi dan misi yang menjadi tujuan dari setiap proses

kegiatan yang dilakukan. Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Visi SD Kanisius Kembaran

Mewujudkan manusia cerdas, unggul berbudaya, mandiri berdasarkan

nilai-nilai Pancasila.

2. Misi SD Kanisius Kembaran

a. Meningkatkan profesionalitas staf.

b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara selektif.

c. Mengembangkan prestasi dan kreatifitas peserta didik.

d. Perhatian khusus pada penanaman nilai-nilai abadi manusia

(kejujuran, keadilan, kebenaran, kesetiakawanan dan sebagainya).

e. Memupuk dan mengembangkan semangat pelayanan.

f. Pendidikan terbuka untuk umum.

B. Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran

Berdasarkan penjelasan dari Trianto maka diketahui bahwa karakteristik

peserta didik kelas III bertentangan dengan karakter anak masa sekolah dasar

(8-10 tahun). Sebagai contoh ada peserta didik yang nilai untuk mata

pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia berada di bawah standar KKM. Hal ini

jika dilihat dari teori tentang ciri khas secara mental/kognitif yang dipaparkan

(63)

rentang usia 8-10 tahun seharusnya anak sangat kreatif, selalu ingin belajar

dan senang menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan mata pelajaran

IPA. Di rentang usia tersebut seharusnya ketika belajar mata pelajaran Bahasa

Indonesia anak juga mempunyai ketrampilan menulis dan berbahasa yang

terus berkembang. Selain itu pada saat proses pembelajaran, peserta didik

cenderung kurang teliti dalam mengerjakan tugas. Menurut Trianto, hal ini

kurang sesuai dengan ciri khas mental yaitu sangat ingin tahu. Di kelas III SD

Kanisius Kembaran juga ditemukan ada peserta didik yang tidak mau

menolong temannya yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas.

Hal ini kurang sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Trianto dilihat dari

ciri khas secara sosial/emosional sebab seharusnya anak usia 8-10 tahun lebih

mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompok.

C. Kurikulum IPA dan Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2

Kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum kelas III semester 2 dengan

tema Gejala Alam. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan

dipakai adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami kenampakan permukaan

bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi

manusia, serta hubungannya dengan

cara manusia memelihara dan

melestarikan alam.

Mendeskripsikan kenampakan

(64)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami teks dengan membaca

intensif (150-200 kata) dan membaca

puisi.

Menjawab atau mengajukan

pertanyaan tentang isi teks agak

panjang (150-200 kata) yang

dibaca secara intensif.

D. Kondisi Kelas III SD Kanisius Kembaran

Kondisi kelas III SD Kanisius Kembaran cukup memenuhi syarat untuk

melangsungkan proses pembelajaran. Ruangan cukup untuk menampung

peserta didik. Meja dan kursi pendidik dan peserta didik tertata dengan rapi.

Almari terdapat di samping meja pendidik. Papan tulis terpasang tidak terlalu

tinggi sehingga memudahkan peserta didik untuk menulis di papan tulis. Di

kelas juga terdapat alat kebersihan seperti sapu, kemoceng dan tempat

sampah. Alat-alat kebersihan tersebut mendorong peserta didik untuk selalu

menjaga kebersihan kelas.

Peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran berjumlah 16 peserta

didik, yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik

(65)

Daftar Peserta Didik Kelas III

No. Nama Jenis Kelamin

L P

1. R √

2. K √

3. E √

4. P √

5. A √

6. B √

7. I √

8. D √

9. L √

10. V √

11. S √

12. C √

13. Y √

14. R √

15. O √

16. B √

(66)

Di dinding kelas juga terdapat peta, gambar pahlawan, papan absensi

peserta didik, data inventaris kelas, jadwal piket dan jadwal pelajaran. Jadwal

pelajaran untuk kelas III SD Kanisius Kembaran adalah sebagai berikut:

Jadwal Pelajaran Kelas III

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 07.00-07.35 Upacara Matematika Senam Matematika Matematika IPA

07.35-08.10 B. Inggris Matematika IPS Matematika Matematika IPA

08.10-08.45 B. Inggris IPS IPS B. Indo Komputer PKn

08.45-09.20 Penjaskes IPS B. Indo B. Indo Komputer PKn

09.20-09.35 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat

09.35-10.10 Penjaskes B. Jawa B. Indo IPA B. Indo PAK

10.10-10.45 P. Karakter B. Jawa PAK IPA B. Indo Batik

10.45-11.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Batik

11.00-11.35 IPA B. Indonesia SBK SBK

11.35-12.10 IPA B. Indonesia SBK SBK

Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran IPA dan Bahasa

Indonesia secara tematik. Hal ini dikarenakan kedua mata pelajaran tersebut

sudah terjadwal dalam satu hari yang sama, maka tidak perlu lagi mengubah

jadwal yaitu pada hari Kamis, hanya perlu menyesuaikan Standar Kompetensi

(67)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data 1. Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap yang dilakukan peneliti untuk

mengetahui masalah yang terjadi di kelas, mengenali keadaan kelas yang

akan diteliti, dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian. 

Peneliti akan mencari permasalahan yang terjadi di kelas III dengan cara

wawancara kepada pendidik kelas III dan observasi kepada pendidik kelas

III, observasi kepada peserta didik dan observasi kelas. Instrumen yang

digunakan oleh peneliti berupa lembar pengamatan, panduan wawancara

dan catatan anekdot. Semuanya itu akan peneliti uraikan berikut ini:

a. Observasi dan Wawancara Pendidik Kelas III

Peneliti melakukan wawancara dengan pendidik kelas III SD

Kanisius Kembaran untuk memperoleh data mengenai masalah yang

terjadi, khususnya mengenai mata pelajaran yang dianggap

bermasalah di kelas. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa mata

pelajaran yang bermasalah adalah IPA dan Bahasa Indonesia. 

Observasi pendidik merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti

pada saat pendidik melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran

IPA dan Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah hasil observasi dan

(68)

Tabel 1.1

Hasil Observasi Pendidik Pada Pra Penelitian

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

1. Pendidik memeriksa

kesiapan belajar peserta didik.

√ Dengan bertanya langsung

2. Pendidik memeriksa

kelengkapan alat tulis (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket) peserta didik.

Langsung mengadakan apersepsi

3. Pendidik melakukan

apersepsi. (Konteks)

Mengaitkan materi dengan apa yang dialami peserta didik 4. Pendidik menjelaskan

tujuan pembelajaran kepada peserta didik.

√ Langsung memulai pelajaran

5. Pendidik mengaitkan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik. (Pengalaman)

Menanyakan yang dilakukan peserta didik berkaitan dengan materi

6. Pendidik memberi

kesempatan pada peserta didik untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.

Tugas dikerjakan secara individu

7. Pendidik memberi umpan balik atas jawaban peserta didik.

√ Pendidik melengkapi jawaban peserta didik

8. Pendidik memberi

pertanyaan panduan untuk direfleksikan peserta didik. (Refleksi)

Tidak melakukan refleksi

9. Pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan tindakan tertentu sesuai materi. (Aksi)

Peserta didik diminta belajar di rumah mengulangi materi pelajaran

10. Pendidik memberi soal

evaluasi. (Evaluasi)

Tidak ada evaluasi

Selain data hasil observasi pra penelitian, peneliti juga

memperoleh data dari hasil wawancara dengan pendidik yang

(69)

Tabel 1.2

Hasil Wawancara dengan Pendidik Kelas III

No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa lama mengajar di SDK Kembaran?

35 th

2. Berapa lama mengampu di kelas III?

35 th

3. Berapa jumlah peserta didik kelas III pada tahun pelajaran 2010/2011?

16 peserta didik

4. Berapa jumlah peserta didik laki-laki dan berapa jumlah peserta didik perempuan?

10 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan

5. Mata pelajaran apa yang nilainya di bawah KKM?

IPA dan Bahasa Indonesia

6. Berapa KKM untuk mapel

8. Bagaimana antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran?

Satu dua anak antusias yang lain diam dan malas-malasan

9. Apa yang biasanya dilakukan peserta didik ketika Bapak menjelaskan materi?

Ada beberapa yang ramai dan tidak mau mendengarkan

10. Apa yang biasanya dilakukan peserta didik ketika mengerjakan tugas?

Tergesa-gesa sehingga kurang teliti dan ada beberapa

peserta didik yang tidak mau bekerjasama

11. Bagaimana usaha yang dilakukan supaya 3C dapat seimbang?

Dengan diskusi, ada yang berhasil tapi ada beberapa peserta didik yang memilih-milih teman.

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa competence pada

mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, conscience khususnya

dalam hal ketelitian dan compassion dalam hal kerjasama masih perlu

(70)

b. Observasi Peserta Didik

Observasi peserta didik merupakan pengamatan yang dilakukan

peneliti untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan peserta didik pada

saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati meliputi

competence, conscience dan compassion. Berikut ini adalah tahap observasi terhadap peserta didik yang dijadikan sebagai kondisi awal:

Tabel 2

Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Peserta didik siap untuk

mengikuti pelajaran. (Conscience)

√ Duduk dengan tenang

2. Peserta didik memperhatikan

penjelasan pendidik. (Compassion)

√ Beberapa sibuk sendiri

3. Peserta didik bisa menggunakan alat tulis lengkap (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket). (Conscience)

Ada beberapa yang tidak membawa sehingga meminjam teman

4. Peserta didik mau menjawab pertanyaan dari pendidik.

(Conscience)

Beberapa

mengangkat tangan untuk menjawab, yang lain diam saja 5. Peserta didik mengajukan

pertanyaan kepada pendidik. (Conscience)

√ Diam tidak ada yang bertanya

6. Peserta didik mau mengerjakan tugas dari pendidik. (Conscience)

√ Ada anak yang tidak mengerjakan

7. Peserta didik dapat bekerjasama dengan kelompok. (Compassion)

√ Tugas yang diberikan tugas individu

8. Peserta didik dapat melaporkan hasil kerja. (Conscience) √

Membacakan di depan

9. Peserta didik dapat menanggapi jawaban teman. (Compassion)

√ Diam

10. Peserta didik dapat membuat kesimpulan tentang materi √

Gambar

Tabel 5.12  Rekap Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia  Pada
gambar yang dilihat.
gambar alam Non   Tes:
Tabel 1.1 Hasil Observasi Pendidik Pada Pra Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses pembelajaran yang berbasis PPR ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep khususnya konsep IPA peserta didik (yang mewakili unsur competence)

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan berpetak dan puzzle segiempat. Penggunaan alat peraga dirancang peneliti untuk dapat membantu

Pertanyaan refleksi sebagai jawaban atas tabel 5.31 adalah manfaat apa yang dapat kita peroleh jika kita bekerja sama dengan orang lain? Kebanyakan siswa mampu menuliskan

a. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru. 1) Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience dan compassion menggunakan model Pembelajaran Tematik berpola Paradigma Pedagogi Reflektif dalam mata

Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Materi

Pertanyaan refleksi sebagai jawaban atas tabel 5.31 adalah manfaat apa yang dapat kita peroleh jika kita bekerja sama dengan orang lain? Kebanyakan siswa mampu menuliskan