DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan guru Sekolah Dasar
Oleh :
ARUM WAHYU DEWI
(091134236)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE
DAN
COMPASSION
(
3C
)
PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Arum Wahyu Dewi
NIM. 091134236
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Sebagai rasa terima kasih, kupersembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku. Kedua orangtuaku, yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kesabaran.
Kakakku Ning dan adikku Siwi, atas segenap cintanya. Suami dan ananda Radith, atas cinta dan dukungannya.
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 September 2011 Penulis
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Arum Wahyu Dewi
Nomor Mahasiswa : 091134236
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 September 2011 Yang menyatakan
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS III SD KANISIUS KEMBARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Arum Wahyu Dewi Universitas Sanata Dharma
2011
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan instrumen berupa lembar pengamatan, panduan wawancara, dan catatan anekdotal. Data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan data pra penelitian, mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada siklus I, mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada siklus II, serta membandingkan competence, conscience dan compassion sebelum dan sesudah penerapan PPR.
IN THEMATIC LEARNING TO INCREASE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION (3C) OF THE THIRD GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
OF SD KANISIUS KEMBARAN 2010/2011 SCHOOL YEAR
Arum Wahyu Dewi Sanata Dharma University
2011
ABSTRACT
The purpose of this research is to raise the competence, conscience and compassion to the third grade students of SD Kanisius Kembaran by applying the reflective pedagogy paradigm (PPR) in a thematic studying on Science and Indonesian Language subject. In order to reach that purpose, the reasearch was done by using class action research with the subject of the research is the third grade students of SD Kanisius Kembaran. The technic of the data submission is using interview, observation and documentation method with the instruments are observation sheet, interview guide and anecdotal note. The data was analyzed by describing the pre research data, describing the process and the result (competence, conscience and compassion) which was reached on cycle I, describing the process and the result (competence, conscience and compassion) which was reached on cycle II and comparing competence, conscience and compassion before and after the application of the paradigm of reflective pedagogy.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Disamping itu, skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan, salah satunya yaitu SD Kanisius Kembaran.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si, kaprodi program studi PGSD.
3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
secara tidak langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menemukan buku sumber untuk penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak, ibu, kakak dan adik, suami dan ananda yang telah mendoakan, mencintai dan mendukung penulis.
8. Teman-teman pendidik di SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan dorongan dan semangat.
9. Dini, sahabat penulis yang telah mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. P. Suratman dan Tri Wahyuni, yang telah memberikan masukan dan semangat.
11. Sisil, Dewi, Tyas, Fifi, Uri, Santi, Lega dan Vera sebagai tim kolaboratif yang selalu memberikan inspirasi dalam pembuatan skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiswa PGSD SI angkatan 2009.
13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat bersama penulis baik dukungan moril maupun waktunya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masalah... 3
D. Batasan Pengertian... 4
E. Pemecahan Masalah... 5
F. Tujuan Penelitian... 6
G. Manfaat Penelitian... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Paradigma Pedagogi Reflektif... 8
B. Pembelajaran Tematik... 18
C. Penelitian Tindakan Kelas... ... 22
D. Penerapan Pembelajaran PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas III SD Kanisius Kembaran dengan Menggunakan PTK... 26
G. Kerangka Berpikir... 29
H. Hipotesis Tindakan... 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian... 33
D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan... 34
E. Instrumen Penelitian... 38
F. Metode Pengumpulan Data... 42
G. Teknik Analisis Data... 42
H. Indikator Keberhasilan... 43
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Deskripsi Sekolah... 44
B. Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran... 45
C. Kurikulum IPA dan Bahasa Indonesia Kelas III semester 2 46 D. Kondisi Kelas III SD Kanisius Kembaran... 47
BAB V. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 50
B. Pembahasan Komparasi Tentang Competence, Conscience dan Compassion Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 93
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 98
B. Saran... 99
DAFTAR PUSTAKA... 101
Tabel 1.1 Hasil Observasi Pra Penelitian ... 51
Tabel 1.2 Hasil Wawancara dengan Pedidik Kelas III ... 52
Tabel 2 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik ... 53
Tabel 3 Kondisi Awal Nilai Kognitif IPA dan Bahasa Indonesia ... 55
Tabel 4.1 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I ... 61
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan terhadap Pendidik Siklus I ... 62
Tabel 4.3 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I ... 63
Tabel 4.4 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I... 64
Tabel 4.5 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I.... 65
Tabel 4.6 Skor Akhir pada Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I... 66
Tabel 4.7 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 67
Tabel 4.8 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 69
Tabel 4.9 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I... 70
Tabel 4.10 Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I ... 71
Tabel 5.1 Hasil Observasi Peserta Didik Pada Siklus II ... 79
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan terhadap Pendidik Pada Siklus II ... 80
Tabel 5.3 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II .. 81
Tabel 5.4 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II.... 82
Tabel 5.5 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II... 83
Tabel 5.6 Skor Akhir Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II... 84
Tabel 5.7 Daftar Skor Competence Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II ... 85
Tabel 5.8 Daftar Skor Conscience Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II... 87
Tabel 5.9 Daftar Skor Compassion Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus II... 88
Siklus I dan Siklus II ... 91 Tabel 5.12 Rekap Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 92 Tabel 6 Perkembangan Skor Rata-rata Kelas Mata Pelajaran IPA dan
Lampiran 1 Silabus Tematik Kelas III Semester 2... 103
Lampiran 2 Jejaring Tema Siklus I... 107
Lampiran 3 Jejaring Tema Siklus II... 108
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal IPA... 109
Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Bahasa Indonesia... 110
Lampiran 6 RPP Siklus I... 111
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I... 115
Lampiran 8 Lembar Evaluasi Siklus I... 118
Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus I... 119
Lampiran 10 Tes untuk Mengukur Conscience... 120
Lampiran 11 Tes untuk Mengukur Conscience... 121
Lampiran 12 Tes untuk Mengukur Compassion... 122
Lampiran 13 RPP Siklus II... 123
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 128
Lampiran 15 Bacaan: Senggigi, Pantai Elok Pulau Lombok... 132
Lampiran 16 Lembar Evaluasi Siklus II... 133
Lampiran 17 Kunci Jawaban... 134
Lampiran 18 Tes untuk Mengukur Conscience... 135
Lampiran 19 Tes untuk Mengukur Compassion... 136
Lampiran 20 Intrumens Observasi Aktivitas Peserta Didik Pra Penelitian... 137
Lampiran 21 Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I... 138
Lampiran 22 Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II... 139
Lampiran 23 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Pra Penelitian.... 140
Lampiran 24 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Siklus I... 141
Lampiran 25 Instrumen Observasi Aktivitas Pendidik Siklus II... 142
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Pendidik/Peserta Didik/Kelompok/Kelas Prapenelitian... 143
Didik/Kelompok/Kelas Siklus II... 145
Lampiran 29 Lembar Refleksi Pendidik (Mitra) Terhadap Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Siklus I... 146
Lampiran 30 Lembar Refleksi Pendidik (Mitra) Terhadap Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Pada Siklus II... 147
Lampiran 31 Surat Ijin Penelitian... 148
Lampiran 32 Surat Keterangan Selesai Penelitian... 149
Lampiran 33 Foto Penelitian di SD Kanisius Kembaran... 150
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:3) Paradigma Pedagogi Reflektif atau yang sering disingkat dengan PPR yaitu sebuah pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan dari PPR yaitu untuk meningkatkan 3C yaitu competence, conscience, dan compassion. Yang dimaksud competence yaitu kemampuan seseorang dalam hal kognitif. Conscience adalah sebagai kemampuan seseorang dalam hal ketajaman suara hati. Compassion diartikan kemampuan seseorang dalam hal bersikap atau memberikan perhatian kepada sesama.
untuk mata pelajaran IPA adalah 64 dan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65. Hal ini berhubungan dengan competence. Selain itu pada saat proses pembelajaran, peserta didik cenderung kurang teliti dalam mengerjakan tugas. Hal ini berkaitan dengan conscience. Sedangkan yang berkaitan dengan compassion misalnya ada peserta didik yang tidak mau menolong temannya yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas. Itu sebabnya peneliti terdorong untuk membantu pendidik dalam upaya meningkatkan 3C.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas III SD Kanisius Kembaran tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pembelajaran model PPR dalam pembelajaran tematik. Menurut Ebbut, penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, 2001:9). Peneliti menggunakan model PPR dalam pembelajaran tematik karena kedua model pembelajaran ini dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik karena sama-sama berangkat dari pengalaman dan membuat peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari peserta didik. Dimana Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Depdiknas, 2006:4).
didik Kelas III SD Kanisius Kembaran pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan tema Gejala Alam. Oleh karena itu judul penelitiannya adalah “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini akan dibatasi pada masalah peningkatan competence, conscience, dan compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan tema “Gejala Alam” di semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
C. Rumusan Masalah
Berdasar uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana meningkatkan competence peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana meningkatkan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
4. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran?
D. Batasan Pengertian
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu diperjelas diantaranya yaitu:
1. Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kristiani/kemanusiaan. Paradigma Pedagogi Reflektif dalam penelitian ini merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan di kelas III SD Kanisius Kembaran.
2. Competence, Conscience, Compassion
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas III SD Kanisius Kembaran.
3. Pembelajaran Tematik
Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Depdiknas, 2006:4). Pembelajaran tematik dalam penelitian ini merupakan pembelajaran tematik mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia di kelas III SD Kanisius Kembaran.
4. Peserta Didik Kelas III
Peserta didik adalah anak-anak yang menerima pelajaran dari pendidik. Peserta didik kelas III berarti anak yang menerima pelajaran dari pendidik di tingkat tiga pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam penelitian ini, peserta didik berarti anak yang melakukan proses pembelajaran bersama pendidik di tingkat tiga Sekolah Dasar Kanisius Kembaran.
E. Pemecahan Masalah
conscience, dan compassion, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
F. Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan competence peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
2. Meningkatkan conscience peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
3. Meningkatkan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
2. Bagi Peserta didik
Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
3. Bagi Pendidik
Memberikan informasi bagi pendidik SD Kanisius Kembaran bahwa menggunakan salah satu pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran. 4. Bagi Sekolah
KAJIAN PUSTAKA
A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (1988:648), kata paradigma adalah suatu kerangka berfikir atau model dari teori ilmu pengetahuan/perubahan model. Pengertian paradigma dalam hal ini dapat diartikan sebagai sebuah model atau pendekatan dalam proses pembelajaran. Pedagogi artinya cara pengajar mendampingi peserta didik dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:1) Pedagogi mempunyai pengertian yang lebih luas karena meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya seorang peserta didik sehingga akan mencakup arah dan tujuan semua aspek pendidikan.
dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat sesuai dengan pengertian dan kemampuannya.
Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:3) Paradigma Pedagogi Reflektif atau yang sering disingkat PPR adalah:
1. Suatu pendekatan/model pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan sebagai pijakan dalam menentukan sikap/perilaku.
2. Pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkankembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
3. Pendekatan pembelajaran dengan cara menceburkan siswa kepada pengalaman yang dimiliki (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu).
2. Tujuan dari PPR
Berdasarkan hal tersebut di bawah ini diuraikan mengenai tujuan PPR bagi pendidik dan peserta didik (Tim PPR SD Kelompok Kanisius, 2010:6).
a. Tujuan PPR bagi pendidik
Tujuan PPR bagi pendidik, yaitu membantu para pendidik untuk : 1) Semakin memahami peserta didik.
5) Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan. 6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman
sebagai pendidik, pengajar, dan pendamping. b. Tujuan PPR bagi peserta didik
Tujuan PPR bagi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk menjadi:
1) Manusia bagi sesama. 2) Manusia yang utuh.
3) Manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk pengembangan religious.
4) Manusia yang sanggup mencintai dan dicintai.
5) Manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain (umat Allah).
6) Manusia yang berkompeten dan berhati nurani.
7) Membentuk pemimpin pelayanan, dengan meniru Yesus Kristus.
teliti, atau jujur. Compassion yaitu aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Competence, conscience, dan compassion dalam penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas III SD Kanisius Kembaran.
3. Langkah-langkah Pembelajaran PPR
Dalam PPR proses pengembangan nilai kemanusiaan ditumbuhkan melalui konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Proses belajar disemangati oleh suasana perhatian pada setiap pribadi dan peran guru hanyalah sebagai fasilitator. Perhatian pada setiap pribadi menjiwai proses pembelajaran berpola PPR karena menganggap setiap peserta didik adalah unik, pribadi yang bernilai. Dia adalah subyek pembelajar bukan obyek. Dalam situasi apapun peserta didik berhak untuk dihargai dan mendapatkan rasa hormat.
berlangsung. Pendidik juga hendaknya hadir memberikan stimulasi, memotivasi, dan meneguhkan usaha anak untuk belajar.
Dinamika Pembelajaran model PPR menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:4):
a. Konteks
Menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:10) konteks dapat diartikan sebagai kesiapan peserta didik untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu/menghalangi proses pembelajaran dan perkembangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu:
KONTEKS
PENGALAMAN
REFLEKSI AKSI
1) Kehidupan peserta didik, meliputi: keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.
2) Keadaan sosio-ekonomis dan politik yang menjadi lingkup kehidupan peserta didik.
3) Suasana sekolah, yang meliputi: norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.
4) Pengertian, keyakinan, sikap, dan nilai yang dibawa seorang peserta didik. Pendidik berusaha membantu siswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.
b. Pengalaman
Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa para peserta didik datang ke sekolah sudah dengan membawa pengalaman mereka sendiri. Pendidik hendaknya membantu peserta didik menyadari pengalaman yang sudah mereka miliki kemudian pendidik merangsang dan mendorong mereka untuk mengolah pengalaman baru hasil interaksi kegiatan pembelajaran.
Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya. Pengalaman tidak langsung misalnya: kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya.
Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui: prapelajaran, pertanyaan-pertanyaan, aktivitas sendiri, pemecahan masalah, belajar bersama, berpikir kreatif, drama, tutorial teman. Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas dan saling memuji adalah pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa dan akrab (Tim Redaksi Kanisius, 2008:42).
c. Refleksi
tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.
Tujuan refleksi dalam PPR adalah membentuk hati yang peka dan peduli, internalisasi nilai-nilai, membangun hasrat, dan sikap. Dengan itu semua kita berharap peserta didik terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.
Refleksi meningkatkan perkembangan emosi, pengetahuan, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritualitas, kemandirian, kebebasan, dan keteguhan dalam mengambil keputusan. Kemampuan manusiawi yang diperlukan dalam refleksi adalah kesadaran diri, hati nurani, imajinasi, pikiran, ingatan, dan perasaan. Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan makna dalam setiap pengalamannya. Hal itu dapat dilakukan dengan melalui cara-cara berikut:
1) Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami. 3) Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang
4) Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap.
Buah refleksi adalah kehendak, yakni dorongan dari dalam untuk melakukan sesuatu. Melalui refleksi kita berharap terjadi perubahan perilaku atau terbentuknya perilaku baru. Refleksi yang benar selalu mengarah kepada aksi, tindakan.
d. Aksi
Aksi dalam PPR berarti perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Pembentukan aksi dimulai dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini peserta didik mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan mengembangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.
Prinsip yang perlu kita pegang adalah berpikir besar dan melaksanakannya dari yang kecil. Peran pendidik adalah mendampingi, menguatkan, dan meneguhkan sehingga perilaku yang ingin dikembangkan itu sungguh tertanam dalam diri anak. Pendidik memfasilitasi peserta didik dengan pertanyaan aksi agar peserta didik terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksi.
e. Evaluasi
pendidik. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan peserta didik secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Untuk itu pendidik dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap peserta didik.
Dalam sebuah kegiatan penilaian sangat baik jika terjadi hubungan saling percaya dan saling menghargai antara pendidik dan peserta didik. Saat penilaian merupakan saat yang baik untuk menyemangati peserta didik maupun mendorong peserta didik menyimak kembali hal-hal yang telah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bijaksana, memunculkan sudut pandang lain, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan mengajak memandang masalah dari sudut pandang lain.
4. Kekuatan PPR
Kekuatan dari PPR adalah:
a. Pemerataan perhatian oleh pendidik kepada setiap pribadi peserta didik.
b. Setiap peserta didik memiliki hak untuk dihargai dan dihormati. c. Peserta didik mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi serta
dapat menemukan solusi atas bimbingan pendidik.
d. Memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih.
e. Menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagi dalam proses pembelajaran.
f. Mencakup semua aspek yang mendukung proses pembelajaran.
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Dalam Depdiknas (2003:26) diuraikan bahwa pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
2. Ciri Khas Pembelajaran Tematik
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik menurut Depdiknas (2006:6) antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar.
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d. Membantu mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik. e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut (Depdiknas, 2006:6): berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
4. Tahap Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto (2010:184) tahap pelaksanaan pembelajaran tematik terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembuka
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian anak terhadap tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi.
b. Kegiatan Inti/Penyajian
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah menenangkan. Beberapa contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, tes untuk mengukur kemajuan peserta didik.
5. Kelebihan Pembelajaran Tematik
a. Menurut Depdiknas (2003:27), menyebutkan lima kelebihan Pembelajaran Tematik, yaitu:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4) Mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
5) Menumbuhkan ketrampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
b. Kelebihan Pembelajaran Tematik bagi Guru (Trianto, 2010:89): 1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.
3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinue, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran atau bahkan empat dinding kelas. Pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan.
4) Pendidik bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.
5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.
Pembelajaran tematik memberikan keuntungan waktu bagi proses pembelajaran, karena materi yang sama dalam mata pelajaran yang berbeda tidak akan diulang. Sehingga waktu yang ada dapat digunakan untuk memberikan pengayaan materi (Harsanto, 2007:150).
C. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Jadi PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan sendiri oleh pendidik yang berupa tindakan praktis dalam pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan antara lain proses dan hasil pembelajaran serta profesionalitas pendidik.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Setiap kegiatan atau tindakan yang disengaja atau terencana pasti memiliki tujuan. Demikian pula dengan PTK, tujuannya adalah hasil langsung (output) yang dapat dicapai dari kegiatan (tindakan) yang telah dilakukan. Dalam Kasbolah (2001:21-24) ditulis:
a. Meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan proaktif pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan relevansi pendidikan yang dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.
c. Meningkatkan mutu hasil pendidikan (pembelajaran), maksudnya adalah meningkatnya motivasi peserta didik dalam belajar, semakin positif sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, bertambahnya jenis ketrampilan yang dikuasai dan semakin mantabnya penguasaan materi yang dipelajari.
Dalam perkembangannya saat ini, faktor efisiensi harus menjadi tolak ukur dalam pengembangan suatu program, disamping faktor efektivitasnya. Oleh karena itu PTK dapat menjadi sarana untuk meningkatkan efisiensi pendidikan karena dalam PTK selalu dicari alternatif baru agar proses pembelajaran dapat terselengggara secara efektif dan efisien.
3. Langkah-langkah dalam PTK
Menurut Susilo ( 2007:19-23) langkah-langkah dalam PTK adalah: a. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan mencakup 3 hal yaitu: 1) Indentifikasi masalah.
2) Analisis penyebab adanya masalah.
3) Pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.
b. Tindakan
Menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbangan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
3) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi) dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas?
4) Bagaimanakah cara menguji tindakan (aksi) sehingga dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang teliti?
c. Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Atau bisa dikatakan sebagai kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan kegiatan tindakan baik dengan atau tanpa alat bantu. Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif sesuai dengan indikator-indikator yang ditetapkan.
d. Refleksi
D. Penerapan Pembelajaran PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas III SD Kanisius Kembaran dengan Menggunakan PTK
PPR ini akan diterapkan dalam konteks pembelajaran tematik. Kedua model pembelajaran ini dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik karena sama-sama berangkat dari pengalaman dan membuat peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari peserta didik.
Model pembelajaran PPR akan diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang artinya di dalam desain pembelajaran tematik di atas akan menerapkan langkah-langkah PPR yaitu Konteks Pengalaman Refleksi Aksi Evaluasi untuk mewujudkan pembentukan peserta didik yang menyeluruh sebagai pribadi dan sesama.
E. Kurikulum Semester 2 dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Oemar Malik, 2007:16). Dengan demikian, kurikulum merupakan pedoman pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Indonesia adalah “Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi”. Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran IPA adalah “Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar” dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah “Menjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif”.
F. Karakteristik Peserta Didik Kelas III Sekolah Dasar
Hawadi (dalam Trianto, 2010:29) mengatakan anak pada usia 6-10 tahun atau kelas I, II dan III pada umumnya berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami.
Menurut Trianto (2009:18) karakter anak masa sekolah dasar (8-10 tahun) adalah:
1. Ciri Khas secara fisik/jasmani
a. Aktif mengembangkan koordinasi otot besar dan kecil. b. Kekuatan bertambah.
c. Ingin menguasai ketrampilan dasar.
2. Ciri khas secara mental/kognitif a. Selalu ingin belajar hal-hal baru.
b. Kemampuan untuk memahami pandangan orang lain mulai berkembang.
c. Mulai mengenal perasaan malu dalam situasi-situasi tertentu.
d. Pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan sekitarnya. e. Ketrampilan menulis dan berbahasa terus berkembang.
f. Dapat memahami lebih dari ”seluruh” gambar yang ada. g. Sangat kreatif dan senang menemukan hal-hal baru. h. Sangat ingin tahu.
i. Mudah mengingat.
j. Mengetahui tentang konsep yang benar dan salah. 3. Ciri khas secara sosial/emosional
a. Lebih mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompoknya. b. Pengaruh dari kelompoknya sangat kuat.
c. Lebih peka dalam memilih teman.
d. Umumnya mudah bergaul dan percaya diri. e. Perilaku bersaing mulai berkembang. f. Peka untuk bermain jujur.
g. Memperhatikan perbuatan dan perilaku orang dewasa.
h. Kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis kelamin sama mulai berkembang.
j. Selera humor berkembang.
k. Mengalami rangkaian emosi-takut, merasa bersalah dan marah. l. Mengetahui peristiwa yang terjadi disekitarnya, meskipun secara
emosional belum cukup dewasa untuk mengatasi akibat-akibatnya.
G. Kerangka Berpikir
Sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Proses pembelajaran hendaknya juga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dengan mengalami pengalaman yang bermakna, peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Salah satunya adalah dengan PPR. Pembelajaran model PPR membantu peserta didik untuk mengalami sendiri (tidak hanya mendapat informasi karena diberi tahu) sehingga dapat mengembangkan 3C (competence, conscience dan compassion).
H. Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penellitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab penelitian ini
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Nana Syaodih
(2008: 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan
untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada
saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian ini juga termasuk penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan
utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan dan kedua
menggambarkan dan menjelaskan (Nana Syaodih, 2008: 60).
Jadi penelitian deskriprif kualitatif adalah suatu penelitian untuk
fenomena-fenomena yang ada baik secara kelompok atau individu yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III semester 2 SD Kanisius
Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA dengan
Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di
lingkungan sekitar” dan Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar
“Menjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif” dengan tema “Gejala Alam” guna
untuk meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik
dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran
Tematik.
Model penelitian tindakan ini menggunakan model dari (Kasbolah,
2001:10) yaitu dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Bagan rencana tindakan tiap siklus
Siklus I Siklus II
Rencana Tindakan Rencana
Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
Tindakan Refleksi Refleksi
Observasi (pengumpulan data) Observasi
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Tamantirto,
Kasihan, Bantul.
2. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada akhir Maret, dengan jadwal sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept 1 Proses ijin ke sekolah 9
2 Observasi kondisi awal 9 3 Persiapan perangkat
pembelajaran 9
4 Pelaksanaan Siklus I 9 5 Pelaksanaan Siklus II 9 6 Pengolahan data hasil
penelitian 9 9
7 Penyelesaian
kelengkapan penelitian 9 9 9
8 Ujian skripsi 9
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah semua peserta didik kelas III SD
Kanisius Kembaran yang berjumlah 16 peserta didik yang terdiri dari 10
peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan.
2. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah “peningkatan competence,
conscience dan compassion peserta didik kelas III pada mata pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kenampakan
teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif” dengan
tema “Gejala Alam” di SD Kanisius Kembaran, semester 2 tahun
pelajaran 2010/2011”.
D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan
Rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama penelitian terdiri dari
dua siklus sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian, yang pertama dilakukan peneliti adalah
meminta ijin kepada kepala sekolah dan pendidik kelas untuk melakukan
penelitian kolaboratif di SD Kanisius Kembaran, khususnya dengan
pendidik kelas III. Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan keadaan
kelas pada saat proses pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Selain itu,
peneliti melakukan wawancara kepada pendidik mengenai nilai kognitif
dan pengembangan 3C.
2. Rencana Tindakan Penelitian
a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan mencakup mengkaji kompetensi dasar
dan materi pokok, menyusun silabus, menyusun RPP, pembuatan alat
peraga, membuat kisi-kisi dan soal evaluasi. Jaring-jaring tema dan
silabus dibatasi pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia pada
tema “Gejala Alam”. Pembatasan dilakukan karena peningkatan
b. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penelitian antara lain:
1) Rancangan Pembelajaran Siklus I
a) Tema : Gejala Alam
b) Sub Tema : Permukaan Bumi Daratan
c) Mata pelajaran terkait : IPA dan Bahasa Indonesia
d) Sarana Pembelajaran : Bukit Gunung Sempu
e) Kegiatan Pembelajaran :
i) Peserta didik dibagi dalam delapan kelompok, setiap
kelompok terdiri dari dua peserta didik.
ii) Peserta didik dibagikan LKS.
iii) Peserta didik diajak naik ke Bukit Gunung Sempu.
iv) Peserta didik memperhatikan tentang keadaan sekitar
Bukit Gunung Sempu.
v) Peserta didik menuliskan ciri-ciri Bukit Gunung Sempu
dalam satu paragraf.
vi) Peserta didik menjelaskan tentang bentuk-bentuk
permukaan bumi di daratan berdasarkan gambar yang
sudah ada.
vii) Peserta didik menggambar Bukit Gunung Sempu yang
dilihat dari bawah (sekolah).
viii)Peserta didik membaca teks bacaan “Wisata Gunung
ix) Peserta didik menjawab pertanyaan dari teks bacaan
tentang “Wisata Gunung Bromo”.
x) Peserta didik mengerjakan evaluasi.
2) Rancangan Pembelajaran Siklus II
a) Tema : Gejala Alam
b) Sub Tema : Permukaan Bumi Perairan
c) Mata pelajaran terkait : IPA dan Bahasa Indonesia
d) Sarana Pembelajaran : Globe, gambar laut, gambar pantai
e) Kegiatan Pembelajaran :
i) Peserta didik mengamati gambar lautan dan diajak untuk
membayangkan jika mereka berada di pantai.
ii) Peserta didik dibagi dalam delapan kelompok, setiap
kelompok terdiri dari empat peserta didik.
iii) Peserta didik dibagikan LKS.
iv) Peserta didik menyebutkan ciri-ciri lautan berdasarkan
gambar yang dilihat.
v) Peserta didik menuliskan ciri-ciri lautan ke dalam bentuk
paragraf.
vi) Peserta didik mengamati dengan teliti wilayah lautan
dengan menggunakan globe.
vii) Peserta didik menjelaskan tentang kenampakan alam di
lautan.
ix) Peserta didik membuat kalimat tanya dari jawaban yang
sudah disediakan berdasarkan teks bacaan “Senggigi,
Pantai Elok Pulau Lombok” .
x) Peserta didik mengerjakan evaluasi.
Perbedaan antara siklus I dan siklus II adalah pada indikator.
Perbedaan indikator pencapaiannya dikarenakan siklus II merupakan
proses pembelajaran lanjutan dari siklus I.
c. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia secara tematik sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang telah dibuat peneliti.
2) Peneliti melakukan evaluasi (penilaian) yang mencakup
competence, conscience dan compassion dirangkum dalam bentuk skor, kemudian diproses menjadi nilai pada setiap akhir
pembelajaran setiap siklus.
d. Refleksi
Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa
catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya
pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut
digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih
efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang
melaksanakan perencanaan berikutnya dan menentukan
langkah-langkah berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik, dalam arti
lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
1998:1510). Dalam pendidikan, instrumen alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data dapat berupa tes atau non tes.
Dalam kegiatan pengukuran ini peneliti menggunakan tes tertulis untuk
mengukur prestasi belajar peserta didik kelas III semester 2 SD Kanisius
Kembaran tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah soal tes tertulis tersebut adalah
tiga soal isian singkat. Sedangkan Instrumen-instrumen yang disusun oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra penelitian
Instrumen yang disiapkan yaitu menyusun daftar pertanyaan
wawancara, lembar pengamatan aktifitas peserta didik, lembar
pengamatan aktifitas pendidik dan lembar pengamatan untuk mengamati
nilai competence.
2. Tahap penelitian
Pada tahap penelitian, instrumen yang digunakan adalah perangkat
pembelajaran yang meliputi silabus, jaring-jaring tema, RPP, LKS,
evaluasi untuk mengukur competence dan lembar observasi conscience
serta compassion.
Dalam penelitian ini, instrumen untuk mengukur competence
berupa tes tertulis dengan bentuk tes isian singkat. Sedangkan instrumen
yang digunakan untuk mengukur conscience dan compassion berupa non tes dengan bentuk daftar cek. Untuk melihat keadaan kelas,
instrumen yang digunakan adalah catatan anekdotal.
Instrumen lain yang digunakan pada tahap penelitian adalah lembar
pengamatan untuk pendidik dan lembar pengamatan peserta didik.
Lembar pengamatan tersebut digunakan untuk mengamati kondisi serta
sikap pendidik dan peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
3. Validitas Instrumen
Furchan (2007:293) mengemukakan bahwa validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Furchan (2007:294) juga menyebutkan bahwa validitas suatu instrumen
sangat bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaannya.
Instrumen penilaian soal tes tertulis dan non tes daftar cek dibuat
berdasar indikator yang telah ditetapkan. Kemudian dikonsultasikan
dengan pendidik SD Kanisius Kembaran. Validitas dikonsultasikan
kepada pendidik sebagai ahli yang telah mengenal karakteristik peserta
didik dan mengenal kondisi sehari-hari yang terjadi di kelas III SD
Kanisius Kembaran. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes tertulis dan
KISI-KISI SOAL IPA TEMA GEJALA ALAM
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Bentuk Soal alam di daratan.
√ Tes Tertulis
Peserta didik menggambar dengan
teliti ciri-ciri Bukit Gunung Sempu yang diamatinya dari bekerja di luar kelas untuk mengerjakan teliti wilayah lautan pada globe. wilayah lautan pada globe.
KISI-KISI SOAL BAHASA INDONESIA TEMA GEJALA ALAM
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Bentuk Soal Tes/
pertanyaan dari teks bacaan tentang teliti Bukit Gunung
Sempu dan
pertanyaan dari teks bacaan tentang
dari teks bacaan tentang “Senggigi, Pantai Elok Pulau Lombok”.
dalam satu paragraf.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara dengan pendidik
Wawancara dilakukan terhadap pendidik kelas III di luar jam
pelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi mengenai mata pelajaran yang rata-rata prestasi belajar peserta
didiknya tergolong rendah.
2. Pengamatan (observasi) pendidik dan observasi peserta didik
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar
dapat mengerti ada permasalahan di dalam kelas yang berkaitan dengan
competence, conscience dan compassion. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan adalah lembar pengamatan dan catatan anekdotal.
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia berlangsung.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan melihat daftar yang dimiliki oleh
pendidik, kelas, atau sekolah. Data yang dikumpulkan berupa jumlah
peserta didik dalam satu kelas, fasilitas yang ada di dalam kelas, dan nilai
angka yang tergolong rendah.
G. Teknik Analisis Data
Berdasar instrumen penelitian di atas, peneliti menggunakan teknik
tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes dilaksanakan
setiap akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang
akurat tentang peningkatan competence, conscience dan compassion peserta
didik dalam pembelajaran tematik dengan model PPR.
Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan jumlah peserta didik yang tuntas belajar yang diukur dengan tes tertulis.
Sedangkan untuk concience dan compassion peneliti menggunakan alat ukur
non. Untuk hasil akhir peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasil Akhir = I % II % III %
Keterangan:
CI: Competence CII: Concience CIII: Compassion
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti tabel berikut:
Indikator Keberhasilan Penelitian
No. Peubah Indikator
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Deskripsi Sekolah
Sekolah Dasar Kanisius Kembaran terletak di Kembaran, Tamantirto,
Kasihan, Bantul. SD Kanisius Kembaran berada di daerah pedesaan yang
sekitarnya terdapat perumahan. SD Kanisius Kembaran merupakan salah satu
sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Kanisius. SD ini merupakan
pemekaran dari SD Kanisius Padokan. Pada tahun 1968 berdiri di Kembaran
dengan menumpang di rumah penduduk. Kurang lebih 5 tahun kemudian
memiliki gedung sendiri yaitu di dusun Kembaran di dekat sungai Konteng.
SD Kanisius Kembaran termasuk SD favorit di Kecamatan Kasihan. Hal ini
tampak dari jumlah peserta didik di sekolah ini lebih banyak dibanding
Sekolah Kanisius lain di Kecamatan Kasihan.
Di halaman sekolah terdapat beberapa pohon yang rindang, sehingga
suasana menjadi sejuk. Sanitasi di SD ini sangat dijaga, terbukti dengan
adanya tempat sampah yang tersedia di berbagai tempat. Kebersihan
lingkungan diwujudkan dengan adanya jadwal piket di setiap kelas.
Sarana dan prasarana yang ada di SD ini cukup memadai untuk
melangsungkan proses pembelajaran. SD ini mempunyai 6 ruang kelas, 1
kantor kepala sekolah, 1 kantor guru, perpustakaan, laboratorium komputer,
ruang UKS, ruang tamu, 2 kamar mandi, gudang, dapur, tempat parkir sepeda
dan halaman sekolah yang cukup luas. Jumlah pendidik yang mencukupi juga
Peserta didik SD Kanisius Kembaran mayoritas berasal dari lingkungan
sekitar sekolah. Sebagian besar peserta didik berasal dari keluarga dengan
ekonomi menengah ke bawah. Sebagai satuan pendidikan, SD Kanisius
Kembaran mempunyai visi dan misi yang menjadi tujuan dari setiap proses
kegiatan yang dilakukan. Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Visi SD Kanisius Kembaran
Mewujudkan manusia cerdas, unggul berbudaya, mandiri berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.
2. Misi SD Kanisius Kembaran
a. Meningkatkan profesionalitas staf.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara selektif.
c. Mengembangkan prestasi dan kreatifitas peserta didik.
d. Perhatian khusus pada penanaman nilai-nilai abadi manusia
(kejujuran, keadilan, kebenaran, kesetiakawanan dan sebagainya).
e. Memupuk dan mengembangkan semangat pelayanan.
f. Pendidikan terbuka untuk umum.
B. Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran
Berdasarkan penjelasan dari Trianto maka diketahui bahwa karakteristik
peserta didik kelas III bertentangan dengan karakter anak masa sekolah dasar
(8-10 tahun). Sebagai contoh ada peserta didik yang nilai untuk mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia berada di bawah standar KKM. Hal ini
jika dilihat dari teori tentang ciri khas secara mental/kognitif yang dipaparkan
rentang usia 8-10 tahun seharusnya anak sangat kreatif, selalu ingin belajar
dan senang menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan mata pelajaran
IPA. Di rentang usia tersebut seharusnya ketika belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia anak juga mempunyai ketrampilan menulis dan berbahasa yang
terus berkembang. Selain itu pada saat proses pembelajaran, peserta didik
cenderung kurang teliti dalam mengerjakan tugas. Menurut Trianto, hal ini
kurang sesuai dengan ciri khas mental yaitu sangat ingin tahu. Di kelas III SD
Kanisius Kembaran juga ditemukan ada peserta didik yang tidak mau
menolong temannya yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas.
Hal ini kurang sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Trianto dilihat dari
ciri khas secara sosial/emosional sebab seharusnya anak usia 8-10 tahun lebih
mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompok.
C. Kurikulum IPA dan Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2
Kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum kelas III semester 2 dengan
tema Gejala Alam. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan
dipakai adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami kenampakan permukaan
bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan
cara manusia memelihara dan
melestarikan alam.
Mendeskripsikan kenampakan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami teks dengan membaca
intensif (150-200 kata) dan membaca
puisi.
Menjawab atau mengajukan
pertanyaan tentang isi teks agak
panjang (150-200 kata) yang
dibaca secara intensif.
D. Kondisi Kelas III SD Kanisius Kembaran
Kondisi kelas III SD Kanisius Kembaran cukup memenuhi syarat untuk
melangsungkan proses pembelajaran. Ruangan cukup untuk menampung
peserta didik. Meja dan kursi pendidik dan peserta didik tertata dengan rapi.
Almari terdapat di samping meja pendidik. Papan tulis terpasang tidak terlalu
tinggi sehingga memudahkan peserta didik untuk menulis di papan tulis. Di
kelas juga terdapat alat kebersihan seperti sapu, kemoceng dan tempat
sampah. Alat-alat kebersihan tersebut mendorong peserta didik untuk selalu
menjaga kebersihan kelas.
Peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran berjumlah 16 peserta
didik, yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik
Daftar Peserta Didik Kelas III
No. Nama Jenis Kelamin
L P
1. R √
2. K √
3. E √
4. P √
5. A √
6. B √
7. I √
8. D √
9. L √
10. V √
11. S √
12. C √
13. Y √
14. R √
15. O √
16. B √
Di dinding kelas juga terdapat peta, gambar pahlawan, papan absensi
peserta didik, data inventaris kelas, jadwal piket dan jadwal pelajaran. Jadwal
pelajaran untuk kelas III SD Kanisius Kembaran adalah sebagai berikut:
Jadwal Pelajaran Kelas III
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 07.00-07.35 Upacara Matematika Senam Matematika Matematika IPA
07.35-08.10 B. Inggris Matematika IPS Matematika Matematika IPA
08.10-08.45 B. Inggris IPS IPS B. Indo Komputer PKn
08.45-09.20 Penjaskes IPS B. Indo B. Indo Komputer PKn
09.20-09.35 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
09.35-10.10 Penjaskes B. Jawa B. Indo IPA B. Indo PAK
10.10-10.45 P. Karakter B. Jawa PAK IPA B. Indo Batik
10.45-11.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Batik
11.00-11.35 IPA B. Indonesia SBK SBK
11.35-12.10 IPA B. Indonesia SBK SBK
Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia secara tematik. Hal ini dikarenakan kedua mata pelajaran tersebut
sudah terjadwal dalam satu hari yang sama, maka tidak perlu lagi mengubah
jadwal yaitu pada hari Kamis, hanya perlu menyesuaikan Standar Kompetensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data 1. Pra Penelitian
Tahap pra penelitian merupakan tahap yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui masalah yang terjadi di kelas, mengenali keadaan kelas yang
akan diteliti, dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian.
Peneliti akan mencari permasalahan yang terjadi di kelas III dengan cara
wawancara kepada pendidik kelas III dan observasi kepada pendidik kelas
III, observasi kepada peserta didik dan observasi kelas. Instrumen yang
digunakan oleh peneliti berupa lembar pengamatan, panduan wawancara
dan catatan anekdot. Semuanya itu akan peneliti uraikan berikut ini:
a. Observasi dan Wawancara Pendidik Kelas III
Peneliti melakukan wawancara dengan pendidik kelas III SD
Kanisius Kembaran untuk memperoleh data mengenai masalah yang
terjadi, khususnya mengenai mata pelajaran yang dianggap
bermasalah di kelas. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa mata
pelajaran yang bermasalah adalah IPA dan Bahasa Indonesia.
Observasi pendidik merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti
pada saat pendidik melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran
IPA dan Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah hasil observasi dan
Tabel 1.1
Hasil Observasi Pendidik Pada Pra Penelitian
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
1. Pendidik memeriksa
kesiapan belajar peserta didik.
√ Dengan bertanya langsung
2. Pendidik memeriksa
kelengkapan alat tulis (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket) peserta didik.
√
Langsung mengadakan apersepsi
3. Pendidik melakukan
apersepsi. (Konteks) √
Mengaitkan materi dengan apa yang dialami peserta didik 4. Pendidik menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
√ Langsung memulai pelajaran
5. Pendidik mengaitkan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik. (Pengalaman)
√
Menanyakan yang dilakukan peserta didik berkaitan dengan materi
6. Pendidik memberi
kesempatan pada peserta didik untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.
√
Tugas dikerjakan secara individu
7. Pendidik memberi umpan balik atas jawaban peserta didik.
√ Pendidik melengkapi jawaban peserta didik
8. Pendidik memberi
pertanyaan panduan untuk direfleksikan peserta didik. (Refleksi)
√
Tidak melakukan refleksi
9. Pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan tindakan tertentu sesuai materi. (Aksi)
√
Peserta didik diminta belajar di rumah mengulangi materi pelajaran
10. Pendidik memberi soal
evaluasi. (Evaluasi) √
Tidak ada evaluasi
Selain data hasil observasi pra penelitian, peneliti juga
memperoleh data dari hasil wawancara dengan pendidik yang
Tabel 1.2
Hasil Wawancara dengan Pendidik Kelas III
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama mengajar di SDK Kembaran?
35 th
2. Berapa lama mengampu di kelas III?
35 th
3. Berapa jumlah peserta didik kelas III pada tahun pelajaran 2010/2011?
16 peserta didik
4. Berapa jumlah peserta didik laki-laki dan berapa jumlah peserta didik perempuan?
10 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan
5. Mata pelajaran apa yang nilainya di bawah KKM?
IPA dan Bahasa Indonesia
6. Berapa KKM untuk mapel
8. Bagaimana antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran?
Satu dua anak antusias yang lain diam dan malas-malasan
9. Apa yang biasanya dilakukan peserta didik ketika Bapak menjelaskan materi?
Ada beberapa yang ramai dan tidak mau mendengarkan
10. Apa yang biasanya dilakukan peserta didik ketika mengerjakan tugas?
Tergesa-gesa sehingga kurang teliti dan ada beberapa
peserta didik yang tidak mau bekerjasama
11. Bagaimana usaha yang dilakukan supaya 3C dapat seimbang?
Dengan diskusi, ada yang berhasil tapi ada beberapa peserta didik yang memilih-milih teman.
Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa competence pada
mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, conscience khususnya
dalam hal ketelitian dan compassion dalam hal kerjasama masih perlu
b. Observasi Peserta Didik
Observasi peserta didik merupakan pengamatan yang dilakukan
peneliti untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati meliputi
competence, conscience dan compassion. Berikut ini adalah tahap observasi terhadap peserta didik yang dijadikan sebagai kondisi awal:
Tabel 2
Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Peserta didik siap untuk
mengikuti pelajaran. (Conscience)
√ Duduk dengan tenang
2. Peserta didik memperhatikan
penjelasan pendidik. (Compassion)
√ Beberapa sibuk sendiri
3. Peserta didik bisa menggunakan alat tulis lengkap (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket). (Conscience)
√
Ada beberapa yang tidak membawa sehingga meminjam teman
4. Peserta didik mau menjawab pertanyaan dari pendidik.
(Conscience) √
Beberapa
mengangkat tangan untuk menjawab, yang lain diam saja 5. Peserta didik mengajukan
pertanyaan kepada pendidik. (Conscience)
√ Diam tidak ada yang bertanya
6. Peserta didik mau mengerjakan tugas dari pendidik. (Conscience)
√ Ada anak yang tidak mengerjakan
7. Peserta didik dapat bekerjasama dengan kelompok. (Compassion)
√ Tugas yang diberikan tugas individu
8. Peserta didik dapat melaporkan hasil kerja. (Conscience) √
Membacakan di depan
9. Peserta didik dapat menanggapi jawaban teman. (Compassion)
√ Diam
10. Peserta didik dapat membuat kesimpulan tentang materi √