i
SKRIPSI
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF ( PPR ) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU I TAHUN AJARAN
2010/2011
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
Nama : Agustina Johan Irsanti
NIM : 091134159
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
SKRIPSI
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
Agustina Johan Irsanti
NIM : 091134159
Telah disetuju oleh :
Pembimbing I
Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum
Pembimbing II
B. Indah Nugraheni, S.Pd,S.I.P,M.Pd
iii
SKRIPSI
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
Agustina Johan Irsanti
NIM : 091134159
Telah dipertanggungjawabkan di depan tim penguji
pada tanggal 10 Oktober 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Drs. Puji Purnomo, M.Si.
Sekretaris : Dra. Haniek S., M.Pd..
Anggota : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum
Anggota : B. Indah Nugraheni, S. Pd, S.I.P, M.Pd
Anggota : Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A.
Yogyakarta, 10 Oktober 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Percayakan Hidupmu Pada Tuhan
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa menaungi dan membimbingku.
Keluarga yang selalu mendukungku.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Oktober 2011
Penulis,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agustina Johan Irsanti
Nomor Induk Mahasiswa : 091134159
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/201
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan denikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2011
Yang menyatakan,
vii
ABSTRAK
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN
COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
Agustina Johan Irsanti NIM: 091134159
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience dan
compassion menggunakan model Pembelajaran Tematik berpola Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru I.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Tematik berpola PPR. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru dengan subjek penelitian peserta didik kelas IIIA. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi dengan menggunakan instrument lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan anekdotal. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan memaparkan data, memberikan penjelasan secara rinci mengenai data-data yang bersifat umum dan khusus. Tehnik analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi pada pra penelitian, siklus 1 dan siklus 2 kemudian membandingkan hasil competence (C1), conscience (C2), compassion (C3) sebelum dan sesudah penelitian.
viii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM (PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF) IN THEMATIC LEARNING TO
INCREASE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION (3C) OF THE STUDENTS OF CLASS IIIA IN SD KANISIUS DEMANGAN
BARU SEMESTER II ACADEMIC YEAR OF 2010/2011
By:
Agustina Johan Irsanti
Student Number: 091134159
This research’s purpose is to increase competence, conscience and compassion using the model of Thematic Learning with Reflective Pedagogy Paradigm (RPP), in teaching Mathematic and Bahasa Indonesia in class IIIA of SD Kanisius Demangan Baru I.
The research in this thesis is Classroom Action Research (CAR). The teaching learning activity will use the pattern of Thematic Learning with Reflective Pedagogy Paradigm (RPP). This research is conducted in SD Kanisius Demangan Baru I with class IIIA as the research object participant. The data collection techniques are the observation, interview and documentation with observation check listinterview guidance and anecdotal notes. Data analysis will be descriptive by showing the data, with detailed explanation for common and special data. The data will be analyzed by describing the data obtained from the interview, observation, and pre-research documentation, cycle 1 and cycle 2 and then comparing the competence (C1), conscience (C2), compassion (C3) before and after the research.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program
Studi SI PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd,
S.I.P, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan mendukung
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., dosen penguji terimakasih
atas saran, kritik dan masukannya.
5. Para dosen PGSD yang telah membagikan ilmunya kepada peneliti selama
kuliah.
6. Semua karyawan di sekretariat PGSD atas semua pelayanan dalam membantu
peneliti selama kuliah di USD.
7. Bapak Hariyanto, S.Pd., Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1 yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Angela Leni Maryati, A.Ma., guru mitra Kanisius Demangan Baru 1 yang
telah membatu penelitian ini.
9. Siswa-siswi kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu
sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.
10.Keluarga besar Suratmo yang selalu mendukung.
11.Teman-teman PGSD S1 (sore) angkatan 2009 atas kebersamaannya selama
x
12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, hal ini
karena keterbatasan kemampuan peneliti sehingga peneliti mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak.
Yogyakarta, 10 Oktober 2011
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 5
C. Perumusan Masalah ... 5
D. Batasan Pengertian ... 6
E. Pemecahan Masalah ... 7
F. Tujuan Penelitian ... 7
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 9
1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 9
2. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 10
3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 13
4. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 14
5. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 15
6. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 15
B. Pembelajaran Tematik ... 15
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 15
2. Landasan Pembelajaran Tematik ... 16
3. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ... 17
4. Peran Pembelajaran Tematik ... 18
5. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 18
6. Kekuatan Pembelajaran Tematik ... 19
7. Kelemahan Pembelajaran Tematik... 20
C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik di Kelas IIIA SD Kanisus Demangan Baru ... 21
D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 22
1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 22
2. Ciri-ciri PTK (Penelitian Tindakan Kelas)... 23
3. Tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 24
xiii
5. Manfaat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 27
6. Keunggulan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 27
E. Kurikulum Kelas III ... 28
1. Mata Pelajaran Matematika Kelas III ... 28
2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III ... 28
F. Karakteristik Peserta Didik SD Kelas III :8-10 tahun ... 29
G. Kerangka Berpikir ... 31
H. Hipotesis Tindakan... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
D. Prosedur Penelitian/ Rencana Tindakan... 35
E. Instrumen Penelitian... 40
F. Metode Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV Gambaran Umum Sekolah ... 47
A. Deskripsi Umum ... 47
1. Alamat/ Lokasi Sekolah ... 47
2. Latar Belakang Peserta Didik ... 49
B. Kurikulum Kelas IIIA ... 50
xiv
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Data ... 54
1. Pra Penelitian... 54
a. Wawancara Dengan Pendidik Kelas IIIA ... 54
b. Observasi Peserta Didik ... 57
c. Observasi Kelas ... 62
d. Catatan Anekdotal ... 64
2. Siklus 1 ... 65
a. Perencanaan ... 65
b. Tindakan ... 65
c. Observasi ... 71
d. Refleksi... 81
3. Siklus 2 ... 82
a. Perencanaan ... 82
b. Tindakan ... 83
c. Observasi ... 87
d. Refleksi... 97
B. Pembahasan ... 98
1. Competence ... 98
2. Conscience ... 99
3. Compassion ... 100
BAB VI PENUTUP ... 102
B. Saran ...103
DAFTAR PUSTAKA ...105
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Karakteristik Anak Usia 8-10 ... 29
Tabel 3.1. Uraian Kegiatan Penelitian ... 34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Matematika ... 40
Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Bahasa Indonesia ... 41
Tabel 4.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ... 50
Tabel 4.2. Daftar Nama Peserta Didik Kelas IIIA ... 52
Tabel 4.3. Jadwal Pelajaran Kelas IIIA ... 53
Tabel 5.1. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IIIA ... 54
Tabel 5.2. Hasil Observasi Peserta Didik Kelas IIIA sebelum Penelitian ... 58
Tabel 5.3. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Matematika Pra Penelitian ... 60
Tabel5.4. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pra Penelitian ... 61
Tabel 5.5. Hasil Observasi terhadap Pendidik Pra Penelitian ... 62
Tabel 5.6. Indikator Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 65
Tabel 5.7. Hasil Observasi terhadap Peserta Didik Kelas IIIA Pada Siklus 1 ... 72
Tabel 5.8. Hasil Observasi terhadap Pendidik Kelas IIIA Pada Siklus 1 ... 74
xvii
Tabel 5.10. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada
Siklus 1 ... 77
Tabel 5.11. Skor Consience dan Compassion pada Siklus 1 ... 78
Tabel 5.12. Skor Akhir Mata Pelajaran Matematika pada Siklus 1 ... 79
Tabel 5.13. Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus 1 ... 80
Tabel 5.14. Indikator Pencapaian Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2 ... 83
Tabel 5.15. Hasil Observasi terhadap Peserta Didik Kelas IIIA Pada Siklus 2 ... 88
Tabel 5.16. Hasil Observasi terhadap Pendidik Kelas IIIA Pada Siklus 2 ... 89
Tabel 5.17. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Matematika Pada Siklus 2 ... 91
Tabel 5.18. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus 2 ... 92
Tabel 5.19. Skor Consience dan Compassion Pada Siklus 2 ... 93
Tabel 5.20. Skor Akhir Mata Pelajaran Matematika pada Siklus 2 ... 95
Tabel 5.21. Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus 2 ... 96
Tabel 5.22. Rata-rata Skor Competence Peserta Didik Kelas IIIA ... 99
Tabel 5.23. Presentase Peserta Didik yang Mencapai KKM pada Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ... 99
Tabel 5.24. Rata-rata Skor Conscience Peserta Didik Kelas IIIA pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 100
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Jejaring Tema ... 107
Lampiran 2 : Silabus ... 108
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 112
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 121
Lampiran 5 : Soal Evaluasi Siklus 1 ... 125
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Siklus 1... 127
Lampiran 7 : Skala Sikap Siklus 1 ... 129
Lampiran 8 : Skala Minat Siklus 1 ... 130
Lampiran 9 : Rubrik Penilaian Siklus 1 ... 131
Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 133
Lampiran11: Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 141
Lampiran 12: Soal Evaluasi Siklus 2 ... 143
Lampiran 13: Kunci Jawaban Siklus 2... 145
Lampiran 14: Skala Sikap Siklus 2 ... 146
Lampiran 15: Skala Minat Siklus 2 ... 147
Lampiran 16: Rubrik Penilaian Siklus 2 ... 148
Lampiran 17: Pedoman Wawancara ... 151
Lampiran 18: Lembar Observasi Pendidik Pra Penelitian ... 152
Lampiran 19: Lembar Observasi Peserta Didik Pra Penelitian ... 154
Lampiran 20: Lembar Observasi Pendidik Siklus 1 ... 156
xix
Lampiran 22: Lembar Observasi Kelas Oleh Guru Mitra Siklus 1 ... 160
Lampiran 23: Lembar Refleksi Oleh Guru Mitra Siklus 1 ... 161
Lampiran 24: Lembar Observasi Pendidik Siklus 2 ... 163
Lampiran 25: Lembar Observasi Peserta Didik Siklus 2 ... 165
Lampiran 26: Lembar Observasi Kelas Oleh Guru Mitra Siklus 2 ... 167
Lampiran 27: Lembar Refleksi Oleh Guru Mitra Siklus 2 ... 168
Lampiran 28: Foto-foto Penelitian Siklus 1 ... 170
Lampiran 29: Foto-foto Penelitian Siklus 2 ... 171
Lampiran 30: Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 172
Lampiran 31: Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 173
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut S.A. Branata,dkk (Zahara Idris, 1991: 1) pendidikan merupakan
suatu usaha yang sengaja diadakan baik dengan cara langsung maupun yang tidak
langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
Adapun usaha ini merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai komponen
yaitu peserta didik, pendidik, bahan atau materi pendidikan, faktor dan alat
pendidikan dan bentuk komunikasi pendidikan. Adapun pendidikan ini harus
dilaksanakan dengan pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan
suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik
memahami teori/konsep-konsep pengalaman melalui pengalaman belajar praktik
empirik (Trianto, 2009: 10). Salah satu pembelajaran inovatif adalah Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR).
PPR merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh lembaga
pendidikan Jesuit. PPR dimaknai sebagai suatu pendekatan atau model
pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan nilai-nilai
hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai tersebut digunakan sebagai
pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan (Tim PPR Kanisius, 2009 :2).
Adapun pendekatan ini memiliki 5 langkah, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi.
Dalam konteks, pendidik harus memahami dunia nyata dalam kehidupan peserta didik baik dalam keluarga, teman sebaya, masyarakat maupun hal lain
xxi
yang mempengaruhi baik buruknya peserta didik. Adanya konteks ini dipakai
untuk menunjuk pada suatu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek kognitif
dan afektif peserta didik. Kegiatan ini dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Peserta didik pun harus aktif dalam kegiatan ini. Hal inilah yang disebut
dengan pengalaman. Setelah mengalami maka peserta didik dapat mengingat, menyimak, dan merefleksikan kembali apa yang bermakna dari kegiatan. Adanya
refleksi ini kurang bermakna jika tidak dilanjutkan dengan suatu tekat atau niat. Di sinilah aksi atau tindakan diwujudkan. Aksi dilakukan berdasarkan refleksi dari pengalaman. Setelah melakukan aksi, evaluasi perlu dilakukan secara berkala.
PPR memiliki tujuan untuk meningkatkan 3C (competence, conscience, dan
compassion). Competence (C1) merupakan kemampuan kognitif yang harus dicapai peserta didik, berikutnya conscience (C2) merupakan kemampuan afektif yang berhubungan dengan pilihan-pilihan moral yang dapat
dipertanggungjawabkan (hati nurani). Selanjutnya compassion (C3) merupakan kemampuan psikomotorik yang berhubungan dengan kepedulian terhadap sesama
(kepedulian sosial). Ketiga hal tersebut merupakan tujuan PPR untuk
mengembangkan pribadi peserta didik secara utuh (Tim PPR Kanisius, 2009 :3).
Dalam penelitian ini, PPR akan diterapkan dalam pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 4).
xxii
dan tematik memilki kesamaan dalam memberikan pengalaman yang bermakna
secara utuh. Kedua model pembelajaran ini akan diterapkan di kelas III. Hal ini
sesuai dengan karakter anak kelas III (8-10 tahun) yang masih dalam tahap
operasional kongkret. Dalam tahap ini anak masih berpikir secara
berkesinambungan dalam memahami sesuatu.
Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan diselenggarakannya kegiatan
PKM (Pemantapan Kemampuan Mengajar) di SD Kanisius Demangan Baru.
Adapun SD Kanisius Demangan Baru merupakan salah satu SD yang ada di
bawah naungan Yayasan Kanisius. Yayasan ini merupakan instansi pendidikan
yang menerapkan PPR.
Selama melaksanakan PKM kurang lebih 3 bulan, peneliti melakukan
wawancara kepada guru kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru. Dari hasil
wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwa kelas IIIA mengalami
hambatan dalam 3C. Persoalan pertama adalah dalam memahami soal cerita pada
mata pelajaran Matematika. Hal ini terjadi karena mereka masih kesulitan untuk
membayangkan atau berpikir secara abstrak dan menuliskannya dalam kalimat
matematika. Persoalan ini terkait dengan competence. Fenomena lain yang terjadi
di kelas IIIA adalah ketika peserta didik mengerjakan soal sering terjadi kesalahan
dalam penulisan jawaban. Misalnya di awal kalimat tidak menggunakan huruf
kapital. Kesalahan pada ejaan ini berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan mengarah pada kurangnya ketelitian. Selain itu peserta didik
seringkali lupa membuang sampah di tempat sampah. Ada yang meletakkannya di
xxiii
untuk membersihkan dan membuang sampah yang ada di laci atau yang
berserakan di lantai ke tempat sampah. Hal ini menunjukkan belum adanya
kesadaran peserta didik untuk peduli terhadap kebersihan kelasnya. Persoalan ini
berhubungan dengan tanggung jawab peserta didik pada kebersihan kelas. Kedua
persoalan tersebut terkait dengan conscience. Selanjutnya, dalam bekerja
kelompok peserta didik cenderung masih membagi pekerjaan, tidak
memikirkannya secara bersama-sama. Misalnya ”A” mengerjakan nomer 1,
sedangkan ”B” mengerjakan nomer 2. Mereka cenderung untuk mencari jalan
pintas agar cepat selesai. Fenomena ini menunjukkan belum terwujudnya
kerjasama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Hal ini terkait
dengan compassion.
Adanya beberapa persoalan di atas mendorong peneliti untuk meningkatkan
3C pada peserta didik kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru. Selain itu
peneliti juga merasa sangat ingin untuk mengembangkan kepribadian peserta
didik secara utuh agar tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif dalam
hidup. Itulah sebabnya peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “
xxiv
B. Pembatasan Masalah
Masalah ini dibatasi pada peningkatan competence, conscience, dan
compassion pada peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru
dengan menerapkan Paradigama Pedagogi Reflektif (PPR) dalam
pembelajaran tematik yaitu pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Indonesia.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah meningkatkan competence melalui PPR dalam
pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta
didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?
2. Bagaimanakah meningkatkan conscience melalui PPR dalam
pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta
didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?
3. Bagaimanakah meningkatkan competence melalui PPR dalam
pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta
didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?
4. Apakah PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa
Indonesia) dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion
xxv
D. Batasan Pengertian
1. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pendekatan/model
pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan
nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai-nilai-nilai tersebut digunakan
sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan.
2. 3 C: competence, conscience, dan compassion
a. Competence adalah kemampuan kognitif.
b. Conscience adalah kemampuan afektif untuk menentukan
pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
c. Compassion adalah kemampuan psikomotorik dan kemauan utuk
mengembangkan bakat dan kemampuan sepanjang hidup disertai
dengan motivasi untuk menggunakannya demi sesama.
3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
4. Peserta didik kelas 3 adalah anak yang ada pada usia antara 8-9 tahun
yang masih memiliki cara berpikir kongkret dan berkesinambungan.
5. Mata pelajaran Matematika adalah ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
6. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
xxvi
tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
7. Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang
tidak/kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas.
E. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan yang diuraikan dalam latar belakang masalah dan tersirat
dalam rumusan masalah, belum tercapainya competence, conscience, dan
compassion sebagian peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru
dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia akan diatasi dengan
menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran
tematik.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan competence peserta didik kelas IIIA SD Kanisius
Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
2. Untuk meningkatkan conscience peserta didik kelas IIIA SD Kanisius
Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
xxvii
3. Untuk meningkatkan compassion peserta didik kelas IIIA SD Kanisius
Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan competence, conscience,dan compassion.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara akademis
a. Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan competence, conscience, dan
compassionpeserta didik.
b. Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang penerapan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi peneliti, memberikan pengalaman berharga dalam menerapkan
Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik sehingga
dapat menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.
b. Bagi pendidik, memberikan salah satu contoh model pembelajaran
yang dapat dikembangkan mengajarkan materi tertentu dan dapat
dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan di
kelas lain.
c. Bagi sekolah, menambah salah satu bacaan untuk rekan-rekan
xxviii
BAB II KAJIAN TEORI
A.Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata paradigma berarti
suatu kerangka berpikir/ model dari teori ilmu pengetahuan/ perubahan
model. Dalam hal ini paradigma maksudnya adalah suatu pendekatan atau
model pembelajaran. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk
mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya
(J.Subagya, 2010:22). Adapun reflektif adalah meninjau kembali kembali
pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang
direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan
agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh (Tim PPR SD
Kanisius, 2009:7). Berdasarkan pengertian masing-masing point maka
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan atau
model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan
nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai tersebut
digunakan sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan (Tim PPR
SD Kanisius, 2009:2). Kekhasan dari PPR adalah meningkatkan
competence, conscience,dan compassion (3C).
Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara
utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subagya, 2010).
Dalam hal ini adalah kemampuan untuk menyelesaikan soal. Contohnya
xxix
adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita dalam
mata pelajaran matematika.
Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus
mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Subagya: 2010).
Kemampuan afektif ini untuk menentukan pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral. Misalnya, ketelitian dalam
mengerjakan soal.
Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa tindakan
konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010).Hal
ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan sepanjang
hidup disertai dengan motivasi untuk menggunakannya demi sesama.
Misalnya, kesediaan bekerjasama, mengerjakan tugas dalam kelompok
dengan perasaan senang.
2. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Berikut ini adalah langkah-langkah PPR secara berkesinambungan
(J.Subagya,2010: 65).
Langkah-langkah dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah: PENGALAMAN
AKSI REFLEKSI
xxx a. Konteks
Secara sederhana konteks dapat dikatakan sebagai kesiapan peserta didik
dalam belajar. Konteks ini meliputi keadaan atau situasi yang
mempengaruhi baik buruknya peserta didik dalam belajar, misalnya
keluarga, teman sebaya, masyarakat, dan hal lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan peserta didik dapat berdampak positif dan
negatif. Sebagai contoh seorang peserta didik yang berasal dari keluarga
broken home tentu kesiapannya akan jauh berbeda dengan peserta didik
yang berasal dari keluarga harmonis. Dalam hal ini, maka pendidik
harus memperhatikan setiap konteks dari peserta didik. Selain itu situasi
sekolahpun harus mendukung. Dengan mengenali konteks pula seorang
pendidik dapat memberikan perhatian yang lebih baik bagi
perkembangan kepribadian peserta didik.
b. Pengalaman
Menurut Ignatius, pengalaman berarti mengenyam sesuatu hal dalam
batin. Istilah pengalaman ini dipakai untuk menunjuk pada suatu
kegiatan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
langkah ini peserta didik mengalami suatu kegiatan pembelajaran
kemudian diminta untuk melakukan penyelidikan dan analisis.
Pengalaman ini tidak berhenti pada hal yang bersifat intelektual akan
tetapi juga pada kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adanya ketiga ranah
xxxi c. Refleksi
Tahap ketiga ini merupakan tahap yang menjadi ciri khas dalam PPR.
Kegiatan refleksi ini didasarkan pada pengalaman pembelajaran yang
diperoleh. Dari berbagai pengalaman pembelajaran tersebut, peserta
didik diharapkan dapat meninjau kembali apa yang telah diperolehnya.
Hal ini sama halnya dengan menemukan sesuatu yang bermakna dari
kegiatan atau pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam
hal ini sangat diperlukan pendidik yang terlatih. Pendidik berperan
untuk melakukan pendampingan dalam menghubungkan materi, realitas,
konteks, dan pengalaman peserta didik. Misalnya, setelah melakukan
kegiatan pembelajaran tentang materi menghemat energi, maka peserta
didik dapat merefleksi dirinya apakah sudah menggunakan energi secara
hemat.
d. Aksi
Aksi merupakan tekad atau niat atau hal yang akan dan dapat segera
dilakukan setelah merefleksi diri. Adanya aksi ini sebagai perwujudan
dari refleksi. Tanpa melakukan aksi, refleksi hanya akan menjadi barang
mentah. Aksi ini mencakup aksi batin dan aksi lahir. Sebagai aksi batin
dapat berupa sikap, kemauan, perasaan. Misalnya, “Saya tidak akan
malu untuk berbicara di depan teman-teman”. Sedangkan sebagai aksi
lahir dapat berupa hal yang mendorong peserta didik untuk melakukan
perbuatan yang konsisten setelah menemukan makna, sikap, nilai, yang
xxxii
kalau percaya diri diyakini sebagai hal yang baik maka peserta didik
akan melakukannya secara terus menerus dan akan selalu berani untuk
berbicara di depan umum.
e. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk mengukur sejauh mana
tujuan pembelajaran tercapai. Evaluasi ini tidak semata-mata hanya
dilakukan untuk hal akademik akan tetapi secara menyeluruh. Caranya
adalah dengan memperhitungkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat
perkembangan pribadi peserta didik. Hal ini akan membuat hubungan
pendidik dan peserta didik semakin akrab karena harus melakukan
pendekatan untuk melakukan evaluasi tersebut. Selain itu dapat peserta
didik pun dapat mengetahui secara menyeluruh perkembangan
kepribadiannya.
3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Berikut ini adalah tujuan PPR bagi pendidik dan peserta didik (Tim PPR SD
Kelompok Kanisius, 2010:3).
a. Tujuan PPR bagi pendidik :
1) Semakin memahami peserta didik
2) Semakin bersedia mendampingi perkembangannya
3) Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya
4) Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral
xxxiii
6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai
pendidik, pengajar, dan pendamping.
b. Tujuan PPR bagi peserta didik :
1) Membantu peserta didik untuk menjadi manusia bagi sesama
2) Menjadi manusia yang utuh
3) Menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka
untuk perkembangan, dan religius
4) Menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai
5) Menjadi manusia yang berkominmen untuk menegakkan keadilan
dalam pelayanannya pada orang lain
Pada dasarnya tujuan utama PPR adalah untuk menyatukan antara
pengetahuan dan sikap batin yang diperoleh peserta didik, sehingga
mampu melihat hubungan diantara keduanya. Setelah mengetahui
hubungan tersebut diharapkan peserta didik dapat bertindak berdasarkan
pengetahuan dan sikap batin yang diperolehnya dalam aksi yang nyata.
4. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR memiliki ciri esensial sebagai berikut (Subagya, 2010: 68-70) :
a. PPR dapat diterapkan dalam semua kurikulum
b. PPR fundamental untuk proses belajar mengajar
c. PPR menjamin para pengajar menjadi pengajar yang lebih baik
xxxiv
5. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR memiliki beberapa kekuatan diantaranya adalah :
a. Berorientasi pada nilai
b. Peserta didik memperoleh pengalaman setelah proses pembelajaran
baik pengalaman langsung maupun tidak langsung
c. Peserta didik dapat memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran, hati
untuk diwujudkan dalam praktik kehidupan nyata.
d. Dapat meningkatkan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik.
e. Peserta didik dapat aktif terlibat dalam studi, penemuan, dan
kreativitas.
6. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR inipun memiliki keterbatasan, diantaranya adalah :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan pembelajaran
b. Kesulitan dalam memunculkan nilai kemanusiaan
c. Kesulitan bagaimana menilai aksi yang telah dilakukan siswa
d. Refleksi terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan
PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang diuraikan di bawah
ini.
B.Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pada hakikatnya pembelajaran tematik merupakan bagian dari
pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik ini pada dasarnya adalah
xxxv
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik (Depdiknas, 2006, dalam Trianto, 2009). Adapun
menurut Trianto (2009:84) pembelajaran tematik atau terpadu merupakan
suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran
dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau
beberapa mata pelajaran. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model atau pendekatan yang
memberi pengalaman bermakna pada peserta didik dengan mengaitkan
beberapa mata pelajaran dalam satu tema.
2. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan pembelajaran tematik ada 3 yaitu (Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006:5)
a. Landasan Filosofis
Pembelajaran tematik berlandaskan pada filosofis. Landasan ini
dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan
humanisme. Aliran progresivisme menekankan proses pembelajaran pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana alamiah
(natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran
konstruktivisme menekankan pada pengalaman langsung dalam proses
pembelajaran. Aliran humanisme memandang peserta didik dari
xxxvi b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis berkaitan dengan tahap perkembangan peserta
didik. Dimana peserta didik di awal usia SD masih berpikir kongkret,
holistik (memandang secara keutuhan), dan hierarkis (tahap perkembangan
berpikir dari yang sederhana ke kompleks).
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan landasan hukum dalam pembelajaran
tematik. Adapun landasan hukum itu diantaranya UUD 1945, UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki langkah-langkah berikut (Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
2006: 10-14) :
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema,
pengembangan silabus, dan penyususan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap yang kedua, ada 3 tahapan kegiatan yang harus
dilaksanakan yaitu: kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan
xxxvii c. Tahap Penilaian
Pada tahap yang terakhir dilakukan penilaian. Alat penilaiannya dapat
berupa Tes dan Non Tes.
4. Peran Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki arti penting yaitu (Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 4) :
a. Membangun kompetensi peserta didik yang meliputi keterlibatan dan
keaktifannya dalam proses pembelajaran.
b. Melalui pengalaman langsung peserta didik dapat menghubungkan
antara konsep yang satu dengan konsep yang lain.
c. Dengan melakukan pembelajaran tematik proses pembelajaran menjadi
lebih efektif.
d. Pembelajaran menjadi utuh sehingga pemahaman peserta didik tidak
terpecah-pecah.
5. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik adalah (Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
2006: 4) :
a. Berpusat pada peserta didik
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
xxxviii
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik
6. Kekuatan Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto (2009: 88-89) pembelajaran tematik memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
a. Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran,
melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata
pelajaran.
b. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis
dan alami.
c. Pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar
ke berbagai aspek kehidupan
d. Pendidik bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau
topik dari berbagai sudut pandang.
e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada
kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.
f. Peserta didik bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada
hasil belajar.
g. Hilangnya batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan
pendekatan proses belajar yang integratif.
h. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada peserta didik, yang
dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan. Peserta didik
didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada
xxxix
i. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar
kelas
j. Membantu peserta didik membangun hubungan antara konsep dan ide,
sehingga meningkatkan epresiasi dan pemahaman.
7. Kelemahan Pembelajaran Tematik
Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga
memiliki beberapa kelemahan. Hal tersebut dapat dilihat dalam beberapa
aspek, yaitu sebagai berikut(Trianto, 2009: 90-91).
a. Aspek pendidik
Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik dituntut untuk
mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan
tersebut. Jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajaran
tematik sulit terwujud.
b. Aspek peserta didik
Peserta didik dituntut adanya kemampuan akademik maupun
kreatifitasnya. Hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik
diperlukan kemampuan menganalisis, menemukan dan menghubungkan.
Jika peserta didik tidak memiliki kondisi tersebut, maka pembelajaran
akan sulit untuk terwujud.
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Sarana dan sumber pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran
sangat bervariasi, bahkan fasilitas internet. Hal tersebut akan
xl
sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran ini akan
terhambat.
d. Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian targetpenyampaian
materi). Pendidik perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan
materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran pesera didik.
e. Aspek penilaian
Penilaian dilakuak secara menyeluruh, sehingga pendidik dituntut untuk
berkoordinasi dengan pendidik lain, bila materi berasal dari pendidik
yang berbeda.
f. Aspek suasana pembelajaran
Pembelajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang
kajian. Hal ini menimbulkan ketimpangan dalm bidang lain. Dengan
kata lain, pendidik cenderung menekankan pada bidang kajian yang
sesuai dengan pemahamannya, selesa, dan latar belakang pendidikan
pendidik sendiri.
C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik di Kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru
PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik di kelas IIIA SD
Kanisius Demangan Baru. Adapun tema yang diambil adalah lingkungan. Hal
ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran selama 2 minggu di akhir
xli
pelajaran (3x35 menit). Mata pelajaran yang terkait adalah Matematika dan
Bahasa Indonesia.
Adapun Standar Kompetensi yang diambil dalam mata pelajaran
matematika adalah S.K. 5. Menghitung keliling luas persegi dan persegi
panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sedangkan dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia mengambil dua Standar Kompetensi yaitu
S.K. 7.Memahami teks dengan membaca intensiv 150-200 kata dan baca pusi,
S.K. 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan
sederhana dan puisi. Sementara Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran
matematika adalah K.D. 5.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling, luas persegi dan persegi panjang, kemudian mata pelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan K.D.7.1. Menjawab dan mengajukan pertanyaan
tentang isi teks agak panjang 150-200 kata yang dibaca secara intensif serta
K.D. 8.1. Menulis karangan sederhana berdasarkan dan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik. Penerapan PPR dalam
pembelajaran tematik ini akan dilakukan dengan menggunakan PTK.
D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di
sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan pratik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007: 16).
xlii
refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi
soasial untuk memperbaiaki rasionalitas dan kebenaran praktik-praktik sosial
dan pendidikan yang dilakukan sendiri, pengertian mengenai praktik-praktik
tersebut dan situasi-situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Adapun menurut Mc Niff (1992) PTK adalah sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.
Ada pengertian PTK yang lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru
kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3)
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009: 9). Berdasarkan
benerapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu
penelitian yang dilakukan oleh guru kelas sendiri dengan melakukan empat
langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk
memperbaiki ataupun menyempurnakan kinerjanya dan hasil belajar siswa.
2. Ciri-ciri PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Ciri-ciri PTK adalah (Susilo, 2007: 17) :
a. Ditinjau dari segi permasalahan, PTK diangkat dari persoalan praktik
dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar
dirasakan langsung oleh guru.
b. Berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi
xliii
pemecahan masalah melalui tindakan yang direncanakan secermat
mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.
c. Adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki
praktik dan proses pembelajaran di kelas.
d. Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru
atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi
dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.
3. Tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK memiliki beberapa tujuan yaitu (Susilo, 2007: 17-18) :
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada
peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam
proses pembelajaran secara refleksi, dan bukan untuk mendapatkan
ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka
mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.
e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian
xliv
4. Langkah-langkah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK memiliki empat langkah utama yaitu (Susilo, 2007: 19) :
a. Perencanaan (planning)
Dalam kegiatan perencanaan mencakup 3 hal yaitu: identifikasi
masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan
bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada tahap
identifikasi masalah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
sebagai berikut.
1) Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada
saat melaksanakan tugas.
2) Problematik, artinya masalah harus dipecahkan berkaitan dengan
tanggungjawab, kewenangan dan tugas seorang guru.
3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang
dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas siswa dan guru
karena ada kemungkinan kalau masalah tidak segera diatasi akan
mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses
pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.
PLAN PLAN
ACT REFLECT
REFLECT ACT
xlv
4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksana penelitian tindakan
kelas.
b. Tindakan (acting)
Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan PTK yang
dilakukan. Jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
disebut hipotesis tindakan. Setelah penetapan bentuk tindakan sesuai
dengan rencana tindakan maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tindakan itu dalam kegiatan pembelajaran.
c. Observasi (observing)
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
lengkap secara objektif tentang perkembangan proses, dan pengaruh
dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk
data.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan
guru dan tim pengamat dalam PTK. Hal ini dilakukan dengan cara
berdiskusi tentang aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana
tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara
bermakna. Berdasarkan refleksi ini maka dapat ditentukan tindakan
pada siklus berikutnya atau berhenti karena masalahnya telah
xlvi
5. Manfaat PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK memiliki beberapa manfaat yaitu (Wijayah Kusumah dan Dedi
Dwitagama, 2009: 16) :
a. Menumbuhkan kebiasaan menulis. Jika guru terbiasa dalam
menulis maka dapat memperoleh kesempatan untuk naik golongan
bagi PNS.
b. Berpikir analitis dan ilmiah. PTK dapat mengarahkan guru untuk
selalu berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
c. Menambah khasanah ilmu pendidikan. Semakin banyak PTK yang
ditulis maka akan semakin menambah dsan mengembangkan
wawasan guru.
d. Menumbuhkan semangat guru lain. PTK yang sudah dilakukan
memberikan dorongan bagi guru lain untuk mencoba melakukan
PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
e. Mengembangkan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan
keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan dapat
memecahkan masalah dengan penerapan langsung di kelas.
f. Meningkkan mutu sekolah secara keseluruhan. Semakin sering dan
banyak guru yang menulis PTK maka semakin baiklah kualitas
sekolah tersebut.
6. Keunggulan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK mempunyai beberapa keunggulan diantaranya yaitu (Wijayah
xlvii
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang actual
b. Kerangka kerjanya teratur
c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif
d. Fleksibel dan adaptif
e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran
f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas
g. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau
profesionalisme guru
PPR dalam pembelajaran tematik ini akan diterapkan peneliti khususnya pada
tahap tindakan. Adapun mata pelajaran yang bersangkutan adalah Matematika dan
Bahasa Indonesia yang termuat dalam kurikulum kelas III semester 2.
E. Kurikulum Kelas III
1. Mata Pelajaran Matematika Kelas III
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia (KTSP, 2004). Pada mata pelajaran ini
peneliti mengambil materi tentang pemahaman soal cerita keliling dan
luas persegi dan persegi panjang. Pengambilan materi ini didasarkan pada
situasi dan waktu yang tersedia.
2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
xlviii
tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia (KTSP, 2004). Pada mata pelajaran ini peneliti
menekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan.
Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ini akan diberikan kepada
peserta didik kelas IIIA yang memiliki karakteristik tertentu, yang akan diuraikan
berikut.
F. Karakteristik Peserta Didik SD Kelas III: 8-10 tahun
Pembelajaran tematik dilakukan berdasarkan karakteristik
perkembangan peserta didik. Menurut Trianto (2009, 18-19), karakter anak
Sekolah Dasar dibagi dalam 2 kategori usia, yaitu karakter anak usia 6-7 tahun
dan 8-10 tahun. Di bawah ini adalah karakter anak 8-10 tahun.
Tabel 2.1
Karakteristik anak usia 8-10 tahun
Ciri khas secara jasmani Ciri khas secara mental Ciri khas secara sosial
1) Aktif
mengembangkan
koordinasi otot
besar dan kecil.
2) Kekuatannya
bertambah
3) Ingin menguasai
keterampilan.
4) Senang olahraga
dalam tim dan
1) Selalu ingin belajar
hal-hal baru
2) Kemampuan
memahami oranglain
mulai berkembang
3) Pemahaman konsep
berkembang
berdasarkan
lingkungan sekitar
4) Ketermpilan menulis
1) Lebih mengutamakan
teman-teman sebaya
dalam kelompoknya.
2) Pengaruh dari
kelompoknya sangat
kuat.
3) Lebih peka dalam
memilih teman
4) Umumnya mudah
xlix kegiatan-kegiatan
ateletik lainnya
5) Mengikuti kata hati
dan berbahasa terus
berkembang
5) Dapat memahami dari
seluruh gambar yang
ada
6) Sangat kreatif dan
senang menemukan
hal-hal baru
7) Sangat ingin tahu
8) Mudah mengingat
9) Mengetahui tentang
konsep yang benar
dan salah
diri
5) Perilaku bersaing
mulai berkembang
6) Peka untuk bermain
jujur
7) Memperhatikan
perbuatan dan
perilaku orang dewasa
8) Kesadaran untuk
berperilaku seperti
orang yang berjenis
kelamin sana mulai
berkembang
9) Mulai memisahkan
diri dari keluarga,
dapat berpartisipasi
dalam kegiatan yang
terpisah dari keluarga
10) Selera humor
berkembang
11) Mengalami
rangkaian
l
bersalah, marah, dst.
12) Mengetahui
peristiwa yang terjadi
di sekitarnya,
meskipun secara
emosional belum
cukup dewasa untuk
mengatasi
akibat-akibatnya.
Berdasarkan karakteristik di atas maka peserta didik kelas III termasuk
dalam kategori kedua yaitu pada usia 8-10 tahun.
G. Kerangka Pikir
Peserta didik seharusnya menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan dalam setiap mata pelajaran secara utuh. Seberapa besar
penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut tidak hanya
ditunjukkan dengan menggunakan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh pendidik. Akan tetapi juga penilaian secara utuh meliputi kognitif,
afektif, dan psikomotorik (dalam PPR dikenal sebagai 3C: compentence,
conscience, dan compassion).
Tumbuhnya pribadi yang utuh juga ditentukan dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran ini hendaknya dapat
li
mengalami hal yang bermakna peserta didik dapat menemukan dan
mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Salah satu model/pendekatan
itu adalah PPR.
PPR ini diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang memiliki kesamaan
yaitu memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Kedua
model/pendekatan pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk lebih
berperan aktif dalam proses pembelajaran serta dapat berkembang menjadi
pribadi yang utuh, yaitu untuk meningkatkan compentence, conscience, dan
compassion. Penerapan keduanya dilakukan di kelas III. Hal ini sesuai dengan
perkembangan karakter peserta didik baik jasmani, mental, dan sosial.
H. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa
Indonesia) dapat meningkatkan competence pada peserta didik kelas
IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1.
2. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa
Indonesia) dapat meningkatkan conscience pada peserta didik kelas
IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1.
3. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa
Indonesia) dapat meningkatkan competence pada peserta didik kelas
lii
4. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa
Indonesia) dapat meningkatkan competence, conscience, dan
compassion pada peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan
liii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Adapun PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan
keahlian mengajar (Mc Niff,1992).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah pada bulan Maret tahun 2011 dengan uraian
kegiatan sebagai berikut :
Tabel. 3.1.
Uraian Kegiatan Penelitian
No Uraian Kegiatan Minggu ke-
1 2 3
1 Observasi kelas √
2 Penelitian siklus 1 √
3 Penelitian siklus 2 √
liv
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IIIA
SD Kanisius Demangan Baru, sebanyak 36 peserta didik.
2. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
dalam meningkatkan competence, conscience, compassion.
D. Prosedur Penelitian/ Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana
mencakup 4 langkah yaitu: (a) perencanaan/ plan, (b) tindakan/ act, (c)
observasi/ observe, (d) refleksi/ reflect. Adapun model untuk masing-masing
tahap adalah:
Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti
memaparkan uraian masing-masing tindakan yang akan dilaksanakan pada
setiap siklus yaitu sebagai berikut :
PLAN PLAN
ACT
REFLECT ACT REFLECT
lv 1. Persiapan
a. Meminta ijin untuk mengadakan penelitian di kelas IIIA kepada
kepala sekolah dan guru kelas SD Kanisius Demangan Baru
b. Berkonsultasi dengan guru kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru.
c. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya.
d. Menyusun rencana siklus.
e. Menyiapkan sumber bahan pengajaran.
f. Menyusun pemetaan SK dan KD serta jejaring tema
g. Menyusun kisi-kisi soal, RPP, dan LKS.
h. Menyusun soal evaluasi
i. Mencari validitas dan reliabilitas.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus 1
1) Rencana Tindakan
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan
menyanyikan lagu “main lingkaran” sambil mengeliling
laboratorium bahasa.
b) Peserta didik membaca teks pendek tentang “piket bersama”
yang ada di slide secara bergantian.
c) Peserta didik dan pendidik melakukan tanya jawab tentang isi
lvi
d) Peserta didik memperhatikan contoh lain dalam kehidupan
sehari-hari yang terkait dengan menghitung keliling persegi dan
persegi panjang.
e) Peserta didik mendengarkan petunjuk dari pendidik tentang
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
f) Peserta didik dibagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.
g) Peserta didik mengukur panjang, lebar dan keliling
benda-benda yang ada di kelas.
h) Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok yang
dilakukan.
i) Pendidik membahas hasil kerja kelompok yang dilakukan oleh
peserta didik.
j) Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman tentang
materi yang telah dipelajari.
k) Pendidik menayangkan video untuk acuan refleksi diri
l) Peserta didik merumuskan aksi
m) Peserta didik mengerjakan evaluasi
2) Pelaksanaan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar
pengamatan.
lvii
c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase
tingkat keberhasilan siswa.
4) Refleksi Siklus 1
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan
temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.
b) Membicarakan dengan dosen pembimbing atau guru kelas
tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan
temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
b. Siklus 2
1) Rencana Tindakan
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi
b) Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik tentang luas
dengan menggunakan kertas berpetak dan model maket rumah.
c) Peserta didik mendengarkan petunjuk dari pendidik tentang
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Peserta didik membuat model maket sekolah bersama teman
satu kelompok.
e) Peserta didik menghitung luas masing-masing model maket
sekolah dalam kelompok.
lviii
menempelkannya di papan tulis.
g) Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman tentang
materi yang telah dipelajari.
h) Pendidik melakukan refleksi dengan acuan sebuah cerita/kasus
i) Peserta didik merumuskan aksi
j) Peserta didik mengerjakan evaluasi
2) Pelaksanaan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar
pengamatan.
b) Melakukan penelitian hasil tes.
c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase
tingkat keberhasilan siswa.
4) Refleksi Siklus 2
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan
temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.
b) Membicarakan dengan dosen pembimbing atau guru kelas
tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan
temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah
lix
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan meliputi beberapa tahap berikut ini :
1. Pra Penelitian
Instrumen yang digunakan pada tahap pra penelitian adalah daftar nilai
peserta didik, lembar observasi pendidik, lembar observasi peserta didik,
catatan anekdotal, dan pedoman wawancara.
2. Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian siklus 1 dan 2, instrumen yang digunakan adalah
jejaring tema, silabus, kisi-kisi soal, RPP, LKS, soal evaluasi, lembar
observasi, catatan anekdotal, dan dokumentasi.
3. Validitas Instrumen
Instrumen divalidasi dengan bantuan tim ahli, yaitu pendidik kelas IIIA
dan dosen pembimbing. Di bawah ini merupakan kisi-kisi soal yang
digunakan pada saat penelitian.
Tabel. 3.2.
Kisi-kisi Soal Matematika
INDIKATOR JENIS SOAL PENOMORAN
SOAL SIKLUS 1 TES NON TES
a. Peserta didik mampu menghitung
keliling Laboratorium Bahasa secara
empiris (competence).
b. Peserta didik mampu menghitung
keliling benda-benda yang ada di
dalam Laboratorium Bahasa
(competence).
c. Peserta didik teliti saat menghitung
√