• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Concience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru I tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Concience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru I tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF ( PPR ) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU I TAHUN AJARAN

2010/2011

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Kelulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Agustina Johan Irsanti

NIM : 091134159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

Agustina Johan Irsanti

NIM : 091134159

Telah disetuju oleh :

Pembimbing I

Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum

Pembimbing II

B. Indah Nugraheni, S.Pd,S.I.P,M.Pd

(3)

iii

SKRIPSI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

Agustina Johan Irsanti

NIM : 091134159

Telah dipertanggungjawabkan di depan tim penguji

pada tanggal 10 Oktober 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Puji Purnomo, M.Si.

Sekretaris : Dra. Haniek S., M.Pd..

Anggota : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum

Anggota : B. Indah Nugraheni, S. Pd, S.I.P, M.Pd

Anggota : Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A.

Yogyakarta, 10 Oktober 2011

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Percayakan Hidupmu Pada Tuhan

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa menaungi dan membimbingku.

Keluarga yang selalu mendukungku.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Oktober 2011

Penulis,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agustina Johan Irsanti

Nomor Induk Mahasiswa : 091134159

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/201

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan denikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Oktober 2011

Yang menyatakan,

(7)

vii

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION (3C) PESERTA DIDIK KELAS IIIA SD KANISIUS DEMANGAN BARU

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

Agustina Johan Irsanti NIM: 091134159

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience dan

compassion menggunakan model Pembelajaran Tematik berpola Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru I.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Tematik berpola PPR. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru dengan subjek penelitian peserta didik kelas IIIA. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi dengan menggunakan instrument lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan anekdotal. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan memaparkan data, memberikan penjelasan secara rinci mengenai data-data yang bersifat umum dan khusus. Tehnik analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi pada pra penelitian, siklus 1 dan siklus 2 kemudian membandingkan hasil competence (C1), conscience (C2), compassion (C3) sebelum dan sesudah penelitian.

(8)

viii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM (PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF) IN THEMATIC LEARNING TO

INCREASE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION (3C) OF THE STUDENTS OF CLASS IIIA IN SD KANISIUS DEMANGAN

BARU SEMESTER II ACADEMIC YEAR OF 2010/2011

By:

Agustina Johan Irsanti

Student Number: 091134159

This research’s purpose is to increase competence, conscience and compassion using the model of Thematic Learning with Reflective Pedagogy Paradigm (RPP), in teaching Mathematic and Bahasa Indonesia in class IIIA of SD Kanisius Demangan Baru I.

The research in this thesis is Classroom Action Research (CAR). The teaching learning activity will use the pattern of Thematic Learning with Reflective Pedagogy Paradigm (RPP). This research is conducted in SD Kanisius Demangan Baru I with class IIIA as the research object participant. The data collection techniques are the observation, interview and documentation with observation check listinterview guidance and anecdotal notes. Data analysis will be descriptive by showing the data, with detailed explanation for common and special data. The data will be analyzed by describing the data obtained from the interview, observation, and pre-research documentation, cycle 1 and cycle 2 and then comparing the competence (C1), conscience (C2), compassion (C3) before and after the research.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala Rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program

Studi SI PGSD Universitas Sanata Dharma.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd,

S.I.P, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan mendukung

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., dosen penguji terimakasih

atas saran, kritik dan masukannya.

5. Para dosen PGSD yang telah membagikan ilmunya kepada peneliti selama

kuliah.

6. Semua karyawan di sekretariat PGSD atas semua pelayanan dalam membantu

peneliti selama kuliah di USD.

7. Bapak Hariyanto, S.Pd., Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1 yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Angela Leni Maryati, A.Ma., guru mitra Kanisius Demangan Baru 1 yang

telah membatu penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu

sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

10.Keluarga besar Suratmo yang selalu mendukung.

11.Teman-teman PGSD S1 (sore) angkatan 2009 atas kebersamaannya selama

(10)

x

12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, hal ini

karena keterbatasan kemampuan peneliti sehingga peneliti mengharapkan adanya

kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

untuk semua pihak.

Yogyakarta, 10 Oktober 2011

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Batasan Pengertian ... 6

E. Pemecahan Masalah ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 7

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 9

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 9

2. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 10

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 13

4. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 14

5. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 15

6. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 15

B. Pembelajaran Tematik ... 15

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 15

2. Landasan Pembelajaran Tematik ... 16

3. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ... 17

4. Peran Pembelajaran Tematik ... 18

5. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 18

6. Kekuatan Pembelajaran Tematik ... 19

7. Kelemahan Pembelajaran Tematik... 20

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik di Kelas IIIA SD Kanisus Demangan Baru ... 21

D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 22

1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 22

2. Ciri-ciri PTK (Penelitian Tindakan Kelas)... 23

3. Tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 24

(13)

xiii

5. Manfaat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 27

6. Keunggulan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ... 27

E. Kurikulum Kelas III ... 28

1. Mata Pelajaran Matematika Kelas III ... 28

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III ... 28

F. Karakteristik Peserta Didik SD Kelas III :8-10 tahun ... 29

G. Kerangka Berpikir ... 31

H. Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian/ Rencana Tindakan... 35

E. Instrumen Penelitian... 40

F. Metode Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV Gambaran Umum Sekolah ... 47

A. Deskripsi Umum ... 47

1. Alamat/ Lokasi Sekolah ... 47

2. Latar Belakang Peserta Didik ... 49

B. Kurikulum Kelas IIIA ... 50

(14)

xiv

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data ... 54

1. Pra Penelitian... 54

a. Wawancara Dengan Pendidik Kelas IIIA ... 54

b. Observasi Peserta Didik ... 57

c. Observasi Kelas ... 62

d. Catatan Anekdotal ... 64

2. Siklus 1 ... 65

a. Perencanaan ... 65

b. Tindakan ... 65

c. Observasi ... 71

d. Refleksi... 81

3. Siklus 2 ... 82

a. Perencanaan ... 82

b. Tindakan ... 83

c. Observasi ... 87

d. Refleksi... 97

B. Pembahasan ... 98

1. Competence ... 98

2. Conscience ... 99

3. Compassion ... 100

BAB VI PENUTUP ... 102

(15)

B. Saran ...103

DAFTAR PUSTAKA ...105

LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Karakteristik Anak Usia 8-10 ... 29

Tabel 3.1. Uraian Kegiatan Penelitian ... 34

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Matematika ... 40

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Bahasa Indonesia ... 41

Tabel 4.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ... 50

Tabel 4.2. Daftar Nama Peserta Didik Kelas IIIA ... 52

Tabel 4.3. Jadwal Pelajaran Kelas IIIA ... 53

Tabel 5.1. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IIIA ... 54

Tabel 5.2. Hasil Observasi Peserta Didik Kelas IIIA sebelum Penelitian ... 58

Tabel 5.3. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Matematika Pra Penelitian ... 60

Tabel5.4. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pra Penelitian ... 61

Tabel 5.5. Hasil Observasi terhadap Pendidik Pra Penelitian ... 62

Tabel 5.6. Indikator Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 65

Tabel 5.7. Hasil Observasi terhadap Peserta Didik Kelas IIIA Pada Siklus 1 ... 72

Tabel 5.8. Hasil Observasi terhadap Pendidik Kelas IIIA Pada Siklus 1 ... 74

(17)

xvii

Tabel 5.10. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Siklus 1 ... 77

Tabel 5.11. Skor Consience dan Compassion pada Siklus 1 ... 78

Tabel 5.12. Skor Akhir Mata Pelajaran Matematika pada Siklus 1 ... 79

Tabel 5.13. Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus 1 ... 80

Tabel 5.14. Indikator Pencapaian Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2 ... 83

Tabel 5.15. Hasil Observasi terhadap Peserta Didik Kelas IIIA Pada Siklus 2 ... 88

Tabel 5.16. Hasil Observasi terhadap Pendidik Kelas IIIA Pada Siklus 2 ... 89

Tabel 5.17. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Matematika Pada Siklus 2 ... 91

Tabel 5.18. Daftar Skor Competence pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus 2 ... 92

Tabel 5.19. Skor Consience dan Compassion Pada Siklus 2 ... 93

Tabel 5.20. Skor Akhir Mata Pelajaran Matematika pada Siklus 2 ... 95

Tabel 5.21. Skor Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus 2 ... 96

Tabel 5.22. Rata-rata Skor Competence Peserta Didik Kelas IIIA ... 99

Tabel 5.23. Presentase Peserta Didik yang Mencapai KKM pada Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ... 99

Tabel 5.24. Rata-rata Skor Conscience Peserta Didik Kelas IIIA pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 100

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Jejaring Tema ... 107

Lampiran 2 : Silabus ... 108

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 112

Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 121

Lampiran 5 : Soal Evaluasi Siklus 1 ... 125

Lampiran 6 : Kunci Jawaban Siklus 1... 127

Lampiran 7 : Skala Sikap Siklus 1 ... 129

Lampiran 8 : Skala Minat Siklus 1 ... 130

Lampiran 9 : Rubrik Penilaian Siklus 1 ... 131

Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 133

Lampiran11: Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 141

Lampiran 12: Soal Evaluasi Siklus 2 ... 143

Lampiran 13: Kunci Jawaban Siklus 2... 145

Lampiran 14: Skala Sikap Siklus 2 ... 146

Lampiran 15: Skala Minat Siklus 2 ... 147

Lampiran 16: Rubrik Penilaian Siklus 2 ... 148

Lampiran 17: Pedoman Wawancara ... 151

Lampiran 18: Lembar Observasi Pendidik Pra Penelitian ... 152

Lampiran 19: Lembar Observasi Peserta Didik Pra Penelitian ... 154

Lampiran 20: Lembar Observasi Pendidik Siklus 1 ... 156

(19)

xix

Lampiran 22: Lembar Observasi Kelas Oleh Guru Mitra Siklus 1 ... 160

Lampiran 23: Lembar Refleksi Oleh Guru Mitra Siklus 1 ... 161

Lampiran 24: Lembar Observasi Pendidik Siklus 2 ... 163

Lampiran 25: Lembar Observasi Peserta Didik Siklus 2 ... 165

Lampiran 26: Lembar Observasi Kelas Oleh Guru Mitra Siklus 2 ... 167

Lampiran 27: Lembar Refleksi Oleh Guru Mitra Siklus 2 ... 168

Lampiran 28: Foto-foto Penelitian Siklus 1 ... 170

Lampiran 29: Foto-foto Penelitian Siklus 2 ... 171

Lampiran 30: Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 172

Lampiran 31: Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 173

(20)

xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut S.A. Branata,dkk (Zahara Idris, 1991: 1) pendidikan merupakan

suatu usaha yang sengaja diadakan baik dengan cara langsung maupun yang tidak

langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

Adapun usaha ini merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai komponen

yaitu peserta didik, pendidik, bahan atau materi pendidikan, faktor dan alat

pendidikan dan bentuk komunikasi pendidikan. Adapun pendidikan ini harus

dilaksanakan dengan pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan

suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik

memahami teori/konsep-konsep pengalaman melalui pengalaman belajar praktik

empirik (Trianto, 2009: 10). Salah satu pembelajaran inovatif adalah Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR).

PPR merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh lembaga

pendidikan Jesuit. PPR dimaknai sebagai suatu pendekatan atau model

pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan nilai-nilai

hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai tersebut digunakan sebagai

pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan (Tim PPR Kanisius, 2009 :2).

Adapun pendekatan ini memiliki 5 langkah, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi.

Dalam konteks, pendidik harus memahami dunia nyata dalam kehidupan peserta didik baik dalam keluarga, teman sebaya, masyarakat maupun hal lain

(21)

xxi

yang mempengaruhi baik buruknya peserta didik. Adanya konteks ini dipakai

untuk menunjuk pada suatu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek kognitif

dan afektif peserta didik. Kegiatan ini dapat secara langsung maupun tidak

langsung. Peserta didik pun harus aktif dalam kegiatan ini. Hal inilah yang disebut

dengan pengalaman. Setelah mengalami maka peserta didik dapat mengingat, menyimak, dan merefleksikan kembali apa yang bermakna dari kegiatan. Adanya

refleksi ini kurang bermakna jika tidak dilanjutkan dengan suatu tekat atau niat. Di sinilah aksi atau tindakan diwujudkan. Aksi dilakukan berdasarkan refleksi dari pengalaman. Setelah melakukan aksi, evaluasi perlu dilakukan secara berkala.

PPR memiliki tujuan untuk meningkatkan 3C (competence, conscience, dan

compassion). Competence (C1) merupakan kemampuan kognitif yang harus dicapai peserta didik, berikutnya conscience (C2) merupakan kemampuan afektif yang berhubungan dengan pilihan-pilihan moral yang dapat

dipertanggungjawabkan (hati nurani). Selanjutnya compassion (C3) merupakan kemampuan psikomotorik yang berhubungan dengan kepedulian terhadap sesama

(kepedulian sosial). Ketiga hal tersebut merupakan tujuan PPR untuk

mengembangkan pribadi peserta didik secara utuh (Tim PPR Kanisius, 2009 :3).

Dalam penelitian ini, PPR akan diterapkan dalam pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 4).

(22)

xxii

dan tematik memilki kesamaan dalam memberikan pengalaman yang bermakna

secara utuh. Kedua model pembelajaran ini akan diterapkan di kelas III. Hal ini

sesuai dengan karakter anak kelas III (8-10 tahun) yang masih dalam tahap

operasional kongkret. Dalam tahap ini anak masih berpikir secara

berkesinambungan dalam memahami sesuatu.

Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan diselenggarakannya kegiatan

PKM (Pemantapan Kemampuan Mengajar) di SD Kanisius Demangan Baru.

Adapun SD Kanisius Demangan Baru merupakan salah satu SD yang ada di

bawah naungan Yayasan Kanisius. Yayasan ini merupakan instansi pendidikan

yang menerapkan PPR.

Selama melaksanakan PKM kurang lebih 3 bulan, peneliti melakukan

wawancara kepada guru kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru. Dari hasil

wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwa kelas IIIA mengalami

hambatan dalam 3C. Persoalan pertama adalah dalam memahami soal cerita pada

mata pelajaran Matematika. Hal ini terjadi karena mereka masih kesulitan untuk

membayangkan atau berpikir secara abstrak dan menuliskannya dalam kalimat

matematika. Persoalan ini terkait dengan competence. Fenomena lain yang terjadi

di kelas IIIA adalah ketika peserta didik mengerjakan soal sering terjadi kesalahan

dalam penulisan jawaban. Misalnya di awal kalimat tidak menggunakan huruf

kapital. Kesalahan pada ejaan ini berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan mengarah pada kurangnya ketelitian. Selain itu peserta didik

seringkali lupa membuang sampah di tempat sampah. Ada yang meletakkannya di

(23)

xxiii

untuk membersihkan dan membuang sampah yang ada di laci atau yang

berserakan di lantai ke tempat sampah. Hal ini menunjukkan belum adanya

kesadaran peserta didik untuk peduli terhadap kebersihan kelasnya. Persoalan ini

berhubungan dengan tanggung jawab peserta didik pada kebersihan kelas. Kedua

persoalan tersebut terkait dengan conscience. Selanjutnya, dalam bekerja

kelompok peserta didik cenderung masih membagi pekerjaan, tidak

memikirkannya secara bersama-sama. Misalnya ”A” mengerjakan nomer 1,

sedangkan ”B” mengerjakan nomer 2. Mereka cenderung untuk mencari jalan

pintas agar cepat selesai. Fenomena ini menunjukkan belum terwujudnya

kerjasama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Hal ini terkait

dengan compassion.

Adanya beberapa persoalan di atas mendorong peneliti untuk meningkatkan

3C pada peserta didik kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru. Selain itu

peneliti juga merasa sangat ingin untuk mengembangkan kepribadian peserta

didik secara utuh agar tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif dalam

hidup. Itulah sebabnya peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

(24)

xxiv

B. Pembatasan Masalah

Masalah ini dibatasi pada peningkatan competence, conscience, dan

compassion pada peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru

dengan menerapkan Paradigama Pedagogi Reflektif (PPR) dalam

pembelajaran tematik yaitu pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa

Indonesia.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah meningkatkan competence melalui PPR dalam

pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta

didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?

2. Bagaimanakah meningkatkan conscience melalui PPR dalam

pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta

didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?

3. Bagaimanakah meningkatkan competence melalui PPR dalam

pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia) pada peserta

didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1?

4. Apakah PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa

Indonesia) dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion

(25)

xxv

D. Batasan Pengertian

1. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pendekatan/model

pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan

nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai-nilai-nilai tersebut digunakan

sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan.

2. 3 C: competence, conscience, dan compassion

a. Competence adalah kemampuan kognitif.

b. Conscience adalah kemampuan afektif untuk menentukan

pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

c. Compassion adalah kemampuan psikomotorik dan kemauan utuk

mengembangkan bakat dan kemampuan sepanjang hidup disertai

dengan motivasi untuk menggunakannya demi sesama.

3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

4. Peserta didik kelas 3 adalah anak yang ada pada usia antara 8-9 tahun

yang masih memiliki cara berpikir kongkret dan berkesinambungan.

5. Mata pelajaran Matematika adalah ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

6. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

(26)

xxvi

tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.

7. Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam bentuk

berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang

tidak/kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas.

E. Pemecahan Masalah

Sesuai dengan yang diuraikan dalam latar belakang masalah dan tersirat

dalam rumusan masalah, belum tercapainya competence, conscience, dan

compassion sebagian peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru

dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia akan diatasi dengan

menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran

tematik.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan competence peserta didik kelas IIIA SD Kanisius

Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik

mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

2. Untuk meningkatkan conscience peserta didik kelas IIIA SD Kanisius

Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik

(27)

xxvii

3. Untuk meningkatkan compassion peserta didik kelas IIIA SD Kanisius

Demangan Baru 1 dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik

mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik

pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia dapat

meningkatkan competence, conscience,dan compassion.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara akademis

a. Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan competence, conscience, dan

compassionpeserta didik.

b. Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang penerapan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi peneliti, memberikan pengalaman berharga dalam menerapkan

Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik sehingga

dapat menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.

b. Bagi pendidik, memberikan salah satu contoh model pembelajaran

yang dapat dikembangkan mengajarkan materi tertentu dan dapat

dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan di

kelas lain.

c. Bagi sekolah, menambah salah satu bacaan untuk rekan-rekan

(28)

xxviii

BAB II KAJIAN TEORI

A.Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata paradigma berarti

suatu kerangka berpikir/ model dari teori ilmu pengetahuan/ perubahan

model. Dalam hal ini paradigma maksudnya adalah suatu pendekatan atau

model pembelajaran. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk

mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya

(J.Subagya, 2010:22). Adapun reflektif adalah meninjau kembali kembali

pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang

direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan

agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh (Tim PPR SD

Kanisius, 2009:7). Berdasarkan pengertian masing-masing point maka

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan atau

model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan

nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai tersebut

digunakan sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan (Tim PPR

SD Kanisius, 2009:2). Kekhasan dari PPR adalah meningkatkan

competence, conscience,dan compassion (3C).

Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara

utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subagya, 2010).

Dalam hal ini adalah kemampuan untuk menyelesaikan soal. Contohnya

(29)

xxix

adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita dalam

mata pelajaran matematika.

Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus

mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Subagya: 2010).

Kemampuan afektif ini untuk menentukan pilihan-pilihan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara moral. Misalnya, ketelitian dalam

mengerjakan soal.

Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa tindakan

konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010).Hal

ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan sepanjang

hidup disertai dengan motivasi untuk menggunakannya demi sesama.

Misalnya, kesediaan bekerjasama, mengerjakan tugas dalam kelompok

dengan perasaan senang.

2. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Berikut ini adalah langkah-langkah PPR secara berkesinambungan

(J.Subagya,2010: 65).

Langkah-langkah dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah: PENGALAMAN

AKSI REFLEKSI

(30)

xxx a. Konteks

Secara sederhana konteks dapat dikatakan sebagai kesiapan peserta didik

dalam belajar. Konteks ini meliputi keadaan atau situasi yang

mempengaruhi baik buruknya peserta didik dalam belajar, misalnya

keluarga, teman sebaya, masyarakat, dan hal lainnya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapan peserta didik dapat berdampak positif dan

negatif. Sebagai contoh seorang peserta didik yang berasal dari keluarga

broken home tentu kesiapannya akan jauh berbeda dengan peserta didik

yang berasal dari keluarga harmonis. Dalam hal ini, maka pendidik

harus memperhatikan setiap konteks dari peserta didik. Selain itu situasi

sekolahpun harus mendukung. Dengan mengenali konteks pula seorang

pendidik dapat memberikan perhatian yang lebih baik bagi

perkembangan kepribadian peserta didik.

b. Pengalaman

Menurut Ignatius, pengalaman berarti mengenyam sesuatu hal dalam

batin. Istilah pengalaman ini dipakai untuk menunjuk pada suatu

kegiatan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

langkah ini peserta didik mengalami suatu kegiatan pembelajaran

kemudian diminta untuk melakukan penyelidikan dan analisis.

Pengalaman ini tidak berhenti pada hal yang bersifat intelektual akan

tetapi juga pada kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adanya ketiga ranah

(31)

xxxi c. Refleksi

Tahap ketiga ini merupakan tahap yang menjadi ciri khas dalam PPR.

Kegiatan refleksi ini didasarkan pada pengalaman pembelajaran yang

diperoleh. Dari berbagai pengalaman pembelajaran tersebut, peserta

didik diharapkan dapat meninjau kembali apa yang telah diperolehnya.

Hal ini sama halnya dengan menemukan sesuatu yang bermakna dari

kegiatan atau pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam

hal ini sangat diperlukan pendidik yang terlatih. Pendidik berperan

untuk melakukan pendampingan dalam menghubungkan materi, realitas,

konteks, dan pengalaman peserta didik. Misalnya, setelah melakukan

kegiatan pembelajaran tentang materi menghemat energi, maka peserta

didik dapat merefleksi dirinya apakah sudah menggunakan energi secara

hemat.

d. Aksi

Aksi merupakan tekad atau niat atau hal yang akan dan dapat segera

dilakukan setelah merefleksi diri. Adanya aksi ini sebagai perwujudan

dari refleksi. Tanpa melakukan aksi, refleksi hanya akan menjadi barang

mentah. Aksi ini mencakup aksi batin dan aksi lahir. Sebagai aksi batin

dapat berupa sikap, kemauan, perasaan. Misalnya, “Saya tidak akan

malu untuk berbicara di depan teman-teman”. Sedangkan sebagai aksi

lahir dapat berupa hal yang mendorong peserta didik untuk melakukan

perbuatan yang konsisten setelah menemukan makna, sikap, nilai, yang

(32)

xxxii

kalau percaya diri diyakini sebagai hal yang baik maka peserta didik

akan melakukannya secara terus menerus dan akan selalu berani untuk

berbicara di depan umum.

e. Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk mengukur sejauh mana

tujuan pembelajaran tercapai. Evaluasi ini tidak semata-mata hanya

dilakukan untuk hal akademik akan tetapi secara menyeluruh. Caranya

adalah dengan memperhitungkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat

perkembangan pribadi peserta didik. Hal ini akan membuat hubungan

pendidik dan peserta didik semakin akrab karena harus melakukan

pendekatan untuk melakukan evaluasi tersebut. Selain itu dapat peserta

didik pun dapat mengetahui secara menyeluruh perkembangan

kepribadiannya.

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Berikut ini adalah tujuan PPR bagi pendidik dan peserta didik (Tim PPR SD

Kelompok Kanisius, 2010:3).

a. Tujuan PPR bagi pendidik :

1) Semakin memahami peserta didik

2) Semakin bersedia mendampingi perkembangannya

3) Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya

4) Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral

(33)

xxxiii

6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai

pendidik, pengajar, dan pendamping.

b. Tujuan PPR bagi peserta didik :

1) Membantu peserta didik untuk menjadi manusia bagi sesama

2) Menjadi manusia yang utuh

3) Menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka

untuk perkembangan, dan religius

4) Menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai

5) Menjadi manusia yang berkominmen untuk menegakkan keadilan

dalam pelayanannya pada orang lain

Pada dasarnya tujuan utama PPR adalah untuk menyatukan antara

pengetahuan dan sikap batin yang diperoleh peserta didik, sehingga

mampu melihat hubungan diantara keduanya. Setelah mengetahui

hubungan tersebut diharapkan peserta didik dapat bertindak berdasarkan

pengetahuan dan sikap batin yang diperolehnya dalam aksi yang nyata.

4. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR memiliki ciri esensial sebagai berikut (Subagya, 2010: 68-70) :

a. PPR dapat diterapkan dalam semua kurikulum

b. PPR fundamental untuk proses belajar mengajar

c. PPR menjamin para pengajar menjadi pengajar yang lebih baik

(34)

xxxiv

5. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR memiliki beberapa kekuatan diantaranya adalah :

a. Berorientasi pada nilai

b. Peserta didik memperoleh pengalaman setelah proses pembelajaran

baik pengalaman langsung maupun tidak langsung

c. Peserta didik dapat memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran, hati

untuk diwujudkan dalam praktik kehidupan nyata.

d. Dapat meningkatkan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik.

e. Peserta didik dapat aktif terlibat dalam studi, penemuan, dan

kreativitas.

6. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR inipun memiliki keterbatasan, diantaranya adalah :

a. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan pembelajaran

b. Kesulitan dalam memunculkan nilai kemanusiaan

c. Kesulitan bagaimana menilai aksi yang telah dilakukan siswa

d. Refleksi terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan

PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang diuraikan di bawah

ini.

B.Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pada hakikatnya pembelajaran tematik merupakan bagian dari

pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik ini pada dasarnya adalah

(35)

xxxv

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada peserta didik (Depdiknas, 2006, dalam Trianto, 2009). Adapun

menurut Trianto (2009:84) pembelajaran tematik atau terpadu merupakan

suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran

dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau

beberapa mata pelajaran. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model atau pendekatan yang

memberi pengalaman bermakna pada peserta didik dengan mengaitkan

beberapa mata pelajaran dalam satu tema.

2. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik ada 3 yaitu (Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006:5)

a. Landasan Filosofis

Pembelajaran tematik berlandaskan pada filosofis. Landasan ini

dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan

humanisme. Aliran progresivisme menekankan proses pembelajaran pada

pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana alamiah

(natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran

konstruktivisme menekankan pada pengalaman langsung dalam proses

pembelajaran. Aliran humanisme memandang peserta didik dari

(36)

xxxvi b. Landasan Psikologis

Landasan psikologis berkaitan dengan tahap perkembangan peserta

didik. Dimana peserta didik di awal usia SD masih berpikir kongkret,

holistik (memandang secara keutuhan), dan hierarkis (tahap perkembangan

berpikir dari yang sederhana ke kompleks).

c. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan landasan hukum dalam pembelajaran

tematik. Adapun landasan hukum itu diantaranya UUD 1945, UU Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki langkah-langkah berikut (Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,

2006: 10-14) :

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:

pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema,

pengembangan silabus, dan penyususan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap yang kedua, ada 3 tahapan kegiatan yang harus

dilaksanakan yaitu: kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan

(37)

xxxvii c. Tahap Penilaian

Pada tahap yang terakhir dilakukan penilaian. Alat penilaiannya dapat

berupa Tes dan Non Tes.

4. Peran Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki arti penting yaitu (Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 4) :

a. Membangun kompetensi peserta didik yang meliputi keterlibatan dan

keaktifannya dalam proses pembelajaran.

b. Melalui pengalaman langsung peserta didik dapat menghubungkan

antara konsep yang satu dengan konsep yang lain.

c. Dengan melakukan pembelajaran tematik proses pembelajaran menjadi

lebih efektif.

d. Pembelajaran menjadi utuh sehingga pemahaman peserta didik tidak

terpecah-pecah.

5. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik adalah (Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,

2006: 4) :

a. Berpusat pada peserta didik

b. Memberikan pengalaman langsung

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

(38)

xxxviii

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

6. Kekuatan Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2009: 88-89) pembelajaran tematik memiliki beberapa

kelebihan, yaitu:

a. Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran,

melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata

pelajaran.

b. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis

dan alami.

c. Pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar

ke berbagai aspek kehidupan

d. Pendidik bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau

topik dari berbagai sudut pandang.

e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada

kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.

f. Peserta didik bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada

hasil belajar.

g. Hilangnya batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan proses belajar yang integratif.

h. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada peserta didik, yang

dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan. Peserta didik

didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada

(39)

xxxix

i. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar

kelas

j. Membantu peserta didik membangun hubungan antara konsep dan ide,

sehingga meningkatkan epresiasi dan pemahaman.

7. Kelemahan Pembelajaran Tematik

Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga

memiliki beberapa kelemahan. Hal tersebut dapat dilihat dalam beberapa

aspek, yaitu sebagai berikut(Trianto, 2009: 90-91).

a. Aspek pendidik

Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik dituntut untuk

mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan

tersebut. Jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajaran

tematik sulit terwujud.

b. Aspek peserta didik

Peserta didik dituntut adanya kemampuan akademik maupun

kreatifitasnya. Hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik

diperlukan kemampuan menganalisis, menemukan dan menghubungkan.

Jika peserta didik tidak memiliki kondisi tersebut, maka pembelajaran

akan sulit untuk terwujud.

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Sarana dan sumber pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

sangat bervariasi, bahkan fasilitas internet. Hal tersebut akan

(40)

xl

sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran ini akan

terhambat.

d. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan

pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian targetpenyampaian

materi). Pendidik perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan

materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran pesera didik.

e. Aspek penilaian

Penilaian dilakuak secara menyeluruh, sehingga pendidik dituntut untuk

berkoordinasi dengan pendidik lain, bila materi berasal dari pendidik

yang berbeda.

f. Aspek suasana pembelajaran

Pembelajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang

kajian. Hal ini menimbulkan ketimpangan dalm bidang lain. Dengan

kata lain, pendidik cenderung menekankan pada bidang kajian yang

sesuai dengan pemahamannya, selesa, dan latar belakang pendidikan

pendidik sendiri.

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik di Kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru

PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik di kelas IIIA SD

Kanisius Demangan Baru. Adapun tema yang diambil adalah lingkungan. Hal

ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran selama 2 minggu di akhir

(41)

xli

pelajaran (3x35 menit). Mata pelajaran yang terkait adalah Matematika dan

Bahasa Indonesia.

Adapun Standar Kompetensi yang diambil dalam mata pelajaran

matematika adalah S.K. 5. Menghitung keliling luas persegi dan persegi

panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sedangkan dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia mengambil dua Standar Kompetensi yaitu

S.K. 7.Memahami teks dengan membaca intensiv 150-200 kata dan baca pusi,

S.K. 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi. Sementara Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran

matematika adalah K.D. 5.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

keliling, luas persegi dan persegi panjang, kemudian mata pelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan K.D.7.1. Menjawab dan mengajukan pertanyaan

tentang isi teks agak panjang 150-200 kata yang dibaca secara intensif serta

K.D. 8.1. Menulis karangan sederhana berdasarkan dan gambar seri

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik. Penerapan PPR dalam

pembelajaran tematik ini akan dilakukan dengan menggunakan PTK.

D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di

sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan pratik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007: 16).

(42)

xlii

refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi

soasial untuk memperbaiaki rasionalitas dan kebenaran praktik-praktik sosial

dan pendidikan yang dilakukan sendiri, pengertian mengenai praktik-praktik

tersebut dan situasi-situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Adapun menurut Mc Niff (1992) PTK adalah sebagai bentuk penelitian

reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.

Ada pengertian PTK yang lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru

kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3)

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009: 9). Berdasarkan

benerapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu

penelitian yang dilakukan oleh guru kelas sendiri dengan melakukan empat

langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk

memperbaiki ataupun menyempurnakan kinerjanya dan hasil belajar siswa.

2. Ciri-ciri PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Ciri-ciri PTK adalah (Susilo, 2007: 17) :

a. Ditinjau dari segi permasalahan, PTK diangkat dari persoalan praktik

dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar

dirasakan langsung oleh guru.

b. Berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi

(43)

xliii

pemecahan masalah melalui tindakan yang direncanakan secermat

mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.

c. Adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki

praktik dan proses pembelajaran di kelas.

d. Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru

atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi

dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.

3. Tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PTK memiliki beberapa tujuan yaitu (Susilo, 2007: 17-18) :

a. Perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada

peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam

proses pembelajaran secara refleksi, dan bukan untuk mendapatkan

ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka

mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian

(44)

xliv

4. Langkah-langkah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PTK memiliki empat langkah utama yaitu (Susilo, 2007: 19) :

a. Perencanaan (planning)

Dalam kegiatan perencanaan mencakup 3 hal yaitu: identifikasi

masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan

bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada tahap

identifikasi masalah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu

sebagai berikut.

1) Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada

saat melaksanakan tugas.

2) Problematik, artinya masalah harus dipecahkan berkaitan dengan

tanggungjawab, kewenangan dan tugas seorang guru.

3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang

dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas siswa dan guru

karena ada kemungkinan kalau masalah tidak segera diatasi akan

mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses

pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.

PLAN PLAN

ACT REFLECT

REFLECT ACT

(45)

xlv

4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksana penelitian tindakan

kelas.

b. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu

mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan PTK yang

dilakukan. Jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan tersebut

disebut hipotesis tindakan. Setelah penetapan bentuk tindakan sesuai

dengan rencana tindakan maka langkah selanjutnya adalah melakukan

tindakan itu dalam kegiatan pembelajaran.

c. Observasi (observing)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

lengkap secara objektif tentang perkembangan proses, dan pengaruh

dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk

data.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan

guru dan tim pengamat dalam PTK. Hal ini dilakukan dengan cara

berdiskusi tentang aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana

tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara

bermakna. Berdasarkan refleksi ini maka dapat ditentukan tindakan

pada siklus berikutnya atau berhenti karena masalahnya telah

(46)

xlvi

5. Manfaat PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PTK memiliki beberapa manfaat yaitu (Wijayah Kusumah dan Dedi

Dwitagama, 2009: 16) :

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis. Jika guru terbiasa dalam

menulis maka dapat memperoleh kesempatan untuk naik golongan

bagi PNS.

b. Berpikir analitis dan ilmiah. PTK dapat mengarahkan guru untuk

selalu berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah.

c. Menambah khasanah ilmu pendidikan. Semakin banyak PTK yang

ditulis maka akan semakin menambah dsan mengembangkan

wawasan guru.

d. Menumbuhkan semangat guru lain. PTK yang sudah dilakukan

memberikan dorongan bagi guru lain untuk mencoba melakukan

PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

e. Mengembangkan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan

keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan dapat

memecahkan masalah dengan penerapan langsung di kelas.

f. Meningkkan mutu sekolah secara keseluruhan. Semakin sering dan

banyak guru yang menulis PTK maka semakin baiklah kualitas

sekolah tersebut.

6. Keunggulan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PTK mempunyai beberapa keunggulan diantaranya yaitu (Wijayah

(47)

xlvii

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang actual

b. Kerangka kerjanya teratur

c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif

d. Fleksibel dan adaptif

e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran

f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas

g. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau

profesionalisme guru

PPR dalam pembelajaran tematik ini akan diterapkan peneliti khususnya pada

tahap tindakan. Adapun mata pelajaran yang bersangkutan adalah Matematika dan

Bahasa Indonesia yang termuat dalam kurikulum kelas III semester 2.

E. Kurikulum Kelas III

1. Mata Pelajaran Matematika Kelas III

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia (KTSP, 2004). Pada mata pelajaran ini

peneliti mengambil materi tentang pemahaman soal cerita keliling dan

luas persegi dan persegi panjang. Pengambilan materi ini didasarkan pada

situasi dan waktu yang tersedia.

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

(48)

xlviii

tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia (KTSP, 2004). Pada mata pelajaran ini peneliti

menekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan.

Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia ini akan diberikan kepada

peserta didik kelas IIIA yang memiliki karakteristik tertentu, yang akan diuraikan

berikut.

F. Karakteristik Peserta Didik SD Kelas III: 8-10 tahun

Pembelajaran tematik dilakukan berdasarkan karakteristik

perkembangan peserta didik. Menurut Trianto (2009, 18-19), karakter anak

Sekolah Dasar dibagi dalam 2 kategori usia, yaitu karakter anak usia 6-7 tahun

dan 8-10 tahun. Di bawah ini adalah karakter anak 8-10 tahun.

Tabel 2.1

Karakteristik anak usia 8-10 tahun

Ciri khas secara jasmani Ciri khas secara mental Ciri khas secara sosial

1) Aktif

mengembangkan

koordinasi otot

besar dan kecil.

2) Kekuatannya

bertambah

3) Ingin menguasai

keterampilan.

4) Senang olahraga

dalam tim dan

1) Selalu ingin belajar

hal-hal baru

2) Kemampuan

memahami oranglain

mulai berkembang

3) Pemahaman konsep

berkembang

berdasarkan

lingkungan sekitar

4) Ketermpilan menulis

1) Lebih mengutamakan

teman-teman sebaya

dalam kelompoknya.

2) Pengaruh dari

kelompoknya sangat

kuat.

3) Lebih peka dalam

memilih teman

4) Umumnya mudah

(49)

xlix kegiatan-kegiatan

ateletik lainnya

5) Mengikuti kata hati

dan berbahasa terus

berkembang

5) Dapat memahami dari

seluruh gambar yang

ada

6) Sangat kreatif dan

senang menemukan

hal-hal baru

7) Sangat ingin tahu

8) Mudah mengingat

9) Mengetahui tentang

konsep yang benar

dan salah

diri

5) Perilaku bersaing

mulai berkembang

6) Peka untuk bermain

jujur

7) Memperhatikan

perbuatan dan

perilaku orang dewasa

8) Kesadaran untuk

berperilaku seperti

orang yang berjenis

kelamin sana mulai

berkembang

9) Mulai memisahkan

diri dari keluarga,

dapat berpartisipasi

dalam kegiatan yang

terpisah dari keluarga

10) Selera humor

berkembang

11) Mengalami

rangkaian

(50)

l

bersalah, marah, dst.

12) Mengetahui

peristiwa yang terjadi

di sekitarnya,

meskipun secara

emosional belum

cukup dewasa untuk

mengatasi

akibat-akibatnya.

Berdasarkan karakteristik di atas maka peserta didik kelas III termasuk

dalam kategori kedua yaitu pada usia 8-10 tahun.

G. Kerangka Pikir

Peserta didik seharusnya menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang

dikembangkan dalam setiap mata pelajaran secara utuh. Seberapa besar

penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut tidak hanya

ditunjukkan dengan menggunakan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh pendidik. Akan tetapi juga penilaian secara utuh meliputi kognitif,

afektif, dan psikomotorik (dalam PPR dikenal sebagai 3C: compentence,

conscience, dan compassion).

Tumbuhnya pribadi yang utuh juga ditentukan dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran ini hendaknya dapat

(51)

li

mengalami hal yang bermakna peserta didik dapat menemukan dan

mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Salah satu model/pendekatan

itu adalah PPR.

PPR ini diterapkan dalam pembelajaran tematik, yang memiliki kesamaan

yaitu memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Kedua

model/pendekatan pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk lebih

berperan aktif dalam proses pembelajaran serta dapat berkembang menjadi

pribadi yang utuh, yaitu untuk meningkatkan compentence, conscience, dan

compassion. Penerapan keduanya dilakukan di kelas III. Hal ini sesuai dengan

perkembangan karakter peserta didik baik jasmani, mental, dan sosial.

H. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa

Indonesia) dapat meningkatkan competence pada peserta didik kelas

IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1.

2. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa

Indonesia) dapat meningkatkan conscience pada peserta didik kelas

IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1.

3. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa

Indonesia) dapat meningkatkan competence pada peserta didik kelas

(52)

lii

4. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik (Matematika dan Bahasa

Indonesia) dapat meningkatkan competence, conscience, dan

compassion pada peserta didik kelas IIIA SD Kanisius Demangan

(53)

liii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Adapun PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan

keahlian mengajar (Mc Niff,1992).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah pada bulan Maret tahun 2011 dengan uraian

kegiatan sebagai berikut :

Tabel. 3.1.

Uraian Kegiatan Penelitian

No Uraian Kegiatan Minggu ke-

1 2 3

1 Observasi kelas √

2 Penelitian siklus 1 √

3 Penelitian siklus 2 √

(54)

liv

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IIIA

SD Kanisius Demangan Baru, sebanyak 36 peserta didik.

2. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik

dalam meningkatkan competence, conscience, compassion.

D. Prosedur Penelitian/ Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana

mencakup 4 langkah yaitu: (a) perencanaan/ plan, (b) tindakan/ act, (c)

observasi/ observe, (d) refleksi/ reflect. Adapun model untuk masing-masing

tahap adalah:

Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti

memaparkan uraian masing-masing tindakan yang akan dilaksanakan pada

setiap siklus yaitu sebagai berikut :

PLAN PLAN

ACT

REFLECT ACT REFLECT

(55)

lv 1. Persiapan

a. Meminta ijin untuk mengadakan penelitian di kelas IIIA kepada

kepala sekolah dan guru kelas SD Kanisius Demangan Baru

b. Berkonsultasi dengan guru kelas IIIA di SD Kanisius Demangan Baru.

c. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya.

d. Menyusun rencana siklus.

e. Menyiapkan sumber bahan pengajaran.

f. Menyusun pemetaan SK dan KD serta jejaring tema

g. Menyusun kisi-kisi soal, RPP, dan LKS.

h. Menyusun soal evaluasi

i. Mencari validitas dan reliabilitas.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus 1

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan

menyanyikan lagu “main lingkaran” sambil mengeliling

laboratorium bahasa.

b) Peserta didik membaca teks pendek tentang “piket bersama”

yang ada di slide secara bergantian.

c) Peserta didik dan pendidik melakukan tanya jawab tentang isi

(56)

lvi

d) Peserta didik memperhatikan contoh lain dalam kehidupan

sehari-hari yang terkait dengan menghitung keliling persegi dan

persegi panjang.

e) Peserta didik mendengarkan petunjuk dari pendidik tentang

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

f) Peserta didik dibagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.

g) Peserta didik mengukur panjang, lebar dan keliling

benda-benda yang ada di kelas.

h) Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok yang

dilakukan.

i) Pendidik membahas hasil kerja kelompok yang dilakukan oleh

peserta didik.

j) Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman tentang

materi yang telah dipelajari.

k) Pendidik menayangkan video untuk acuan refleksi diri

l) Peserta didik merumuskan aksi

m) Peserta didik mengerjakan evaluasi

2) Pelaksanaan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar

pengamatan.

(57)

lvii

c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase

tingkat keberhasilan siswa.

4) Refleksi Siklus 1

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan

temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan dosen pembimbing atau guru kelas

tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan

temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

b. Siklus 2

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi

b) Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik tentang luas

dengan menggunakan kertas berpetak dan model maket rumah.

c) Peserta didik mendengarkan petunjuk dari pendidik tentang

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d) Peserta didik membuat model maket sekolah bersama teman

satu kelompok.

e) Peserta didik menghitung luas masing-masing model maket

sekolah dalam kelompok.

(58)

lviii

menempelkannya di papan tulis.

g) Pendidik bersama peserta didik membuat rangkuman tentang

materi yang telah dipelajari.

h) Pendidik melakukan refleksi dengan acuan sebuah cerita/kasus

i) Peserta didik merumuskan aksi

j) Peserta didik mengerjakan evaluasi

2) Pelaksanaan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar

pengamatan.

b) Melakukan penelitian hasil tes.

c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase

tingkat keberhasilan siswa.

4) Refleksi Siklus 2

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan

temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan dosen pembimbing atau guru kelas

tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan

temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah

(59)

lix

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan meliputi beberapa tahap berikut ini :

1. Pra Penelitian

Instrumen yang digunakan pada tahap pra penelitian adalah daftar nilai

peserta didik, lembar observasi pendidik, lembar observasi peserta didik,

catatan anekdotal, dan pedoman wawancara.

2. Tahap Penelitian

Pada tahap penelitian siklus 1 dan 2, instrumen yang digunakan adalah

jejaring tema, silabus, kisi-kisi soal, RPP, LKS, soal evaluasi, lembar

observasi, catatan anekdotal, dan dokumentasi.

3. Validitas Instrumen

Instrumen divalidasi dengan bantuan tim ahli, yaitu pendidik kelas IIIA

dan dosen pembimbing. Di bawah ini merupakan kisi-kisi soal yang

digunakan pada saat penelitian.

Tabel. 3.2.

Kisi-kisi Soal Matematika

INDIKATOR JENIS SOAL PENOMORAN

SOAL SIKLUS 1 TES NON TES

a. Peserta didik mampu menghitung

keliling Laboratorium Bahasa secara

empiris (competence).

b. Peserta didik mampu menghitung

keliling benda-benda yang ada di

dalam Laboratorium Bahasa

(competence).

c. Peserta didik teliti saat menghitung

Gambar

Tabel 2.1 Karakteristik anak usia 8-10 tahun
Tabel. 3.1.
Tabel. 3.2.
Tabel 3.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

12 Jadi implikasi yang dimaksud disini ialah pembiasaan membaca asmaul husna dan surat yasin melibatkan diri dalam pembentukan.

memadai bahwa transaksi yang dicatat atau yang sudah terjadi adalah sah, telah diotorisasi, telah dicatat, dan dinilai dengan wajar. Sistem informasi yang baik akan

Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti bahwa telah melakukan secara konsisten melalui julat representatif (representative range) dari penerapan yang meliputi peralatan,

Dalam pembuatan pelengkap busana ini limbah plastik sebagai bahan dasar dilapisi dengan kain perca yang memang banyak dimiliki oleh para penjahit.. Limbah kain perca

Pada Acara ini akan diusulkan kepada RUPS Tahunan untuk melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

16 Pada saat pemerintah menerapkan kebijakan pemberlakuan pajak per unit produk yang dijual oleh produsen, harga bersih (setelah pajak) yang diterima oleh produsen

[r]