• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG PENGENDALIAN

INTERN PERSEDIAAN

( Studi Kasus Pada Muara Cosmetic Supplier Tasikmalaya )

CUCU KARWATI 093403027

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2013

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN

(Studi Kasus Pada Muara Cosmetic Supplier Tasikmalaya)

Oleh:

CUCU KARWATI 093403027

Pembimbing:

H.Maman Suherman, SE., MM, Ak. Rita Tri Yus nita,SE., MM

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang pengendalian intern persediaan di Muara Cosmetic Supplier. Objek dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan terdiri dari wawancara, observasi dan dokumentasi sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan guna mengetahui peranan sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem informasi akuntansi persediaan berperan dalam menunjang pengendalian intern persediaan.

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi Persediaan, Pengendalian Intern Persediaan

(3)

ABSTRACTION

APPLICATION INVENTORY ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM IN SUPPORT OF INTERNAL CONTROL INVENTORY

(Case Study On Muara Cosmetic Supplier Tasikmalaya)

By:

CUCU KARWATI 093403027

Guided by:

H.Maman Suherman, SE., MM, Ak. Rita Tri Yus nita,SE., MM

The aims of this reseacrh is to get the application of accounting information system inventory in support of internal control inventory in Muara Beauty Center. Object in this study is accounting information system inventory and internal control inventory. Research method used in this study is qualitative research method with a case study approach, as well data collected consist of primary and secondary data. Primary data were collected through interviews, observation, and documentation. And secondary data obtained through library reseacrh study to determine the role of accounting systems inventory and internal control inventory. Of the result of this study showed that the accounting information system inventory role in supporting internal control inventory.

(4)

PENDAHULUAN

Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan teknologi informasi telah menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan. Perusahaan semakin dituntut untuk dapat menghasilkan informasi yang tepat dan berkualitas. Untuk itu, perusahaan membutuhkan sebuah sistem yang terstruktur untuk menghasilkan informasi dalam sajian yang dibutuhkan oleh pemakainya sehingga bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.

Salah satu penerapan teknologi informasi yang memiliki peran dalam kegiatan perusahaan adalah penerapan sistem informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses informasi yang berhubungan dengan transaksi keuangan dengan tujuan menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi para pengambil keputusan. Selain itu, penerapan sistem informasi akuntansi juga dapat membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahan lain yang sejenis.

Sistem informasi akuntansi akan memberi banyak keuntungan bagi pemakai diantaranya dalam mengevaluasi biaya dan laba secara akurat, mengevaluasi produk atau kinerja unit bisnis, pengelolaan faktur dan piutang, menangani pembelian dan persediaan, menghemat waktu dalam melacak informasi yang dibutuhkan, dan menghasilkan kebutuhan informasi

keuangan yang rinci, akurat dan tepat waktu sehingga dapat digunakan manajer dalam pengambilan keputusan yang berkualitas pemakai dan merencanakan suatu bisnis di masa yang akan datang.

Dalam perusahan dagang agar perusahaan tetap dapat beroperasi, perusahaan memerlukan persediaan barang dagangan yang mencukupi untuk dapat di jual kepada konsumen. Agar penjualan dapat berjalan dengan baik maka perlu didukung sistem informasi persediaan yang baik agar dapat memberikan informasi yang akurat mengenai persediaan barang sehingga pesanan pelanggan akan terpenuhi dengan baik dan kegiatan penjualan akan terkendali.

Persediaan dalam perusahaan dagang merupakan aset yang dimiliki untuk dijual kembali kepada konsumen. Perusahaan dagang maupun jenis perusahaan lainnya umumnya memilki persediaan yang jumlah, jenis dan masalah yang tidak sama antara perusahaan yang lain dengan perusahaan yang lainnya.

Selain itu, persediaan merupakan modal yang tertanam dalam perusahaan yang sering kali merupakan harta lancar yang paling besar dalam perusahaan. Penjualan akan turun jika permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Prosedur pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak dapat dijual.

(5)

Untuk memperkuat sistem informasi akuntansi persediaan, perusahaan pada umumnya melakukan perhitungan fisik persediaan secara periodik. Tujuannya adalah untuk mencocokan jumlah fisik persediaan dengan catatan perpetual yang diselenggarakan pada buku persediaan.

Sedangkan pengendalian intern merupakan proses pengawasan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh kegiatan telah berjalan secara lancar dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pengendalian intern persediaan dirancang untuk membantu proses yang dijalankan oleh manajemen terutama dalam pelaksanaan pengendalian terhadap aktiva dalam bentuk persediaan. Pengendalian intern persediaam akan efektif apabila ditunjang dengan sistem informasi akuntansi yang memadai. Dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan yang diterapkan oleh perusahaan terutama dalam pengambilan keputusan dan dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam menyediakan persediaan yang mencukupi untuk menjamin kelancaran aktivitas perusahaan.

Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan menjadi pendukung bagi suatu perusahaan dalam menunjang efektivitas persediaan.

Muara Cosmetic Supplier merupakan perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang kosmetik wanita yang mana produk yang dijual langsung dipakai oleh konsumen. Seperti yang kita ketahui bahwa kosmetik identik dengan wanita yang ingin tampil cantik dan menarik walaupun tidak menutup kemungkinan banyak laki- laki yang memakai kosmetik untuk menjaga penampilan, gairah pasar untuk usaha seperti ini telah memiliki tempat tersendiri dalam lingkup dunia usaha dan memberikan keuntungan yang menjanjikan.

Selain itu pada perkembangannya perdagangan kosmetik di daerah Tasikmalaya, baik itu dari skala kecil sampai yang skalanya cukup besar, dari mulai pasar tradisional hingga yang berkonsep modern market telah berkembang dengan pesat dan memiliki ciri khas masing- masing untuk dapat menarik pelanggan terutama kaum wanita.

Oleh karena itu untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan terutama menghadapi banyak pesaing dalam usaha dagang yang sejenis menuntut Muara Cosmetic Supplier untuk dapat terus memperbaiki, mengontrol dan mengevaluasi setiap kebijakan dan keputusan yang diambil untuk dapat terus menerus menyediakan barang dan memenuhi kebutuhan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Selain masalah persaingan dalam dunia usaha, kegiatan operasional dalam perusahaan pun tidak luput dari perhatian bagi manajemen Muara Cosmetic

(6)

Supplier , jumlah stock yang berlebih sering kali menjadikan tempat penyimpanan menjadi penuh dan memaksa pihak gudang untuk lebih cermat dalam menyimpan stock. Apalagi untuk beberapa jenis barang ukuranya kecil, harganya cukup mahal dan sering kali terselip dan tidak dapat dilihat dengan baik saat pengecekan. Ada kalanya juga barang yang rusak karena penyimpan yang tidak baik sehingga tidak layak untuk dijual lagi.

Adakalanya juga persediaan hilang karena human eror pada saat penerimaan barang, tim gudang yang menerima barang tidak teliti menerima barang, adanya kesalahan dalam perhitungan ataupun pengambilan barang oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan sendiri.Masalahini berkaitan erat dengan fungsi- fungsi dari tiap bagian karyawan yang masih belum berjalan dengan baik dan komitmen karyawan yang masih asal terhadap pekerjaannya masing- masing.

Dari fenomena ini sudah jelas bahwa Muara Cosmetic Supplier memerlukan pengendalian intern persediaan yang lebih memadai untuk dapat menghindari hal- hal yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Di samping itu untuk dapat menunjang aktivitas operasioanal, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang berkaitan dengan semua informasi persediaan yaitu sistem informasi akuntansi persediaan. Karena pengendalian intern persediaan akan efektif apabila ditunjang dengan sistem informasi akuntansi persediaan yang sudah memadai.

Sehingga, persediaan di Muara Cosmetic Supplier dapat terjaga baik dari segi kualitas atau kuantitas dan kegiatan operasional dapat dijalankan sesuai standar yang telah dibuat perusahaan.

Pada jurnal Putri Ayu Puspa Rengganis (2012) ditemukan bahwa objek penelitian yang diteliti telah menggunakan sistem informasi akuntansi persediaan secara komputerisasi tetapi penerapannya masih sangat sederhana dan teknologi yang digunakan masih di bawah standar. Hal ini memungkinkan tejadinya human error dan penggelapan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Ini juga menunjukan bahwa ketika sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan sudah ada maka harus dapat dilihat apakah hal ini sudah dapat berjalan efektif atau tidak. Dan ini juga berlaku bagiMuara Cosmetic Supplier, persediaan barang dagang yang ada di Muara Cosmetic Supplier cukup besarsehingga membutuhkan sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan barang dagangan yang saling mendukung dan berhubungan.

(7)

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Sisitem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaanSedangkan subjek penelitian adalah Muara Cosmetic Supplier Tasikmalaya dikarenakan di perusahaan tersebut terdapat data-data yang diperlukan sesuai dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan pendekatan studi kasus yang terjadi di Muara Cosmetic

Supplier Tasikmalaya yang

bertujuan untuk mengetahui langsung lokasi, latar belakang, sifat-sifat dan karakter dengan mencatat dan memahami kondisi-kondisi yang saat ini terjadi pada tempat penelitian.

Metode penelitian kualitatif ini juga disebut dengan penelitian naturalistik , karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Sugiyono (2011:9)

Teknik Analisi Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bognan dan Biklen yang dijelaskan oleh Lexy J Moleong (2011:248) yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Hal ini berarti data-data, fakta- fakta yang berhasil penulis himpun kemudian dibandingkan dengan masalah yang diteliti yaitu sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian intern persediaan.

Data yang sudah dianalisis kemudian diinterpretasikan untuk mengetahui kesesuaian dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan. Menurut Mc Drury yang dijelaskan oleh Lexy J Moleong (2011:248) bahwa analisis data kualitatif terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya:

1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data

2. Mempelajari kata-kata kunci, berupaya menentukan tema-tema yang berasal dari data 3. Menuliskan model yang

ditemukan

4. Koding yang telah dilakukan Sedangkan menurut Seidde l yang dijelaskan oleh Lexy J Moleong

(8)

(2011:248) bahwa analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilakn catatan lapangan, dengan mensintesiskan hal itu lalu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri 2. Mengumpulkan,

memilah-milah, mengklasifikasikan mensintesisikan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum

PEMBAHASAN

Sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan akan memiliki peranan yang sangat penting jika telah dilaksanakan dengan baik juga memadai. Sistem informasi akuntansi dan pengendalain intern merupakan suatu kesatuan karena dalam menerapakn suatu sistem informasi akuntansi yang baik harus memperhatikan pula penerapan unsur- unsur pengendalian intern yang memadai.

Fokus utama prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi adalah transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah saji dalam asersi manajemen dilaporan keuangan. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan yang

memadai bahwa transaksi yang dicatat atau yang sudah terjadi adalah sah, telah diotorisasi, telah dicatat, dan dinilai dengan wajar.

Sistem informasi yang baik akan menghasilkan informasi yang andal dengan dibantu sumber daya manusia yang kompeten pada setiap bagian-bagian bidang pekerjaannya. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepda semua tim yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi, dan tata cara pelaporan keuangan merupakan komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern. Jika sistem informasi akuntansi yang ada di perusahaan mampu menyediakan informasi yang tepat, akurat, memadai dan dapat diandalkan, maka hal ini dapat menjadi sebagai penyeimbang dalam menunjang pengendalian intern.

Sistem informasi akuntansi persediaan pada Muara Cosmetic Supplier dapat dikatakan cukup memadai karena sudah didukung oleh unsur-unsur dari sistem informasi akuntansi itu sendiri yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, laporan yang terintegrasi dalam suatu kerangka yang tersusun, terstruktur dan saling berhubungan satu sama lain sehingga menciptakan suatu informasi yang andak dan dapat dipercaya. Dengan begitu akan mempermudah diadakanya pengendalian intern baik dalam kebijakan manajemen maupun yang terkait dengan masalah persediaan.

(9)

Selain itu pengendalian intern persediaan pada Muara Cosmetic Supplier juga sudah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dengan sistem informasi akuntansi yang sudah berjalan dengan baik dan dapat menunjang pengendalian intern persediaan dalam melakukan internal control khususnya terhadap persediaan dan umumnya untuk kegiatan operasional perusahaan. Penerapan sistem informasi akuntansi yang ada di Muara Cosmetic Supplier telah memenuhi tujuan sistem informasi akuntansi antara lain:

1. Meningkatkan informasi Informasi akuntansi dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam pengendalian internal persediaan, dengan adanya sistem informasi akuntansi akan mengurangi ketidakpastian serta memberikan gambaran peluang yang ada dan membantu fungsi pengendalian intern. Sistem informasi akuntansi yang ditetapkan oleh Muara Cosmetic Supplier telah memenuhi tujuan kualitatif dari informasi keuangan yang menunjang pengendalian internal persediaan antara lain:

a. Relevan, informasi yang dihasilkan adalah informasi yang relevan atau sesuai dengan informasi yang mewakilinya

b. Keandalan, informasi yang dihasilkan bebas dari kesalahan

c. Dapat dimengerti, informasi yang dihasilkan mudah dimengerti untuk pengolahan lebih lanjut d. Tepat waktu, infromasi

yang dihasilkan dapat diperoleh pada waktu yang diperlukan dan pada waktu yang tepat untuk pengolahan lebih lanjut e. Daya banding, informasi

yang dihasilkan dapat diperbandingkan dengan periode-periode

sebelumnya atau dapat dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis untuk melakukan perbaikan

f. Lengkap, informasi yang dihasilkan lengkap meliputi: semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.

Dengan demikian maka sistem informasi akuntansi persediaan yang dihasilkan akan menunjang pengendalian dari segi pengendalian informasi.

2. Meningkatkan pengendalian inten

Pengendalian intern dapat tercapai bila unsur-unsur pengendalian intern itu dapat diterapakan dengan baik. Muara Cosmetic Supplier telah menjalankan sistem informasi akuntansi

(10)

persediaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan pengendalian intern antar bagian yang terkait dengan persediaan, hal ini akan memberikan kemudahan bagi manajemen untuk dapat mengawasi kegiatan operasional perusahaan khususnya persediaan.

3. Menekan biaya tata usaha Dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan yang diterapkan pada Muara Cosmetic

Supplier, maka akan

memperlancar proses kegiatan operasional yang ada diperusahaan khususnya dalam persediaan barang untuk dijual melaui penyediaan informasi yang tepat guna, tepat waktu dan lengkap. Jika hal ini sudah berjalan dengan baik maka sistem informasi akuntansi ini dapat menunjang pengendalian intern persediaan, mengamankan harta perusahaan, menekan biaya-biaya tata usaha dan memeberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikorbankan.

Begitu pula dengan pengendalian intern persediaan yang diterapkan oleh Muara Cosmetic Supplier telah memenuhi tujuan dari pengendalian itu sendiri yaitu:

1.) Keandalan pelaporan keuangan

Keandalan pelaporan keuangan dapat ditelusuri melalui dokumen dan catatan

yang memadai pada Muara Cosmetic Supplier mulai dari pemesanan barang dagangan, prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, prosedur penerimaan dan pengeluaran barang dan penghitungan fisik persediaan. Dengan bukti-bukti tersebut akan memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang handal.

2.) Efektivitas dan efisiensi operasi

Sistem informasi akuntansi yang diterapkan Muara Cosmetic Supplier berupa prosedur dalam transaksi persediaan yang terdiri dari prosedur pengelolaan persediaan atau prosedur akuntansi (prosedur pencatatan harga pokok persediaan, prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, penghitungan fisik persediaan. Hal ini akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang diotorisasikan telah dicatat dan dinilai dengan wajar. Untuk memperlancar aktivitas persediaan dilakukan pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian gudang, bagian persediaan dan timm penghitung fisik dengan jelas sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

3.) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

(11)

Dengan adanya sistem infromasi akuntansi persediaan pada Muara Cosmetic Supplier maka karyawan akan berhubungan dengan aktivitas persediaan barang dagang sehingga dapat melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan peraturan dan prosedur standar operasi yang telah ditetapkan dan dapat ditunjang pengendalian intern yang efektif atas persediaan. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka terlihat setiap aktiva yang menyangkut persediaan di Muara Cosmetic Supplier selalui melalui beberapa prosedur dalam kegiatannya dalam rangka memenuhi peraturan dan melakukan kepatuhan terhadap aturan yang dibuat oleh perusahaan.

PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai penerapan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang pengendalian intern persediaan yang diteliti pada Muara Cosmetic Supplier Tasikmalaya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Sistem informasi akuntansi persediaan pada Muara Cosmetic Supplier ini telah diterapkan dengan baik. Hal ini didukung dengan adanya

unsur- unsur dari sistem informasi akuntansi khususnya mengenai persediaan yaitu: Formulir yang terdiri dari (1.) formulir penerimaan barang, (2) bukti pengeluaran kas, (3) formulir permintaan pembelian, (4) surat pengembalian barang kepada supplier, (5) kartu penghitungan fisik dan laporan penghitungan fisik. Buku jurnal yang sudah terkomputerisasi dalam beberapa bagian. Laporan-laporan seperti laporan penjualan, laporan pembelian dan laporan hasil penghitungan fisik. Sumber daya manusia yang kompeten, peralatan yang sudah menggunakan teknologi modern.

Pengendalian intern persediaan pada Muara Cosmetic Supplier telah diterapkan cukup baik. Hal ini didukung dengan adanya unsur- unsur pengendalian internal antara lain : lingkungan pengendalian, penetapan resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan yang sudah diterapakan dengan baik terutama dalam hal persediaan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arrens,Loebbecke.2008. Auditing (Pendekatan Terpadu),Edisi Lima Buku Ke 2,AmirAbadi Jusup.,Jakarta:Salemba Empat.

Haryono,Jusup.2001.Auditing.Yogya karta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Azhar Susanto, 2004, Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer, Bandung : Lingga Jaya.

Bodnar, George H., William S. Hopwood, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Jakarta : Salemba Empat.

Cushing, Barry E., diterjemahkan oleh La Midjan, 2000, Sistem

Informasi Akuntansi

Pendekatan Manual Praktika Penyusunan Metode dan

Prosedur, Bandung :

Lembaga Informasi Akuntansi.

Henry Simamora, 2000, Akuntansi:

Basis Pengambilan

Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, Jilid 1.

Krismiaji.2002. Accounting Information

System.Yogyakarta.YKPN

La Midjan, Azhar Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Bandung : Lingga Jaya.

Mcleod, Raymond, Schell George.2004.Sistem Informasi Manajemen.

Diterjemahkan oleh

Hendra Teguh. Edisi Delapan. Jakarta: PT. Indeks

Mohammad Natsir.2005.Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia:Indonesia

Moleong, Lexy J.2011. Metode Penelitian Kualitatif.Edisi Revisi.Bandung:PT

Remaja Rosdakarya

Mulyadi.2008.Sistem Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat

Niswonger,dkk.2008. Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta.Erlangga

SoemarsoS.R.2005.Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan

R&D.Bandung:Alfabeta

Warren,Reeve,Fess.2006.Accounting (Pengantar Akuntansi),Edisi 21.,Aria Paramithadkk.,Jakarta:Salemba Empat.

Zaki, Baridwan. 2004.Sistem Akuntansi ( Penyusunan Prosedur dan Metode).Yogyakarta:YKPN

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko terhadap POTS (Plain Ordinary Telephone Service).. Identifikasi risiko dilakukan dengan pendekatan

Hal ini berarti bahwa Avicennia sp sebagai vegetasi yang dominan juga dapat beradaptasi dengan baik pada kawasan hutan mangrove di perairan pesisir Kelurahan Sawang

SCRABBLE GAME ON THEIR COMPETENCE IN ARRANGING ENGLISH VOCABULARY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KOTA CIREBON .” This thesis is presented to t he English

Terlihat bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar di wilayah Kelurahan Ngestiharjo adalah variabel dukungan

Dari ketujuh komponen ada empat komponen yang mendapat penilaian Amat baik yaitu: Mempersiapkan diri untuk belajar, Memperhatikan secara seksama penjelasan

Kedisiplinan itu perlu diajarkan kepada siswa dengan alasan, sebagai berikut: (1) kedisiplinan perlu diajarkan serta dipelajari dan dihayati oleh siswa agar siswa mampu

aktivitas audit internal berpengaruh positif terhadap kualitas Sistem.

Sering terjadi kekurangan P di dalam tanah yang disebabkan oleh jumlah P yang sedikit di tanah, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diambil oleh tanaman