“Influence Of
implication To Quality Information”
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
HERMAN
21108048
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I. fenomena yang terjadi adalah Sistem Infomasi Akuntansi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I dirasa masih ada beberapa yang “Lambat” dan juga masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan profesinya untuk melakukan penyimpangan di bidang perpajakan oleh sebab itu diperlukan pengendalian Intern secara terus menerus. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dan Implikasinya pada Kualitas Informasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern dan juga berpegaruh terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung Wilayah Jabar I, Sistem Informasi Akuntansi yang baik dan mendukung dalam setiap aspek kegiatan akan memberikan dampak yang baik dalam memberikan infomasi guna untuk pengambilan keputusan.
ABSRTACT
The research was conducted at the Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I. phenomenon that happens is that accounting information system in the Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I felt there were still a "slow" and there are also elements that take advantage of his profession to the contrary in the field of taxation and therefore required the Internal control continuously. The purpose of this study is to investigate the effect of Accounting Information System of Internal Control and Its Implications on the Quality of Information on Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I.
Research results show that the influence of Accounting Information Systems and Internal Controls are also having an effect on Information Quality in Primary KPP Bandung West Java Region I, Accounting Information Systems and support in every aspect of the activities will provide the best effect in order to provide information for decision making.
vi
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillahirrabbil’alamin, Segala Puji dan Syukur bagi ALLAH SWT, atas
segala rahmat dan karunia-NYA sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini,
Salawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya serta umatnya yang senantiasa menegakan ajaran Islam.
Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu sysrat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). maka penulis mengambil judul
“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pegendalian Intern dan
Implikasinya Pada Kualitas Informasi (studi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I ” dalam penulisan ini.
Dalam proses penyusunan Skripsi ini Penulis pun mengalami beberapa
hambatan-hambatan.
Beberapa hambatan utama yang dihadapi Penulis yaitu kurangnya data-data atau materi yang dibutuhkan untuk penyusunan Skripsi ini. Selain itu banyaknya tantangan
vii
tersebut sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih secara khusus untuk Dr. Ely Suhayati SE., M.Si., Ak, selaku
Dosen Pembimbing dan Dosen Wali AK2 yang senantiasa membimbing penulis dengan sabar untuk menyelesaikan Skripsi ini.
Tentunya banyak pihak pula yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada Penulis dalam Penulisan Skripsi ini. Oleh karana itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia 2. Prof. Dr. Umi Narimawati SE. M.S.i selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Sri Dewi Anggradini, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi
4. Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku Ketua panitia sidang skripsi di Universitas
Komputer Indonesia
5. Seluruh Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
6. Seluruh Karyawan bagian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung yang dengan
rendah hati meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis
7. Ayah dan Ibu tercinta, H. M. Arief dan Hj. Wati, adik-adikku tersayang Heriyanto,
viii
9. Keluarga Keduaku D’mall Terjal Oma Fanny mustika, Tante Rahma halidah, Om
Sihabbudin, Abang Ceppy, Kakak Wirda, Dede Anggi dan Mami Nia atas persahabatan dan kenangan selama ini.
10. Teman-teman KSR PMI UNIKOM yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan
tiada hentinya memberi semangat dan dukungan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
11. Serta seluruh pihak yang tak mungkin disebut namanya satu persatu atas kontribusi
terhadap penyusunan Skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik,
untuk itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca semua. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembaga Pendidikan di
Universitas Komputer Indonesia Khususnya dan Masyarakat banyak pada Umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Bandung, Juli 2012 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERYANTAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11
1.5.2 Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13
2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 13
2.1.1 Sistem ... 13
2.1.2 Informasi ... 13
2.1.3 Sistem Informasi ... 14
2.1.4 Akuntansi ... 15
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.1.6 Dimensi dan Indikator Sistem Informasi Akuntansi ... 16
2.1 Pengendalian Intern ... 22
2.2.1 Indikator Pengendalian Intern ... 23
2.3 Kualitas Informasi ... 25
x
2.5.2 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi ... 29
2.6 Penelitian Terdahulu ... 29
2.7 Hipotesis ... 31
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Objek Penelitian ... 32
3.2 Metode Penelitian... 33
3.2.1 Desain Penelitian ... 34
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 38
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 41
3.2.3.1 Sumber Data ... 41
3.2.3.2 Teknik Penetuan Data ... 41
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.2.4.1 Uji Validasi ... 45
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 48
3.2.5 Rencana Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 50
3.2.5.1 Rencana Analisis ... 50
3.2.4.2 Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Gambaran Umum KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 61
4.1.1 Sejarah KPP Pratama Wilayah Kota Bandung... 61
4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 73
4.1.3 Uraian Tugas KPP Pratama Bandung ... 75
4.1.4 Aktifitas KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung ... 78
4.2 Karakteristik Responden ... 79
4.3 Hasil Pembahasan ... 83
4.3.1 Analisis Kuantitatif (Metode Deskriftif) ... 83
4.3.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Direktorat Jenderal Pajak Di Wilayah Kanwil Jawa Barat I ... 83
4.3.1.2 Variabel Y Pengendalian Intern ... 94
4.3.1.3 Variabel Z Kualitas Informasi ... 103
4.4 Analisis Kuantitatif (Metode Verifikatif)... 112
4.4.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern ... 112
4.4.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Informasi .. 116
4.4.3 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi ... 119
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127
5.1 Kesimpulan ... 127
5.2 Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA ... 130
KUESIONER ... 133
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Direktorat Jenderal Pajak melakukan terobosan dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, dengan melakukan modernisasi perpajakan, modernisasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak merupakan
wujud dari reformasi perpajakan yang telah dilakukan sejak tahun 2002, penerapan sistem perpajakan modern dilakukan dengan mengoptimalkan pelayanan kepada
Wajib Pajak, yang mencakup aspek-aspek perubahan struktur organisasi dan sistem kerja Kantor Pelayanan Pajak, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik
pegawai dalam rangka menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (Agus martowardojo, 2010).
Informasi yang tersedia dan digunakan manajemen sangat membantu dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga diharapkan kinerja akan meningkat, seperti yang dinyatakan oleh Atkinson et al (1995: 5) bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi dari unit organisasi atau perusahaan. (Agus, 2009) Menyatakan Direktorat Jenderal Pajak memerlukan
2
dalam jogiyanto (2007) menjelaskan pula kualitas informasi mengukur keluaran dari sistem informasi, lacker pun mengenbangkan enam item pertannyaan untuk mengukur kepentingan persepsi dan kegunaan informasi dari informasi yang disajikan di laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi.
Sistem informasi senantiasa mengalami perubahan besar, dimungkinkan karena sistem informasi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam instansi itu sendiri atau dengan lingkungannya, kemudian pada hakikatnya, akuntansi merupakan
penerapan teori umum informasi terhadap masalah operasi yang ekonomik dan efisien, akuntasi juga membentuk sebagian besar informasi umum yang dinyatakan
secara kuantitatif, dalam konsep sistem informasi akuntansi ini, akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari suatu kesatuan yang beroperasi sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang yang dibatasi oleh informasi, kemampuan instansi
dalam mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi akan menentukan apakah suatu instansi bersih atau tidak, salah satu syaratnya adalah tersedianya sistem
akuntansi yang akurat di instansi tersebut, dengan tersedianya sistem akuntansi yang akurat, mudah dioperasikan, mempersingkat waktu serta efektif pada saat ini merupakan salah satu solusi agar organisasi atau instansi dapat dipercaya oleh
masyarakat dan diharapkan instansi tersebut dapat mengambil suatu keputusan yang tepat, sehingga dapat terus berkembang pada masa yang akan datang, pendekatan
untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi (Aditya, 2010).
Direktorat Jenderal Pajak memiliki sistem informasi yang dikembangkan yaitu sistem informasi yang memiliki core kepada pelayanan pada wajib pajak dan sistem informasi yang bukan termasuk core pelayanan yaitu sistem informasi akuntansi, yaitu Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak (MP3) yang sekarang digantikan Oleh Modul Penerimaan Negara (MPN), dan SIKKA, MP3
berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara on-line, aplikasi MP3 ini adalah bagian dari Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP),
namun sekarang, penggunaan MP3 sudah digantikan dengan Program yang lebih maju dari MP3 yaitu Program Modul Penerimaan Negara (MPN), Sistem ini adalah suatu sistem yang terstruktur untuk mengatur proses penerimaan, penyetoran,
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan Negara, MPN merupakan bagian dari Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), sistem ini mengintegrasikan tiga sistem penerimaan yang selama ini berjalan, yaitu Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) oleh Ditjen Pajak, Sistem Elektronik Data Intercharge (EDI) oleh Ditjen Bea dan Cukai, dan Sistem Penerimaan Negara (Sispen) oleh Ditjen Anggaran, Sedangkan Sistem informasi akuntansi Direktorat jenderal pajak
4
untuk melaporkan data dan aktivitas pegawai pajak dan juga aktivitas keuangan Kantor pelayanan pajak, KPP adalah bagian dari instansi pemerintah yaitu dibawah
lembaga Departemen Keuangan, Departemen Keuangan adalah salah satu instansi pemerintah yang harus mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan anggaran
untuk belanja rutin, Pertanggungjawaban tersebut membutuhkan informasi akuntansi yang diperoleh dari SIKKA (SE - 24/PJ/2010).
MPN dan SIKKA di KPP dirasa lambat saat ini karena server yang ada masih
terbatas, jadi aksesnya menjadi lambat, seperti yang dijelaskan oleh Ahmad Kasubag Umum di KPP Karees, SIDJP biasanya hanya digunakan di pulau Jawa sedangkan di
luar Jawa masih memakai SIPMod, Karena SIDJP mengandalkan jaringan maka server itu sangat penting bagi SIDJP yang merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia, akibatnya Kantor Pelayana Pajak bisa terganggu masalah migrasi
data dan kesulitan mendapat data / informasi yang sifatnya penting dan mendesak, selain itu proses transfer data/ informasi melalui SIDJP sangat “lemot” ini mungkin
dikarenakan adanya tubrukan data saat pengiriman data secara bersamaan antar KPP (Ahmad, 2011). Selain itu informasi yang dihasilkan DJP belum mencapai kualitas yang diharapkan, (Mel-kias, 2008) mengatakan bahwa data realisasi penerimaan
pajak belum terintegrasi, hal ini membuat sering terjadi perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara, penerimaan perpajakan dicatat oleh
juga sudah menemukan adanya perbedaan realisasi penerimaan perpajakan menurut SAI dan kelemahan pencatatan penerimaan perpajakan dalam aplikasi modul
penerimaan negara (MPN), penyebab lainnya adalah penerimaan PPh Pasal 23 juga turun 6,5%, karena turunnya volume transaksi dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya dan PPh Pasal 25 dan 29 orang pribadi yang juga turun 23,3% karena pada 2009 masih terdapat tambahan penerimaan dari program sunset policy Januari-Februari 2009 (lachmad aris, 2010).
Terkuaknya kasus pajak Gayus Tamabunan di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak membuat sistem pengendalian intern oleh Ditjen Pajak menjadi sorotan tajam
Panitia Kerja Perpajakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bahkan DPR menuding bahwa selama ini sistem pengendalian Ditjen Pajak tidak berjalan sebagaimana mestinya karena marak dengan kebocoran penerima pajak, yang dilakukan oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab, early warning sistem itu tidak berjalan atau tidak ada maknanya, jika early warning sistem itu tidak ada, artinya sistem informasi gagal desain, salah satu hal yang salah ditubuh Ditjen Pajak yaitu mengenai interpretasi dari fungsi intelijen dan penyelidikan, untuk ini semestinya tidak hanya mengawasi para wajib pajak, namun juga petugas pajaknya, karena keduanya saling
bersinggungan dan memiliki keterkaitan, kemampuan intelijen ini bukan hanya buat Wajib Pajak saja, tapi juga buat petugas pajaknya, jadi ada dua sisi, seperti ini yang
6
menyalahkan Penendalian Intern Ditjen Pajak yang menurutnya tidak berjalan dengan baik sebagaimana digembar-gemborkan dalam reformasi pajak.
Azhar Susanto (2011) Menyatakan Informasi merupakan salah satu jenis sumber daya paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis
organisasinya, namun informasi yang tidak memberikan makna serta tidak bermanfaat bagi penggunanya bukan merupakan informasi bagi pengguna tersebut.
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi
pihak-pihak luar dan pihak-pihak-pihak-pihak dalam perusahaan Stephen A dalam Jogianto (2005). Azhar Susanto (2011) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sekumpulan dari komponen-komponen yang saliang berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pegambil keputusan. Adapun komponen-komponen
sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto antara lain : hardware, software, brainware, procedure, database, network.
Lebih lanjut lagi Azhar Susanto (2002) mengungkapkan ada hubungan yang
saling menunjang antara sistem informasi akuntansi dengan Pengendalian intern, dapat dikatakan kedua alat tersebut harus berjalan bersamaan dalam suatu
pengendalian intern yang dijalankan harus ditunjang oleh sistem informasi akuntansi yang baik, agar struktur pengendalian intern dapat mencapai sasaran.
Dari definisi yang diberikan diatas dapat di jelaskan bahwa Sistem Informasi Akuntasi yaitu mengolah data, data yang diolah sistem informasi akuntansi adalah
data yang bersifat keuangan, sistem informasi akuntansi hanya terbatas pada pengolahan data yang bersifat keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi hanya informasi keuangan saja serta perlu adannya
pengendalian intern untuk menunjang keberhasilan suatu sistem, dan juga dengan adanya pengendalian intern maka akan diperoleh informasi yang berkualitas,
informasi yang using, tidak akurat, atau informasi yang sulit dimengerti merupakan informasi yang tidak bermakna bagi pengguna sistem.
Berdasarkan latar belakan yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
Terhadap Pengendalian Intern dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi”
8
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
I.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah dengan rumusan sebagi berikut :
1. Pengendalian Intern yang ada di Dirjen Pajak masih tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
2. Salah satu hal yang salah ditubuh Ditjen Pajak yaitu mengenai interpretasi
dari fungsi intelijen dan penyelidikan.
3. Sistem Pencatata data realisasi penerimaan pajak belum terintegrasi.
4. Penerapan SIDJP khususnya MPN dan SIKKA di Kantor pelayanan pajak
pratama dirasa lambat.
I.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan penulis diatas, timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dari penelitian
ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian
Intern di KPP Pratama Bandung
2. Bagaimana Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Informasi di
KPP Pratama Bandung
3. Seberapa Besar Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
I.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini semata-mata adalah hannya
untuk rencana penyusunan skripsi. Adapun penggumpulan data dan informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah, Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian intern dan Kualitas informasi di KPP Pratama
Bandung.
I.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
Terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Pengendalian Intern di KPP Pratama Bandung.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Informasi di KPP Pratama Bandung.
1.4 Kegunaan penelitian
I.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan saran bagi Kantor Pelayana Pajak Pratama yang mengalami masalah dalam Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dan
10
I.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai Pengaruh pengendalian intern terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi , serta mengatahui
gambaran dunia kerja sesungguhnya. 2. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta informasi-informasi yang dibutuhkan bagi peneliti lain yang memiliki meteri
bahasan sama, dan penulis berharap peneliti selanjutnya akan lebih baik. 3. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbagan informasi ilmiah
yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembagan Ilmu Akuntansi. 4. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk lebih meningkatkan kinerjanya
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
I.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian pada: Tabel 1 1
Lokasi Penelitian
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung
No Nama KPP Alamat KPP
12
I.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu Pelaksanaan Penelitian ini dimulai pada bulan Maret
2012 sampai dengan Agustus 2012.
Tabel 1. 2 Waktu Penelitian
Tahap Uraian Kegiatan Bulan
Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 I
Tahap Persiapan :
1. Pengajuan Judul Skripsi 2. Buat slite, Persentasi Judul 3. Bimbingan dengan dosen
pembimbing
4. Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan :
1. Mengajukan Proposal UP 2. Seminar Usulan Penelitian 3. Meminta surat pengantar ke
KPP Pratama Bandung 4. Penelitian di KPP Pratama
Bandung
5. Penyusunan skripsi 6. Pendaftaran siding skripsi
III
Tahap Pelaporan :
1. Menyiapkan draft skripsi 2. Sidang akhir skripsi 3. Penyempurnaan laporan
skripsi
13
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Sistem
Definisi sistem menurut James A. Hall (2007) adalah sebagai berikut :
“Sistem is a group of two or more interrelated components or subsistems that
server a common purpose”.
Sedangkan difinisi Sistem menurut Azhar Susanto (2009:18) adalah sebagai berikut :
“Sistem adalah kumpulan dari subsistem/ bagian/ komponen apapun baik fisik
ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem merupakan bagian-bagian dalam apapun baik fisik ataupun non fisik untuk memudahkan dalam mencapai tujuan tertetu.
2.1.2 Informasi
Definisi informasi menurut Marhall B. Romney & Paul J. Steinbart (2011:25)
14
“Information is data have been organized and processed to provide meaning
and improove the decision-making process. As a rule, users make betterdecisions as the quantity and quality of information increase”.
Definisi informasi menurut Mardi (2011:13) adalah sebagai berikut:
“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya”.
Definisi informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai berikut:
“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna
bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau
mendukung sumber informasi”.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi merupakan data yang telah diolah dan nantinya akan menjadi bentuk yang berguna
untuk pengambilan keputusan.
2.1.3 Sistem Informasi
Definisi Sistem Informasi menurut James A. Hall (2007:4) adalah sebagai berikut:
“Information sistem is the set of formal procedures by which data are
collected, processed into information, and distributed to users”
Menurut Laudon dalam Azhar Susanto (2009:55) pengertian Sistem Informasi
“Sistem Informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan
bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, koordinasi, pengendalian dan
untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah
suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan dalam kegiatan opersional dalam organisasi tersebut.
2.1.4 Akuntansi
Menurut Arens dan Loebbecke (2002:3) mendefinisikan akuntansi adalah sebagai berikut:
“Acconting is the process of recording classipying, and summarizing
economic is a logical manner for the purpose of providing financial information for decision making”
Definisi Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Ely Suhayati (2009:2) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi adalah Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomis, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi merupakan proses yang berhubungan dengan informasi ekonomis yang sesuai logika dan dapat
16
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi
Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Jogiyanto (2005: 17) adalah
sebagai berikut:
“Sekumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapat dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manejer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegans saham, pemerintah dan pihak-pihak lainnya”.
Sedangkan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:124) adalah sebagai berikut:
“Sistem Informasi Akuntansi dapat di definisikan sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan di bidang keuangan”
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto.
Dari Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber, seperti manusia dan peralatan yang didesain
untuk mengubah data dan informasi yang menjadi dasar bagi para pemakai untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, mengendalikan dan mengoprasikan
2.1.6 Dimensi atau Indikator Sistem Informasi Akuntansi
Adapun komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar
Susanto (2009:193-245), adalah sebagai berikut: 1. Hardware
2. Software 3. Brainware 4. Prosedur 5. Database 6. Jaringan 7. Komunikasi
Dari pengertian komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:193-245), penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Hardware
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi. Bagian –bagian hardware terdiri atas : a. BagianInput
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll.
b. BagianPengolahan
CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti :
1) Processor (otak computer) 2) Memory
3) Motherboard 4) Hardisk 5) Floppy disk 6) CD ROM 7) Expansion slot
8) Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card) 9) Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)
18
c. BagianOutput
Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti : printer, layar monitor, speaker LCD, dll. d. Bagian Komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bias berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless LAN, dan lain-lain.
2. Software
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi :
a. Operating sistem (sistem operasi)
Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam Komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya : Microsoft windows.
b. Interpreter dan comlier
1) Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh : Microsoft access, Oracle, Pascal, dll. 2) Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam
bahasa komputer secara langsung satu file. c. Perangkat lunak aplikasi
Merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (software house) baik dalam maupun luar negeri. Quicken merupakan salah satu contoh software sistem informasi akuntansi yang sangat baik.
3. Brainware
SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware dikelompokan sebagai berikut :
a. Pemilik sistem informasi
b. Pemakai sistem informasi
Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.
4. Prosedur a. Prosedur
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulan-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.
b. Aktivitas
Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.
c. Fungsi
Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu suatu organisasi. Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.
5. Database a. Database
Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.
b. Media dan Sistem penyimpanan data
Media dan sistem penyimpanan data terdiri dari dua :
1) Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini recordrecord data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).
2) Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut. c. Sistem Pengolahan
Ada dua cara pengolahan data yaitu :
20
d. Organisasi Database
1) Organisasi data pada database tradisional
Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:
a) Data rangkap dan tidak konsisten b) Kesulitan mengakses data
c) Data terisolasi
d) Data sulit diakses secara bersamaan e) Masalah keamanan data
f) Masalah integritas
2) Organisasi database modern
Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi Akuntansi.
e. Model-model data.
Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu :
1) Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya.
2) Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya.
3) Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi.
6. Teknologi Jaringan Komunikasi
a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi 1) Penggabungan computer dan komunikasi 2) Jaringan informasi superhighway
b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi c. Topologi jaringan telekomunikasi
Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu : 1) Star network
2) Bus network 3) Ring network 4) Hibryd network
d. Jaringan berdasarkan Geografi 1) LAN (Local Area Network)
Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.
2) WAN (Wide Area Network)
e. Penggunaan telekomunikasi
1) Surat elektronik ( elektronik mail) 2) Surat suara (voice mail)
3) Mesin fax
4) Layanan informasi digital
5) Teleconferencing, data conferencing dan video converencing 6) Perpindahan data secara elektronik
7) Perangkat untuk kerja berkelompok (groupware)
2.2 Pengendalian Intern
Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, pimpinan perusahaan dihadapkan kepada realita keterbatasannya untuk dapat memonitor semua
kegiatan yang menjadi tanggung jawab secara langsung, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian intern yang memadai yang dapat digunakan sebagai alat bantu
menajemen dalam memastikan tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan. Menurut Harahap (2000:117) Pengendalian intern adalah sebagai berikut:
“Pengendalian intern merupakan struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinasi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisiensi dan mengajukan untuk mentaati kebijakan perusahaan”
Pengendalian Intern menurut Baridwan (2001:13) adalah sebagai berikut:
“Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”
Sedangkan menurut Mulyadi (2002:165) pengertian pengendalian intern
22
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen”
Dari ketiga definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat
menarik simpulan bahwa pengendalian intern terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa tujuan
yang penting bagi organisasi akan terpenuhi. Istilah pengendalian Internal telah mengisyaratkan tindakan-tindakan yang diambil didalam organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas-aktivitas operasi.
2.2.1 Indikator Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2002):175), terdapat 5 (lima) komponen dari Pengendalian
Intern, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian 2. Penaksiran Rsiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi 5. Pemantauan
Penjelasan dari pengertian 5 komponen diatas adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian
Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian yang dipengaruhi.
2. Penaksiran Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
Komponen ketiga dari pengendalian intrern adalah terdiri dari bermacam-macam kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan-tindakan yang penting telah diambil untuk mengurangi risiko didalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi
Sistem informasi dan komunikasi terdiri atas metode-metode dan catatan-catatan yang diadakan untuk mencatat, memproses, meringkas dan melapor transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntanbilitas dan aktiva-aktiva, hutang-hutang terkait.
5. Pemantauan
Salasatu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara pengendalian intern. Manajemen memantau pengendalian berdasarkan pemikiran apakah pengendalian telah beroprasi secara memedai atau belum dan menajemen menyesuaikan pengendalian intern sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Aktivitas pementauan dapat dilakukan secara terus menerus, evaluasi terpisah atau kombinasi dari keduannya. Aktivitas pemenatauan yang terus menerus dirancang untuk aktivitas yang berulang seperti penjualan dan pembelian. Evaluasi terpisah kadang dilakukan oleh internal auditor atau personal yang lain atau kadang-kadang mencakup komunikasi mengenai informasi tentang kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian intern. Aktivitas pementauan dapat pula dilakukan oleh pihak eksternal.
2.3 Pengertian Kualitas Informasi
Menurut John et al dalam Jogiyanto (2005:10) menjelaskan tentang kualitas informasi adalah sebagai berkut:
“Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga
hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan
relevan (relevanc)”.
Sedangkan menurut Mc. Leod dalam Azhar Susanto (2004:46) menjelaskan
24
“Informasi dikatakan berkualitas apabila memiliki ciri-ciri yaitu seperti
Akurat, Relevan, Tepat waktu, dan Lengkap”.
Sebuah studi oleh Harding dan McKinnon (1996) menyarankan memperhatikan informasi akuntansi menyiapkan sebagai kelompok yang berpotensi
mewakili kepentingan pengguna. Konseptual kerangka kerja dan daftar kriteria sederhana dari kualitas informasi yang merupakan suatu kata yang menggambarkan karakteristik informasi yang membuat informasi yang berguna bagi penggunanya
berlimpah tersedia di bidang manajemen, komunikasi, dan literatur teknologi informasi. Menurut Eppler (2003) kerangka kualitas informasi harus menyediakan
dengan jelas bentuk kriteria sistematis yang sesuai dengan informasi yang dihasilkan yang dapat dievaluasi, dimana suatu kerangka yang mampu memecahkan masalah pada kualitas informasi, dan memberikan dasar pengukuran dan perbandingan untuk
kualitas informasi itu sendiri, sedangkan Kahn et al (2002) mendefinisikan kualitas informasi sebagai informasi yang cocok untuk digunakan oleh konsumen atau
pengguna informasi yang bersangkutan. Kualitas informasi dilihat memiliki ciri khas yaitu memenuhi atau bahkan dapat melebihi harapan pelanggan atau pengguna dari informasi yang tersedia.
Menurut Popovic (2009:12) memberikan penjelasan tentang kualitas informasi sebagai berikut :
decisions. It is important to note that the amount of information increases slower than the number of decisions that (should) have appropriate information support. The intuition in business decisions is still important; however, its role has shifted towards a more supplementary element within the structured decision process that is based on information in all phases, i.e. fact-based decision-making”.
2.3.1 Indikator Kualitas Informasi
Hilton et al (2000:551) menjelaskan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas harus memenuhi tiga karakteristik sebagai berikut:
Three characteristics of information determine its usefulness for decision making:
1. Relevance
Information is relevant if it is pertinent to a decision problem. 2. Accuracy
Information that is pertinent to a decision problem must also be accurate 3. Timeliness
Relevant and accurate data are valuable only if they are timely, that is available in time for a decision.
Sedangkan menurut Mc. Leod dalam Azhar Susanto (2004:46) mengatakan
bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Akurat
2. Tepat Waktu 3. Relevan 4. Lengkap
26
1. Akurat
Artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut.
2. Tepat Waktu
Artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau beberapa jam lagi.
3. Relevan
Artinnya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
4. Lengkap
Artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan tidak ada bulanannya atau tidak ada data fakturnya.
2.4 Keterkaitan Variabel Penelitian
2.4.1 Hubungan Sistem Informasi akuntansi dengan Pengendalian intern
Teori Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian intern menurut Azhar Susanto (2002:57) adalah sebagai berikut:
“Ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi akuntansi
dengan pengendalian intern, dapat dikatakan kedua alat tersebut harus berjalan bersama dalam suatu perusahaan, sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi berbagai metode dan prosedur, harus mendukung terciptanya kegiatan
struktur pengendalian intern”
2.4.2 Hubungan Pengendalian Intern terhadap Kuaitas Informasi
“Dengan adanya Pengendalian Intern diharapkan akan semakin tinggi Kualitas
Informasi yang dihasilkan, yang selanjutnya akan mempengaruhi secara
positip produktivitas organisasional”.
2.5 Keragka Pemikiran
2.5.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern
Menurut Erni Musriani Amir (2003) menyatakan bahwa:
“Sistem Informasi Akuntansi diperlukan dalam menunjang keefektivan
pengendalian Intern”.
Menurut Haloman Ompusunggu (2002) menyatakan bahwa :
“Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, terdapat hubungan positif antara penerapan sistem informasi akuntansi dengan efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, pengaruh diterapkannya sistem informasi akuntansi yaitu jenis laporan, frekuensi laporan, keakuratan laporan, ketepatan waktu laporan, kegunaan laporan, pendidikan pemimpin, pengalaman pemimpin secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pelaksanaan
sistem pengendalian intern”.
2.5.2 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi
Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa Penerapan Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi, yaitu sebaga berikut:
“Untuk mendapatkan kualitas informasi yang memadai diperlukan partisipasi dari penggunanya, dengan kata lain pengguna disini juga sebagia Pengendali Intern sehingga dimasukan kedalam proses untuk mendapatkan suatu
28
Sistem Informasi Akuntansi
Pengendalian Intern
Kualitas Informasi Haloman Ompusunggu,Erni musriani amir,
[image:39.612.121.507.189.354.2]Andreas I. Nicolaou
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Bailay dan Pearson, Wiliah H. Delone,
2.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Tabel Jurnal Penelitian Terdahulu
NO Nama Judul Kesimpulan
1 Haloman Ompusunggu 2002, Jurnal Ilmiah Vol. 1 No2
Pengaruh penerapan Sistem Informasi akuntansi terhadap efektivitas pelaksanaan sistem pegendalian intern
Berdasarkan pengamatan dilapangan dan data-data yang diperoleh, kemudian dianalisis menunjukan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian inten
2 Bailey dan Pearson (1983) “Development of a Tool for Measuring and Analyzig Computer user Satisfaction”
ManagementScience(29:5)
Pegukuran-pengukuran kualitas Informasi
Kulitas informasi harus memenuhi beberapa keriteria seperti:
1. Akurasi
2. Ketepatan(Precision) 3. Kekinian
4. Ketepatwaktuan 5. Keandalan 6. Kelengkapan
7. Ketepatan(concistenc) 8. Bentuk
9. Relevan
3
William H. Delone, Ephraim R. McLean Information System Research The Institute of Mangement Science 1992
Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable
The dependent variable in these studies AIS success has been an elusive one to define. This taxonomy posits six major dimensions or categories of AIS success, system quality, information quality, use, user satisfaction, individual impact and organizational impact.
4
Andreas I. Nicolaou International Journal of Accounting Information Systems Volume 1, Issue 2, September 2000,Pages 91-105
A contingency model of perceived effectiveness in accounting information systems: Organizational coordination and control effects
30
fit on a second factor of perceived AIS effectiveness, as measured by decisionmakers' satisfaction with the perceived quality of information content in system outputs, was only marginally significant.
5 Erni Musriani Amir 2003 Peranan sistem informasi akuntansi dalam
menunukan efektvitas pengendalian internal penggajian
Sistem informasi akuntansi gaji yang memedai dapat menunjang keefektivitasan pengendalian internal penggajian.
2.7 Hipotesis
Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis adalag sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian”
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaska diatas maka penulis menarik hipotesis penelitian ini, yaitu bahwa:
1. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern di
KPP Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I.
2. Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama
3. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern dan
implikasinya pada kualitas informasi di KPP Pratama Badung di Wilayah
32
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Suharsimin Arikunto (2006:118) adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian (variabel penelitian) adalah apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian”.
Sedangkan pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah
sebagai berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan”
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian
adalah sasaran atau titik perhatian dalam suatu penelitian. Objek penelitian pada penulisan ini adalah Pengendalian Intern terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) pengertian metode penelitian adalah sebagai
berikut :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode Penelitian menurut Sugiyono memiliki tujuan utama yaitu :
“untuk menemukan, membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tertentu.
Degan ketiga hal tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian akan digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang akan terjadi”.
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode
verifikatif dan deskriftif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada kegiatan
34
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi”.
Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah
pertama, kedua,dan ketiga. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diperoses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Masruri (2008) dalam Umi
Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijalankan untuk
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan
ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”
Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
alat uji statistik yaitu Analisis Jalur (Path Analysis).
3.2.1 Desain penelitian
Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan
Menurut Jonathan Sarwono (2006:79), pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut:
“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan
tepat sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan”.
Sugiyono (2012:18) mengemukakan bahwa proses penelitian kuantitatif dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Sumber masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan.
2. Rumusan masalah
36
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual). Maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengendalian Intern memiliki pengaruh terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada kepuasan pengguna sistem.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode ini adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode yang digunakan adalah metode verifikatif, deskriptif. 6. Menyusun instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara dan observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Desain penelitian yang lebih sederhana lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Verifikatif verifikatif survey
Pegawai pajak Bagian PDI
Cross Sectional T-2 Verifikatif verifikatif
survey
Pegawai pajak Bagian PDI
Cross Sectional T-3 Verifikatif
dan Deskriptif Verifikatif dan Deskriptif survey Pegawai pajak Bagian PDI Cross Sectional
Dari table diatas dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengendalian Intern pada KPP Pratama Bandung, digunakan
metode verifikatif dengan cara membandingkan keadaan yang ada dengan teori-teori yang relevan.
2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi pada KPP Pratama Kota Bandung,
digunakan metode verifikatif dengan cara membandingkan keadaan yang ada denagn teori-teori yang relevan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap
pengendalian intern dan implikasinya pada Kualitas informasi, secara parsial
38
3.2.2 Operasionalisasi variabel
Menurut Sugiyono (2011:38), mendefinisikan variabel penelitian sebagi
berikut:
“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”
Sedangkan definisi operasional variabel menurut Nur Indriatono (2002) dalam
Umi Narimawati (2010:31) sebagai berikut:
“penentuan contruct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur, definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoprasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan
diteliti memerlukan indicator sebagi berikut: 1. Variabel Independen (X) dan (Y)
Variabel indevenden yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel indevenden dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern
2. Variabel Dependen (Z)
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi
Antara variabel independen dan varaibel dependen, masing-masing tidak berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan dalam
[image:50.612.117.534.220.506.2]operasionalisasi variabel yang berikan pada table berikut :
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Konsep variabel Dimensi Indikator Skala No.
Kuisioner 1 Sistem
Informasi Akuntansi (variabel X) Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem
yang
40
2 Pengendalia n intern (varaibel Y)
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Mulyadi (2002:175) Struktur Organisasi Harahap (2000:117) Lingkungan Pengendalian Penaksiran Resiko Aktivitas Pengendalian Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi Pemantauan Mulyadi (2002:175) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5
3 Kualitas Informasi (variabel Z)
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya, relevan
John Burch dalam Jogiyanto (2005:10) Harapan Pengguna Informasi Jogiyanto (2007: 19) Akurat Relevan Tepat Waktu Lengkap
Mc. Leod dalam Azhar Susanto (2004:46) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 20 21 22 23
Dalam operasionalisasi variabel ini, semua variabel menggunakan skala
ordinal. Pengertian skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang (2002:98) yaitu:
“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada
jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh Pengendalian intern terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi diperusahaan
dan implikasinya pada Kepuasan Pengguna Sitem adalah data primer.
Menurut Sugiyono (2011:139) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini Pengguna Sistem
Informasi Akuntansi dan Akuntan.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
42
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah sebagai berikut:
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang
diterapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:117) populasi diartikan adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari pengertian - pengertian diatas dapaat disimpulkan bahwa populasi merupakan segala benda yang ada dibumi dan alam ini yang ingin dipelajari untuk
memperolah suatu kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga semua benda alam lain, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek / subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Tabel 3. 3
Jumlah Pegawai Seksi PDI KPP Pratama Bandung Kanwil Jabar I
No KPP Pratama Jumlah
Pegawai 1 KPP Pratama Bandung Kares 7 2 KPP Pratama Bandung Cicadas 8 3 KPP Pratama Bandung Tegalega 9 4 KPP Pratama Bandung Cibeunying 9 5 KPP Pratama Bandung Bojonegoro 7 6 KPP Pratama Bandung Cimahi 8 7 KPP Pratama Bandung Soreang 8 8 KPP Pratama Bandung Sumedang 7 9 KPP Pratama Bandung Majalaya 6
10 KPP Madya Bandung 6
Total 75
2. Sampel
Sugiyono (2011 :118) mengemukakan mengenai pengertian sampel adalah
sebagai berikut :
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sesuai dengan pengertian ini maka, pengambilan sampel harus diperhatikan agar pemilihan sample tersebut dapat benar- benar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian dan dapat mewakili populasi. Sampel merupakanbagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian.Penelitian ini teknik sampling yang akan digunakan adalahyang bersifat homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadianggota populasi, memiliki sifat- sifat yang relative sama satu samalainnya”.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi
44
Sumber Umi Narimawati(2010:38)
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumenter.
1) Teknik Observasi
Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk memperoleh data perusahaan yang menggunakan
Sistem informasi akuntansi dan memberikan kepuasan kepada pengunanya, serta pada karyawan-karyawan yang terkait dalam penggunaan sistem
informasi akuntansi. 2) Teknik Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak
yang berhubungan dengan objek peneltian yang sedang diamati, yaitu mengenai pengaruh pengendalian intern terhadap sistem informasi akuntansi
3) Teknik Studi Dokumenter
Metode ini dilaksanakan dengan mempelajari laporan-laporan, catatan-catata serta tulisan ilmiah untuk memperoleh keterangan dalam menentukan
teori-teori serta metode-metode yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.2.4.1Uji Validasi
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah:
“Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that
a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara
masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, (2010:42)
Keterangan: r = Koefisien korelasi Pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan
46
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, (2010:42)
Dimana: n = ukuran sampel
r = Koefisien Korelasi Pearson df = degree of freedom = n-2
Keputusan pengujian validitas instrumental dengan menggunakan taraf
signifikan dengan 5% satu sisi adalah:
1. Item instrument dikatakan valid jika t-hitung > ttabel maka instrument tersebut dapat
digunakan
2. Item Instrumen dikatakan tidan valid jika thitung < ttabel maka item tersebut tidak
dapat digunakan.
Hasil uji validasi dengan menggunakan program SPSS 18 for windows.
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuisoner benar-benar dapat menjalankan fugsinya. Seperti
telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidak suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistik, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir
pernyataan dengan skor totalnya. Apa bila koefisien korelasi butir pernyataan dengan
Tabel 3 4
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel Petanyaan Koefisien Korelasi Titk Krit