• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pengetahuan Lingkungan Siswa SMK Dengan Materi Green Concrete

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Pengetahuan Lingkungan Siswa SMK Dengan Materi Green Concrete"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN VOKASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Ketua Tim Publikasi Hasanah Nur

Ketua Tim Editor Anas Arfandi Sekertaris Hendrajaya Tim Editor Sabran Zulhaji Ummiati Rahmah Dyah Darma Andayani

Mantasia Harifuddin

Lay Out Mustari Lamada

ISBN: 978-602-6883-88-9 ©2017 Universitas Negeri Makassar

Seluruh Artikel di dalam prosiding seminar nasi onal pendidikan vokasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar 2017 bukan merupakan opini dan pemikiran dari Editor. Isi dan materi dari artikel merupakan tanggung jawab dari penulis.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang terus mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan ijinNya Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Teknologi, Kejuruan Dan Vokasi Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”, dapat terlaksana dengan baik dan Prosiding ini dapat diterbitkan. Tema tersebut dipilih dengan alasan untuk memberikan perhatian dunia akademik tentang pentingnya mengoptimalkan peran pendidikan vokasi dalam menghadapi perkembangan sosial, ekonomi dan politik secara nasional dan global, khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Para akademisi, praktisi (guru) maupun mahasiswa telah banyak melakukan penelitian tentang pendidikan terutama pendidikan vokasi, namun belum didiseminasikan dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Atas dasar tersebut, Seminar Nasional ini menjadi salah satu ajang bagi para Akademisi nasional untuk mempresentasikan penelitiannya, sekaligus bertukar informasi dan memperdalam masalah penelitian, serta mengembangkan kerjasama yang berkelanjutan. Seminar ini diikuti oleh mahasiswa, guru dan peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari seluruh Indonesia, yang telah membahas berbagai bidang kajian dalam bidang pendidikan, kewirausahaann, rekayasa, dan kebijakan dalam rangka memberikan pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Prosiding ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya, kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP. yang

telah memberikan dukungan dan memfasilitasi dalam kegiatan ini serta menjadi Pembicara Kunci Seminar Nasional Fakultas Teknik kali ini.

2. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar, Prof. Dr. H. Muhammad

Yahya, M.Kes., M.Eng. atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini.

3. Seluruh pembicara tamu, Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. dan Dr. Ir. M.

Bakrun, MM.

4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga,

serta pemikiran demi kesuksesan acara ini.

5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil

penelitian dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meridhoi kita semua dan upaya kita bernilai ibadah di sisi-Nya. Amiin.

Makassar, 8 September 2017 Ketua Panitia

(4)

JADWAL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN VOKASI

Universitas Negeri Makassar, 9 September 2017

TIME ACTIVITY PRESENTER PIC

07.30 – 08.30 Pendaftaran Peserta Sie. Seminar

08.30 – 09.05 Pembukaan Master of Ceremony (MC) Sie. Acara

09.05 – 09.10 Lagu Indonesia Raya Paduan Suara FT UNM Sie. Acara

09.10 – 09.20 Pembacaan ayat suci

Al-Qur’an Hasanul Sie. Acara

09.20 – 09.30 Pembacaan Doa Hasrul Bakri, S.Pd., MT. Sie. Acara

09.30 – 09.40 Laporan Ketua Panitia Dr. Ir. Hasanah Nur, MT. MC

09.40 – 09.50 Sambutan Dekan FT

UNM

Prof. Dr. H. Muhammad

Yahya, M.Kes. M.Eng. MC

09.50 – 10.00

Sambutan Rektor UNM Sekaligus Membuka Acara dan Pembicara Kunci

Prof. Dr. H. Husain Syam,

M.TP. MC

10.00 – 10.10 Tarian Tari Tradisional MC

10.10 – 10.20 Penyerahan Cindera

Mata oleh Rektor UNM

Prof. Dr. H. Husain Syam,

M.TP. MC

10.20 – 10.30 Istirahat Panitia

10.30 – 12.00 Sesi Narasumber Utama 1. Dr. Ir. Bakrun, MM.

2. Prof. Dr. Muchlas Samani

Moderator: Dr. Muh. Rais, MP., MT. Notulen: Dr. Irma Aswani Ahmad, M.T

12.00 – 12.30 Diskusi dan Tanya

jawab Peserta 12.30 – 13.30 ISHOMA Panitia 13.30 – 15.30 Pemaparan Makalah Paralel (5 Kelas) Kelas A , B, C, D, E Moderator dan Notulen 16.30 – 15.40 Istirahat Panitia 15.40 – 16.00 Penutupan dan Penyerahan Sertifikat MC

(5)

DAFTAR ISI PROSIDING

Halaman

Halaman Sampul i

Kata Pengantar ii

Jadwal Seminar Nasional iii

Makalah Pembicara Kunci:

H. Husain Syam Bakrun

Muchlas Samani

Makalah Sesi Paralel:

1. Mithen, Anas Arfandi 1

2. M. Ichsan Ali; Moh. Ahsan S. Mandra; Mario S. Mandra 7 3. Nurlita Pertiwi; Irma Aswani Ahmad; Nur Anny S. Taufieq 15

4. Rika Riwayani; Hasriati Hasan 20

5. Zulhaji; Moh. Ahsan S. Mandra; Kahar 26

6. Ahmad Rifqi Asrib, Haedir 32

7. Syamrurijal; Muh. Yusuf Mappeasse 37

8. Sukarsih; Slamet Widodo; Irmayanti 43

9. Dwiyatmi Sulasminah; Usman; Resky Adriana 50

10. Fathahillah; Suhartono 62

11. Haruna 67

12. Cindy Annike Chrisan Paranoan; Lahming; Kadirman 74 13. Risal Mantofani Arpin; Riana T Mangesa; Hasanah Nur 81

14. Jamaluddin; Ervi Novitasari; Abdul Muis M. 89

15. Lanuihsan; Hasanah Nur; A. Muh.Irfan 99

16. Kurniati Kasmar; Abdul Muis Mappalotteng 105

17. Faizal Amir; Muhammad Ardi 117

18. Mingsep Sampebua 124

19. Syafiuddin Parenrengi 132

20. Musyrifah, Hasanah Nur 140

21. Muhammad Nasir Malik; Veronika Asri 149

22. Darlan Sidik; Tasri Ponta 158

23. Dyah Vitalocca, Mardiana 170

24. Ruslan, Lu’mu 174

25. Dyah Darma Andayani; Nurlita Pertiwi 181

26. A. Muhammad Idkhan; Asmah Adam 187

(6)

28. Moh. Ahsan S. Mandra 197

29. Muhammad Riska; Irmayanti 201

30. Erna Puspitasari Jumassiri; Satria Gunawan Zain 208

31. Haryati; Syahrul 217

32. Mustari Lamada; Sugeng A. Karim 225

33. Hamidah Suryani; Ratnawati T 230

34. Slamet Widodo 238

35. Onesimus Sampebua 245

36. Panennungi T.; Anwar Fatah 251

37. Andi Sukainah; Kadirman; Mentari Putri B. 255

38. H. Muddassir; Syarifuddin Kasim 263

39. Yunus Tjandi; Soetyono Iskandar 271

40. Irmayanti; Veronika Asri T. 280

41. Mustahir; Patang; Abd. Muis Mappalotteng 285

42. Raeny Tenriola Idrus; Armiwaty 289

43. Haerani; Rusdi Alam 295

44. Kurniati 301

45. Veronika Asri T.; Dyah Vitalocca; Alimuddin S. Miru 308

46. Amir Muhiddin 314

47. Rusdianto; Syarifa Ajrinah; Arinda Wahyuni; Edward Syarif 319

48. St. Aisyah 324

49. Rahmansah; Bakhrani Rauf 329

50. Srikandi 339

51. Nur Fatimah Wardani Rahman; Gufran Darma Dirawan; Hasanah Nur 344

52. Asiani Abu 351

53. A. Nur Maida 358

54. Muhammad Ardi; Faizal Amir; Rahmansah 370

55. Yasdin; Bakhrani Rauf 377

56. Rosmiaty, Rika Riwayani 381

57. Heru Winarno 389

58. Samnur; Anwar Fatah; dan Sunardi 399

59. Andi Muhammad Irfan; Nurlaela; Sunardi 409

60. Amiruddin; Sunardi; Irmayanti 416

(7)

PENINGKATAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN SISWA SMK

DENGAN MATERI

GREEN CONCRETE

Nurlita Pertiwi1, Irma Aswani Ahmad2, Nur Anny S. Taufieq3 1,2,3 Universitas Negeri Makassar

1

nurlita.pertiwi@unm.ac.id

ABSTRAK

Pengetahuan lingkungan bagi siswa SMK sangat penting bagi peningkatan kompetensi tenaga kerja dibidang konstruksi. Salah satu materi pengetahuan lingkungan yang terkait dengan bahan bangunan adalah green concrete. Green concrete adalah konsep perencanaan bahan penyusun beton yang ramah lingkungan seperti reduksi volume semen dan reduksi penggunaan sumber daya alam. Materi reduksi semen bertujuan meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam mencari bahan alternatif yang bersifat seperti semen. Materi reduksi penggunaan sumber daya alam tidak terbarukan bertujuan meningkatkan motivasi siswa untuk menemukan bahan penyusun yang ramah lingkungan. Bahan penyusun ramah lingkungan adalah bahan yang tidak terpakai seperti abu sekam padi, blotong, slag dan fly ash. Dengan materi green concrete, siswa SMK memiliki pengetahuan dan sikap lingkungan yang diterapkan pada industri konstruksi.

Kata kunci : green concrete, pengetahuan lingkungan dan sikapPendahuluan

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai suatu bagian pengembangan sumber daya manusia dalam memberikan bekal memasuki dunia kerja di industri. Pendidikan menjadi media tarnsfer knowledge tidak

sekedar bertujuan meningkatkan

pengetahuan, akan tetapi juga

meningkatkan keterampilan. Pengethauan dan keterampilan menjadi potensi bagi

sumber daya manusia untuk

menunjukkan kinerja dan

produktivitasnya. (Slamet, 2011)

Dinamika teknologi pada industri konstruksi berkembang dengan pesat serta membutuhkan tenaga kerja yang profesional. Tenaga kerja yang handal dan sesuai dengan perkembangan zaman

memiliki kemampuan mengelola

pekerjaan konstruksi dengan cermat.

Pengelolaan secara cermat ditandai

dengan perencanaan bahan yang

ekonomis serta menunjang tercapainya lingkungan yang berkelanjutan

SMK adalah lembaga pendidikan

formal yang bertanggung jawab

menyediakan tenaga kerja pada industri.

(Arfandi, 2013). Pada bidang idustri konstruksi, SMK menyediakan tenaga kerja melalui spektrum bangunan gedung. Pada spektrum ini, salah satu subyek pembelajaran adalah pengenalan bahan bangunan. Salah satu syarat keahlian lulusan SMK bangunan adalah mampu

merencanakan bangunan dengan

memanfaatkan materia secara cermat dan mendukung pembengunan berkelanjutan.

Teknologi terkini tentang

penggunaan bahan bangunan adalah

green concrete. Green concrete

merupakan konsep yang diperkenalkan pada tahun 1998 di Denmark, Konsep ini mempertimbangkan aspek lingkungan dalam penggunaan material konstruksi. Aspek lingkungan yang dimaksud adalah proses pembuatan material yang ramah lingkungan serta pemanfaatan bahan limbah. Beton Hijau pada dasarnya serupa dengan jenis beton konvensional,

namun dalam proses produksinya

memerlukan jumlah minimal energi serta tidak memberi dampak negatif pada lingkungan. (Glavind & Munch-Petersen, 2000). Secara umum terdapat enam aspek

(8)

lingkungan dari pemanfaatan green concrete.

Tabel 1. Aspek lingkungan pemanfataan green concrete No Tujuan Penggunaan material 1 Pengurangan emisi CO2 Menghemat semen 2 Minimalisasi penggunaan energi 3 Penggunaan limbah sebagai bahan pereduksi semen 4 Penggunaan produk sisa anorganik Meminimalisir limbah 5 Produksi dan penggunaannya mendukung lingkungan kerja Kualitas material 6 Struktur tidak berbahaya

Aspek lingkungan dalam

perencaaan material bahan bangunan adalah salah satu komptensi yang harus diketahui oleh siswa SMK. Pembelajaran bahan bangunan harus disertai dengan pengtahuan tentang green concrete.

Masalah dalam penelitian ini adalah

mengkaji model pengenalan green

concrete bagi siswa SMK sebagai upaya peningkata kompetensi lulusan. Hasil kajian ini diharapkan menjadi acuan bagi guru SMK dalam merancang model pembelajaran.

METODE

Penelitian ini merupakan study literature sebagai acuan dalam menyusun

model pembelajaran pendidikan

lingkungan bagi siswa SMK. Literature yang dimaksud terbagi atas tiga bagian yaitu kajian green concrete dengan berbahan dasar potensi lokal, kajian kompetensi guru dan siswa SMK dalam memperkenalkan konsep ligkungan serta

kajian model pembelajaran pada

pendidikan vokasi.

HASIL dan PEMBAHASAN

Kajian Green Concrete dengan

Berbahan Dasar Potensi Lokal

Berbagai kajian tentang potensi lokal untuk green concrete adalah: 1) Bahan lokal sebagai pozzolan; 2) Bahan lokal sebagai bahan pengganti agregat Kajian Kompetensi Guru dan Siswa SMK dalam Memperkenalkan Konsep Ligkungan

Guru sebagai salah satu faktor penentu dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. Olehnya, kompetensi guru dalam merencanakan bahan ajar sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,

menamatkan suatu program, atau

menyelesaikan suatu pendidikan tertentu.

Selanjutnya dalam

Undang-UndangNo. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diuraikan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru harus memiliki empat kompetensi inti yaitu komptensi

pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik sebagai

modal utama guru dalam pengelolaan pembelajaran. Aktialisasi potensi diri guru harus tercipta dalam setiap tahapan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belaja. Dalam kaitan dengan

pengenalan green concrete, guru harus

mampu mengintegrasikan konsep

lingkungan dalam pembelajaran bahan bangunan.

(9)

2. Kompetensi Kepribadian

Kebijakan nasional tentan

kompetensi guru juga mensyaratkan kemampuan guru untuk bersikap dewasa dan mampu mengkomunikasikan tujuan pembelajaran secara baik. Dalam konteks pengenalan green concrete, guru harus memiliki sikap lingkungan secara baik. Sikap tersebut ditandai dengan keinginan untuk iut serta terlibat dalam upaya reduksi emisi atau penjagaan kualitas lingkungan.

3. Kompetensi Sosial

Seorang guru juga harus mrmiliki kompetensi social atau kemampuan menjadi bagian dari masyarakat. Dalam kaitan pengenalan green concrete, guru haus mampu membuat utaian lisan ataupu tulisan tentang tujuan green concrete serta cara pembuatanna.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional adalah

kemampuan penguasaan meteri

pembelajaran secara luas dan mendalam. Dalam kaitan pengenalan Green conceret, guru harus dapat membimbing peserta

didik untuk berinovasi dalam

memanfaatlan bahan lokal untuk

menghasilkan beton yang ekonomis dan ramah lingkungan.

Kajian Model Pembelajaran pada Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi merupakan

model pendidikan yang menekankan pada

keahlian praktikal. Dalam konteks

pengenalan green concrete, keahlian siswa tidak dapat berdiri sendiri tetapi juga harus diawali dengan pengembangan pengetahuan dan sikap siswa terhadap

permasalahan lingkungan. Olehnya,

pengengambangan model pembeajaran dengan dengan materi green concrete harus secara komprehensif. Capaian pembelajaran dpata dibagi atas tiga komponen yaitu pengetahuan, sikap lingkunagn serta keterampilan siswa dalam menggunakan green concrete.

Pengembangan model pembela-jaran dapat dilakukan dengan model 4D yang merupakan singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination. (Breit, Vogel, Häubi, Märki, & Raps, 2008)

1. Define (Pendefinisian)

Sebagai langkah awal dalam

pengembangan model, kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat

pengembangan atau biasa juga

disebut dengan istilah need

assessment. Secara terstruktur terdapat lima uraian kegiatan yaitu Front and analysis, learner analysis, task analysis, Concept analysis dan Specifying instructional objectives.

Kegiatan pendefinisian dalam

pengembangan model pembelajaran

dengan materi green concrete

diuraikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahapan kegiatan pendefinisian

Tahapan Uraian

Front and analysis

Diagnosis awal dalam

menentukan pencapaian

pengetahuan, sikap dan

keterampilan siswa dalam memanfaatkan green concrete Learner

analysisi

Penelusuran karakteristik

peserta didik tentang

pengetahuan lingkungannya, kemampuan dan motivasi belajar serta latar belakang

pengalaman siswa dalam

membuat beton. Task

analysis

Menganalisis tugas-tugas

pokok yang harus dikuasai peserta didik sehingga syarat kompetensi minimal dapat tercapai.

Concept analyiss

Penyusunan concept dan

langkah pembelajaran yang rasional

Specifying instruction al

objectives

Menulis tujuan pembelajaran

serta mendeskripsikan

perubahan sikap dan perilaku

dalam pemanfaatan green

(10)

Dalam konteks pengenalan materi green concrete, bahan ajar yang dapat digunakan adalah modul pembelajaran, buku, LKS dan job sheet. Analisis materi mencakup lima bagian yaitu penelusuran bahan dasar green concrete, pengenalan

karakteristik bahan, perencanaan

material, pembuatan green concreta serta perawatan beton.

2. Design (Perancangan) yang terbagi

atas empat kegiatan, yaitu:

constructing criterion referenced test, media selection, format selection, initial design.

Tahapan Uraian

constructing criterion referenced test

Penyusunan test untuk mengukur komptensi awal siswa Media selection Pennetuanmedia pembelajaran yang sesuai dengan materi green concrte dan karakteristik peserta didik. Format selection Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Initial design Mensimulasikan

penyajian materi green concrete yang telah dirancang dengan subyek adalah teman sejawat

3. Develop (Pengembangan)

Tahap ini mencakup dua kegiatan

yaitu: expert appraisal dan

developmental testing. Expert

appraisal merupakan teknik penilaian

kelayakan rancangan produk.

Selanjutnya developmental testing

merupakan kegiatan uji coba

rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya.

4. Disseminate (Penyebarluasan) mencakup empat kegiatan yaitu:

validation testing, packaging,

diffusion and adoption. Dalam

konteks pengembangan green

concrete tahapan disseminate

diuraikan pada tabel :

Tahapan Uraian

Validation testing

produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan kemudian

diimplementasikan pada sasaran yang

sesungguhnya

Packaging Pengemasan model

pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku panduan penerapan model

pembelajaran

Diffusion Penyebaran model

pembelajaran pada SMK

Adoption Kegiatan SMK yang

menerapkan materi green concrete dalam

pembelajaran bahan bangunan

KESIMPULAN

Upayan peningkatan pengetahuan lingkungan siswa smk dengan materi green concrete dapat dikembangkan

dengan tiga pendekatan yaitu kajian

green concrete dengan berbahan dasar potensi lokal, kajian kompetensi guru

dan siswa SMK dalam

memperkenalkan konsep ligkungan serta , pengembangan model pembejaran. Capaian yang hendak dicapai dengan

upaya ini adalah peningkatan

pengetahuan dan sikap lingkungan siswa tentang pemanfaatan green concrete. Selain itu, ketarampilan siswa dalam pemanfaatan green concrete juga sebagai suatu pendukung profesionalismenya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arfandi, A. (2013). Relevansi

Kompetensi Lulusan Diploma Tiga Teknik Sipil di Dunia Kerja. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(3).

Breit, M., Vogel, M., Häubi, F., Märki, F., & Raps, M. (2008). 4D design and simulation technologies and process design patterns to support lean construction methods. Tsinghua

Science & Technology, 13, 179–184. Glavind, M., & Munch-Petersen, C. (2000). Green’concrete in Denmark.

STRUCTURAL

CONCRETE-LONDON-THOMAS TELFORD

LIMITED-, (1), 19–26.

Slamet, P. H. (2011). Peran pendidikan

vokasi dalam pembangunan

ekonomi. Jurnal Cakrawala

(12)
(13)

Gambar

Tabel  1.  Aspek  lingkungan  pemanfataan  green concrete  No  Tujuan  Penggunaan  material  1  Pengurangan emisi  CO 2 Menghemat semen  2  Minimalisasi  penggunaan energi   3  Penggunaan  limbah sebagai  bahan pereduksi  semen  4  Penggunaan  produk sisa
Tabel 2. Tahapan kegiatan pendefinisian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “ Karakteristik Tablet

Hifa yang ada di dalam sel atau akar tanaman terdiri dari hifa yang tidak.. bercabang yang terletak di antara sel,

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis

Penerapan pendekatan matematika realistik (RME) untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi pokok perbandingan dan skala.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Temuan penting dalam penelitian ini adalah bahwa lebih dari 80% mahasiswa berpendapat bahwa pembelajaran berbasis projek dapat meningkatkan pemahaman ma- hasiswa

Karena itu, dalam hubungan atau interaksi orang yang beragama Islam dengan Dayak Ngaju, klaim tentang hukum tuhan sebagai satu-satunya hukum yang mengatur hubungan lebih

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara faktor pupuk NPK Pelangi dengan faktor pupuk daun Grow Team M berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata

Kalau pada tahun 1215 raja berhadapan dengan kaum bangsawan dan gereja, yang mendorong lahirnya Magna Charta, maka pada tahun 1628 tersebut raja berhadapan dengan parlemen