• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PELENGKAP BUSANA DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI USAHA PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PELENGKAP BUSANA DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI USAHA PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PELENGKAP BUSANA DARI BAHAN LIMBAH

PLASTIK SEBAGAI USAHA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BERKELANJUTAN

Sri Mulyani E.S dan Uchiyah Achmad

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, E-Mail: nanik_kendeng@yahoo.com

ABSTRAC: Many negative impact by using plastics because it does not naturaly degredable. So needs to be done to change plastic waste into other useful items such as asessories. Making the asessories commonly made by the couturier women (dressmaker). If their tailoring skill to be increased with asessories design skill from plastics wastes, will increase their competitiveness. The partner of this event is couturier "Valentine". The purpose are: (1) To improve skills in managing plastic waste of dressmaker "Valentine" in recycle to be asessories; (2) Increasing knowledge about technique dressmaker "Valentine" to design asessories, and (3) Diversification efforts of dressmaker "Valentine" increasing income. The methods used include lectures, demonstrations, training, and practice sewing. This activity works well with indicators are variety result of

asessories from waste plastic materials, namely, various models wallet, handbag, pencil box, tissue box, and HP pouch. The most important is increasing their awareness to manage plastic waste.

ABSTRAK: Penggunaan plastik menimbulkan dampak negatif karena plastik tidak dapat terde-gradasi secara alami. Untuk itu perlu dilakukan upaya mengubah sampah plastik menjadi barang lain yang bermanfaat yaitu dijadikan pelengkap busana. Kegiatan membuat pelengkap busana cocok dilakukan oleh para penjahit pakaian wanita (modiste). Kalau kemampuan mereka diting-katkan dengan kemampuan mendesain pelengkap busana dari bahan limbah plastik, akan meningkatkan daya saing mereka. Mitra dalam kegiatan ini adalah modiste ”Valentine”. Tujuan kegiatan: (1) Meningkatkan keterampilan modiste mitra dalam mengelola limbah plastik dengan mendaurulangnya menjadi pelengkap busana; (2) Meningkatkan pengetahuan modiste mitra tentang teknik mendesain pelengkap busana; dan (3) Deversifikasi usaha modiste mitra sehingga meningkatkan penghasilannya. Metode yang digunakan meliputi metode ceramah, demonstrasi, pelatihan, dan praktek menjahit. Kegiatan ini berhasil baik dengan indikator dihasilkannya berbagai pelengkap busana dari bahan limbah plastik yaitu, berbagai model dompet, tas tangan, tempat pensil, tempat tisu, tempat HP. Yang lebih penting adalah meningkatnya kesadaran mereka untuk mengelola limbah plastik.

Kata kunci: pelengkap busana, limbah plastik, pengelolaan lingkungan berkelanjutan

PENDAHULUAN

Semarang termasuk salah satu kota yang berkembang menjadi kota industri. Salah satu dampak negatif dari perkembangan kota adalah terjadinya kemunduran kualitas lingkungan hidup. Salah satu penyebab kemunduran kuali-tas lingkungan hidup adalah meningkatnya pen-cemaran yang disebabkan oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga atau sampah. Pengelolaan sampah di Semarang belum baik. Di Semarang hanya ada 220 TPS (Tempat Pe-ngumpulan Sampah Sementara). Setiap hari rata-rata tiap TPS menampung 4232 kg sampah. Selama ini masih banyak masyarakat yang

belum sadar pentingnya pengelolaan sampah (Anonim 2008). Plastik banyak disukai karena harganya murah dan penggunaannya sangat praktis. Barang-barang yang dibungkus dengan plastik tampak cantik dan menarik. Akibatnya penggunaan plastik semakin banyak, padahal ada dampak negatif penggunaan plastik.

Sampah plastik merupakan sampah yang sulit atau bahkan tidak dapat busuk, maka pe-ngelolaan yang dianggap paling tepat adalah dengan menerapkan prinsip 3 R yaitu: (1) re-duce, mengurangi pemakaian bahan dari plastik, (2) reuse, plastik setelah digunakan jangan lang-sung dibuang tetapi digunakan selama mungkin, dan (3) recycle, mendaur ulang kembali bahan

(2)

plastik itu menjadi bahan lain yang lebih ber-manfaat (Sri Mulyani 2002). Plastik banyak digunakan untuk membungkus berbagai makan-an ringmakan-an, berbagai jenis minummakan-an (kopi, susu, nutrisari, dan lain-lain), serta pembungkus sam-po, sabun cair dan lain-lain. Plastik (sachet) sa-ngat berpotensi mencemari lingkungan khusus-nya tanah. Oleh karena itu sangat perlu dipikir-kan jalan keluarnya untuk mengelola sampah plastik secara bijaksana.

Permasalahan utama dalam kegiatan ini adalah ”bagaimana mengelola limbah plastik bekas pembungkus, sekaligus meningkatkan atau memberi nilai ekonomi terhadap limbah plastik tersebut”.

Untuk mengurangi sampah plastik yang meresahkan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya, diantaranya mengubah sampah plastik tersebut menjadi barang-barang lain yang lebih bermanfaat, salah satunya dijadikan pelengkap busana (Sri Mulyani 2003). Pelengkap busana adalah semua benda yang ditambahkan atau dipakai sesudah busana pokok dengan tujuan untuk memperindah penampilan (Karomah dan Sawitri 1986:12). Pelengkap busana terdiri atas pelengkap busana millineries dan accessories (Riyanto 2008). Menurut Hartatiati (2005:40), pelengkap busana menurut kegunaannya dibagi menjadi dua yaitu pelengkap busana yang ber-sifat praktis dan pelengkap busana yang berber-sifat estetis.

Pembuatan pelengkap busana maupun souvenir dari bahan-bahan plastik bekas pem-bungkus ini tidak terlalu sulit sehingga dapat dilakukan oleh mereka yang sudah memiliki kemampuan dasar menjahit. Dengan cara seperti ini kita membantu pemerintah dalam hal penge-lolaan sampah plastik sekaligus memanfaatkan-nya untuk menambah penghasilan keluarga. Kegiatan membuat pelengkap busana ini sangat cocok kalau dilakukan oleh para penjahit pa-kaian wanita (modiste). Mereka sudah memiliki dasar kemampuan mendesain dan menjahit pakaian. Kalau kemampuannya ditingkatkan dengan kemampuan mendesain berbagai peleng-kap busana dari bahan limbah plastik, akan meningkatkan daya saing mereka.

Tujuan dari kegiatan ini adalah, (1) me-ningkatkan keterampilan penjahit mitra dalam mengelola limbah plastik dengan mendaur-ulangnya menjadi pelengkap busana; (2) me-ningkatkan pengetahuan penjahit mitra tentang teknik mendesain pelengkap busana; (3) me-ningkatkan keterampilan penjahit mitra dalam

menjahit pada umumnya dan membuat peleng-kap busana pada khususnya; dan (4) deversi-fikasi usaha bagi penjahit mitra sehingga me-ningkatkan penghasilannya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran penjahit mitra untuk mengelola ling-kungan pada umumnya dan pengelolaan limbah plastik pada khususnya. Semakin banyak limbah plastik yang digunakan untuk pembuatan pe-lengkap busana akan semakin baik karena dapat mengurangi pencemaran yang menyebabkan kerusakan tanah. Dalam pembuatan pelengkap busana ini limbah plastik sebagai bahan dasar dilapisi dengan kain perca yang memang banyak dimiliki oleh para penjahit. Limbah kain perca dan bungkus plastik yang tadinya tidak ada manfaatnya setelah mendapat sedikit sentuhan teknologi berubah menjadi mempunyai nilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejah-teraan keluarga.

METODE

Sebagai responden dalam kegiatan ini adalah penjahit, akan tetapi lebih ditekankan pada penjahit pakaian wanita (modiste) karena biasanya wanita lebih sabar dan telaten dalam melakukan pekerjaan. Pakaian pria modelnya standar, sedangkan pakaian wanita ada beragam model sehingga penjahit pakaian wanita lebih terbiasa dengan pekerjaan merubah model dan merancang berbagai model pakaian. Kebiasaan ini lebih memudahkan penjahit wanita untuk membuat design berbagai pelengkap busana. Sebagai penjahit mitra dalam kegiatan ini adalah Penjahit pakaian wanita ”Valentine”. Penjahit Valentine adalah usaha rumah tangga (skala kecil). Pemilik juga sebagai penjahit dibantu 1 orang penjahit lagi. Usaha ini menerima jahitan pakaian wanita dan anak-anak. Jika tidak ada pekerjaan jahitan atau pekerjaan hanya sedikit biasanya digunakan untuk menjahit seprei dengan sarung bantal dan gulingnya, menerima pesanan atau dipasarkan sendiri.

Bahan utama yang digunakan dalam ke-giatan ini adalah plastik-plastik bekas pembung-kus makanan kecil, bekas pembungpembung-kus kopi atau minuman lain, pembungkus detergen, pewangi dan lain-lain. Sedangkan sebagai bahan pelengkapnya adalah kain perca, kain vuring, ritsluiting, kancing, bisban, renda, karton, busa, lem dan lain-lain. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah peralatan jahit yaitu mesin jahit, mesin obras dan lain-lain.

(3)

Metode yang digunakan ada bermacam-macam meliputi metode ceramah, demonstrasi, pelatihan, dan praktek. Metode ceramah dan de-monstrasi untuk memberikan pengetahuan ten-tang pengelolaan lingkungan dan pengelola-an limbah plastik. Selain itu juga untuk menyam-paikan teori tentang pembuatan desain busana, praktek memotong dan menjahit (penyelesaian). Pemberian penyuluhan dan pelatihan diberikan 2X seminggu @ 1,5 jam dengan cara Tim men-datangi tempat usahanya dan memberikan penyuluhan/pelatihan. Kegiatan mulai bulan Juni 2009, dengan memberikan pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan limbah plastik melalui metode diskusi. Dengan diskusi ini mereka benar-benar memahami bahwa limbah plastik sebenarnya tidak perlu dibuang dan men-cemari lingkungan karena masih bisa berman-faat setelah mendapat sedikit sen-tuhan. Selain itu juga ditunjukkan contoh-contoh dompet, tas yang sudah jadi untuk me-rangsang kreativitas mereka dalam menciptakan berbagai design.

Penjahit mitra diberi teori membuat pola dasar tas dan dompet, kemudian mereka mem-praktekkan membuat pola. Setelah itu mereka diminta mencoba merancang sendiri pola untuk model tas atau dompet. Mereka diminta me-nuangkan idenya berupa desain pelengkap bu-sana kemudian didiskusikan bersama. Mereka diminta untuk memilih motif dan memadukan warna dari limbah bungkus plastik yang ada. Kepada mereka diajarkan cara membersihkan plastik pembungkus. Plastik dikelompokkan berdasarkan jenisnya, misalnya pembungkus makanan kecil cara membersihkannya berbeda dengan plastik bekas pembungkus sampo, sabun/deterjen, pewangi pakaian, berbeda juga dengan plastik bekas kemasan minyak goreng. Setelah disetujui barulah mulai memotong dan menjahit sampai jadi. Di bawah ini contoh model yang diterapkembangkan pada penjahit Valentine.

Gambar 1. Model dompet

Gambar 2. Desain produksi

Gambar 3. Membuat pola

Gambar 4. Cara memotong sesuai pola

Gambar 5. Cara Menjahit bungkus coffemix sesuai desain

Gambar 6. Cara menjahit tempat uang dan

kartu menggunakan bahan

vuring

2 X 1 X

(4)

Gambar 7. Cara Menjahit bungkus coffemix dengan vuring, tempat uang dan kartu

Gambar 8. Cara penyelesaian (Windiastuti, 2008).

Gambar 9. Dompet yang sudah jadi HASIL DAN PEMBAHASAN

Dampak positif yang diperoleh dari ke-giatan ini bagi penjahit mitra adalah keteram-pilan mendesain dan menjahit meningkat se-hingga dengan berbagai produk busana yang dihasilkan sehingga meningkatkan daya saing-nya. Kemajuan ini diikuti dengan meningkatnya kesadaran dalam pengelolaan limbah plastik khususnya. Limbah plastik sebagai bahan baku sangat mudah memperolehnya karena tetangga-nya batetangga-nyak yang dengan sukarela memberikan bungkus-bungkus plastik yang dimiliki. Sebagai pelapis bagian dalam menggunakan kain perca yang dimiliki sehingga biaya produksi juga tidak terlalu tinggi. Paling hanya mengeluarkan biaya untuk retsluiting, kancing atau hiasan lain sebagai asesories, bisband, kord, dan lain-lain.

Sebagai faktor penentu/pendorong ke-berhasilan ini antara lain karena penjahit Valen-tine sudah cukup berpengalaman sebagai penja-hit dan sudah memiliki perlengkapan standar yang diperlukan untuk seorang penjahit,

misal-nya selain mesin jahit juga memiliki mesin obras sendiri, alat pembuat kancing bungkus, gesper dan lain-lain. Sebelumnya, kalau jahitan sepi, waktunya digunakan untuk menjahit seprei de-ngan sarung bantal dan gulingnya, selimut, tas plastik untuk mengepak sprei, dan lain-lain, sehingga dengan diperkenalkan plastik bekas pembungkus sebagai bahan baku mereka sangat mudah untuk mengadopsinya. Selain itu lokasi penjahit Valentine tidak terlalu jauh dari rumah Tim Pengabdi sehingga kalau ada hal-hal yang kurang jelas mereka segera menghubungi dan memperoleh penjelasan yang diperlukan. Oleh karena itu meskipun secara formal pertemuan dijadwalkan, akan tetapi kenyataannya sering dilakukan komunikasi diluar jadwal yang diten-tukan sehingga hasilnya lebih optimal.

Sebagai faktor penghambat dari kegiatan ini pada awalnya adalah ketersediaan bahan baku, yaitu plastik-plastik pembungkus. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan kami bantu untuk penyediaan bahan bakunya dan dari para tetang-ga jutetang-ga banyak yang secara suka rela memberi-kan plastik-plastik pembungkus secara cuma-cuma. Faktor penghambat yang serius tidak ada. Kegiatan ini hanya digunakan sebagai selingan untuk mengisi waktu luangnya meskipun pe-ngumpulan plastik pembungkus tetap dilakukan untuk stok bahan.

Sebagian dari tas dan dompet yang dihasilkan penjahit Valentine dalam kegiatan ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 10. Macam-macam model tas, dom-pet, tempat tisuue dan tempat pensil, yang dihasilkan oleh penjahit Valentine

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil yang telah dicapai maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini

(5)

berhasil dengan baik dengan indikator:

1. telah dihasilkan tujuh (7) model tas dengan berbagai ukuran

2. ada empat (4) model tas tangan/dompet 3. dompet kecil (tempat coin)

4. tempat HP 5. tempat tissue 6. tempat pensil

Saran

Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan ini sebaiknya diberikan bantuan/pelatihan

menge-nai manajemen pemasaran dan keuangan. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan kami bahwa selama ini manajemen yang dianut Penjahit Valentine adalah manajemen kekeluargaan. Pembukuan sangat sederhana karena omzet yang dicapai juga belum besar. Dari segi pema-saran juga sangat sederhana karena hanya meng-andalkan pemasaran dari mulut ke mulut pe-langgan. Selain itu pola pemasaran masih tradi-sional melalui kenalan-kenalan atau saudara yang membantu menjualkan dengan menda-patkan imbalan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pengelolaan Sampah Belum Benar. Suara Merdeka. Senin, 12 Mei 2008.

Hartatiati S. 2005. Rancang Busana Terampil Membentuk Pribadi Mempesona. Se-marang: UNNES Press.

Karomah, P. dan Sicilia Sawitri. 1986. Pengeta-huan Busana. Yogyakarta: IKIP Yog-yakarta.

Riyanto, A.A. 2008. Pelengkap Busana. http:// silabu.e08-pkk508-progkuliah.upi. com). 12 Mei 2008.

Sri Mulyani. 2002. Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Meningkatkan Kesa-daran Lingkungan. Makalah dalam Seminar Pengembangan Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Ling-kungan. Bintari – KITA – JICA. Sema-rang tanggal 20 Juni 2002.

Sri Mulyani. 2003. Pengelolaan Sampah Perko-taan.Makalahdalam Program Percon-tohan Perbaikan Lingkungan Perairan Daerah Aliran Sungai di Kota Sema-rang. Tanggal 7-9 Agustus 2003. Windiastuti, R. 2008. Laporan Dompet dari

Kemasan Plastik. Semarang: FT Unnes.

Referensi

Dokumen terkait

Cara ini digunakan oleh misionaris Sarekat Yesuit seperti Pastor van Lith, Pastor Hoevenaars, dan Pators Driessche walaupun ketiganya memilih bidang yang berbeda dalam

Beberapa Nomor perkara diatas merupakan bukti bahwa banyaknya perceraian yang mengakibatkan hak anak sebagai tanggung jawab orang tua lalai terhadap nafkah anaknya

Allah ّلجوّزع menyemati para pelaku nifak ini dengan berbagai sifat buruk, seperti kufur, tidak, beriman, suka mengolok-olok dan mencaci agama juga pemeluknya serta mereka

Suatu organisasi mempunyai arti penting dalam masyrakat , karena organisasi dapat membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan kehidupannya,

Indikaattorin kehittyminen: Kymenlaaksossa indikaattori K1 on vuoden 2007 jälkeen kehittynyt positiivisesti, kansallista kehitystä paremmin indikaattorin tason oltua vuonna

Purpose: ​ The purpose of this paper was to determine the relationship of knowledge, and parental attitudes with the status of child immunization in the working area of

Kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat di Sulawesi Utara berdampak pada meningkatnya tenaga kerja terdidik.Tenaga kerja terdidik, sebagaimana dijelaskan di

persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan promosi perpustakaan umum kota padang di kantor arsip perpustakaan dan dokumentasi kota padang. Padang: Program studi Ilmu