• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION PESERTA DIDIK

KELAS III SD KANISIUS KENTENG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Arifi Suci Riyanto 091134173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i   

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION PESERTA DIDIK

KELAS III SD KANISIUS KENTENG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Arifi Suci Riyanto 091134173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menolong dan membimbingku dalam segala kondisiku.

Kedua orang tuaku Sisilia Sutimah dan Yohanes Totok Riyanto yang selalu memberiku dukungan baik moral maupun materi.

Kedua adikku Claudia Berta Silvia Riyanto dan Robertus Cahya Gemilang Riyanto yang menjadi inspirasiku.

Albertus Ardian Effrianto yang selalu menemani hari-hariku dan menjadi motivasi bagiku.

Semua sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan PGSD SI ’09 dan teman-teman satu penelitian payung yang tergabung dalam Tim Tematik.

 

 

 

 

(6)

v   

HALAMAN MOTTO

Jangan mudah putus asa, karena Tuhan selalu

ada untuk mu!

Tetap berjuang untuk masa depan dan

orang-orang mencintaimu!!!

Semua karena CINTA, tak mungkin diriku dapat

(7)
(8)
(9)

viii   

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE DAN COMPASSION PESERTA DIDIK

KELAS IIIC

SD KANISIUS KENTENG Oleh:

Arifi Suci Riyanto NIM : 091134173

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Kenteng dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik mata pelajaran IPS dan Matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Kenteng. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi,dan tes,dengan instrumen berupa lembar pengamatan, panduan wawancara,soal evaluasi dan catatan anekdotal. Data dianalisa dengan langkah mendiskripsikan data pra penelitian, mendiskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada akhir siklus I, mendiskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai pada akhir siklus II, membandingkan competence, conscience dan compassion sebelum dan sesudah penerapan PPR.

(10)

ix   

ABSTRACT

THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGICAL PARADIGM IN THEMATIC SCIENCE AND BAHASA INDONESIA COURSES ENHANCE THE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION OF

THE THIRD GRADE STUDENTS OF IN SD KANISIUS KENTENG By:

Arifi Suci Riyanto

Student Number : 091134173

The purpose of this research was to enhance the competence, conscience and compassion of the third grade students of in SD Kanisius Kenteng with the application of Reflective Pedagogical Paradigm in Social Science and Matehematics courses.To achieve these objectives, the research was participated by the third grade students of SD Kanisius Kenteng. The techniques to gather the data were interview methods, observation, and documentation. The instruments were observation sheet, interview, anecdotal notes. The documents were analyzed by describing the pre-study measurement, describing the explanation and results (competence, conscience and compassion) which were achieved through cycle I, describing the explanation and results (competence, conscience and compassion) which were achieved through cycle II, comparing the competence, conscience and compassion before and after the application of PPR.

(11)

x   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas Sanata Dharma.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang besar-besarnya kepada: 1. Drs. R. Rohandi, M.Ed.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama menjadi mahasiswa.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., Kaprodi Program Studi PGSD yang sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dan B.Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P, M.Pd.,  dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus untuk  membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada  penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 

4. Drs. J Sumedi, dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam  penyempurnaan skripsi ini. 

5. Para Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung telah  memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menemukan buku  sumber untuk penulisan skripsi ini. 

(12)

xi   

7. Kedua adik penulis Claudia Berta Silvia Riyanto dan Robertus Cahya Gemilang  Riyanto yang selalu menyemangati penulis, dan memacu penulis menjadi  contoh yang baik bagi adik‐adik. 

8. Albertus  Ardian  Effrianto  yang  selalu  sabar  mendampingi  dan  menjadi  motivasi dalam studi. 

9. Teman‐teman mahasiswa PGSD SI angkatan 2009 dan teman‐teman dalam tim  penelitian kolaboratif ini yang telah memberikan semangat dalam pembuatan  skripsi ini. 

10.Kepala Sekolah, guru, karyawan dan peserta didik di SD Kanisius Kenteng yang  telah bersedia membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.  

 

Seperti ada pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, maka penulis  menyadari atas keterbatasan dalam  menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu   mengharapkan   adanya kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak  yang membaca skripsi ini. 

 

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta,10 Oktober 2011

Penulis

(13)

xii   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACKT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Batasan Pengertian ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

(14)

xiii   

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 8

1. Hakikat PPR ... 8

2. Tujuan PPR ... 9

3. Dinamika PPR ... 10

B. Pembelajaran Tematik ... 12

1. Hakikat Pembelajaran Tematik ... 12

2. Prinsip Pembelajaran Tematik ... 13

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 17

4. Teori belajar yang melandasi Pembelajaran Tematik ... 21

C. Penelitian Tindakan Kelas ... 27

1. Pengertian PTK ... 27

2. Tujuan PTK ... 28

3. Langkah-langkah pelaksanaan PTK ... 28

D. Peserta Didik Kelas III ... 30

1. Pengertian Peserta Didik ... 30

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Awal SD ... 31

E. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik ... 33

F. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

(15)

xiv   

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 35

1. Pra Penelitian ... 35

2. Rencana Tindakan Penelitian ... 35

3. Instrumen Penelitian ... 39

4. Metode Pengumpulan Data ... 39

5. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 43

A. Deskripsi Sekolah ... 43

1. Visi Sekolah ... 43

2. Misi Sekolah ... 44

3. Tujuan Sekolah ... 46

B. Kurikulum Kelas III ... 48

C. Kondisi Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kenteng ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

1. Pra Penelitian ... 52

2. Siklus I ... 57

3. Siklus II ... 66

(16)

xv   

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(17)

xvi   

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ... 22

Tabel 4.1 SK,KD Mata Pelajaran IPS ... 48

Tabel 4.2 SK,KD Mata Pelajaran Matematika ... 49

Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik ... 50.

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Pendidik ... 52

Tabel 5.2 Panduan Wawancara ... 54

Tabel 5.3 Kondisi Awal masing-masing Mata Pelajaran ... 55

Tabel 5.4 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik ... 56

Tabel 5.5 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Pendidik Siklus I ... 61

Tabel 5.6 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 62

Tabel 5.7 Nilai Mata Pelajaran IPS pada Siklus I ... 63

Tabel 5.8 Nilai Mata Pelajaran Matematika pada Siklus I... 64

Tabel 5.9 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Pendidik Siklus II... 68

Tabel 5.10 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 69

Tabel 5.11 Nilai Mata Pelajaran IPS pada Siklus II... 71

Tabel 5.12 Nilai Mata Pelajaran Matematika pada Siklus II ... 71

Tabel 5.13 Perbandingan Competence Peserta Didik ... 74

Tabel 5.14 Perbandingan Conscience Peserta Didik ... 75

(18)

xvii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 82

Lampiran 2. Jaring-jaring tema siklus I ... 87

Lampiran 3. Jaring-jaring tema siklus II ... 88

Lampiran 4. RPP siklus I ... .89

Lampiran 5. RPP siklus II ... .94

Lampiran 6. LKS siklus I ... 99

Lampiran 7. LKS siklus II ... 106

Lampiran 8. Lembar Observasi Umum ... 112

Lampiran 9. Lembar Observasi terhadap aktivitas Peserta Didik ... 113

Lampiran10.Lembar Observasi terhadap aktivitas Pendidik ... 114

Lampiran11.Lembar Skala Pengukuran Non Tes ... 115

Lampiran12.Lembar Observasi Kegiatan Pendidik/ Peserta didik/ Kelompok Pra penelitian ... 116

Lampiran13.Lembar Observasi Kegiatan Pendidik/ Peserta didik/ Kelompok Siklus I ... 117

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa

Pendidikan bertujuan untuk memberdayakan semua warga negara

Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga

dapat menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Peraturan Menteri

pendidikan nasional nomor 41 Tahun 2007). Untuk mencapai tujuan

tersebut maka pembelajaran haruslah bersifat inovatif dalam proses

pembelajarannya. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang

mengedepankan inovasi-inovasi atau sesuatu hal yang baru dalam

kegiatan, agar peserta didik tidak jenuh dalam belajar sehingga visi

Pendidikan Nasional tersebut dapat tercapai.

Salah satu model pembelajaran inovatif adalah Paradigma

Pedagogi Reflektif atau PPR. PPR yaitu suatu pendekatan/model

pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai, dan

pembelajaran dengan cara menekankan siswa pada pengalaman yang

dimilikinya (Mursanto, 2010). Tujuan dari PPR adalah meningkatkan

competence, conscience, dan compassion, atau biasa disebut dengan 3C.

Competence yaitu nilai-nilai akademik. Conscience yaitu ketajaman hati

nurani. Dan compassion adalah kepedulian sosial (Mursanto, 2010).

Dengan meningkatkan 3C tersebut peserta didik diharapkan dapat unggul

(20)

Dinamika PPR meliputi konteks → pengalaman → refleksi→ aksi→

evaluasi.

Saat ini peneliti sedang melakukan Pemantapan Kemampuan

Mengajar (PKM) di SD Kanisius Kenteng, SD tersebut berada di bawah

naungan Yayasan Kanisius. Yayasan Kanisius adalah instansi pendidikan

yang menerapkan PPR. Dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan

melakukan PKM di sana, peneliti melakukan wawancara dengan guru

kelas III dan peneliti mendapatkan data bahwa peserta didik kelas III

mengalami beberapa masalah. Pertama, masalah yang berkaitan dengan

competence, yaitu peserta didik mengalami kesulitan dalam mata pelajaran

matematika khususnya untuk memahami soal cerita. Itu sebabnya nilai

KKM mata pelajaran matematika hanya 65. Demikian juga dengan nilai

KKM mata pelajaran IPS yang hanya mendapatkan nilai 68. Jadi peneliti

terdorong untuk membantu pendidik meningkatkan nilai mata pelajaran

matematika dan IPS tersebut. Kedua, dalam proses belajar mengajar

peserta didik cenderung ribut, tidak memperhatikan, maka tidak dapat

menyelesaikan tugas tepat waktu, hal tersebut berkaitan dengan

conscience sebab peserta didik nampak tidak disiplin dalam

menyelesaikan tugas. Ketiga peserta didik juga sering tidak peduli

terhadap teman lain yang ingin belajar dengan tenang, mereka cenderung

lebih senang bermain di dalam kelas. Permasalahan tersebut berkaitan

dengan compassion karena peserta didik nampak tidak peduli untuk

(21)

kepada teman-teman yang sedang berupaya belajar tekun. Berdasarkan

permasalahan-permasalahan tersebut peneliti terdorong membantu

pendidik agar dapat meningkatkan nilai mata pelajaran Matematika dan

IPS (competence), dapat disiplin untuk berkonsentrasi ketika pelajaran

berlangsung (conscience), dan bersedia memperhatikan guru saat

menerangkan, juga tidak ramai sehingga mengganggu teman lain

(compassion).

Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan PPR pada

Pembelajaran dengan pendekatan.Pendekatan tematik adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran tematik juga

dapat dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan

tema-tema tertentu, maka dapat ditarik kesimpulan pembelajaran tema-tematik

mempunyai pengertian, yaitu menggabungkan beberapa materi dalam satu

tema menjadi rangkaian pembelajaran yang saling berkaitan dan menjadi

satu kesatuan utuh. Sedangkan penelitian yang dipilih adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang biasanya digunakan untuk

meningkatkan pendidikan, terutama kualitas praktisi dalam proses

kegiatan belajar mengajar (Yoni 2010:6). PTK ini juga dilakukan di dalam

kelas untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di dalam kelas.

(22)

dilihat dari ketercapaian indikator pada tiap-tiap siklusnya, dengan begitu

maka dapat membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

dalam Pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence,

Conscience, dan Compassion Peserta Didik Kelas III SD Kanisius

Kenteng.

B. Batasan Masalah

Tidak mungkin mengatasi masalah tersebut dalam waktu singkat

dengan memperhatikan semua kemungkinan penyebab.Oleh karena itu

penelitian ini dibatasi hanya pada Penerapan Paradigma Pedagogi

Reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence,

conscience, dan compassion pada siswa kelas III di SD Kanisius Kenteng.

C. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan multitafsir tentang istilah yang dipakai

maka penulis memberikan beberapa batasan pengertian seperti di bawah

ini :

1. Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu sebuah pola pikir (paradigma)

dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi

(23)

2. 3C atau competence, conscience, dan compassion masing-masing

mempunyai arti sendiri-sendiri. Competence yaitu nilai-nilai

akademik, peserta didik dan pendidik saling belajar

mengembangkan kompetensi secara utuh. Conscience berarti

mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Sedangkan

compassion berarti kepedulian sosial dan saling terlibat dengan

penuh bela rasa bagi sesama. Ketiga aspek dari 3C tersebut

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bagian PPR karena

merupakan suatu keunggulan dari PPR itu sendiri (Mursanto,

2008)

3. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

(Depdiknas, 2006:5)

4. Peserta didik kelas 3 adalah peserta didik yang duduk di bangku

kelas III SD Kanisius Kenteng.

D. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan competence peserta didik kelas III dengan

menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran

(24)

2. Bagaimana meningkatkan conscience peserta didik kelas III dengan

menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran

IPS dan Matematika?

3. Bagaimana meningkatkan compassion peserta didik kelas III dengan

menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran

IPS dan Matematika?

4. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat

meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik

kelas III SD Kanisius Kenteng?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini antara lain :

1. Untuk meningkatkan competence peserta didik kelas III SD Kanisius

Kenteng dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik.

2. Untuk meningkatkan conscience peserta didik kelas III SD Kanisius

Kenteng dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik.

3. Untuk meningkatkan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius

Kenteng dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik.

F. Manfaat Penelitian

(25)

1. Secara teoritis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang salah

satu model pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

2. Secara praktis :

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dapat

menggunakan pendekatan pembelajaran Paradigma Pedagogi

Reflektif sehingga dapat menjadi bekal ketika menjalani profesi

guru.

b. Bagi guru merupakan contoh pendekatan pembelajaran yang dapat

diterapkan dan dikembangkan pada tiap-tiap kelas dan juga

sebagai pembanding terhadap model pembelajaran dan penelitian

(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif

1. Hakikat PPR

PPR merupakan singkatan dari Paradigma Pedagogi

Reflektif yaitu suatu model pembelajaran yang menerapkan

refleksi dalam proses pembelajaran dan menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan (Tim Ignatius). PPR awalnya digunakan pada

lembaga pendidikan Yesuit dan digunakan pada sekolah-sekolah

dengan latar belakang Yesuit pula, yaitu sekolah yayasan Kanisius.

Tujuan dari pendidikan Yesuit yaitu perkembangan pribadi peserta

didik sepenuhnya (Mursanto, 2010:23).

Dalam pelaksanaannya pendidik tidak boleh memaksakan

keinginannya kepada peserta didik, namun hendaknya menciptakan

kondisi agar peserta didik dapat mengungkapkan pengalamannya

dan merefleksi apa yang telah didapatkan. Selain itu fungsi utama

pendidik adalah sebagai fasilitator yang dapat menjembatani

komunikasi antar pesserta didik yang majemuk, dan agar

terjalinnya komunikasi iman.

(27)

2. Tujuan PPR

Tujuan utama Paradigma Pedagogi Reflektif adalah

mengintregasikan pengetahuan dan sikap batin siswa mampu

melihat korelasi antara ilmu pengetahuan yang didapat dan

dialaminya selama proses pembelajaran dengan realitas konkret di

tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya. Dengan begitu

diharapkan peserta didik dapat termotivasi untuk melakukan

tindakan atau aksi yang bermanfaat.

Dengan adanya aksi tadi peserta didik diharapkan dapat

menjadi manusia yang berguna bagi sesama, yaitu dapat melayani

terhadap sesama manusia, juga menjadi manusia yang sanggup

mencintai dan dicintai sehingga nantinya dapat menjadi manusia

utuh

Sedangkan tujuan PPR bagi pendidik adalah agar pendidik

mampu semakin memahami peserta didik dan semakin bersedia

mendampingi perkembangan peserta didik. Pendidik diharapkan

dapat mengaitkan perkembangan intelektual dengan moral

sehingga peserta didik dapat sungguh menjadi manusia yang utuh.

Dalam PPR mempunyai beberapa keunggulan yang biasa

disebut dengan 3C, yaitu competence, conscience, dan compassion.

Competence yaitu nilai-nilai akademik, conscience yaitu ketajaman

hati nurani, dan compassion adalah kepedulian sosial. Dengan

(28)

unggul dalam nilai-nilai akademik saja,tetapi juga dalam hal

kepedulian sosial.

3. Dinamika PPR

PPR mempunyai beberapa dinamika yang menjadi sebuah

siklus seperti yang tergambar berikut ini :

a. Konteks merupakan kesiapan peserta didik untuk belajar,

hal tersebut dapat diartikan juga sebagai segala

kemungkinan yang dapat membantu atau menghalangi

proses pembelajaran dan perkembangan.

b. Pengalaman merupakan mengenyam sesuatu hal dalam

batin ( Menurut Ignatius ). Pengalaman tersebut tentunya

diperoleh setelah peserta didik melakukan sesuatu

kegiatan yang mengandung nilai-nilai, perasaan, dan

sebagainya.

Konteks Pengalaman

Refleksi Evaluasi

(29)

c. Refleksi yaitu kegiatan meninjau kembali pengalaman,

topik tertentu, gagasan, reaksi spontan maupun yang

direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional.

Refleksi merupakan kekhasan pedagogi ignatian, karena

dengan refleksi peserta didik menjadi lebih dapat

memaknai apa yang telah diterimanya secara penuh.

d. Aksi mempunyai arti perbuatan atau tindakan, aksi

tersebut lebih ditujukan pada perbuatan spontan yang

bergerak karena dorongan hati nurani untuk menjadi

peduli terhadap lingkungan sosial.

e. Evaluasi yang merupakan bagian penutup, evaluasi

sendiri dapat diartikan tinjauan untuk mengetahui

kemajuan yang dicapai peserta didik dalam pembelajaran

baik oleh peserta didik maupun pendidik. Evaluasi tidak

hanya dilakukan oleh peserta didik, namun juga terhadap

pendidik, hal tersebut penting dilakukan karena dengan

adanya evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana

pemahaman peserta didik dan pendidik akan

(30)

B. Pembelajaran Tematik

1. Hakikat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang

dari tema-tema tertentu yang dapat ditinjau dari beberapa mata

pelajaran (Trianto,2010:78-79). Misalkan saja tema yang diambil

adalah “lingkungan” maka tema tersebut dapat ditinjau dari mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan kewarganegaraan,

Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada prinsipnya pembelajaran tematik memberikan

keleluasaan dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat

menghayati secara ilmiah tentang dunia sekitar mereka.

Pembelajaran tematik disebut juga dengan pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa (Depdiknas,2006:5).

Sedangkan pembelajaran terpadu sendiri menurut

Shoemaker (Trianto,2010:79),mempunyai pengertian pendidikan

yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga melintasi

batas-batas mata pelajaran, menggabungkan berbagai aspek kurikulum

menjadi asosiasi yang bermakna untuk memfokuskan diri pada

wilayah studi yang lebih luas. Kurikulum ini memandang

pembelajaran dan pengajaran dalam cara yang menyeluruh

(31)

Karena pembelajaran tematik merupakan pembelajaran

terpadu, maka pembelajaran tematik pada dasarnya lahir dari

kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang

mempersiapkan peserta didik untuk pembelajaran selanjutnya yang

akan dijumpainya dalam setiap aktivitas kehidupan sehari-hari.

Hendaknya pendidik maupun sekolah menempatkan pendidikan

sebagai sarana untuk peserta didik dapat mengembangkan

kemampuannya.

2. Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik termasuk juga dalam pembelajaran

terpadu (Trianto,2010:79). Pembelajaran terpadu memiliki satu

tema dengan materi yang tidak jauh atau berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tematik dapat juga dikatakan

sebagai jembatan antara beberapa mata pelajaran yang saling

berkaitan. Namun pembelajaran tematik haruslah mendukung

pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.

Ada beberapa prinsip dasar pembelajaran tematik yang dapat

diklasifikasikan secara umum (Trianto,2010:85), yaitu:

a. Prinsip Penggalian Tema

Merupakan prinsip yang paling penting dalam

pembelajaran tematik, maksudnya adalah pemilihan tema

(32)

tematik. Penting untuk memilih tema yang saling berkaitan

dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari, hal tersebut

dikarenakan supaya tidak terlihat batas antara mata

pelajaran yang satu dengan lainnya, sehingga pemutusan

materi tidak begitu terlihat dan masih saling berkaitan.

Namun dalam penggalian tema baiknya jika

memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut:

1) Hendaknya tema tidak terlalu luas, namun cukup

dan mudah untuk memadukan beberapa mata

pelajaran.

2) Tema harus bermakna, yaitu bahwa tema dapat

memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar

selanjutnya dan dapat dengan mudah diingat.

3)Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan

psikologis peserta didik karena apabila tema tidak

sesuai maka peserta didik tidak dapat menangkap

makna dari tema yang disampaikan.

4) Hendaknya tema dapat mewakili sebagian besar

minat peserta didik sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan.

5)Tema dapat berorientasi pada kejadian-kejadian

yang terjadi dalam rentan waktu belajar sehingga

(33)

6) Hendaknya tema memperhatikan kurikulum yang

dipakai pada saat itu, dan juga mempertimbangkan

harapan masyarakat, karena nantinya pun peserta

didik akan terjun pada masyarakat sekitar.

7) Pemilihan tema baiknya mempertimbangkan

ketersediaan sumber belajar, sarana dan prasarana

karena hal tersebut juga mendukung pencapaian

indikator pada tema tersebut.

b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dapat berhasil apabila

pendidik mampu menempatkan dirinya dalam kegiatan

pembelajaran dan pada semua proses pembelajaran, yaitu

bahwa pendidik hendaknya mampu menjadi fasilitator dan

mediator dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan

menurut Prabowo (2000) dalam pengelolaan pembelajaran

hendaknya pendidik mempunyai sikap sebagai berikut:

1) Pendidik hendaknya memberikan kesempatan

berbicara dan mengungkapkan pikirannya dalam

kegiatan pembelajaran, dan pendidik tidak selalu

mendominasi pembicaraan dalam kegiatan

(34)

2)Pembagian tugas haruslah jelas, baik dalam tugas

individu maupun kelompok, bahwa dalam

penyelesaian tugas tersebut dituntut adanya kerja

sama kelompok.

3) Pendidik hendaknya mengakomodasi ide-ide yang

tidak muncul pada saat perencanaan

pembelajaran,namun merupakan gaasan yang baik

untuk dilakukan.

c. Prinsip Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang tak kalah

pentingnya dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan

adanya evaluasi pendidik dan peserta didik dapat

mengetahui hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Untuk

melakukan evaluasi sendiri ada beberapa langkah-langkah

positif yang diperlukan, yaitu:

1) Pendidik memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk melakukan evaluasi diri, sehingga

peserta didik menjadi tahu kekurangannya sendiri.

2) Pendidik mengajak para peserta didiknya untuk

melakukan evaluasi terhadap perolehan hasil belajar

yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria

(35)

d. Prinsip Reaksi

Hendaknya pendidik memberikan reaksi terhadap

aksi peserta didik, reaksi tersebut adalah berupa pengarahan

terhadap peserta didik. Karena apabila disadari dampak

pengiring yang penting bagi perilaku siswa belum

mendapat perhatian oleh pendidik dalam kegiatan

pembelajaran, maka dari itu hendaknya apabila peserta

didik memberikan aksi maka peserta didik bereaksi serta

tidak mengarahkan pada aspek yag sempit, namun pada

satu kesatuan yang utuh bermakna. Dan pembelajaran

tematik memungkinkan hal tersebut dan memunculkan

hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring tersebut.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa ciri khas

(Depdiknas,2006:6), yaitu antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan

tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan

pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan

siswa.

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

(36)

d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmantis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam

lingkungannya.

f. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.

Sedangkan sebagai model pembelajaran, pembelajaran tematik

juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a.Berpusat pada siswa

Sesuai dengan pendekatan belajar modern yaitu lebih

banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek

belajar, sedangkan peran pendidik adalah sebagai

fasilitator. Dengan pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik tentunya memberikan banyak kesempatan

pada peserta didik untuk melakukan aktivitas sehingga

mereka mendapatkan pengetahuan dari apa yang

dilakukannya sendiri. Sedangkan tugas pendidik sebagai

fasilitator adalah membantu peserta didik dan

memudahkan peserta didik dalam melakukan berbagai

(37)

b. Memberikan pengalaman langsung

Dalam pembelajaran tematik peserta didik dihadapkan

pada sesuatu yang nyata (konkret) sehingga mendapatkan

pengalaman langsung. Hal tersebut bertujuan sebagai

dasar dalam memahami hal-hal yang lebih abstrak

nantinya.

c.Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan mata pelajaran

memang tidak terlihat jelas, hal tersebut karena

pembelajaran berpusat pada tema-tema yang saling

berkaitan antara beberapa mata pelajaran. Tema-tema

yang dipilih pun disesuaikan dengan perkembangan

psikologis peserta didik dan keadaan yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Seperti dengan tema, maka pembelajaran tematik juga

menyajikan konsep-konsep pembelajaran dari beberapa

mata pelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Penyajian

konsep tersebut dimaksudkan agar peserta didik dapat

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Kondisi

tersebut sangat membantu peserta didik dalam

memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan

(38)

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang

luwes atau tidak kaku. Maksudnya adalah dalam

kegiatan pembelajaran pendidik dapat saja mengaitkan

mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain,

atau mungkin dengan kondisi peserta didik ataupun

lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu pembelajaran

akan menjadi mudah dipahami oleh peserta didik.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

Dalam penerapan pembelajaran tematik menggunakan

prinsip belajar PAKEM, yaitu: Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Aktif berarti peserta didik mempunyai banyak peran dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan tersebut

adalah secara fisik dan mental, misalkan saja dalam

mengemukakan pendapat, gagasan, dan ide.

Kreatif yaitu dalam kegiatan pembelajaran

peserta didik melakukan beberapa kegiatan yang runtut

dan berkesinambungan, yang diantaranya meliputi

memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah,

melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan

(39)

Menyenangkan berarti pembelajaran tersebut mempunyai daya tarik tersendiri bagi peserta didik,

sehingga mereka terlibat dalam kegiatan pembelajaran

dengan asyik dan tanpa beban, dan untuk selanjutnya

merasa ingin melakukan hal yang serupa atau lebih berat

lagi di kemudian hari.

Efektif bahwa dapat dicapainya tujuan sesuai

dengan harapan, atau dapat juga dikatakan pembelajaran

telah dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.

4. Teori belajar yang melandasi Pembelajaran Tematik

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan serangkaian kegiatan (Sardiman 2007:20), misalkan

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan sebagainya.

Proses belajar tersebut berlangsung secara terus menerus dalam

kehidupan manusia. Dari aktivitas belajar dan pengertiannya maka

muncullah beberapa teori tentang belajar, dan melatarbelakangi

terbentuknya pembelajaran tematik. Teori-teori tersebut yaitu

(Trianto 2010:106-115):

a. Teori Perkembangan Jean Piaget

Perkembangan psikologis seorang anak menurut

Piaget adalah melalui empat tahap perkembangan kognitif,

(40)

dan operasi formal. Perkembangan individu melalui urutan

tiap tahap dan tidak mungkin melompati salah satu dari

tahap tersebut, dan tiap perkembangan tiap tahapnya

ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan

intelektual baru yang memungkinkan individu memahami

dunia dengan cara yang semakin kompleks. Tahap-tahap

perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 2.1

Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget

Tahap kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah pada tujuan

Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan

kemampuan menggunakan

(41)

tidak lagi sentralisasi

namun sudah desentralisasi, dan pemecahan masalah tidak

begitu dibatasi oleh keegosentrisan.

Operasi formal 11 tahun-dewasa

Pemikiran bersifat abstrak, dan masalah-masalah dapat diselesaikan melalui penggunaan

eksperimentasi sistematis.

Pada tahap sensorimotor adalah tahap pertama

perkembangan mental anak dan terus berkembang hingga

pada tahap operasi formal, yang pada tahap tersebut

seorang anak telah dapat berfikir abstrak dan secara logis.

Seorang anak dapat berfikir secara logis dan abstrak

biasanya terbentuk ketika mereka berada pada kelas-kelas

tinggi sekolah dasar seiring dengan bertambahnya usia.

Sedangkan pada kondisi selanjutnya peserta didik

membangun pola pikir dari pengalaman dengan

lingkungannya, dan di sini peran pendidik adalah sebagai

fasilitator karena informasi diperoleh peserta didik sendiri,

dan pendidik hendaknya menciptakan lingkungan yang

(42)

Menurut Piaget terjadinya perubahan perkembangan

terbentuk dari pengalaman-pengalaman fisik dan

lingkungan seperti interaksi sosial khusunya dalam kegiatan

diskusi dan berargumentasi karena akan mengembangkan

kemampuan berpikir logis.

Untuk peserta didik dengan usia awal sekolah yaitu

antara 6-8 tahun kondisi mental mereka adalah belum dapat

berfikir abstrak dan terpisah-pisah, maka dari itu

pembelajaran tematik ini dirasa sangatlah membantu bagi

peserta didik usia kelas rendah untuk memahami pelajaran

dengan konteks pembelajaran diri sendiri dan lingkungan

sekitar.

b. Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Dalam teori pembelajaran konstruktivisme peserta

didik hendaknya menemukan sendiri pengetahuan dan

mentransformasikan informasi yang kompleks. Agar

peserta didik dapat memahami dan menerapkan

pengetahuannya mereka harus bekerja keras sendiri, dan

menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri (Slavin,dalam

Trianto 2010).

Untuk dapat mendapatkan informasi, peserta didik

haruslah membangun sendiri pengetahuan di dalam

(43)

pengalaman yang mereka alami. Misalkan saja dari

pengalaman dalam bekerja kelompok peserta didik

memperoleh pengalaman untuk mengemukakan pendapat,

menyampaikan gagasan dan ide, hal tersebut tentunya

sangat berguna bagi mereka karena pengalaman adalah

kunci utama dalam membangun pengetahuan.

c. Teori Vygotsky

Dalam teori belajar ini untuk peserta didik dapat

mempelajari materi haruslah ada kemampuan prasyarat

yang telah dilampaui, contohnya dalam pembelajsaran yaitu

saat akan membuat puisi, maka peserta didik sebelumnya

telah mengetahui apa arti puisi dan aturan menulis puisi.

Apabila kemampuan prasyarat yang diharuskan tidak ada,

maka pastilah peserta didik tidak dapat menuliskan sebuah

puisi.

d. Teori Bandura

Dalam teori Bandura mengatakan bahwa pemodelan

adalah konsep dasar dari belajar sosial. Albert Bandura

berpendapat bahwa sebagian besar manusia belajar melalui

pengamatan dan mengingat tingkah laku orang lain (Arends

dalam Trianto,2010:113)

Pada kenyataannya seseorang belajar dengan model,

(44)

ketika berjalan atau cara berpakaian dan itu dilakukannya

terus-menerus, maka dapat saja anak tersebut meniru cara

berpakaian orang tersebut untuk dijadikannya pula dalam

gaya berbusana.

Dalam hal ini diharapkan pendidik dapat menjadi

model yang baik bagi peserta didiknya, sehingga apa yang

dilakukan oleh pendidik juga dapat ditularkan pada peserta

didiknya. Dengan begitu tentunya ada konsekuensi yang

harus ditanggung, yaitu pendidik haruslah dapat

memberikan contoh yang baik, karena sebagai seorang

model maka bukan tidak mungkin jika contoh yang

diberikan salah juga akan ditiru oleh peserta didk.

e. Teori Bruner

Teori Bruner mengatakan bahwa belajar akan lebih

bermakna apabila peserta didik memusatkan perhatiannya

untuk memahami struktur materi yang dipelajari.

Selain dari memusatkan perhatian hal yang tak

kalah pentingnya adalah belajar aktif sehingga peserta didik

akan memperoleh pemahaman sebagai mana mestinya.

Dalam hal ini pendidik diharapkan dapat memunculkan

suatu permasalahan untuk dapat memacu peserta didik

untuk dapat melakukan penemuan. Penemuan ini yang

(45)

memberikan contoh pada peserta didik sehingga

menemukan hubungan antar bagian dari suatu struktur

materi.

C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian PTK

PTK merupakan sebuah penelitiann yang dilakukan di

dalam kelas dengan upaya untuk untuk memperbaiki

praktik-praktik dalam pendidikan. Menurut Kemmis dan Carr PTK adalah

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh

pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki

pekerjaannya memahami pekerjaan ini serta situasi di mana

pekerjaan ini dilakukan (Kasbolah, 2001:9). Sedangkan menurut

Ebbut, PTK merupakan studi yang dilakukan dalam upaya

memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan

tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah,

2001:9).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK

merupakan penelitian yang bersifat reflektif dan praktis yang dapat

dilakukan oleh pendidik dengan bertujuan memperbaiki

(46)

2. Tujuan PTK

Menurut Suryanto tujuan dari pelaksanaan PTK adalah (Kasbolah,

2001:21):

a. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah.

b. Meningkatkan relevansi pendidikan

c. Meningkatkan mutu pendidikan

d. Meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan

3. Langkah-langkah pelaksanaan PTK.

Langkah-langkah dalam PTK adalah (Susilo, 2007:19) :

a. Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan mencakup 3 hal yaitu:

1) Indentifikasi masalah

2) Analisis penyebab adanya masalah

3) Pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai

pemecahan masalah.

b. Tindakan

Menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu

mempertimbangan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai

landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian

(47)

2) Apakah alternatif tindakan (aksi) yang telah dipercayai

dapat menjawab permasalahan yang muncul?

3) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi)

dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus

dalam proses pembelajaran di kelas?

4) Bagaimanakah cara menguji tindakan (aksi) sehingga

dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan

peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di

kelas yang teliti?

c. Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian

tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan

proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan (aksi) yang

dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Atau bisa

dikatakan sebagai kegiatan merekam informasi dampak dari

pelaksanaan kegiatan tindakan baik dengan atau tanpa alat

bantu. Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini

meliputi data kuantitatif sesuai dengan indikator-indikator yang

ditetapkan.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang

(48)

kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap

berbagai masalah yang muncul di kelas.

D. Peserta Didik kelas III

1. Pengertian peserta didik

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud

peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Murip Yahya,

2008:113).

Sedangkan pendapat lain menerangkan bahwa peserta didik

adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.

Peserta didik memiliki berbagai potensi, seperti : bakat, minat,

kebutuhan (Oemar Hamalik, 2007:7).

2. Karakteristik perkembangan anak usia awal SD

Menurut Trianto (2009:17), karakter anak masa sekolah

dasar (8-10 tahun) adalah:

a. Ciri Khas secara fisik/jasmani

1) Aktif mengembangkan koordinasi otot besar dan kecil.

2) Kekuatan bertambah.

3) Ingin menguasai ketrampilan dasar.

4) Senang olahraga dalam tim dan kegiatan atletik lainnya.

(49)

b. Ciri khas secara mental/kognitif

1) Selalu ingin belajar hal-hal baru.

2) Kemampuan untuk memahami pandangan orang lain mulai

berkembang.

3) Mulai mengenal perasaan malu dalam situasi-situasi

tertentu.

4) Pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan

sekitarnya.

5) Ketrampilan menulis dan berbahasa terus berkembang.

6) Dapat memahami lebih dari ”seluruh” gambar yang ada.

7) Sangat kreatif dan senang menemukan hal-hal baru.

8) Sangat ingin tahu.

9) Mudah mengingat.

10)Mengetahui tentang konsep yang benar dan salah.

c. Ciri khas secara sosial/emosional

1)Lebih mengutamakan teman-teman sebaya dalam

kelompoknya.

2)Pengaruh dari kelompoknya sangat kuat.

3)Lebih peka dalam memilih teman.

4)Umumnya mudah bergaul dan percaya diri.

5)Perilaku bersaing mulai berkembang.

6)Peka untuk bermain jujur.

(50)

8)Kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis

kelamin sama mulai berkembang.

9) Mulai memisahkan diri dari keluarga: dapat berpartisipasi

dalam kegiatan yang terpisah dari keluarga.

10)Selera humor berkembang.

11)Mengalami rangkaian emosi-takut, merasa bersalah dan

marah.

12) Mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya,

meskipun secara emosional belum cukup dewasa untuk

mengatasi akibat-akibatnya.

E. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik

PPR dan tematik adalah model pembelajaran yang sama-sama

berangkat dari pengalaman peserta didik dan memberikan pengalaman

kepada peserta didik untuk dapat mengalami sendiri tentang apa yang

dipelajarinya.

Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik adalah dalam

(51)

F. Hipotesis

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflekstif (PPR) dalam

Pembelajaran Tematik dapat meningkatkan competence, conscience,

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian selalu membutuhkan cara untuk melaksanakannya, oleh

karena itu pada bagian ini akan akan dibahas metode penelitian yang

dilakukan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan

untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion pada

peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng dengan penerapan PPR dalam

pembelajaran tematik.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian dengan adanya

tindakan dalam situasi alami untuk memecahkan persoalan-persoalan

praktis (Yonny, dkk,2010:4).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Kanisius Kenteng,

Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta, pada bulan Maret 2011.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III SD Kanisius

Kenteng yang berjumlah 22 orang peserta didik.Objek penelitian ini

(53)

adalah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran

Tematik.

D. Prosedur penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti pertama kali adalah

meminta ijin kepada kepala sekolah dan pendidik kelas III untuk

melakukan penelitian kolaboratif di SD Kanisius Kenteng. Selanjutnya

untuk mendapatkan data kondisi awal peneliti melakukan wawancara

dengan pendidik kelas III dan melakukan observasi pada saat pelajaran

IPS dan Matematika.

2. Rencana Tindakan Penelitian

a.Siklus I

1) Pelaksanaan tindakan

a) Apersepsi

Guru melakukan tanya jawab seputar pekerjaan orang tua

dan masalah pecahan untuk mengetahui kemampuan dan

pemahaman siswa.

b) Peserta didik diminta bermain peran dengan menggunakan

alat peraga yang telah disiapkan oleh pendidik.

c) Pendidik memperlihatkan balok sebagai contoh dari

(54)

d) Guru memberikan soal tentang pecahan dengan cerita dan

siswa diminta menyimak dengan baik

e) Siswa diminta menanggapi cerita yang telah disampaikan

guru,dengan dikaitkan pada lingkungan sekitar

f) Guru memberikan jawaban yang tepat atas cerita tersebut

dengan dikaitkan pada keadaan sekitar.

g) Guru memberikan beberapa soal latihan,dan membahas

jawabannya bersama siswa

h) Siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

i) Guru mengamati siswa dengan mengisi lembar observasi.

j) Guru bersama siswa membahas soal dan hasil pekerjaan

siswa.

k) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari materi yang

dipelajari

l) Refleksi: Kesulitan yang masih dialami siswa dan tindak

lanjutnya

2) Pelaksanaan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar

(55)

b) Melakukan penelitian hasil tes.

c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase

tingkat keberhasilan siswa.

4) Refleksi

a) Mengindentifikasi kesulitan dan hambatan.

b) Membuat suatu kesimpulan.

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

a) Apersepsi

Guru dan siswa mengingat kembali pelajaran yang telah

diberikan pada hari sebelumnya dengan tanya jawab lisan.

b)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c) Guru kembali mengulang sedikit tentang materi yang pernah

disampaikan dengan tujuan agar siswa tidak lupa.

d)Guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu.

e) Guru mengamati siswa dengan mengisi lembar observasi.

f) Tematik, Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan

soal di depan kelas,dan meminta siswa lain untuk

menanggapi pekerjaan temannya.

g)Guru menanggapi hasil pekerjaan siswa dan memberikan

(56)

h)Refleksi:Kesulitan yang masih dialami siswa dan tindak

lanjutnya.

c. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPS dan

Matematika secara tematik sesuai dengan rancangan.

b. Peneliti melakukan penilaian yang mencakup penilaian

competence, conscience, dan compassion yang dirangkum

dalam bentuk skor dan digabung menjadi nilai akhir pada

setiap siklus.

2) Pelaksanaan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan

menggunakan lembar pengamatan.

b) Melakukan penelitian hasil tes dan non tes.

c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase

tingkat keberhasilan siswa.

4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan,

b) Memaknai arti dan proses pembelajaran.

(57)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi umum,

observasi pendidik, observasi peserta didik, observasi kelas, dan

wawancara terhadap pendidik. Dengan begitu diharapkan dapat

mendapatkan data yang akurat.

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah:

a. Instrumen pengamatan aktivitas pendidik

b. Instrumen pengamatan terhadap peserta didik.

c. Catatan anekdotal.

d. Evaluasi.

e. Tes skala pengukuran non tes

F. Metode Pengumpulan Data

Suatu penelitian sangat membutuhkan banyak data.Teknik

pengumpulan data yang kami gunakan adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak

antara pewawancara dengan yang diwawancarai, yang

dilaksanakan secara tatap muka, baik secara langsung maupun

secara tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban dari

yang diwawancarai (Masijo, 2009:29). Dalam penelitian ini

(58)

dengan tujuan ingin mengetahui berbagai masalah yang ada pada

kelas III dan karakteristik peserta didik kelas III.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang

dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti

terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masijo,

2009:19). Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan

tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan di dalam kelas yang

berkaitan dengan competence, conscience, dan compassion.

Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar

observasi dan catatan anekdotal.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data

melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku tentang pendapat (Masijo, 2009:19). Dalam hal ini

penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengumpulkan daftar

nilai peserta didik kelas III pada mata pelajaran IPS dan

Matematika. Dengan mengetahui daftar nilai peserta didik kelas III

diharapkan nantinya dapat mengetahui permasalahan yang ada

pada kelas III. Foto dan video saat penelitian juga dibutuhkan

(59)

d. Tes Evaluasi

Soal-soal evaluasi diberikan kepada peserta didik saat

setelah materi selesai dijelaskan dengan tujuan untuk untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap

materi yang telah diajarkan dan dibahas. Hasil yang didapat dari

tes evaluasi tersebut adalah berupa nilai yang merupakan aspek

competence.

G. Teknik Analisis Data

Untuk analisis data peneliti menggunakan beberapa langkah.

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan data pra penelitian.

b. Mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan

compassion) yang dicapai siklus I.

c. Mendeskripsikan proses dan hasil (competence, conscience dan

compassion) yang dicapai siklus II.

d. Membandingkan competence, conscience, compassion sebelum

dan sesudah penerapan PPR.

Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan

nilai dan jumlah siswa yang tuntas belajar. Untuk pengukuran

competence peneliti menggunakan kriteria ketuntasan belajar yaitu

(60)

competence dihitung jumlah siswa yang mendapat nilai yang sudah

memenuhi KKM (%) dengan rumus sebagai berikut:

X ( % ) = x 100%

( n: Jumlah siswa yang memenuhi KKM N: Jumlah seluruh siswa).

Sedangkan untuk menghitung rata-rata kelas adalah:

M =

(M: nilai rata-rata, Jumlah nilai siswa satu kelas, N; Jumlah

siswa)

Untuk conscience dan compassion peneliti menggunakan alat

ukur non tes yaitu skala sikap dan skala minat. Sedangkan untuk hasil

akhir peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

CI x 70% + CII x 15% + CIII x 15% Hasil Akhir =

100 Keterangan:

CI : Competence

CII : Conscience

(61)

43  BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Deskripsi Sekolah

SD tempat Pelaksanaan penelitian adalah di SD Kanisius

Kenteng.SD Kanisius Kenteng beralamat di Kenteng 1, Kembang,

Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. SD ini tidak terletak di tepi jalan

raya tetapi berada di tepi jalan kampung. SD Kanisius Kenteng berhimpit

dengan sebuah bangunan masjid.

SD Kanisius memiliki batas-batas sebagai berikut : sebelah selatan

berbatasan dengan pasar kenteng, sebelah utara berbatasan dengan

wilayah kenteng II, sebelah timur berbatasan dengan puskeswan,

sedangkan sebelah barat merupakan batas dari wilayah lingkungan

kenteng I sendiri.

1. Visi Sekolah

Visi sekolah adalah : “BERPRESTASI, BERBUDI,

BERBUDAYA, BERWAWASAN, IPTEK BERDASARKAN NILAI-NILAI CINTA KASIH”

Berdasarkan visi tersebut sekolah merumuskan indikator

ketercapaian visi sebagai berikut :

a. Unggul dalam pengembangan kurikulum.

b. Unggul dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

(62)

   

d. Unggul dalam prestasi non akademik.

e. Unggul dalam pendidikan budi pekerti.

f. Unggul dalam pelestarian budaya yang merupakan

keunggulan lokal.

g. Unggul dalam Iptek.

h. Unggul dalam nilai-nilai cinta kasih.

2. Misi Sekolah

a. Mengacu indikator visi a. tentang : “ Unggul dalam

pengembangan kurikulum “ antara lain :

1) Melaksanakan pengembangan kurikulum sekolah.

2) Melaksanakan pengembangan pemetaan materi

(SK,KD, Indikator) dan penilaian.

3) Melaksanakan pengembangan perangkat

pembelajaran silabus.

4) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.

5) Melaksanakan penetapan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

6) Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

7) Melaksanakan pengembangan panduan guru.

b. Mengacu indikator b. tentang : “ Unggul dalam pelaksanaan

proses pembelajaran “.

(63)

   

2) Melaksanakan pengembangan metode pembelajaran

yang PAIKEM.

c. Mengacu indikator visi c. tentang : Unggul dalam prestasi

akademik : Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan

secara intesif sehingga siswa berkembang secara optimal

sesuai dengan potensinya dan meningkat tingkat

ketuntasannya.

d. Mengacu indikator Visi d. tentang : Unggul dalam prestasi

non akademik : Melaksanakan pengembangan kegiatan

bidang kesenian.

e. Mengacu indikator Visi e. tentang : Unggul dalam

pendidikan budi pekerti : Menumbuh kembangkan

pendidikan budi pekerti.

f. Mengacu indikator Visi f. tentang : Unggul dalam

pelestarian budaya yang merupakan keunggulan local :

Melestarikan budaya yang merupakan keunggulan lokal.

g. Mengacu indikator visi g. tentang : unggul dalam iptek :

Melaksanakan pengembangan bidang iptek.

h. Mengacu pada indikator Visi h. tentang : Unggul dalam

nilai-nilai cinta kasih : Menumbuhkembangkan nilai-nilai

(64)

   

3. Tujuan Sekolah

Dalam kurun waktu 4 ( empat ) tahun dari tahun ajaran

2008 / 2009 sampai dengan tahun ajaran 2011 / 2012 tujuan yang

akan dicapai sekolah antara lain :

a. Menjadikan sekolah berstandar nasional.

b. Sekolah mengembangkan pemetaan SK, KD, Indikator dan

penilaian semua mata pelajaran kelas 1 s.d. VI dan

dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran

berikutnya.

c. Sekolah mengembangkan silabus untuk semua mata

pelajaran kelas I s.d. VI dan dievaluasi serta direvisi setiap

awal tahun ajaran berikutnya.

d. Sekolah mengembangkan penilaian yang meliputi Ulangan

Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir

Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian semua mata

pelajaran.

e. Sekolah menganalisa Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

semua mata pelajaran.

f. Sekolah mengembangkan RPP untuk semua mata

pelajaran kelas I s.d VI dan dievaluasi serta direvisi setiap

(65)

   

g. Sekolah mengembangkan panduan guru untuk semua mata

pelajaran kelas I s.d. VI dan dievaluasi serta direvisi setiap

awal tahun ajaran berikutnya.

h. Sekolah mengembangkan pengelolaan kelas, kelas I s.d. VI

dan dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran

berikutnya.

i. Sekolah mengembangkan metode pembelajaran PAIKEM.

j. Meningkatkan pencapaian nilai rata-rata UASBN dari

22,96 ( untuk 3 mata pelajaran yang diunaskan) pada tahun.

2007 / 2008 menjadi :

1) Tahun Pelajaran 2008 / 2009 menjadi 23,46

2) Tahun Pelajaran 2009 / 2010 menjadi 23,96

3) Tahun Pelajaran 2010 / 2011 menjadi 24,46

4) Tahun Pelajaran 2011/2012 menjadi 24,96

k. Proporsi siswa yang melanjutkan ke SMP yang diminati

100%.

l. Setiap tahun ada siswa yang menang dalam lomba mata

pelajaran ditingkat kecamatan, BKS dan Kabupaten.

m. Sekolah menjuarai berbagai lomba seni.

n. Mengembangkan pendidikan budi pekerti malalui setiap

mata pelajaran.

o. Menumbuhkembangkan budaya yang menjadi keunggulan

(66)

   

p. Sekolah mengembangkan pendidikan Teknologi dan

Informasi.

q. Menumbuhkankembangkan nilai-nilai Kristiani.

B. Kurikulum Kelas III

Kurikulum yang digunakan di SD Kanisius Kenteng adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Dalam pelaksanaannya

peran orang tua dan lingkungan juga sangat berpengaruh, karena

pembelajaran dapat dimulai dan dilakukan di mana saja, terutama dalam

lingkungan tempat tinggal sehari-hari.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan tematik

yang menggabungkan 2 mata pelajaran, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), dan Matematika. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar ini akan membahas khusus tentang tema keluarga. SK dan KD yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Ilmu Pengetahuan Sosial:

Tabel 4.1

SK,KD Mata Pelajaran IPS

Standar

(67)

   

Matematika :

Tabel 4.2

SK,KD Mata Pelajaran Matematika

Standar

3.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana

C. Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kenteng

Berdasarkan hasil wawancara terhadap wali kelas IIIC dan observasi

dapat diketahui beberapa karakteristik peserta didik diantanya adalah:

a. Peserta didik kelas III merupakan peserta didik yang kurang

mempunyai sikap peduli terhadap teman maupun pendidik. Hal

tersebut tampak ketika mereka pelajaran banyak peserta didik yang

kurang memperhatikan pendidik, ataupun saat mengerjakan tugas yang

diberikan cenderung ribut sendiri sehingga mengganggu teman

lainnya.

b. Peserta didik kurang disiplin. Mereka tidak segera menyelesaikan

tugas-tugas yang diberikan pendidik.

c. Kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya. Mereka

(68)

   

Berikut adalah daftar peserta didik kelas III:

Tabel 4.3

Daftar Peserta Didik

No. Absen

No. Induk Nama Peserta Didik Keterangan

1. 2486 A P

Dari 22 jumlah peserta didik pada kelas III, ada 1 peserta didik

yang mengalami permasalahan yang cukup serius dan biasa disebut

dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Peserta didik tersebut adalah

peserta didik dengan nomor 22. Karena kekurangannya tersebut maka

peserta didik ini pun mendapatkan pelayanan yang berbeda dengan peserta

(69)

   

dipaksakan untuk mengikuti pelajaran, sehingga pada siklus 1 maupun 2

peserta didik nomor 22 tersebut tidak mengikuti siklus yang telah

direncanakan.

Di dinding kelas terdapat banyak papan administrasi kelas, antara

lain nama peserta didik, jadwal pelajaran, dan juga hasil karya peserta

didik berupa gambar dan sebagainya. Sedangkan mata pelajaran yang akan

diteliti adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan

Matematika. Untuk melakukan penelitian tentunya peneliti mencari waktu

yang tepat dan juga menyesuaikan jadwal yang ada. Namun karena pada

hari Rabu kedua mata pelajaran tersebut berada pada hari yang sama,

maka peneliti tidak perlu mengganti jadwal pelajaran, dan dapat berjalan

(70)

   

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Pra Penelitian

Pada tahap ini peneliti akan mencari permasalahan yang

terjadi di kelas III dengan melakukan wawancara dan melakukan

observasi kepada pendidik kelas III, observasi peserta didik, dan

observasi kelas. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah

beberapa lembar panduan pengamatan, panduan wawancara, dan

catatan anekdotal. Semuanya akan peneliti uraikan berikut ini:

a. Observasi dan Wawancara dengan pendidik

Observasi dilakukan pada saat pelajaran IPS dan Matematika,

untuk mengetahui hasil dari observasi dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Pendidik

No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

1. Pendidik memeriksa kesiapan belajar peserta didik √

Pendidik melakukan Tanya jawab singkat dengan peserta didik

2. Pendidik memeriksa kelengkapan

alat tulis. √

Pendidik mengecek alat tulis yang dibawa peserta didik

(71)

   

No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

3. Pendidik melakukan apersepsi. √

Pendidik mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

4. Pendidik menjelaskan tujuan

pembelajaran. √

Pendidik

mengatakan pada peserta didik tujuan mempelajari materi tersebut

5.

Pendidik mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik.

Pendidik memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.

Pendidik

mengelompokkan peserta didik

7. Pendidik memberi umpan balik atas jawaban peserta didik. √

Pendidik

menanggapi jawaban peserta didik

8.

Pendidik memberi pertanyaan panduan untuk direfleksikan peserta didik.

Pendidik tidak melakukan refleksi dengan peserta didik

9.

Pendidik memberikan tugas pada peserta didik untuk melakukan tindakan tertentu sesuai materi.

Pendidik tidak memberi tugas pada peserta didik

10. Pendidik memberikan soal

evaluasi. √

Pendidik

Gambar

Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tabel 4.1 SK,KD Mata Pelajaran IPS
Tabel 4.2 SK,KD Mata Pelajaran Matematika
Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

memadai bahwa transaksi yang dicatat atau yang sudah terjadi adalah sah, telah diotorisasi, telah dicatat, dan dinilai dengan wajar. Sistem informasi yang baik akan

Dalam pembuatan pelengkap busana ini limbah plastik sebagai bahan dasar dilapisi dengan kain perca yang memang banyak dimiliki oleh para penjahit.. Limbah kain perca

Pada Acara ini akan diusulkan kepada RUPS Tahunan untuk melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

16 Pada saat pemerintah menerapkan kebijakan pemberlakuan pajak per unit produk yang dijual oleh produsen, harga bersih (setelah pajak) yang diterima oleh produsen

Belanja Daerah tahun anggaran 2010 merupakan formulasi kebijakan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam rangka melaksanakan urusan

12 Jadi implikasi yang dimaksud disini ialah pembiasaan membaca asmaul husna dan surat yasin melibatkan diri dalam pembentukan.