• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul."

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL Ignatius Erdha Atung Yudha

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi uang dan perbankan dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan competence, conscience, dan

(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN LEARNING MONEY AND BANKING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE TENTH C

GRADE STUDENTS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 OF KASIHAN BANTUL

Ignatius Erdha Atung Yudha Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to improve competence, conscience and compassion of students in studying economics with the topic : money and banking by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).

This is a classroom action research, and implemented on the tenth C grade students at State Senior High School 1 of Kasihan Bantul. This research was conducted in two cycles and each consists of four steps : planning, action, observation, and reflection. The main components of implementing of RPP consist of context, experience, reflection, action, and evaluation. Data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. Data processing analysis were descriptive and comparative analysis.

(3)

i

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN

PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,

CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA KELAS XC

SMA NEGERI I KASIHAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

OLEH :

IGNATIUS ERDHA ATUNG YUDHA NIM : 081334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Persembahan:

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

® Tuhan Yesus atas kasih, penyertaan, dan bimbingan yang luar biasa.

® Bapak dan Ibu yang ada bersama-Nya. Bu, Pak…janjiku terpenuhi, kupercaya Bapak dan Ibu di sana pasti merasakan kebahagiaan ini.

Love u dad…mom…miss them so much…

® Mbak Vitta dan Mas Wuri, semua sudah selesai. Matur nuwun semuanya.

® Keluarga Besar Muradi Sewayan (budhe-budhe, pakdhe-pakdhe, mas, mbak, dan ponakan), terima kasih atas semuanya…

(7)

v

MOTTO

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan

Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada

waktunya. (1 Petrus 5:6)

Semua tidak ada yang mustahil

jika kita mau berusaha untuk

mendapatkannya. (Erdha AY)

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Maret 2015

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ignatius Erdha Atung Yudha

Nomor Mahasiswa : 081334020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA KELAS XC SMA NEGERI I KASIHAN BANTUL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Maret 2015

Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL

Ignatius Erdha Atung Yudha Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi uang dan perbankan dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(11)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN LEARNING MONEY AND BANKING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE TENTH C

GRADE STUDENTS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 OF KASIHAN BANTUL

Ignatius Erdha Atung Yudha Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to improve competence, conscience and compassion of students in studying economics with the topic : money and banking by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).

This is a classroom action research, and implemented on the tenth C grade students at State Senior High School 1 of Kasihan Bantul. This research was conducted in two cycles and each consists of four steps : planning, action, observation, and reflection. The main components of implementing of RPP consist of context, experience, reflection, action, and evaluation. Data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. Data processing analysis were descriptive and comparative analysis.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang telah disusun berjudul

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Pembelajaran Materi Uang dan

Perbankan Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C)

Siswa Kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan, nasihat,

kerja sama, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., Msi., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku dosen

pembimbing yang dengan sabar memberi pengarahan dan nasihat selama

proses penulisan skripsi ini,

5. Ibu Natalina Premastusti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku dosen peguji

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

(13)

xi

6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini,,

7. Staf pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang

telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan,

8. Ibu Novianti, S.Pd., yang setia dan penuh sabar bekerja sama untuk

menjadi guru mitra dalam penelitian ini,

9. Siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul yang telah banyak

membantu untuk kelancaran pelaksanaa penelitian,

10. Bapak dan Ibu di surga, semuanya sudah kuselesaikan dan kupenuhi

dengan baik. Terima kasih atas semangat yang diberikan melalui kasih

selama ini,

11. Mbak Vitta dan mas Wuri, support yang begitu luar biasa sehingga semua

ini dapat terselesaikan dengan baik, maaf ya agak lama …,

12. Budhe LM. Siti Lumantari, S.Pd AUD dan Pakdhe Ag. Sudaryadi yang

tidak henti-hentinya mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan

skripsi ini,

13. Keluarga Besar Muradi Sewayan (Kel. Depok, Kel. Magelang, Budhe

Suster, kakak-kakak sepupu, dan ponakan-ponakan), terima kasih atas doa

dan semangatnya,

14. Sesilia Susanti S.Pd, terima kasih atas perhatian, dukungan, pengertian dan

(14)

xii

15. Keluarga besar UBSD (Mbak Mia, Rohmi, Mas Krisna) terima kasih buat

keceriaan selama ini sehingga penulis bisa melupakan sejenak kebosanan

yang ada,

16. Teman-teman PPR (Wawan, Tika, Nea, Hasto, Yuda, Robert, Moris) yang

sudah mau berbagi dan menyumbangkan ide demi kelancaran skripsi ini,

17. Semua teman PAK angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaan yang

tak terlupakan selama ini,

18. Keluarga besar PT Asuransi Wahana Tata Cabang Yogyakarta,

terimakasih atas dorongan dan doa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang

membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

(16)

xiv

1. Pengertian PPR ... 7

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion ... 8

3. Tahap-tahap Pembelajaran dengan PPR ... 10

B. Penelitian Tindakan Kelas... 14

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 14

2. Tahap-tahap PTK ... 15

C. Materi Ajar ... 15

D. Kerangka Berfikir... 21

E. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitain ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian... 25

E. Teknik Pengmpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 35

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 37

C. Sistem Pendidikan SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 39

D. Kurikulum SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 39

(17)

xv

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 47

1. Pra Penelitian ... 47

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 54

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 75

B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 89

1. Aspek Competence ... 89

2. Aspek Conscience ... 91

3. Aspek Compassion ... 93

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Saran ... 98

B. Keterbatasan Penelitian ... 99

C. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Konservi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 33

Tabel 3.2 Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi ... 34

Tabel 4.1 Standar Isi KTSP Kelas X ... 41

Tabel 4.2 Standar Isi KTSP Kelas XI dan XII Program IPA ... 42

Tabel 4.3 Standar Isi KTSP Kelas XI dan XII Program IPS ... 43

Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri I Kasihan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 45

Tabel 5.1 Hasil Observasi Guru pada Pra Penelitian ... 49

Tabel 5.2 Hasil Observasi Siswa pada Pra Penelitian ... 52

Tabel 5.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 64

Tabel 5.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 67

Tabel 5.5 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Pada Siklus I ... 68

Tabel 5.6 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus I ... 69

Tabel 5.7 Hasil Refleksi Siswa Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus I ... 71

Tabel 5.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 81

Tabel 5.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 83

(19)

xvii

Tabel 5.11 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model

Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus II .. 85

Tabel 5.12 Hasil Refleksi Siswa Mitra Terhadap Perangkat dan Model

Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus II .. 87

Tabel 5.13 Rata-rata Skor Aspek Competence ... 90

Tabel 5.14 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus I) .... 91

Tabel 5.15 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus II) ... 91

Tabel 5.16 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus I dan

siklus II) ... 92

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 113

Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 122

Lampiran 4 : Lembar Observasi Guru ... 123

Lampiran 5 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 124

Lampiran 6 : Hasil Observasi Guru Pra Penelitian ... 126

Lampiran 7 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 127

Lampiran 8 : Hasil Observasi Guru Siklus I ... 129

Lampiran 9 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 130

Lampiran 10 : Hasil Observasi Guru Siklus II ... 132

Lampiran 11 : Lembar Obsevasi Kegiatan Siswa ... 133

Lampiran 12 : Lembar Observasi Siswa ... 134

Lampiran 13 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 135

Lampiran 14 : Hasil Obsevasi Siswa Pra Penelitian ... 137

Lampiran 15 : Hasil Obsevasi Siswa Siklus I ... 138

Lampiran 16 : Hasil Obsevasi Siswa Siklus II ... 139

Lampiran 17 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 140

Lampiran 18 : Lembar Obsevasi Kelas/Kelompok ... 141

Lampiran 19 : Hasil Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ... 142

(21)

xix

Lampiran 21 : Hasil Observasi Kelas/Kelompok Siklus I ... 145

Lampiran 22 : Hasil Observasi Kelas/Kelompok Siklus II ... 146

Lampiran 23 : Soal Pre-Test Siklus I ... 147

Lampiran 24 : Soal Post-Test Siklus I... 149

Lampiran 25 : Kunci Jawaban Pre-Test dan Post-Test Siklus I... 151

Lampiran 26 : Soal Pre-Test Siklus II... 152

Lampiran 27 : Soal Post-Test Siklus II ... 154

Lampiran 28 : Kunci Jawaban Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 156

Lampiran 29 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus I ... 157

Lampiran 30 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 158

Lampiran 31 : Pertanyaan Refleksi dan Aksi Beserta Jawaban Dari Siswa .. 159

Lampiran 32 : Cerita “Kisah Dompet Yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran 170 Lampiran 33 : Cerita “Dua Manusia Super Di Pinggir Jalan” ... 173

Lampiran 34 : Jawaban Peta Konsep ... 176

Lampiran 35 : Jawaban Permainan Example Non Example... 177

Lampiran 36 : Kuesioner Sikap Belajar ... 178

Lampiran 37 : Kuesioner Minat Belajar ... 179

Lampiran 38 : Kuesioner Penilaian Moral Nilai Kejujuran ... 180

Lampiran 39 : Kuesioner Penilaian Moral Nilai Kerjasama ... 181

Lampiran 40 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 182

(22)

xx

Lampiran 42 : Instrumen Refleksi Siswa Terhadap PPR ... 185

Lampiran 43 : Perhitungan Rumus Konversi ... 186

Lampiran 44 : Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian ... 187

Lampiran 45 : Hasil Pengolahan Data Siklus I ... 191

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa

sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar

mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini,

guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis

dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan

yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan

nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah

satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah

lemahnya proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di

sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam

pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan

metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di

kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang

(24)

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik

saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih

mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini

dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu

didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru

menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mencatat, dan

mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa

untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak

kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Dalam menerapkan suatu pembelajaran, guru tidak hanya

meningkatkan nilai akademik saja, melainkan juga harus meningkatkan

sikap yang baik dan kepedulian terhadap sesama. Dalam penelitian ini,

peneliti akan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), yang

menekankan pada pengembangan aspek kompetensi (competence), suara

hati (conscience), dan kepedulian (compassion). Pada intinya, PPR

meliputi lima tahap dalam kegiatan pembelajaran yaitu konteks,

pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Kelima aspek itu perlu dijabarkan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran berpola PPR belum banyak diterapkan pada

sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode yang

digunakan dalam sekolah tersebut masih terlihat kurang menanamkan

(25)

ilmu yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut sesuai dengan pengamatan

peneliti di SMA Negeri I Kasihan Bantul. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X, ditemukan

beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa masih

mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan dengan

aspek competence. Selain itu dalam mengerjakan soal ujian ada beberapa

siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya sehingga

menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini berkaitan dengan

aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang mampunya siswa

menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi kelompok, hal tersebut

berkaitan dengan aspek compassion.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeyakinan bahwa

pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat

meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Dengan

demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas

dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam

Pembelajaran Materi Uang dan Perbankan untuk Meningkatkan

Competence, Conscience, dan Compassion siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

(26)

1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

2. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru dalam

penyampaian materi.

3. Model pembelajaran yang disampaikan guru hanya berorientasi pada

kemampuan kognitif atau nilai akademik.

4. Guru kurang mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam

pembelajaran.

C.Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas agar

tidak terlalu luas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada

penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Uang

dan Perbankan di kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul, untuk

meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion (3C) siswa.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan

masalah yaitu :

1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi

(27)

2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi

Uang dan Perbankan?

3. Bagaimana meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi

Uang dan Perbankan?

4. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran materi Uang dan

Perbankan dapat meningkatkan competence, conscience dan

compassion siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk meningkatkan competence siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

pembelajaran materi Uang dan Perbankan.

2. Untuk meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

pembelajaran materi Uang dan Perbankan.

3. Untuk meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

(28)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Guru Mitra

Untuk mengembangkan strategi pembelajaran berbasis penelitian yang

memiliki karakteristik pendekatan yang relatif sama, sehingga terbentuk

profesionalisme pendidik atau guru dalam meningkatkan mutu

pembelajaran.

2. Siswa

Siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul difasilitasi untuk

meningkatkan competence, conscience dan compassion (3c) melalui

penerapan PPR dalam pembelajaran materi Uang dan Perbankan.

3. Peneliti

Sebagai calon guru, penelitian ini dapat menjadi pengalaman dan bekal

bagi peneliti untuk memanfaatkan dan menerapkan paradigma pedagogi

reflektif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan

pendidikan saat ini yaitu berpusat pada siswa.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran dan

(29)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Menurut Subagya (2010:22), Paradigma Pedagogi Reflektif

merupakan pola piker (paradigma=pola pikir) dalam

menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan

(pedagogi relektif=pendidikan kemanusiaan). Siswa diberi

pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi

dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan

berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat

dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Sedangkan berdasarkan

Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “paradigma” berarti sebuah model dari teori ilmu pengetahuan. Pengertian istilah paradigma dalam

hal ini dapat diartikan sebagai sebuah model atau pendekatan dalam

proses pembelajaran. Kata Pedagogi artinya cara para pengajar

mendampingi para siswa dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya. Pedagogi tidak cukup diartikan sebagai metode

mengajar atau ilmu mendidik saja, namun pedagogi mengandung

pengertian yang lebih luas karena meliputi pandangan hidup dan visi

mengenai idealnya seorang siswa. Kata Reflektif berarti menyimak

(30)

reaksi spontan agar dapat menangkap maknanya lebih dalam. Jadi

refleksi mengandung pengertian sebuah proses yang mampu

memunculkan makna dalam pengalaman manusia. Refleksi

berhubungan erat dengan pengalaman batin untuk menemukan

kembali nilai hidup yang hakiki. Refleksi juga merupakan proses

membentuk karakter atau kepribadian dan melahirkan kebebasan

dalam penentuan sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan

demikian proses refleksi akan membentuk suara hati, seperti

keyakinan, nilai sikap, dan cara bernalar siswa sehingga akan

menghantarkan siswa dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat

sesuai pengertian dan kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Paradigma

Pedagogi Reflektif merupakan suatu pendekatan atau model

pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai

hidup dalam proses pendidikan sebagai pijakan dalam menentukan

sikap atau perilaku. Selain itu PPR juga dapat diartikan sebagai pola

pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa

menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

2. Pengertian Competence, Conscience dan Compassion (3C)

Pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk

(31)

a. Competence menurut P3MP USD (2010:31) merupakan

pembelajaran berbasis Ignasian yang terdiri dari unsur kognitf dan

psikomotorik. “Namun demikian di sana termuat juga sebagian afektif meskipun terbatas kaitannya dengan keilmuan (akademik),

misalnya sikap dan minat” P3MP USD (2010:31). Jadi competence dalam hal ini dimaksudkan tingkat kecerdasan akan nilai dalam

mengerjakan evaluasi sehingga memperoleh skor yang tinggi

(kognitif), ketrampilan siswa yang ditunjukkan dalam proses

pembelajaran (psikomotorik), dan tanggapan siswa terhadap proses

pembelajaran yang dilihat dari sikap dan minat siswa (afektif).

b. Conscience adalah kemampuan dalam mengolah kepekaan afeksi

dan perasaan. Aspek conscience mengandung unsur-unsur moral

yang membedakan antara benar dan salah. Aspek ini berhubungan

erat dengan nurani yang memberi informasi untuk mengambil

nilai-nilai kehidupan sebelum melakukan sebuah niat atau tindakan

(http://en.wikipedia.org/wiki/Conscience). Kepekaan melihat nilai

kehidupan dalam pembelajaran merupakan kunci terbentuknya

conscience yang mengandung makna sesuai dengan tatanan yang

ada, misalnya kedisiplinan dan ketelitian. Aspek conscience yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah nilai kejujuran.

c. Compassion merupakan niat atau tindakan langsung yang

dilakukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

(32)

pada conscience. Compassion memiliki “...spirit bahwa peolehan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik adalah dalam konteks

pengabdian pada orang lain” P3MP USD (2010:31). Aspek compassion yang ingin dikembangkan adalah nilai kerja sama.

3. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif

PPR merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Tiga unsur utama PPR adalah pengalaman,

refleksi, dan aksi. Sedangkan unsur lainnya adalah konteks dan

evaluasi.

a. Konteks

Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai proses

penggalian pengalaman atau pengetahuan pada siswa untuk

mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami tentang bahan

ajar yang akan dipelajari. Tahap konteks dalam PPR ini sama

dengan apersepsi dalam pembelajaran berpola KTSP. Banyak

cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan

konteks. Salah satunya adalah dengan tanya jawab. Melalui tanya

jawab, siswa diajak untuk melihat kembali pengalaman belajar

yang sudah pernah mereka dapatkan sebelumnya. Selain itu

konteks juga dapat mengajak siswa untuk mengetahui realita yang

(33)

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan kegiatan yang memuat pemahaman

kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi,

selaras, dan seimbang. Siswa dapat mendalami makna yang

dipelajari apabila dapat memahami secara akurat bahan ajar yang

dipelajari. Bahan ajar tersebut dapat dipelajari siswa secara

mandiri, bukan karena guru yang aktif menjelaskan. Selanjutnya

siswa dapat menyelesaikan latihan dari apa yang sudah dipelajari.

Untuk itu seluruh pikiran, hati, dan kehendak harus terlibat secara

aktif dalam memperoleh pengalaman.

Dalam PPR, pengalaman merupakan unsur utama dalam

mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Sering kali guru tidak

mungkin menyediakan pengalaman langsung mengenai nilai-nilai

kemanusiaan tersebut. Untuk itu siswa difasilitasi dengan

pengalaman yang tidak langsung. Pengalaman tidak langsung

dapat diciptakan, misalnya dengan membaca cerita atau melihat

tayangan video yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan.

Selanjutnya guru dapat mengajak siswa untuk membayangkan

cerita tersebut. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri

(meskipun secara tidak langsung), dan memperoleh pengalaman

mengenai nilai kemanusiaan, bukan karena mendapat informasi

(34)

c. Refleksi

Refleksi merupakan kekhasan dari proses pembelajaran

berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif. Pada dasarnya refleksi

berarti meninjau kembali pengalaman yang sudah diperoleh oleh

siswa. Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu

untuk merefleksikan. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening

untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi

siswa dapat memahami, mendalami dan meyakini makna nilai

yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa

membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung

dalam pengalamannya itu.

Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan

makna dalam setiap pengalamannya. Hal ini dapat dilakukan

dengan melalui cara-cara berikut (Modul Tim PPR, 2010):

1) Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami. 3) Memperdalam implikasi-implikasi yang telah dimengerti. 4) Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang

kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran.

5) Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap.

d. Aksi

Aksi merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran. Aksi

mengacu pada kebutuhan batin manusia yang didasarkan pada

pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi dalam PPR dapat

(35)

mentah apabila hanya menghasilkan pemahaman dan

reaksi-reaksi afektif saja. Refleksi akan berkembang kalau menghasilkan

tekad maupun keputusan untuk bertindak secara konkret.

Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar

siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai

dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan

berperilaku dari kemauannya sendiri, siswa membentuk

pribadinya agar nantinya (lama-kelamaan) menjadi pejuang bagi

nilai-nilai yang direfleksikannya (Modul Tim PPR, 2010).

e. Evaluasi

Penilaian merupakan bagian penting dalam proses belajar.

Dengan penilaian, akan diketahui sejauh mana kemajuan yang

telah dicapai selama proses belajar. Evaluasi merupakan tinjauan

untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam pembelajaran

baik siswa maupun guru. Namun sering kali penilaian hanya

digunakan untuk mengukur kemajuan akademik. Dalam PPR,

fokus penilaian tidak hanya dalam hal kemajuan akademik, tetapi

lebih integral lagi yaitu memperhatikan pada pertumbuhan siswa

secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun makhluk

sosial.

Jadi dengan adanya evaluasi siswa dapat memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya secara

(36)

kegiatan yang selaras dengan menjadi manusia demi diri sendiri

dan orang lain. Adapun bagi guru, evaluasi bermanfaat untuk

mengetahui sejauh mana proses belajar yang disampaikan

membantu para siswa dapat memahami dan menilai pengalaman

mereka, pembentukan nilai-nilai, dan menjadi pelaku perubahan

pola pikir, sikap dan tindakan sosial (Modul Tim PPR, 2010).

B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

sekelompok guru untuk dapat mengorganisasikan kondisi praktik

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri

(Wiraadmaja, 2006:13).

Pendapat lain tentang PTK dikemukakan oleh Wijaya Kusumah

dan Dedi Dwitagama, yaitu (2009:9):

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan

penelitian yang dilakukan oleh guru dalam suatu kelas dengan

melaksanakan tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap

(37)

2. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:39)

tahap-tahap penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan PTK. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu rancangan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.

c. Observasi

Observasi, pengamatan, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat observasi pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya pelaksanaan tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.

C. Materi Ajar

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uang.

Uang merupakan materi yang diajarkan di kelas X semester 2. Materi ini

(38)

„memahami uang dan perbankan‟, dan kompetensi dasar „menjelaskan

konsep permintaan dan penawaran uang„. Materi uang mengandung pembahasan mengenai pengertian, jenis, fungsi dan keterkaitan antara

permintaan dan penawaran.

Konsep uang sangat sering didengar oleh banyak orang.

Kebanyakan orang akan mendefinisikan uang dengan cara yang

sederhana. Jika ditanya mengenai pengertian uang orang akan menjawab

dengan cepat dengan mengatakan bahwa uang adalah suatu benda yang

diterima secara umum sebagai alat tukar dalam kehidupan masyarakat.

Alasan penulis memilih materi ini dikarenakan materi ini sudah

relevan dengan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Uang

digunakan manusia untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Untuk isi materi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut (Sukwiaty,dkk, 2009: 194-199):

1. Pengertian Uang

Dari jaman dahulu masyarakat sudah mengetahui mengenai perdagangan, diawali dari perdagangan dengan cara barter dan sampai saat ini orang sudah mendapatkan alat bantu yang disebut uang dalam memudahkan pertukaran.Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai. Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan mata uang tiap-tiap negara.

Menurut R.J. Thomas, uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang dan jasa, barang berharga lainnya dan pembayaran utang. Sebelum mengenal uang masyarakat melakukan barter dalam setiap transaksi dengan kegiatan barter, namun barter memiliki kelemahan yaitu:

a. Perekonomian barter memerlukan kehendak ganda yang selaras

(39)

c. Membatasi pilihan pembeli

d. Menyulitkan pembayaran dimasa depan e. Sulit menyimpan kekayaan

Beberapa ahli mendefinisikan uang sebagai berikut: Uang adalah sebagai alat tukar (A.C. Pigou), yang dapat diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang (D.H. Robertson) dan pembelian jasa serta kekayaan berharga lainnya dan dapat digunakan untuk pembayaran utang (R.G.Thomas). Secara umum uang dapat diartikan sebagai benda yang disetujui masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar barang dan jasa, dan sebagai alat penghitung kekayaan.

Berdasarkan pengertian mengenai uang, maka kita dapat mengetahui syarat suatu benda dapat dijadikan uang, yaitu:

a. Dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability) b. Tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak

(durability)

c. Nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value)

d. Praktis dan mudah dibawa kemana-mana (portability) e. Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai

(divisibility)

f. Kualitasnya relatif sama (uniformity)

g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)

2. Nilai Mata Uang

a. Nilai Nominal adalah nilai yang tertera pada uang tersebut.

b. Nilai Intrinsik adalah nilai dari bahan yang dipergunakan untuk membuat mata uang tersebut. c. Nilai Riil/Tukar (Nilai Internal) adalah nilai uang

yang diukur dengan kemampuan uang tersebut untuk ditukar dengan barang atau jasa.

d. Nilai Eksternal adalah nilai uang yang diukur dengan kemampuannya untuk ditukarkan dengan valuta asing.

3. Fungsi Uang a. Fungsi Asli

1) Fungsi uang sebagai alat tukar

(40)

2) Sebagai satuan hitung

Berhubungan dengan jasa yang diberikan, jasa dari hasil pekerjaan dapat dinilai dengan satuan uang yang diterima setiap bulan.

b. Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:

1) Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

2) Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.

3) Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang. 4) Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

5) Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

4. Jenis Uang

a. Menurut berlakunya sebagai alat pembayaran

(41)

2) Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalambentuk deposito, cek dan rekening giro yang dikeluarkan oleh bank umum

b. Menurut Nilainya

1) Full Bodied Money adalah uang yang nilai intrinsik/nilai pembuatannya sama dengan nilai nominal/nilai yang tertera pada uang tersebut. Contohnya: uang Rp1.000,00 dibuat dengan bahan yang dihargai Rp1000,00.

2) Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih besar dari pada nilai intrinsiknya. Contohnya: uang kertas Rp100.000,00 dibuat dengan bahan yang kurang dari Rp100.000,00.

c. Menurut bahan pembuatnya

1) Uang kertas (ongkos pembuatannya murah, mudah dibawa)

2) Uang logam (emas dan perak) d. Menurut lembaga yang mengeluarkan

1) Bank sentral (menciptakan uang kartal) 2) Bank umum (menciptakan uang giral)

5. Permintaan Uang

Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Menurut teori Keynes, permintaan uang yang dilakukan oleh masyarakat didasari oleh tiga macam motif yaitu sebagai berikut:

a. Motif Transaksi

Motif transaksi dilakukan karena orang membutuhkan uang tunai untuk melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Berdasarkan motif ini pendapatan sangat memengaruhi permintaan uang. Jika pendapatan nail, nilai barang dan jasa yang kita beli juga naik, sehingga membutuhkan uang lebih banyak untuk transaksi.

b. Motif Spekulasi

Spekulasi berarti melakukan tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di masa depan. Dengan adanya spekulasi berarti akan mengurangi permintaan uang. Motif spekulasi bertujuan untuk mencari keuntungan dari permintaan uang.

c. Motif berjaga-jaga

(42)

ini, fungsi uang adalah sebagai penyimpan nilai kekayaan/aset.

6. Penawaran Uang

Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu teretentu. Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Para ahli ekonomi klasik membedakan teori uang dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:

a. Teori Kuantitas Uang

Teori kuantitas uang mempunyai pandangan bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasenya dengan tingkat harga. Artinya, apabila harga barang bertambah 5%, maka harga-harga juga bertambah 5% dan apabila harga barang berkurang 5%, maka harga-harga juga berkurang 5%.

b. Teori sisa Tunai

Teori sisa tunai menerangkan sifat hubungan antara penawaran dan tingkat harga. Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya.

Adapun penawaran uang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

a. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh masyarakat pada jangka waktu tertentu.

b. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga dapat memengaruhi jumlah uang beredar. Apabila suku bunga rendah, orang enggan untuk menabung di bank sehingga jumlah uang yang beredar banyak.

c. Selera Masyarakat

Pengaruhnya pada saat ada pergantian model atau tren suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut tanpa memengaruhi jumlah uang beredar. d. Harga Barang

Apabila harga barang naik, maka peredaran uang akan semakin cepat karena dibutuhkan banyak uang untuk membeli barang tersebut.

e. Fasilitas Kredit

(43)

f. Kekayaan Masyarakat

Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besar apabila variasi kekayaan masyarakat sedikit. Sebaliknya apabila masyarakat memiliki banyak pilihan bentuk kekayaan, misalnya dalam bentuk tabungan, saham, tanah, dan lain-lain maka jumlah uang yang beredar akan menurun.

D. Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran merupakan suatu alat pendukung yang dapat

membantu guru dalam mengajar di kelas. Siswa akan dapat memahami

materi dengan baik apabila metode pembelajaran yang digunakan pun

sesuai dengan materi. Selain dapat menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi, guru diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan

dalam pembelajaran di kelas. Dengan begitu, siswa akan terbiasa untuk

menerapkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut di luar kelas. Namun

faktanya, sekarang ini masih banyak sekolah-sekolah khususnya sekolah

kristiani yang masih belum menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam

pembelajaran. Guru-guru dalam sekolah tersebut cenderung hanya

menerapkan pemahaman saja tentang materi yang diajarkan, sehingga

hanya nilai akademik saja yang ditingkatkan.

Uang merupakan materi yang berkaitan erat dengan kehidupan

masyarakat pada umumnya. Siswa seharusnya diajarkan bagaimana

menerapkan nilai-nilai kemanusian dalam mempelajari materi uang,

sehingga mereka dapat melatih nilai kemanusiaan yang tumbuh dalam diri

(44)

Penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi menuntut siswa

untuk dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran secara sadar, sehingga

mendapatkan pengalaman yang menjadikan dirinya lebih berkembang.

Pengalaman yang didapatkan akan mereka refleksikan agar dapat

menentukan tindakan selanjutnya, baik dalam memperbaiki sikap buruk

atau pun mengembangkan sikap positif yang telah dilakukan. Aksi yang

dilahirkan tidak spontan namun dapat dievaluasi, sehingga dapat

melahirkan tindakan yang lebih baik dan lebih konkret untuk diterapkan

pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan menerapkan PPR dapat membantu siswa

menyadari kesalahannya dalam menerima penjelasan dan cara belajar

dalam pembelajaran ekonomi, serta membantu siswa mengevaluasi proses

pembelajaran di kelas. PPR membuat siswa berusaha lebih giat untuk

menerima pelajaran lebih baik, sehingga kualitas proses pembelajaran di

kelas akan meningkat. Selain itu PPR mendukung siswa untuk

mengembangkan nilai kejujuran serta kerja sama baik dalam proses

pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

aspek competence, conscience, dan compassion dapat dikembangkan.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang

(45)

1. Penerapan PPR dapat meningkatkan competence siswa kelas XC SMA

Negeri I Kasihan Bantul dalam pembelajaran materi uang.

2. Penerapan PPR dapat meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA

Negeri I Kasihan Bantul dalam pembelajaran materi uang.

3. Penerapan PPR dapat meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA

(46)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK), yaitu penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan

cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan

Dedi Dwitagama, 2009:9). Dalam penelitian ini PTK dilakukan pada

pelajaran ekonomi kelas X dengan menerapkan pembelajaran berpola

Paradigma Pedagogi Reflektif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Kasihan Bantul, Jalan

Bugisan Selatan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

Kabupaten Bantul.

2. Waktu Penelitian

(47)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XC SMA Negeri I

Kasihan Bantul.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan competence, conscience

dan compassion (3c) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul

melalui penerapan PPR pada pembelajaran materi Uang dan

Perbankan.

D. Prosedur Penelitian

1. Pra Penelitian

Pertama yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah

peneliti melakukan observasi kelas pada saat proses pembelajaran

berlangsung di kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul. Setelah itu

peneliti mewawancarai guru mitra yang mengampu pembelajaran

ekonomi pada kelas tersebut mengenai objek penelitian yaitu

mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika guru mengajar

materi uang dalam proses pembelajaran.. Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X,

ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa

masih mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan

(48)

ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya

sehingga menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini

berkaitan dengan aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang

mampunya siswa menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi

kelompok, hal tersebut berkaitan dengan aspek compassion.

Selain itu meminta pendapat guru mengenai penelitian PPR yang

akan dilakukan, khususnya mengenai RPP dan media pembelajaran

yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pelaksanaan

tindakan siklus I dan siklus II melalui lima tahap yaitu, konteks,

pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Siklus kedua merupakan

siklus kelanjutan dari siklus pertama.

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Kegiatan dalam siklus I direncanakan dalam satu kali

pertemuan dengan lama waktu 2 x 45 menit.

1) Perencanaan Tindakan Penelitian

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan tindakan

berupa persiapan penerapan PPR dalam pembelajaran

ekonomi. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

(49)

dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti juga menyusun

instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) Lembar observasi kegiatan guru

b) Lembar observasi kegiatan siswa

c) Lembar observasi kegiatan kelas

d) Soal Tes

e) Kuesioner

f) Lembar refleksi dan aksi

2) Rencana Tindakan Penelitian

Proses pembelajaran siklus I bertujuan untuk meningkatkan

competence, conscience, dan compassion siswa yang bertolak

dari kondisi awal. Tujuan tersebut dirumuskan pada tujuan

pembelajaran sebagai berikut:

a) Competence:

(1) Siswa mampu mendefinisikan uang

(2) Siswa mampu menjelaskan syarat-syarat uang

(3) Siswa mampu menjelaskan fungsi uang

(4) Siswa mampu membedakan jenis uang

b) Conscience/suara hati

Siswa memiliki nilai kejujuran dalam kehidupan

(50)

c) Compassion/kepedulian

Siswa bersedia bekerja sama saling membantu satu sama

lain dalam proses pembelajaran dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada tahap tindakan ini, guru mitra menerapkan Paradigma

Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran ekonomi. Proses

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Konteks

Sesuai dengan makna konteks, siswa diajak untuk

mengawali proses pembelajaran dengan menghubungkan

materi yang mereka pelajari dengan pengalaman

kehidupan sehari-hari.

b) Pengalaman

Guru mitra mengajak siswa untuk dapat menggali

pengetahuan mengenai materi yang sedang dipelajari

melalui media pembelajaran. Proses pembelajaran

dilakukan dalam kelompok. Media pembelajaran yang

disiapkan berupa permainan dan cerita kisah nyata.

c) Refleksi

Pada akhir pertemuan siswa diajak untuk merefleksikan

pengalaman belajar bersama. Untuk memfasilitasi proses

refleksi, guru membagikan lembar refleksi untuk diisi oleh

(51)

yang membantu siswa untuk merefleksikan proses

pembelajaran selama satu siklus.

d) Aksi

Pada tahap aksi, siswa diminta untuk merencanakan

tindakan atau niat-niat yang merupakan perwujudan dari

refleksi. Guru membantu siswa dalam memutuskan aksi

dengan membagikan lembar aksi yang berisi

pertanyaan-pertanyaan panduan. Aksi dapat berupa aksi batin dan aksi

lahir. Aksi batin berupa niat-niat dan aksi lahir merupakan

wujud nyata dari niat-niat yang diucapkan atau ditulis oleh

siswa.

e) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengukur perkembangan

competence siswa dengan menggunakan tes tertulis. Soal

tertulis yang digunakan untuk mengukur competence

dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi juga

diberikan untuk mengukur perkembangan conscience dan

compassion siswa dengan menggunakan kuesioner.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran

di kelas dengan menerapan PPR. Pengamatan dilakukan terhadap

(52)

pembelajaran, dan kondisi ruang kelas saat dilangsungkannya kegiatan

pembelajaran.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh selanjutnya

dilakukan refleksi untuk mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan, sebagai upaya

perbaikan/peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Dalam usaha

ke arah perbaikan, suatu perencanaan bersifat fleksibel. Bersifat

fleksibel maksudnya adalah siap dilakukan perubahan sesuai dengan

keadaan.

Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran. Kegiatan

refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga

untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang telah

dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran

diperbaiki pada siklus II. Refleksi juga dilakukan untuk melihat apakah

indikator keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya,

refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah

dilalui.

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus II pada

dasarnyan sama dengan siklus I, yang membedakan adalah materi

(53)

pembelajaran yang menerapkan PPR, guru memberikan pre test

untuk menilai competence siswa, dan untuk mengukur

perkembangan conscience dan compassion siswa, peneliti

menggunakan kuesioner. Selanjutnya guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Pada akhir siklus

guru kembali mengukur competence siswa melalui post test dan

perkembangan conscience dan compassion siswa melalui

kuesioner.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian membutuhkan data yang lengkap agar hasil dari

penelitian dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Untuk itu dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan peneliti dengan melihat aktivitas guru pada

saat memberikan pembelajaran di kelas. Observsi juga dilakukan

terhadap siswa pada saat guru sedang mengajar, terkait dengan

keaktifan dan tanggapan siswa atas pengajaran yang dilakukan guru.

Selain itu observasi dilakukan terhadap keadaan dan suasana kelas

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan

(54)

melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu

wawancara kepada guru dimaksudkan untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi di kelas berkaitan dengan competence,

conscience dan compassion.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau dokumen yang sudah ada. Melalui cara ini dimaksudkan

peneliti memperoleh data belajar siswa dan data tentang keadaan

sekolah misalnya jumlah siswa, dan fasilitas yang dimiliki sekolah

guna menunjang penelitian.

4. Tes

Metode tes digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini

disusun dalam bentuk soal pilihan ganda sesuai dengan indikator

materi, yang diberikan pada awal dan akhir siklus.

5. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan poin-poin pertanyaan

mengenai sesuatu masalah yang akan diteliti. Kuesioner digunakan

untuk mengukur conscience dan compassion siswa. Kuesioner

diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil dari

(55)

1. Deskriptif

Dalam menganalisis data digunakan analisis deskriptif yaitu

dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala

yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Analisis data dilakukan dengan

cara:

a. Pengumpulan data

b. Pemberian skor

c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala

lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP

(Penilaian Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53).

Berdasarkan perhitungan rumus konversi, maka data kuantitatif

dijadikan data kualitatif dengan skala lima. Kriteria konversi data

dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2, 60 < X ≤ 3,40 Cukup baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang baik

(56)

Sedangkan untuk hasil refleksi, indikator atau nilai yang ditemukan

oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan

kualitatif sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi

Kesimpulan Keterangan

Belum Terlihat Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indicator

Mulai Terlihat

Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya

tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam

indikator tetapi belum konsisten

Mulai

Berkembang

Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai

tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator

dan mulai konsisten

Membudaya

Apabila siswa terus menerus memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara

konsisten

2. Komparatif

Teknik komparatif adalah teknik membandingkan nilai 3C dari

sebelum dan sesudah penerapan tindakan dengan melihat

perkembangan atau peningkatan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari

(57)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMA Negeri I Kasihan Bantul

SMA Negeri I Kasihan Bantul didirikan atas gagasan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Yogyakarta melalui Instruksi Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. SMA Negeri I Kasihan

Bantul didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0292/0/1978 pada tanggal 2

September 1978 dan TMT 1 pada bulan April 1978. Tujuan didirikannya

sekolah adalah untuk menampung siswa/siswi lulusan SLTP yang berada

di Yogyakarta khususnya di daerah Kabupaten Bantul.

Pada tanggal 1 Januari 1978, berdiri SMA persiapan yang dalam

pengelolaannya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama

kurang lebih 2 bulan proses belajar megajar dilakukan di dalam ruang

laboratorium SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan

pertama sebanyak 80 anak dan dibagi ke dalam 2 kelas, dengan guru tetap

sebanyak 7 orang serta dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Karema belum memiliki gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan

berada di SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Setelah memperoleh lokasi baru di Jalan Bugisan Selatan,

Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka tanggal

(58)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri I

Tirtonirmolo berubah nama menjadi SMA Negeri I Kasihan Bantul.

Nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat sebagai Kepala

Sekolah di SMA Negeri Kasihan adalah sebagai berikut:

1. Drs. Soemadji (1978-1979)

2. Drs. Sutopo Darmosasmito(1979-1981)

3. Drs. A. Sulistyo (1981-1984)

4. Drs. Soekemi (1984-1986)

5. Drs. Soemardji (1986-1987)

6. Drs. Soejadi (1987-1989)

7. Moch. Kukuh Hardjono, BA (1989-1990)

8. Drs. Samidjo (1990-1992)

9. Drs. Ig. Ramelan (1992-1993)

10.Drs. Ngabdurrochmin (1993-1995)

11.R. Suhardjo, BA (1995-1997)

12.Dra. Sumarlinah (1997-2001)

13.Drs. HM. Edy Suhartoyo, MM (2001-oktober 2008)

14.Suwito, M.Pd (Oktober 2008-Februari 2009)

15.Drs. H. Suharja, M.Pd (Februari 2009-sekarang)

SMA Negeri I Kasihan Bantul dibatasi oleh perkampungan

(59)

dibatasi oleh jalan kampung. SMA Negeri I Kasihan Bantul terletak di

Dusun Tegalsenggotan RT 02 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

Kabupaten Bantul. Hingga saat ini SMA Negeri I Kasihan Bantul

beralamat di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri I Kasihan Bantul

1. Visi

“Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian dan Ramah Lingkungan”,

dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa

dan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesuai

dengan keyakinan agama yang dianut.

b) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik

maupun non-akademik di tingkat nasional dan global.

c) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan

20 nilai akhlaq mulya baik di lingkungan sekolah maupun di

masyarakat.

d) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap

lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.

2. Misi

Misi sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi

Gambar

Tabel 5.13 Rata-rata Skor Aspek Competence ..........................................
Tabel 3.1 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Tabel 3.2 Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi
Tabel 4.1 Standar Isi KTSP Kelas X
+7

Referensi

Dokumen terkait

compassion siswa kelas XB SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya pada materi fungsi

Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sudah diperkenalkan dan diterapkan oleh Yayasan Kanisius hampir tiga tahun, tepatnya pada awal ajaran baru

pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion Peserta

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi model pembelajaran PPR di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa unsur competence,

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil implementasi PPR dalam pembelajaran Matematika 2 pada aspek-aspek competence (kompetensi) , conscience (hati nurani), dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada pembelajaran ekonomi materi indeks harga dan inflasi mampu meningkatkan competence,

Dari kedua penelitian relevan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terbukti dapat meningkatkan competence, conscience, compassion dari

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi model pembelajaran PPR di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa unsur competence,