ABSTRAK
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION
SISWA KELAS XC SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL Ignatius Erdha Atung Yudha
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi uang dan perbankan dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan competence, conscience, dan
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN LEARNING MONEY AND BANKING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE TENTH C
GRADE STUDENTS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 OF KASIHAN BANTUL
Ignatius Erdha Atung Yudha Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
This research aims to improve competence, conscience and compassion of students in studying economics with the topic : money and banking by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).
This is a classroom action research, and implemented on the tenth C grade students at State Senior High School 1 of Kasihan Bantul. This research was conducted in two cycles and each consists of four steps : planning, action, observation, and reflection. The main components of implementing of RPP consist of context, experience, reflection, action, and evaluation. Data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. Data processing analysis were descriptive and comparative analysis.
i
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)
DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN
PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA KELAS XC
SMA NEGERI I KASIHAN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
OLEH :
IGNATIUS ERDHA ATUNG YUDHA NIM : 081334020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Persembahan:
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
® Tuhan Yesus atas kasih, penyertaan, dan bimbingan yang luar biasa.
® Bapak dan Ibu yang ada bersama-Nya. Bu, Pak…janjiku terpenuhi, kupercaya Bapak dan Ibu di sana pasti merasakan kebahagiaan ini.
Love u dad…mom…miss them so much…
® Mbak Vitta dan Mas Wuri, semua sudah selesai. Matur nuwun semuanya.
® Keluarga Besar Muradi Sewayan (budhe-budhe, pakdhe-pakdhe, mas, mbak, dan ponakan), terima kasih atas semuanya…
v
MOTTO
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan
Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada
waktunya. (1 Petrus 5:6)
Semua tidak ada yang mustahil
jika kita mau berusaha untuk
mendapatkannya. (Erdha AY)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Maret 2015
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ignatius Erdha Atung Yudha
Nomor Mahasiswa : 081334020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA KELAS XC SMA NEGERI I KASIHAN BANTUL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Maret 2015
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION
SISWA KELAS XC SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL
Ignatius Erdha Atung Yudha Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi uang dan perbankan dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ix ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN LEARNING MONEY AND BANKING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE TENTH C
GRADE STUDENTS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 OF KASIHAN BANTUL
Ignatius Erdha Atung Yudha Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
This research aims to improve competence, conscience and compassion of students in studying economics with the topic : money and banking by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).
This is a classroom action research, and implemented on the tenth C grade students at State Senior High School 1 of Kasihan Bantul. This research was conducted in two cycles and each consists of four steps : planning, action, observation, and reflection. The main components of implementing of RPP consist of context, experience, reflection, action, and evaluation. Data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. Data processing analysis were descriptive and comparative analysis.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang telah disusun berjudul
Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Pembelajaran Materi Uang dan
Perbankan Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C)
Siswa Kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.
Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan, nasihat,
kerja sama, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., Msi., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,
4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar memberi pengarahan dan nasihat selama
proses penulisan skripsi ini,
5. Ibu Natalina Premastusti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku dosen peguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
xi
6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini,,
7. Staf pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang
telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan,
8. Ibu Novianti, S.Pd., yang setia dan penuh sabar bekerja sama untuk
menjadi guru mitra dalam penelitian ini,
9. Siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul yang telah banyak
membantu untuk kelancaran pelaksanaa penelitian,
10. Bapak dan Ibu di surga, semuanya sudah kuselesaikan dan kupenuhi
dengan baik. Terima kasih atas semangat yang diberikan melalui kasih
selama ini,
11. Mbak Vitta dan mas Wuri, support yang begitu luar biasa sehingga semua
ini dapat terselesaikan dengan baik, maaf ya agak lama …,
12. Budhe LM. Siti Lumantari, S.Pd AUD dan Pakdhe Ag. Sudaryadi yang
tidak henti-hentinya mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan
skripsi ini,
13. Keluarga Besar Muradi Sewayan (Kel. Depok, Kel. Magelang, Budhe
Suster, kakak-kakak sepupu, dan ponakan-ponakan), terima kasih atas doa
dan semangatnya,
14. Sesilia Susanti S.Pd, terima kasih atas perhatian, dukungan, pengertian dan
xii
15. Keluarga besar UBSD (Mbak Mia, Rohmi, Mas Krisna) terima kasih buat
keceriaan selama ini sehingga penulis bisa melupakan sejenak kebosanan
yang ada,
16. Teman-teman PPR (Wawan, Tika, Nea, Hasto, Yuda, Robert, Moris) yang
sudah mau berbagi dan menyumbangkan ide demi kelancaran skripsi ini,
17. Semua teman PAK angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaan yang
tak terlupakan selama ini,
18. Keluarga besar PT Asuransi Wahana Tata Cabang Yogyakarta,
terimakasih atas dorongan dan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
xiv
1. Pengertian PPR ... 7
2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion ... 8
3. Tahap-tahap Pembelajaran dengan PPR ... 10
B. Penelitian Tindakan Kelas... 14
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 14
2. Tahap-tahap PTK ... 15
C. Materi Ajar ... 15
D. Kerangka Berfikir... 21
E. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitain ... 24
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25
D. Prosedur Penelitian... 25
E. Teknik Pengmpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 35
B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 37
C. Sistem Pendidikan SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 39
D. Kurikulum SMA Negeri I Kasihan Bantul ... 39
xv
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ... 47
1. Pra Penelitian ... 47
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 54
3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 75
B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 89
1. Aspek Competence ... 89
2. Aspek Conscience ... 91
3. Aspek Compassion ... 93
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Saran ... 98
B. Keterbatasan Penelitian ... 99
C. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Konservi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 33
Tabel 3.2 Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi ... 34
Tabel 4.1 Standar Isi KTSP Kelas X ... 41
Tabel 4.2 Standar Isi KTSP Kelas XI dan XII Program IPA ... 42
Tabel 4.3 Standar Isi KTSP Kelas XI dan XII Program IPS ... 43
Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri I Kasihan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 45
Tabel 5.1 Hasil Observasi Guru pada Pra Penelitian ... 49
Tabel 5.2 Hasil Observasi Siswa pada Pra Penelitian ... 52
Tabel 5.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 64
Tabel 5.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 67
Tabel 5.5 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Pada Siklus I ... 68
Tabel 5.6 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus I ... 69
Tabel 5.7 Hasil Refleksi Siswa Mitra Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus I ... 71
Tabel 5.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 81
Tabel 5.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 83
xvii
Tabel 5.11 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat dan Model
Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus II .. 85
Tabel 5.12 Hasil Refleksi Siswa Mitra Terhadap Perangkat dan Model
Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Siklus II .. 87
Tabel 5.13 Rata-rata Skor Aspek Competence ... 90
Tabel 5.14 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus I) .... 91
Tabel 5.15 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus II) ... 91
Tabel 5.16 Perkembangan Skor Rata-rata Aspek Conscience (siklus I dan
siklus II) ... 92
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 113
Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 122
Lampiran 4 : Lembar Observasi Guru ... 123
Lampiran 5 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 124
Lampiran 6 : Hasil Observasi Guru Pra Penelitian ... 126
Lampiran 7 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 127
Lampiran 8 : Hasil Observasi Guru Siklus I ... 129
Lampiran 9 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 130
Lampiran 10 : Hasil Observasi Guru Siklus II ... 132
Lampiran 11 : Lembar Obsevasi Kegiatan Siswa ... 133
Lampiran 12 : Lembar Observasi Siswa ... 134
Lampiran 13 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 135
Lampiran 14 : Hasil Obsevasi Siswa Pra Penelitian ... 137
Lampiran 15 : Hasil Obsevasi Siswa Siklus I ... 138
Lampiran 16 : Hasil Obsevasi Siswa Siklus II ... 139
Lampiran 17 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 140
Lampiran 18 : Lembar Obsevasi Kelas/Kelompok ... 141
Lampiran 19 : Hasil Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ... 142
xix
Lampiran 21 : Hasil Observasi Kelas/Kelompok Siklus I ... 145
Lampiran 22 : Hasil Observasi Kelas/Kelompok Siklus II ... 146
Lampiran 23 : Soal Pre-Test Siklus I ... 147
Lampiran 24 : Soal Post-Test Siklus I... 149
Lampiran 25 : Kunci Jawaban Pre-Test dan Post-Test Siklus I... 151
Lampiran 26 : Soal Pre-Test Siklus II... 152
Lampiran 27 : Soal Post-Test Siklus II ... 154
Lampiran 28 : Kunci Jawaban Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 156
Lampiran 29 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus I ... 157
Lampiran 30 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 158
Lampiran 31 : Pertanyaan Refleksi dan Aksi Beserta Jawaban Dari Siswa .. 159
Lampiran 32 : Cerita “Kisah Dompet Yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran 170 Lampiran 33 : Cerita “Dua Manusia Super Di Pinggir Jalan” ... 173
Lampiran 34 : Jawaban Peta Konsep ... 176
Lampiran 35 : Jawaban Permainan Example Non Example... 177
Lampiran 36 : Kuesioner Sikap Belajar ... 178
Lampiran 37 : Kuesioner Minat Belajar ... 179
Lampiran 38 : Kuesioner Penilaian Moral Nilai Kejujuran ... 180
Lampiran 39 : Kuesioner Penilaian Moral Nilai Kerjasama ... 181
Lampiran 40 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 182
xx
Lampiran 42 : Instrumen Refleksi Siswa Terhadap PPR ... 185
Lampiran 43 : Perhitungan Rumus Konversi ... 186
Lampiran 44 : Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian ... 187
Lampiran 45 : Hasil Pengolahan Data Siklus I ... 191
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar
bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar
mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini,
guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis
dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan
yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan
nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
lemahnya proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di
sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam
pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan
metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik
saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih
mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu
didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru
menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mencatat, dan
mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa
untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak
kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Dalam menerapkan suatu pembelajaran, guru tidak hanya
meningkatkan nilai akademik saja, melainkan juga harus meningkatkan
sikap yang baik dan kepedulian terhadap sesama. Dalam penelitian ini,
peneliti akan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), yang
menekankan pada pengembangan aspek kompetensi (competence), suara
hati (conscience), dan kepedulian (compassion). Pada intinya, PPR
meliputi lima tahap dalam kegiatan pembelajaran yaitu konteks,
pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Kelima aspek itu perlu dijabarkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran berpola PPR belum banyak diterapkan pada
sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode yang
digunakan dalam sekolah tersebut masih terlihat kurang menanamkan
ilmu yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut sesuai dengan pengamatan
peneliti di SMA Negeri I Kasihan Bantul. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X, ditemukan
beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa masih
mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan dengan
aspek competence. Selain itu dalam mengerjakan soal ujian ada beberapa
siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya sehingga
menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini berkaitan dengan
aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang mampunya siswa
menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi kelompok, hal tersebut
berkaitan dengan aspek compassion.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeyakinan bahwa
pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat
meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Dengan
demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam
Pembelajaran Materi Uang dan Perbankan untuk Meningkatkan
Competence, Conscience, dan Compassion siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul.”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.
2. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru dalam
penyampaian materi.
3. Model pembelajaran yang disampaikan guru hanya berorientasi pada
kemampuan kognitif atau nilai akademik.
4. Guru kurang mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam
pembelajaran.
C.Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas agar
tidak terlalu luas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada
penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Uang
dan Perbankan di kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul, untuk
meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion (3C) siswa.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi
2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi
Uang dan Perbankan?
3. Bagaimana meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan PPR dalam pembelajaran materi
Uang dan Perbankan?
4. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran materi Uang dan
Perbankan dapat meningkatkan competence, conscience dan
compassion siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk meningkatkan competence siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pembelajaran materi Uang dan Perbankan.
2. Untuk meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pembelajaran materi Uang dan Perbankan.
3. Untuk meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :
1. Guru Mitra
Untuk mengembangkan strategi pembelajaran berbasis penelitian yang
memiliki karakteristik pendekatan yang relatif sama, sehingga terbentuk
profesionalisme pendidik atau guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
2. Siswa
Siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul difasilitasi untuk
meningkatkan competence, conscience dan compassion (3c) melalui
penerapan PPR dalam pembelajaran materi Uang dan Perbankan.
3. Peneliti
Sebagai calon guru, penelitian ini dapat menjadi pengalaman dan bekal
bagi peneliti untuk memanfaatkan dan menerapkan paradigma pedagogi
reflektif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan
pendidikan saat ini yaitu berpusat pada siswa.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran dan
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Paradigma Pedagogi Reflektif
1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Menurut Subagya (2010:22), Paradigma Pedagogi Reflektif
merupakan pola piker (paradigma=pola pikir) dalam
menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan
(pedagogi relektif=pendidikan kemanusiaan). Siswa diberi
pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi
dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan
berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat
dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Sedangkan berdasarkan
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “paradigma” berarti sebuah model dari teori ilmu pengetahuan. Pengertian istilah paradigma dalam
hal ini dapat diartikan sebagai sebuah model atau pendekatan dalam
proses pembelajaran. Kata Pedagogi artinya cara para pengajar
mendampingi para siswa dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Pedagogi tidak cukup diartikan sebagai metode
mengajar atau ilmu mendidik saja, namun pedagogi mengandung
pengertian yang lebih luas karena meliputi pandangan hidup dan visi
mengenai idealnya seorang siswa. Kata Reflektif berarti menyimak
reaksi spontan agar dapat menangkap maknanya lebih dalam. Jadi
refleksi mengandung pengertian sebuah proses yang mampu
memunculkan makna dalam pengalaman manusia. Refleksi
berhubungan erat dengan pengalaman batin untuk menemukan
kembali nilai hidup yang hakiki. Refleksi juga merupakan proses
membentuk karakter atau kepribadian dan melahirkan kebebasan
dalam penentuan sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian proses refleksi akan membentuk suara hati, seperti
keyakinan, nilai sikap, dan cara bernalar siswa sehingga akan
menghantarkan siswa dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat
sesuai pengertian dan kemampuannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Paradigma
Pedagogi Reflektif merupakan suatu pendekatan atau model
pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai
hidup dalam proses pendidikan sebagai pijakan dalam menentukan
sikap atau perilaku. Selain itu PPR juga dapat diartikan sebagai pola
pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa
menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
2. Pengertian Competence, Conscience dan Compassion (3C)
Pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk
a. Competence menurut P3MP USD (2010:31) merupakan
pembelajaran berbasis Ignasian yang terdiri dari unsur kognitf dan
psikomotorik. “Namun demikian di sana termuat juga sebagian afektif meskipun terbatas kaitannya dengan keilmuan (akademik),
misalnya sikap dan minat” P3MP USD (2010:31). Jadi competence dalam hal ini dimaksudkan tingkat kecerdasan akan nilai dalam
mengerjakan evaluasi sehingga memperoleh skor yang tinggi
(kognitif), ketrampilan siswa yang ditunjukkan dalam proses
pembelajaran (psikomotorik), dan tanggapan siswa terhadap proses
pembelajaran yang dilihat dari sikap dan minat siswa (afektif).
b. Conscience adalah kemampuan dalam mengolah kepekaan afeksi
dan perasaan. Aspek conscience mengandung unsur-unsur moral
yang membedakan antara benar dan salah. Aspek ini berhubungan
erat dengan nurani yang memberi informasi untuk mengambil
nilai-nilai kehidupan sebelum melakukan sebuah niat atau tindakan
(http://en.wikipedia.org/wiki/Conscience). Kepekaan melihat nilai
kehidupan dalam pembelajaran merupakan kunci terbentuknya
conscience yang mengandung makna sesuai dengan tatanan yang
ada, misalnya kedisiplinan dan ketelitian. Aspek conscience yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah nilai kejujuran.
c. Compassion merupakan niat atau tindakan langsung yang
dilakukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
pada conscience. Compassion memiliki “...spirit bahwa peolehan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik adalah dalam konteks
pengabdian pada orang lain” P3MP USD (2010:31). Aspek compassion yang ingin dikembangkan adalah nilai kerja sama.
3. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif
PPR merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Tiga unsur utama PPR adalah pengalaman,
refleksi, dan aksi. Sedangkan unsur lainnya adalah konteks dan
evaluasi.
a. Konteks
Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai proses
penggalian pengalaman atau pengetahuan pada siswa untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami tentang bahan
ajar yang akan dipelajari. Tahap konteks dalam PPR ini sama
dengan apersepsi dalam pembelajaran berpola KTSP. Banyak
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan
konteks. Salah satunya adalah dengan tanya jawab. Melalui tanya
jawab, siswa diajak untuk melihat kembali pengalaman belajar
yang sudah pernah mereka dapatkan sebelumnya. Selain itu
konteks juga dapat mengajak siswa untuk mengetahui realita yang
b. Pengalaman
Pengalaman merupakan kegiatan yang memuat pemahaman
kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi,
selaras, dan seimbang. Siswa dapat mendalami makna yang
dipelajari apabila dapat memahami secara akurat bahan ajar yang
dipelajari. Bahan ajar tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri, bukan karena guru yang aktif menjelaskan. Selanjutnya
siswa dapat menyelesaikan latihan dari apa yang sudah dipelajari.
Untuk itu seluruh pikiran, hati, dan kehendak harus terlibat secara
aktif dalam memperoleh pengalaman.
Dalam PPR, pengalaman merupakan unsur utama dalam
mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Sering kali guru tidak
mungkin menyediakan pengalaman langsung mengenai nilai-nilai
kemanusiaan tersebut. Untuk itu siswa difasilitasi dengan
pengalaman yang tidak langsung. Pengalaman tidak langsung
dapat diciptakan, misalnya dengan membaca cerita atau melihat
tayangan video yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan.
Selanjutnya guru dapat mengajak siswa untuk membayangkan
cerita tersebut. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri
(meskipun secara tidak langsung), dan memperoleh pengalaman
mengenai nilai kemanusiaan, bukan karena mendapat informasi
c. Refleksi
Refleksi merupakan kekhasan dari proses pembelajaran
berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif. Pada dasarnya refleksi
berarti meninjau kembali pengalaman yang sudah diperoleh oleh
siswa. Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu
untuk merefleksikan. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening
untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi
siswa dapat memahami, mendalami dan meyakini makna nilai
yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa
membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung
dalam pengalamannya itu.
Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan
makna dalam setiap pengalamannya. Hal ini dapat dilakukan
dengan melalui cara-cara berikut (Modul Tim PPR, 2010):
1) Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami. 3) Memperdalam implikasi-implikasi yang telah dimengerti. 4) Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang
kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran.
5) Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap.
d. Aksi
Aksi merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran. Aksi
mengacu pada kebutuhan batin manusia yang didasarkan pada
pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi dalam PPR dapat
mentah apabila hanya menghasilkan pemahaman dan
reaksi-reaksi afektif saja. Refleksi akan berkembang kalau menghasilkan
tekad maupun keputusan untuk bertindak secara konkret.
Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar
siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai
dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan
berperilaku dari kemauannya sendiri, siswa membentuk
pribadinya agar nantinya (lama-kelamaan) menjadi pejuang bagi
nilai-nilai yang direfleksikannya (Modul Tim PPR, 2010).
e. Evaluasi
Penilaian merupakan bagian penting dalam proses belajar.
Dengan penilaian, akan diketahui sejauh mana kemajuan yang
telah dicapai selama proses belajar. Evaluasi merupakan tinjauan
untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam pembelajaran
baik siswa maupun guru. Namun sering kali penilaian hanya
digunakan untuk mengukur kemajuan akademik. Dalam PPR,
fokus penilaian tidak hanya dalam hal kemajuan akademik, tetapi
lebih integral lagi yaitu memperhatikan pada pertumbuhan siswa
secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun makhluk
sosial.
Jadi dengan adanya evaluasi siswa dapat memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya secara
kegiatan yang selaras dengan menjadi manusia demi diri sendiri
dan orang lain. Adapun bagi guru, evaluasi bermanfaat untuk
mengetahui sejauh mana proses belajar yang disampaikan
membantu para siswa dapat memahami dan menilai pengalaman
mereka, pembentukan nilai-nilai, dan menjadi pelaku perubahan
pola pikir, sikap dan tindakan sosial (Modul Tim PPR, 2010).
B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
sekelompok guru untuk dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri
(Wiraadmaja, 2006:13).
Pendapat lain tentang PTK dikemukakan oleh Wijaya Kusumah
dan Dedi Dwitagama, yaitu (2009:9):
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru dalam suatu kelas dengan
melaksanakan tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap
2. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:39)
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan PTK. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu rancangan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.
c. Observasi
Observasi, pengamatan, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat observasi pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya pelaksanaan tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.
C. Materi Ajar
Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uang.
Uang merupakan materi yang diajarkan di kelas X semester 2. Materi ini
„memahami uang dan perbankan‟, dan kompetensi dasar „menjelaskan
konsep permintaan dan penawaran uang„. Materi uang mengandung pembahasan mengenai pengertian, jenis, fungsi dan keterkaitan antara
permintaan dan penawaran.
Konsep uang sangat sering didengar oleh banyak orang.
Kebanyakan orang akan mendefinisikan uang dengan cara yang
sederhana. Jika ditanya mengenai pengertian uang orang akan menjawab
dengan cepat dengan mengatakan bahwa uang adalah suatu benda yang
diterima secara umum sebagai alat tukar dalam kehidupan masyarakat.
Alasan penulis memilih materi ini dikarenakan materi ini sudah
relevan dengan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Uang
digunakan manusia untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Untuk isi materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut (Sukwiaty,dkk, 2009: 194-199):
1. Pengertian Uang
Dari jaman dahulu masyarakat sudah mengetahui mengenai perdagangan, diawali dari perdagangan dengan cara barter dan sampai saat ini orang sudah mendapatkan alat bantu yang disebut uang dalam memudahkan pertukaran.Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai. Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan mata uang tiap-tiap negara.
Menurut R.J. Thomas, uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang dan jasa, barang berharga lainnya dan pembayaran utang. Sebelum mengenal uang masyarakat melakukan barter dalam setiap transaksi dengan kegiatan barter, namun barter memiliki kelemahan yaitu:
a. Perekonomian barter memerlukan kehendak ganda yang selaras
c. Membatasi pilihan pembeli
d. Menyulitkan pembayaran dimasa depan e. Sulit menyimpan kekayaan
Beberapa ahli mendefinisikan uang sebagai berikut: Uang adalah sebagai alat tukar (A.C. Pigou), yang dapat diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang (D.H. Robertson) dan pembelian jasa serta kekayaan berharga lainnya dan dapat digunakan untuk pembayaran utang (R.G.Thomas). Secara umum uang dapat diartikan sebagai benda yang disetujui masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar barang dan jasa, dan sebagai alat penghitung kekayaan.
Berdasarkan pengertian mengenai uang, maka kita dapat mengetahui syarat suatu benda dapat dijadikan uang, yaitu:
a. Dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability) b. Tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak
(durability)
c. Nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value)
d. Praktis dan mudah dibawa kemana-mana (portability) e. Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai
(divisibility)
f. Kualitasnya relatif sama (uniformity)
g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
2. Nilai Mata Uang
a. Nilai Nominal adalah nilai yang tertera pada uang tersebut.
b. Nilai Intrinsik adalah nilai dari bahan yang dipergunakan untuk membuat mata uang tersebut. c. Nilai Riil/Tukar (Nilai Internal) adalah nilai uang
yang diukur dengan kemampuan uang tersebut untuk ditukar dengan barang atau jasa.
d. Nilai Eksternal adalah nilai uang yang diukur dengan kemampuannya untuk ditukarkan dengan valuta asing.
3. Fungsi Uang a. Fungsi Asli
1) Fungsi uang sebagai alat tukar
2) Sebagai satuan hitung
Berhubungan dengan jasa yang diberikan, jasa dari hasil pekerjaan dapat dinilai dengan satuan uang yang diterima setiap bulan.
b. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:
1) Uang sebagai alat pembayaran yang sah
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
2) Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
3) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang. 4) Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
5) Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
4. Jenis Uang
a. Menurut berlakunya sebagai alat pembayaran
2) Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalambentuk deposito, cek dan rekening giro yang dikeluarkan oleh bank umum
b. Menurut Nilainya
1) Full Bodied Money adalah uang yang nilai intrinsik/nilai pembuatannya sama dengan nilai nominal/nilai yang tertera pada uang tersebut. Contohnya: uang Rp1.000,00 dibuat dengan bahan yang dihargai Rp1000,00.
2) Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih besar dari pada nilai intrinsiknya. Contohnya: uang kertas Rp100.000,00 dibuat dengan bahan yang kurang dari Rp100.000,00.
c. Menurut bahan pembuatnya
1) Uang kertas (ongkos pembuatannya murah, mudah dibawa)
2) Uang logam (emas dan perak) d. Menurut lembaga yang mengeluarkan
1) Bank sentral (menciptakan uang kartal) 2) Bank umum (menciptakan uang giral)
5. Permintaan Uang
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Menurut teori Keynes, permintaan uang yang dilakukan oleh masyarakat didasari oleh tiga macam motif yaitu sebagai berikut:
a. Motif Transaksi
Motif transaksi dilakukan karena orang membutuhkan uang tunai untuk melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Berdasarkan motif ini pendapatan sangat memengaruhi permintaan uang. Jika pendapatan nail, nilai barang dan jasa yang kita beli juga naik, sehingga membutuhkan uang lebih banyak untuk transaksi.
b. Motif Spekulasi
Spekulasi berarti melakukan tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di masa depan. Dengan adanya spekulasi berarti akan mengurangi permintaan uang. Motif spekulasi bertujuan untuk mencari keuntungan dari permintaan uang.
c. Motif berjaga-jaga
ini, fungsi uang adalah sebagai penyimpan nilai kekayaan/aset.
6. Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu teretentu. Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Para ahli ekonomi klasik membedakan teori uang dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang mempunyai pandangan bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasenya dengan tingkat harga. Artinya, apabila harga barang bertambah 5%, maka harga-harga juga bertambah 5% dan apabila harga barang berkurang 5%, maka harga-harga juga berkurang 5%.
b. Teori sisa Tunai
Teori sisa tunai menerangkan sifat hubungan antara penawaran dan tingkat harga. Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya.
Adapun penawaran uang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh masyarakat pada jangka waktu tertentu.
b. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga dapat memengaruhi jumlah uang beredar. Apabila suku bunga rendah, orang enggan untuk menabung di bank sehingga jumlah uang yang beredar banyak.
c. Selera Masyarakat
Pengaruhnya pada saat ada pergantian model atau tren suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut tanpa memengaruhi jumlah uang beredar. d. Harga Barang
Apabila harga barang naik, maka peredaran uang akan semakin cepat karena dibutuhkan banyak uang untuk membeli barang tersebut.
e. Fasilitas Kredit
f. Kekayaan Masyarakat
Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besar apabila variasi kekayaan masyarakat sedikit. Sebaliknya apabila masyarakat memiliki banyak pilihan bentuk kekayaan, misalnya dalam bentuk tabungan, saham, tanah, dan lain-lain maka jumlah uang yang beredar akan menurun.
D. Kerangka Berpikir
Metode pembelajaran merupakan suatu alat pendukung yang dapat
membantu guru dalam mengajar di kelas. Siswa akan dapat memahami
materi dengan baik apabila metode pembelajaran yang digunakan pun
sesuai dengan materi. Selain dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi, guru diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan
dalam pembelajaran di kelas. Dengan begitu, siswa akan terbiasa untuk
menerapkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut di luar kelas. Namun
faktanya, sekarang ini masih banyak sekolah-sekolah khususnya sekolah
kristiani yang masih belum menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam
pembelajaran. Guru-guru dalam sekolah tersebut cenderung hanya
menerapkan pemahaman saja tentang materi yang diajarkan, sehingga
hanya nilai akademik saja yang ditingkatkan.
Uang merupakan materi yang berkaitan erat dengan kehidupan
masyarakat pada umumnya. Siswa seharusnya diajarkan bagaimana
menerapkan nilai-nilai kemanusian dalam mempelajari materi uang,
sehingga mereka dapat melatih nilai kemanusiaan yang tumbuh dalam diri
Penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi menuntut siswa
untuk dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran secara sadar, sehingga
mendapatkan pengalaman yang menjadikan dirinya lebih berkembang.
Pengalaman yang didapatkan akan mereka refleksikan agar dapat
menentukan tindakan selanjutnya, baik dalam memperbaiki sikap buruk
atau pun mengembangkan sikap positif yang telah dilakukan. Aksi yang
dilahirkan tidak spontan namun dapat dievaluasi, sehingga dapat
melahirkan tindakan yang lebih baik dan lebih konkret untuk diterapkan
pada kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dengan menerapkan PPR dapat membantu siswa
menyadari kesalahannya dalam menerima penjelasan dan cara belajar
dalam pembelajaran ekonomi, serta membantu siswa mengevaluasi proses
pembelajaran di kelas. PPR membuat siswa berusaha lebih giat untuk
menerima pelajaran lebih baik, sehingga kualitas proses pembelajaran di
kelas akan meningkat. Selain itu PPR mendukung siswa untuk
mengembangkan nilai kejujuran serta kerja sama baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
aspek competence, conscience, dan compassion dapat dikembangkan.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang
1. Penerapan PPR dapat meningkatkan competence siswa kelas XC SMA
Negeri I Kasihan Bantul dalam pembelajaran materi uang.
2. Penerapan PPR dapat meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA
Negeri I Kasihan Bantul dalam pembelajaran materi uang.
3. Penerapan PPR dapat meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan
cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan
Dedi Dwitagama, 2009:9). Dalam penelitian ini PTK dilakukan pada
pelajaran ekonomi kelas X dengan menerapkan pembelajaran berpola
Paradigma Pedagogi Reflektif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Kasihan Bantul, Jalan
Bugisan Selatan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XC SMA Negeri I
Kasihan Bantul.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan competence, conscience
dan compassion (3c) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul
melalui penerapan PPR pada pembelajaran materi Uang dan
Perbankan.
D. Prosedur Penelitian
1. Pra Penelitian
Pertama yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah
peneliti melakukan observasi kelas pada saat proses pembelajaran
berlangsung di kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul. Setelah itu
peneliti mewawancarai guru mitra yang mengampu pembelajaran
ekonomi pada kelas tersebut mengenai objek penelitian yaitu
mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika guru mengajar
materi uang dalam proses pembelajaran.. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X,
ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa
masih mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan
ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya
sehingga menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini
berkaitan dengan aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang
mampunya siswa menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi
kelompok, hal tersebut berkaitan dengan aspek compassion.
Selain itu meminta pendapat guru mengenai penelitian PPR yang
akan dilakukan, khususnya mengenai RPP dan media pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II melalui lima tahap yaitu, konteks,
pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Siklus kedua merupakan
siklus kelanjutan dari siklus pertama.
a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Kegiatan dalam siklus I direncanakan dalam satu kali
pertemuan dengan lama waktu 2 x 45 menit.
1) Perencanaan Tindakan Penelitian
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan tindakan
berupa persiapan penerapan PPR dalam pembelajaran
ekonomi. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti juga menyusun
instrumen pengumpulan data, meliputi:
a) Lembar observasi kegiatan guru
b) Lembar observasi kegiatan siswa
c) Lembar observasi kegiatan kelas
d) Soal Tes
e) Kuesioner
f) Lembar refleksi dan aksi
2) Rencana Tindakan Penelitian
Proses pembelajaran siklus I bertujuan untuk meningkatkan
competence, conscience, dan compassion siswa yang bertolak
dari kondisi awal. Tujuan tersebut dirumuskan pada tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
a) Competence:
(1) Siswa mampu mendefinisikan uang
(2) Siswa mampu menjelaskan syarat-syarat uang
(3) Siswa mampu menjelaskan fungsi uang
(4) Siswa mampu membedakan jenis uang
b) Conscience/suara hati
Siswa memiliki nilai kejujuran dalam kehidupan
c) Compassion/kepedulian
Siswa bersedia bekerja sama saling membantu satu sama
lain dalam proses pembelajaran dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada tahap tindakan ini, guru mitra menerapkan Paradigma
Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran ekonomi. Proses
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Konteks
Sesuai dengan makna konteks, siswa diajak untuk
mengawali proses pembelajaran dengan menghubungkan
materi yang mereka pelajari dengan pengalaman
kehidupan sehari-hari.
b) Pengalaman
Guru mitra mengajak siswa untuk dapat menggali
pengetahuan mengenai materi yang sedang dipelajari
melalui media pembelajaran. Proses pembelajaran
dilakukan dalam kelompok. Media pembelajaran yang
disiapkan berupa permainan dan cerita kisah nyata.
c) Refleksi
Pada akhir pertemuan siswa diajak untuk merefleksikan
pengalaman belajar bersama. Untuk memfasilitasi proses
refleksi, guru membagikan lembar refleksi untuk diisi oleh
yang membantu siswa untuk merefleksikan proses
pembelajaran selama satu siklus.
d) Aksi
Pada tahap aksi, siswa diminta untuk merencanakan
tindakan atau niat-niat yang merupakan perwujudan dari
refleksi. Guru membantu siswa dalam memutuskan aksi
dengan membagikan lembar aksi yang berisi
pertanyaan-pertanyaan panduan. Aksi dapat berupa aksi batin dan aksi
lahir. Aksi batin berupa niat-niat dan aksi lahir merupakan
wujud nyata dari niat-niat yang diucapkan atau ditulis oleh
siswa.
e) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur perkembangan
competence siswa dengan menggunakan tes tertulis. Soal
tertulis yang digunakan untuk mengukur competence
dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi juga
diberikan untuk mengukur perkembangan conscience dan
compassion siswa dengan menggunakan kuesioner.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran
di kelas dengan menerapan PPR. Pengamatan dilakukan terhadap
pembelajaran, dan kondisi ruang kelas saat dilangsungkannya kegiatan
pembelajaran.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh selanjutnya
dilakukan refleksi untuk mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan, sebagai upaya
perbaikan/peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Dalam usaha
ke arah perbaikan, suatu perencanaan bersifat fleksibel. Bersifat
fleksibel maksudnya adalah siap dilakukan perubahan sesuai dengan
keadaan.
Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran. Kegiatan
refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga
untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang telah
dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran
diperbaiki pada siklus II. Refleksi juga dilakukan untuk melihat apakah
indikator keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya,
refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah
dilalui.
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus II pada
dasarnyan sama dengan siklus I, yang membedakan adalah materi
pembelajaran yang menerapkan PPR, guru memberikan pre test
untuk menilai competence siswa, dan untuk mengukur
perkembangan conscience dan compassion siswa, peneliti
menggunakan kuesioner. Selanjutnya guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Pada akhir siklus
guru kembali mengukur competence siswa melalui post test dan
perkembangan conscience dan compassion siswa melalui
kuesioner.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian membutuhkan data yang lengkap agar hasil dari
penelitian dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Untuk itu dalam
pengumpulan data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
Observasi dilakukan peneliti dengan melihat aktivitas guru pada
saat memberikan pembelajaran di kelas. Observsi juga dilakukan
terhadap siswa pada saat guru sedang mengajar, terkait dengan
keaktifan dan tanggapan siswa atas pengajaran yang dilakukan guru.
Selain itu observasi dilakukan terhadap keadaan dan suasana kelas
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan
melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu
wawancara kepada guru dimaksudkan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi di kelas berkaitan dengan competence,
conscience dan compassion.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan
catatan atau dokumen yang sudah ada. Melalui cara ini dimaksudkan
peneliti memperoleh data belajar siswa dan data tentang keadaan
sekolah misalnya jumlah siswa, dan fasilitas yang dimiliki sekolah
guna menunjang penelitian.
4. Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini
disusun dalam bentuk soal pilihan ganda sesuai dengan indikator
materi, yang diberikan pada awal dan akhir siklus.
5. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan poin-poin pertanyaan
mengenai sesuatu masalah yang akan diteliti. Kuesioner digunakan
untuk mengukur conscience dan compassion siswa. Kuesioner
diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil dari
1. Deskriptif
Dalam menganalisis data digunakan analisis deskriptif yaitu
dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala
yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Analisis data dilakukan dengan
cara:
a. Pengumpulan data
b. Pemberian skor
c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala
lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP
(Penilaian Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53).
Berdasarkan perhitungan rumus konversi, maka data kuantitatif
dijadikan data kualitatif dengan skala lima. Kriteria konversi data
dapat dilhat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Interval Skor Kriteria
X > 4,21 Sangat baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2, 60 < X ≤ 3,40 Cukup baik
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang baik
Sedangkan untuk hasil refleksi, indikator atau nilai yang ditemukan
oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi
Kesimpulan Keterangan
Belum Terlihat Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indicator
Mulai Terlihat
Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
indikator tetapi belum konsisten
Mulai
Berkembang
Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator
dan mulai konsisten
Membudaya
Apabila siswa terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten
2. Komparatif
Teknik komparatif adalah teknik membandingkan nilai 3C dari
sebelum dan sesudah penerapan tindakan dengan melihat
perkembangan atau peningkatan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari
35 BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMA Negeri I Kasihan Bantul
SMA Negeri I Kasihan Bantul didirikan atas gagasan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Yogyakarta melalui Instruksi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. SMA Negeri I Kasihan
Bantul didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0292/0/1978 pada tanggal 2
September 1978 dan TMT 1 pada bulan April 1978. Tujuan didirikannya
sekolah adalah untuk menampung siswa/siswi lulusan SLTP yang berada
di Yogyakarta khususnya di daerah Kabupaten Bantul.
Pada tanggal 1 Januari 1978, berdiri SMA persiapan yang dalam
pengelolaannya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama
kurang lebih 2 bulan proses belajar megajar dilakukan di dalam ruang
laboratorium SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan
pertama sebanyak 80 anak dan dibagi ke dalam 2 kelas, dengan guru tetap
sebanyak 7 orang serta dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Karema belum memiliki gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan
berada di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Setelah memperoleh lokasi baru di Jalan Bugisan Selatan,
Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka tanggal
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri I
Tirtonirmolo berubah nama menjadi SMA Negeri I Kasihan Bantul.
Nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat sebagai Kepala
Sekolah di SMA Negeri Kasihan adalah sebagai berikut:
1. Drs. Soemadji (1978-1979)
2. Drs. Sutopo Darmosasmito(1979-1981)
3. Drs. A. Sulistyo (1981-1984)
4. Drs. Soekemi (1984-1986)
5. Drs. Soemardji (1986-1987)
6. Drs. Soejadi (1987-1989)
7. Moch. Kukuh Hardjono, BA (1989-1990)
8. Drs. Samidjo (1990-1992)
9. Drs. Ig. Ramelan (1992-1993)
10.Drs. Ngabdurrochmin (1993-1995)
11.R. Suhardjo, BA (1995-1997)
12.Dra. Sumarlinah (1997-2001)
13.Drs. HM. Edy Suhartoyo, MM (2001-oktober 2008)
14.Suwito, M.Pd (Oktober 2008-Februari 2009)
15.Drs. H. Suharja, M.Pd (Februari 2009-sekarang)
SMA Negeri I Kasihan Bantul dibatasi oleh perkampungan
dibatasi oleh jalan kampung. SMA Negeri I Kasihan Bantul terletak di
Dusun Tegalsenggotan RT 02 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul. Hingga saat ini SMA Negeri I Kasihan Bantul
beralamat di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri I Kasihan Bantul
1. Visi
“Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian dan Ramah Lingkungan”,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa
dan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesuai
dengan keyakinan agama yang dianut.
b) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik
maupun non-akademik di tingkat nasional dan global.
c) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan
20 nilai akhlaq mulya baik di lingkungan sekolah maupun di
masyarakat.
d) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap
lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.
2. Misi
Misi sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi