• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai Peraturan Perundang-undangan kelas V SD Kanisius Jomegatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai Peraturan Perundang-undangan kelas V SD Kanisius Jomegatan"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI YANG TERKAIT PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memmenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Fransiscus Xaverius Ari Nugroho NIM: 101134205. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULATAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: “Setiap hari adalah perjuangan dan kegagalan hanya akan. terjadi ketika kita menyerah maka berjuanglah untuk setiap hari mu” (Penulis) Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Tuhan Yesus Kristus  Kedua orangtuaku: Antonius Bambang Sutedjo & C. Wiwik Srinarti  Kakak- kakaku dan keponakanku: Yoseph Adhy, Yohanes Agung, Lidwina Putri, Kendra  Dosen Pembimbingku: Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi, M.A.  Teman-teman PGSD 2010 Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 10 Desember 2014 Penulis. Fransicus Xaverius Ari Nugroho. v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Fransiscus Xaverius Ari Nugroho. Nomor Mahasiswa. : 101134205. Demi pengembangan ilmu perngetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univerisitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI YANG TERKAIT PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN Dengan demikian saya meberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin darisaya atau member royali kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya. Yogyakarta, 10 Desember 2014 Yang menyatakan,. Fransiscus Xaverius Ari Nugroho. vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Penerapan Paradigma Pedagogi Reflekti fPada Mata Pelajaran PKn Untuk Meningkatkan Kesadaran Siswa Akan Nilai Peraturan Perundang-undangan Kelas V SD Kanisius Jomegatan Fransiscus Xaverius Ari Nugroho Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran nilai akan peraturan perundang-undangan melalui penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran PKn bagi siswa kelas V SD K Jomegatan. Subjek peneltian ini adalah siswa kelas V SD K Jomegatan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung dalam dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, aksi, observasi dan refleksi. Penelitian ini didorong oleh pengalaman lapangan keterbatasan guru dalam menerapkan model pembelajaran. Pembelajaran yang hanya berfokus menekankan kebutuhan kognitif semata sehingga menyebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran kurang dapat tersampaikan danditerima oleh siswa. Hal tersebut diduga merupakan penyebab dari rendahnya kesadaran nilai akan. peraturan. perundang-undangan. pada mata. pelajaran PKn.. Peneliti. menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengatasi masalah rendahnya. kesadaran. nilai. akan. peraturan. perundang-undangan.. Teknik. pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala sikap untuk mengetahui kesadaran siswa akan nilai peraturanperundang-undangan, dan didukung dengan observasi. Berdasarkan hasil skor yang diperoleh dari penelitian kondisis awal 31,57%, kemudian pada siklus I sebesar 57,24% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 89,47% maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan kesadaran akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang-undangan siswa kelas V SD Kanisius Jomegatan.. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT The Application of Reflective Pedagogical Paradigm on Civics Education to Increase the Student’s Awareness on Legislation Value of Students Class V SD Kanisius Jomegatan Fransiscus Xaverius Ari Nugroho The purpose of this research is to increase the awareness of the value of legislations in fifth grade students in SD K Jomegatan by applying Reflective Pedagogical Paradigm on Civics education. The subject of the research is students in fifth grade SD Kanisius Jomegatan. This research was a classroom action research that lasted for two phases consisting of planning, action, observation and reflection. The research was triggered by limited experience of the teacher in applying the learning model. The learning method emphasizing on the cognitive aspect of the students caused the values of the lesson cannot be delivered and accepted well by the students. As a result, students’ awareness of legislation values was low. The Reflective Pedagogical Paradigm learning method is used to overcome the problem. The technique of data collecting used in this research was behavior scale to find out the students awareness on legislations value, and supported by observation. Based on the student score on this research before the research 31,57%, increase after do the step I become 57,24% and then increase again become 89,47%, from this result it could be concluded that the applying Reflective Pedagogical Paradigm can be increase the awareness on legislation student’s in fifth grade Kansisus Jomegatan. Keywords: Reflective Pedagogical Paradigm, the awareness of legislations.. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Segala karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi yang berjudul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Mata Pelajaran PKn untuk meningkatkan Kesadaran Siswa Akan Nilai Peraturan Perundang-undangan Kelas V SD K Jomegatan”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah meberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keuguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma. 2. G. Ari Nugrahanta, S.J.,SS.,BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Christiyanti Apriastuti, S.Si. M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan menjadi fasilitator penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah dengan penuh kesabaran meberikan bimbingan bagi penulis untuk menyelsaikan skripsi. 6. Kristina Mularsih, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius Jomegatan yang telah memberikan ijin bagi saya untuk melakukan penelitian di Kelas V SD Kanisius Jomegatan. 7. Seluruh jajaran guru dan karwayan SD Kansisus Jomegatan Bu Yanti, Bu Prapti, Bu Ayu, Bu Martha, Bu Lina, Bu Siska dan Pak Yanto atas bantuannya selama saya melakukan penelitian.. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. Siswa kelas V SD Kanisius Jomegatan yang telah bersedia menjadi subjek dalam peneltian ini. 9. Kedua orangtuaku, bapak Antonius Bambang Sutedjo dan Ibu C wiwik Srinarti yang telah memberikan bimbingan, doa, kasih sayang serta biaya bagi keberhasilan putranya dan Bagi simbah Cipto Wasono yang selalu mendoakan cucunya. 10. Bagi kakak-kakakku Yoseph Adhy, Yohanes Agung, Lidwina Putri dan Keponakanku Kendra yang telah memberikan doa dan dukungan bagiku. 11. Bagi Alamanda 329 familia (Mas Ferry, Mas Wahyu, Mas Erik, Bang Riki, Edo, Monjer, Krisna, Jibon, Bowo, mbak Septi) yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Bagi teman-teman masih memberikan motivasi bagi saya, (wulan, ajeng, ima, fajar, othor) atas motivasi yang diberikan kepada saya, 13. Adik-adiku di OMK Santo Kristoforus Banyutemumpang (Dina, Epin) yang juga memberikan motivasi bagi saya. 14. Bagi bapak-bapak diparkiran (Pak Nardi, Pak Gareng, Pak Dolok, Pak Munaji, dan Mas Inu yang sudah meberikan kesan dan pesan selama saya kuliah) 15. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu, memberikan dukungan, semangat, doa dan insipirasi hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukkan, saran, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 10 Desember 2014 Penulis.. Fransiscus Xaverius Ari Nugroho x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v PERNYATAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ....................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Batasan masalah ......................................................................... 4 1.3 Rumusan Penelitian .................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 1.5 ManfaatPenelitian ....................................................................... 5 1.6 Definisi Operasional .................................................................... 5 BAB II LANDASANTEORI 2.1. Kajian Pustaka ........................................................................... 6 2.1.1. PKn sebagai pendidikan nilai ...................................... 6 2.1.2. Pengertian Paradigma Peagogi Reflektif .................... 9 2.1.2.1.Tujuan PPR ..................................................... 10 2.1.2.2. Ciri- ciri PPR ................................................. 10 2.1.2.3. Langkah- langkah PPR ................................... 11 2.1.2.4. Kelebihan PPR ............................................... 15. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.2.5. Competence, compassion, conscience ............ 15 2.1.3. Kesadaran Nilai Peraturan perundang-undangan ........ 16 2.2.Pengertian perautan perundang-undangan .................................... 17 2.2.1. Tata urutan peraturan perundang-undangan ................ 17 2.2.2. Contoh peraturan perundang-undangan ....................... 17 2.2.3. Manfaat peraturan perundang-undangan ..................... 18 2.3.Penelitian yang relevan ................................................................ 19 2.4.Kerangka Berpikir ....................................................................... 20 2.5.Hipotesis Tindakan ...................................................................... 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 22 3.2. Seting Penelitian ........................................................................ 23 3.2.1. Subjek Pennelitian ...................................................... 23 3.2.2. Objek Penelitian ......................................................... 24 3.2.3. Tempat Penelitian ....................................................... 24 3.2.4. Waktu Penelitian ........................................................ 24 3.3. Rencana Tindakan ..................................................................... 25 3.4. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 30 3.5. Instrumen Penelitian ................................................................... 31 3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 37 3.7. Uji Instrumen Pembelajaran ........................................................ 38 3.8. Teknik Analisis Data .................................................................. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian .......................................................................... 46 4.1.1. Kondisi awal .............................................................. 46 4.1.2. Siklus I ....................................................................... 54 4.1.3. Siklus II ...................................................................... 64 4.2. Hasil Pembahasan Silkus I dan II ................................................ 74 4.3. Hasil Observasi Siklus I dan II .................................................... 85. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Halaman. 5.1. Kesimpulan ................................................................................ 87 5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 89 5.3. Saran ......................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 91 LAMPIRAN ................................................................................................ 93. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Jadwal Penelitian .......................................................................... 24 Tabel 3.2. Indikator keberhasilan .................................................................. 29 Tabel 3.3. Persentase Keberhasilan ............................................................... 29 Tabel 3.4. Penjabaran Indikator..................................................................... 31 Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen skala sikap ..................................................... 34 Tabel 3.6. Kriteria Instrumen Skala Sikap ..................................................... 35 Tabel 3.7. Skor Skala Sikap .......................................................................... 35 Tabel 3.8. Lembar Observasi ........................................................................ 36 Tabel 3.9. Validitas Skala Sikap.................................................................... 39 Tabel 3.10. Validitas SPSS 16....................................................................... 40 Tabel 3.11. Reliabilitas ................................................................................. 41 Tabel 3.12. Acuan PAP tipe 1 ....................................................................... 42 Table 3.13 Perhitungan Batas Nilai Indikator 1 ............................................. 43 Tabel 3.14. Perhitungan Batas Nilai indikator 2 ............................................ 43 Tabel 3.15. Perhitungan Batas Nilai Indikator 3 ............................................ 44 Tabel 3.16. Perhitungan Batas Nilai Indikator 4 ............................................ 44 Tabel 3.17. Perhitungan Batas Nilai Indikator 5 ............................................ 45 Tabel 3.18. Perhitungan Semua Indikator ...................................................... 45 Tabel 4.1. Hasil Skala Sikap Kondisi Awal Indikator 1 ................................. 47 Tabel 4.2. Hasil Skala Sikap Kondisi Awal Indikator 2 ................................. 48 Tabel 4.3. Hasil Skala Sikap Kondisi Awal Indikator 3 ................................. 49 Tabel 4.4. Hasil Skala Sikap Kondisi Awal Indikator 4 ................................. 50 Tabel 4.5. Hasil Skala Sikap Kondisi Awal Indikator 5 ................................. 51 Tabel 4.6. Rangkuman Perhitungan Indikator Kondisi Awal ......................... 52 Tabel 4.7. Hasil Skala Sikap Semua Indikator Kondisi Awal ........................ 53 Tabel 4.8. Hasil Skala Sikap Siklus I Indikator 1........................................... 57 Tabel 4.9. Hasil Skala Sikap Siklus I Indikator 2........................................... 58 Tabel 4.10. Hasil Skala Sikap Siklus I Indikator 3 ......................................... 59 Tabel 4.11. Hasil Skala Sikap Siklus I Indikator 4 ......................................... 60. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.12. Hasil Skala Sikap Siklus I Indikator 5 ......................................... 61 Tabel 4.13. Rangkuman Perhitugan Indikator Siklus I................................... 62 Tabel 4.14. Hasil Skala Sikap Semua Indikator Siklus I ................................ 63 Tabel 4.15. Hasil Skala Sikap Siklus II Indikator 1 ....................................... 67 Tabel 4.16. Hasil Skala Sikap Siklus II Indikator 2 ....................................... 68 Tabel 4.17. Hasil Skala Sikap Siklus II Indikator 3 ....................................... 69 Tabel 4.18. Hasil Skala Sikap Siklus II Indikator 4 ....................................... 70 Tabel 4.19. Hasil Skala Sikap Siklus II Indikator 5 ....................................... 71 Tabel 4.20. Rangkuman Perhitungan Indiktor Siklus II ................................. 72 Tabel 4.21. Hasil Skala Sikap Semua Indikator Siklus II ............................... 73 Tabel 4.22. Tabel Indikator Pencapaian ........................................................ 77 Tabel 4.23. Hasil Rekapitulasi Indikator 1..................................................... 78 Tabel 4.24. Rangkuman Jumlah siswa menurut nilai Indikator 1 ................... 79 Tabel 4.25. Hasil Rekapitulasi Indikator 2..................................................... 79 Tabel 4.26. Rangkuman Jumlah Siswa Menurut nilai Indikator 2 .................. 80 Tabel 4.27. Hasil Rekapitulasi Indikator 3..................................................... 81 Tabel 4.28. Rangkuman Jumlah Siswa Menurut Nilai Indikator 3 ................. 82 Tabel 4.29. Hasil Rekapitulasi Indikator 4..................................................... 82 Tabel 4.30.Rangkuman Jumlah Siswa Menurut Nilai Indikator 4 .................. 83 Tabel 4.31. Hasil Rekapitulasi Indikator 5..................................................... 83 Tabel 4.32. Rangkuman Jumlah Siswa Menurut Nilai Indikator 5 ................. 84. xv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Pola PPR .................................................................................. 11 Gambar 3.1. Skema PTK .............................................................................. 22 Gambar 4.1. Diagram Rangkuman Hasil Indikator 1 ..................................... 78 Gambar 4.2. Diagram Rangkuman Hasil Indikator 2 ..................................... 80 Gambar 4.3. Diagram Rangkuman Hasil Indikator 3 ..................................... 81 Gambar 4.4. Diagram Rangkuman Hasil Indikator 4 ..................................... 82 Gambar 4.5. Diagram Rangkuman Hasil Indikator 5 ..................................... 84. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Instrumen Pembelajaran ............................................................ 93 Lampiran 2 Instrumen Skala Sikap................................................................ 120 Lampiran 3 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I & II............................................ 122 Lampiran 4 Hasil Skala Sikap Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II .................... 127 Lampiran 5 Contoh Perhitungan Nilai Akhir Siswa ....................................... 131 Lampiran 6 Validasi Instrumen Skala Sikap ................................................. 140 Lampiran 7 Validasi Instrumen Pembelajaram .............................................. 143 Lampiran 8 Pengolahan Validasi Instrumen Skala Sikap Dan Instrumen Pembelajaran ............................................................................................... 150 Lampiran 9 Pengolahan Observasi ................................................................ 152 Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Semua Indikator.......................................... 162 Lampiran 11 Skala Sikap Sebelum Validasi .................................................. 165 Lampiran 12 Hasil Validasi SPSS 16 Skala Sikap ......................................... 168 Lampiran 13 Dokumentasi foto ..................................................................... 170 Lampiran 14 Surat Ijin Validasi .................................................................... 173 Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 175 Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 178. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Menurut Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diharapkan dapat mengarahkan seseorang untuk memiliki pribadi manusia yang utuh dengan memberikan proses- proses penanaman nilai- nilai pengetahuan dan keterampilan. Hal ini dapat terwujud dengan memberikan pendampingan kepada siswa dalam proses belajar untuk membantu meningkatkan kesadaran akan nilai yang terkait dalam pembelajaran. Dengan meningkatnya nilai tersebut maka diharapakan akan memberikan dampak yang positif bagi kualitas hidup peserta didik yang dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari- hari (Astri, 2014:1). Para tokoh pendidikan meyakini bahwa pendidikan bukan hanya untuk menciptakan para teknokrat dengan keahlian tinggi, tetapi, lebih dari itu, untuk membuahkan manusia-manusia terpelajar yang mau dan mampu memperjuangkan keadilan dalam kehidupan bersama yang membahagiakan (Subagya 2008: 3). Menurut Subagya (2010: 4) pendidikan pada sekarang ini dipandang oleh banyak orang dari segi manfaat praktisnya saja. Sekolah dipakai sebagai jalan mencapai sukses finansial, dengan demikian pembelajaran semakin diarahkan pada manfaat praktisnya bagi dunia kerja dan pendidikan menjadi sarana bersaing untuk mendapatkan tempat kerja yang paling menguntungkan secara finansial. Dengan pandangan seperti itu menyebabkan memudarnya nilai – nilai manusiawi yang terkandung atau terkait dengan suatu bidang studi . Maka dari itu sangatlah penting untuk menekankan kesadaran akan nilai yang terkait dengan suatu bidang studi supaya nilai- nilai yang terkandung tidaklah memudar dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.. 1.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai adalah salah satu wahana yang diharapkan siswa menyadari akan nilai yang terkait dalam pembelajaran. Siswa seharusnya menyadari akan pentingnya nilai sehingga tertarik untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peserta didik harus menghadapi permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi peserta didik maka dari itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberikan pada. semua jenjang pendidikan. (Aryani,2010: 17). Dari. hasil. pengamatan. peneliti,. pembelajaran. Pendidikan. Kewarganegaraan di SD Kanisius Jomegatan sebagian besar hanya disampaikan menggunakan cara ceramah saja dan hanya diarahkan pada perkembangan kognitif siswa maka nilai- nilai yang sebenarnya juga terkait dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak akan disadari oleh siswa. hal itu terbukti Di SD Kanisius Jomegatan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kurang disertai dengan penanaman nilai yang termuat hanya sebatas konsep materi saja tanpa diberikan nilai- nilai yang terkait dalam pembelajaran tersebut yang dapat diterapkan siswa dalam kehidupan bermsayarakat. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama guru dan siswa di SD Kanisius Jomegatan Yogyakarta pada tanggal 28 Mei 2014 kesadaran siswa mengenai nilai – nilai yang terkait dengan perundang- undangan, nilai yang terkait dalam peraturan perundang- undangan yang dimaksud adalah peraturan yang berlaku di sekolah, masyarakat dan keluarga belum maksimal dipatuhi oleh siswa seperti yang terjadi pada kelas V di SD Kanisius Jomegatan yaitu 1) siswa tidak mengerjakan PR, sehingga harus mendapat sanksi dari guru 2) membuang sampah tidak pada tempatnya 3) terlambat masuk ke sekolah, 4) tidak menepati jadwal piket. Dari hasil wawancara dengan peserta didik juga menghasilkan bahwa siswa juga belum memahami sepenuhnya mengenai materi yang diberikan kepada guru dikarenakan materi yang disampaikan banyak namun ketersediaan waktunya tidak mencukupi, kemudian guru juga hanya menggunakan metode ceramah saja. Maka berdasarkan keadaan yang ada maka dapat dipastikan siswa. 2.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. kelas V yang sudah mendapatkan materi pembelajaran mengenai norma- norma yang berlaku dalam kehidupan sehari- hari di kelas III belum mampu untuk mengamalkan nilai yang terkait atau terkandung dalam materi peraturan perundang- undangan. Dari hasil wawancara tersebut kita membutuhkan sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran akan nilai yang terkait dengan sebuah bidang studi kepada siswa, salah satu model pembelajaran yang menanamkan nilai adalah paradigma pedagogi reflektif. Lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan kanisius telah memiliki model pembelajaran yang memberikan penanaman serta pengembangan nilai yaitu model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif namun pada kenyataanya penerapan PPR sendiri di SD Kanisius Jomegatan masih belum maksimal maka dari itu peneliti memiliki gagasan untuk memaksimalkan penanaman nilai yang terkait dalam sebuah pembelajaran yaitu dengan memaksimalkan penerapan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma/ pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa kristiani/kemanusiaan (Pedagogim Reflektif) sebagai pendidikan kristiani/ kemanusiaan). Pola pikirnya adalah dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudiaan siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Subagya 2008: 39). Dalam pembelajaran PPR ada 3 tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu terdiri dari competence, compassion, conscience (3C). Competence adalah saling mengembangkan kompetensi secara utuh antara peserta didik dengan guru, conscience, adalah saling mengasah antara kepekaan dan ketjaman hati nurani antara peserta didik dengan guru, compassion adalah saling melibatkan dengan penuh bela rasa dengan sesame di lingkungan sekitar. Dengan menerapkan PPR diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan, dimana dimulai dari siswa dapat mematuhi peraturan- peraturan yang diterapkan di sekolahnya. Penenelitian ini difokuskan untuk memberikan penanaman nilai kepada siswa untuk mematuhi peraturan – peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah, rumah. 3.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dan masyarakat.Peningkatan kesadaran nilai tersebut dapat dilihat melalui instrument penelitian yang berupa skala sikap yang akan diberikan kepada siswa. Dengan menanamkan nilai pada peraturan perundang- undangan kita dapat menanamkan nilai pada diri siswa untuk menjadi warga negara yang baik dimulai dari mematuhi peraturan-peraturan yang ada di lingkup sekolah, rumah dan masyarakat. Penelitian ini dibatasi dengan standar kompetensi 2. Memahami peraturan perundang- undangan dan kompetensi dasar 2.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang- undangan tingkat pusat dan daerah, 2.2. memberikan contoh peraturan perundang- undangan tingkat pusat dan daerah pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di SD Kanisius Jomegatan semester genap tahun ajaran 2013/2014. 1.2. Batasan Penelitian Penelitian ini diabatasi pada masalah peningkatan kesadaran nilai yang terkait dengan peraturan perundang-undangan kelas V SD Kanisius Jomegatan dengan Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam mata pelajaran PKn pada Standar Komeptensi 2. Mengenai Peraturan Perundang-undangan. 1.3. Rumusan Masalah 1.3.1. Bagaimanakah proses pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif Untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang-undangan? 1.3.2. Apakah dengan PPR dapat meningkatkan tingkat kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan kelas V di SD Kanisius Jomegatan semester genap tahun ajaran 2013/2014? 1.4. Tujuan penelitian 1.4.1. Memaksimalkan proses pelaksanaan PPR untuk dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundangundangan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 1.4.2. Meningkatkan tingkat kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang-undangan di SD Kanisius Jomegatan semester genap tahun ajaran 2013/2014.. 4.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.5. Manfaat penelitian 1.5.1. Bagi sekolah Menambah sumber bacaan dan referensi yang ada di sekolah sehingga dapat mengoptimalkan penerapan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif melalui guru – guru kelas. 1.5.2. Bagi guru Memberikan wawasan mengenai model pembelajaran pedagogi reflektif. 1.5.3. Bagi siswa – siswi Mendapatkan pembelajaran yang memberikan pengalaman nilai kemanusian yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari – hari. 1.5.4. Bagi peneliti Memberikan pengalaman baru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis PPR serta menambah pengetahuan khususnya dalam menyusun skripsi untuk menyelasaikan studinya. 1.6. Definisi Operasional 1.6.1. Kesadaran adalah keadaan mengerti seseorang akan hal-hal yang terjadi dan di peroleh disekitarnya. 1.6.2. Nilai adalah sesuatu yang berharga dan digunakan sebagi acuan untuk menentukan sebuah pilihan atau berbuat sesuatu. 1.6.3. Peraturan perundang- undangan adalah peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah dalam suatu negara untuk menjaga ketertiban dan kemanan dalam kehidupan warga negaranya. 1.6.4. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa secara utuh melalui kegiatan pembelajaranya yang memberikan pengalaman nilai.. 5.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. PKn sebagai pendidikan nilai Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran yang tidak bisa terlepas dari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan sudah diberikan sejak siswa berada di bangku Sekolah Dasar sampai pada tingkat perguruan. tinggi. pun. PKn. masih. dapat. kita. temukan.. Pendidikan. Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar dimasa mendatang menjadi patriot pembela bangsa dan Negara. Patriot pembela bangsa dan Negara ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing- masing (Amin, 2008). Sementara menurut Chamin (dalam Aryani, 2010: 40), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai- nilai dan perilaku yang menjujung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera serta demokratis. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (dalam Aryani, 2010:39) merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (dalam Aryani, 2010: 52) di masa sekarang ini memiliki beberapa misi, diantaranya itu yaitu: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif, dalam menanggapi isu kewarganegaraan (2) berpartisipasi aktif secara bermutu dan bertanggung jawab, serta bertindak secara tegas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa dan bernegara (3) berkembang secara positif untuk membentuk diri berdasarkan pada karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangsa 6.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. lainnya (4) berinteraksi dengan bangsa- bangsa lainnya dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dan memanfaatkan teknologi langsung dan tidak langsung. Menurut Aryani (2010: 44) Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keterkaitan erat dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai menyatukan berbagai permasalahan yang menyangkut preferensi personal kedalam suatu kategori yang disebut nilai- nilai, yang dibatasi sebagai petunjuk umum untuk perilaku yang memberi batasan langsung pada kehidupan. PKn sebagai pusat pendidikan nilai, bukan lah sekedar mentransmisikan isi nilai tertentu kepada peserta didik, akan tetapi dimaknai sebagai upaya mengembangkan proses penilaian dalam diri seseorang, semacam krusial dan fungsional. Pendidikan nilai dalamm PKn berupaya menempatkan untuk berpikir secara ilmu kewarganegaraan, dimana pengajaran merupakan proses yang dilakukan secara langsung melalui suatu informasi sehingga peserta didik memiliki suatu kepercayaan diri dalam menentukan membuat keputusan. Menurut Mulyana (2004: 111) pendidikan nilai dimaknai sebagai: (1) penanaman dan pengembangan nilai- nilai kepada seseorang, (2) bantuan terhadap siswa, agar menyadari dan mengalami nilai- nilai serta penempatan secara integral dalam keseluruhan hidupnya (3) pengajaran atau bimbingan kepada siswa agar menyadari nilai- nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan hati melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak konsisten. Djahiri (1996: 17) menyatakan nilai adalah sesuatu yang berharga baik menurut standar logika (benar/salah), estetika (bagus/ buruk), etika (adil/ tidak adil), agama (dosa dan haram/ halal), dan hukum (sah/ absah), serta menjadi acuan dan atau keyakinan diri maupun kehidupan. Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dimaknai sebagai model pendidikan yang berlandaskan pada nilai (nilai agama, sosial, budaya, pendidikan, dan nilai kebangsaan atau nasionalisme), moral, dan norma, yang menjadikan seseorang mampu memperjelas dan menentukan sikap terhadap subtansi nilai dan. 7.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. norma dan sistem dinamika kehidupan beriman dan berbudaya, pembentukan jati diri, warga negara yang bertanggung jawab, dan menjadi totalitas suatu bangsa yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai manusia Indonesia yang seutuhnya (Aryani, 2010: 15). Nilai yang dimaksud dalam Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai yaitu (1) keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihanya, (2) patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihanya diantara cara- cara tindakan alternatif (3) konsepsi (tersirat atau yang sifatnya membedakan individu atau kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi terhadap cara, tujuan akhir tindakan, (4) nilai rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air (Aryani, 2010: 15- 16). Menurut Aryani (2010: 84) Pendidikan nilai merupakan sebuah proses dalam upaya membantu siswa dalam mengekspresikan nilai- nilai melalui pengujian kritis, sehingga siswa dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta perasaanya. Menurut Soemantri (2001: 154) mengemukakan bahwa tujuan PKn di Indonesia akan tercapai lewat the great ought- nya yaitu dengan menanamkan konsep dan item nilai yang sudah dianggap baik sebagai titik tolak untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Menurut. Aryani. (2010:38). pendidikan. berbasis. nilai. mencakup. keseluruhan aspek sebagai alternatif pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik, agar menyadari nilai kebenaran kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak konsiten. Materi PKn dengan model pendidikan berbasis nilai yang sistemiknya merupakan alternatif yang diperlukan peseta didik dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi serta dinamika kehidupan kini dan masa yang akan datang. Model pembelajaran berbasis nilai memiliki tujuan untuk acuan atau petunjuk yang terpola bagi guru dalam membina siswanya. Siswa diharapkan dapat memiliki tatanan nilai melalui pendekatan klarifikasi nilai, dan nilai- nilai yang berkaitan dengan dasar manusia yang dipersonalisasikan pada peserta didik,. 8.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. sehingga peserta didik dapat memaknai, berkreatifitas dengan proses menilai, dan membantu peserta didik menguasai keterampilan menerapkan proses menilai (Aryani, 2010: 81). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dimaknai sebagai pendidikan yang memberikan pendidikan berlandaskan nilai (agama, sosial, budaya, moral, dan norma) yang bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang memiliki rasa cinta tanah air, kebangsaan, serta memperbaiki kualitas berpikir dan perasaan siswa. Maka dengan memberikan nilai-nilai pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan siswa dapat meyadari dan memahami nilai-nilai yang ada di sekolah, di rumah, dan di masyarakat. 2.1.2. Paradigma Pedagogi reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma/ pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa kristiani/kemanusiaan (pedagogi reflektif sebagai pendidikan kristiani/kemanusiaan). Pola pikirnya adalah dalam membentuk pribadi, siswa siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudiaan siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Subagya 2008: 39). Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan suatu model pendidikan yang menyediakan solusi dalam pelayanan untuk mengarahkan manusia menuju pengembangan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kristiani, yakni persaudaraan, solidaritas, saling menghargai, dan mengasihi tanpa mengubah kebijakan yang telah ada (Tim redaksi kanisius 2008:40). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pemberian nilai- nilai yang terkait dalam sebuah pembelajaran untuk dapat membentuk pribadi siswa yang lebih baik. 2.1.2.1. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan diterapkannya pembelajaran berpola PPR diharapkan terbentuk wujud nyata pribadi man for orthers, seorang. 9.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pribadi yang memiliki kesadaran kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk melaksanakan kehidupan berdasarkan kemanusiaan tersebut. Pola pikir PPR adalah membentuk pribadi siswa, dengan memberi siswa pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian memfasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya memberikan pertanyaan aksi agar siswa tersebut membuat niat dan berbuat sesuai dengan niat tersebut. Melalui dinamika pola pikir tersebut, siswa mengalami sendiri bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu, dengan refleksi siswa yakin sendiri bukan hanya patuh pada tradisi atau peraturan, dengan aksi siswa berbuat dari kemauan sendiri bukan karena ikut-ikutan atau karena sanksi. Pembentukan karakter diharapkan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya akan memiliki komitmen memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum (Subagya 2008: 39). Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Paradigma Pedagogi Reflektif adalah untuk model pembelajaran yang berpola pikir untuk membentuk pribadi manusia dengan memberikan nilai kemanusian melalui pengalaman pembelajaran yang diberikan dan diharapkan dengan hal tersebut maka akan terbentuk pribadi yang memiliki karakter untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum. 2.1.2.2. Ciri- ciri PPR PPR memiliki ciri esensial sebagai berikut (Subagya, 2010: 68): (1) Pembelajaran Pedagogi Reflektif dapat diterapkan dalam semua kurikulum (2) Pembelajaran Pedagogi Reflektif fundamental untuk proses belajar mengajar (3) Pembelajaran Pedagogi Reflektif menjamin para pengajar menjadi pengajar yang lebih baik (4) pembelajaran Pedagogi Reflektif mepribadikan proses belajar dan mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti yang dipelajari.. 10.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.2.3. Langkah – langkah dalam PPR Dinamika pokok pedagogi reflektif ini adalah interaksi terus menerus dari tiga unsur, yaitu pengalaman, refleksi dan aksi, di dalam proses belajar mengajar. Tiga unsur tersebut dilengkapi dengan unsur pelengkap yaitu konteks yang menjadi tempat pengalaman itu berlangsung dan evaluasi, setelah sebuah aksi terlaksana. Bergerak dalam langkah spiral, semakin lama semakin mendalam untuk tiap- tiap unsurnya. Yang menjadi sentral dalam dinamika ini adalah refleksi, yang diartikan “menyimak kembali penuh perhatian bidang studi tertentu, pengalaman ide-ide, usul – usul, atau reaksi spontan, supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam”. Refleksi adalah usaha untuk memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi (Subagya, 2010: 6-12). Konteks T. refleksi. U Aksi. pengalaman. J U A. evaluasi. N. Skema Paradigma Pedagogi Reflektif (Subagya, 2008: 8) 2.1.2.3.1.. Konteks. Konteks menurut Subagya (2008:41) adalah deskripsi tentang “dengan siapa berintraksi”, “bagaimana” latar belakang dan pengalaman hidupnya, dimana dan “seperti apa”, serta “mengapa” mengikuti sekolah. Dalam pembelajaran pedagogi refelktif, siswa yang berpotensi mendukung atau menghambat proses pembelajaran. Guru harus memulai proses pembelajaran dari dalam diri siswa dengan memahami sebanyak mungkin konteks-konteks yang melingkupi siswa sebagai subyek yang akan ditantang, didorong, dan didukung untuk mencapai perkembangan pribadi yang utuh. Konteks meliputi :. 11.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a) Konteks nyata dari kehidupan siswa yang mencakup keluarga, kelompok sebaya, lembaga pendidikan, ekonomi, kebudayaan dan kenyataan hidup lainnya, keseluruhan konteks mempengaruhi siswa dalam bersikap, berpresepsi, mengambil keputusan, maupun melakukan pilihan. b) Pengertian-pengertian yang dibawa siswa ketika memulai sebuah pembelajaran, pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh siswa dari pelajaran sebelumnya dari lingkungan hidup siswa merupakan konteks belajar yang harus diperhatikan. Selain itu, perasaan mereka, dan nilai – nilai, yang mereka miliki merupakan konteks nyata proses belajar mereka. c) Konteks sosio ekonomis, politis dan kebudayaan, misalnya kemiskinan berdampak negatif pada harapan siswa. untuk berhasil dalam belajar,. rezim politis yang otoriter merupakan hambatan unutk mengembangkan kreatifitas secara bebas. d) Suasana kelembagaan sekolah atau pusat belajar, yaitu jaringan kompleks yang terdiri dari norma-norma, harapan-harapan, lebih – lebih hubunganhubungan yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana atau iklim sekolah merupakan prasyarat sebelum pendidikan nilai dapat dimulai. 2.1.2.3.2. Pengalaman Berdasarkan konteks-konteks yang telah dikenali pada tahap sebelumnya, guru menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk mengingat pengalaman yang berkaitan dengan ilmu yang dibahas. Siswa diminta untuk menyaring fakta, menimbang perasaannya, dan memilih nilai-nilai yang telah mereka kenal terkait dengan bidang ilmu yang mereka simak. Pengalaman yang diolah berupa pengalaman mereka sendiri atau pengalaman yang diperoleh dari membaca atau mendengarkan. Pengalaman dalam PPR memuat pemahaman tentang competence (kompetensi), conscience ( suara hati), dan compassion (kepedulian) yang diperoleh secara seimbang (Subagya, 2008:42).. 12.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.2.3.3. Refleksi Refleksi menjadi unsur penting dalam Pendidikan Ignasian (Paradigma Pedagogi Reflektif) karena menjadi penghubung antara pengalaman dan tindakan. Refleksi juga merupakan suatu proses menuju perubahan pribadi yang dapat mempengaruhi perubahan lingkup. sekitarnya. Refleksi berarti mengadakan. pertimbangan seksama dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi dan pearasaan menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuan yang diinginkan atau reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai yang dipelajari. Dalam refleksi ini siswa diajak untuk dapat memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi dengan cara: memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik, mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam susunan proses pembelajaran, sehingga dapat mendorong inisiatif peserta didik. Dengan refleksi akan lebih dapat memahami pembelajaran, sehingga dapat menemukan maknanya (Subagya 2008:43). 2.1.2.3.4. Aksi Istilah “Aksi” menurut Subagya (2008:44) dipakai untuk menunjuk perutumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya. Istilah ini mencakup dua langkah : a) Pilihan batin, setelah mengadakan refleksi, siswa mempertimbangkan pengalamannya dari sudut pandang pribadi dan manusiawi. Kemauan baru akan tergerak, setelah terjadi pemahaman kognitif mengenai pengalaman terebut yang disertai perasaan-perasaan afektif (positif atau negatif). Makna-makna yang tertangkap dan dinilai menyajikan pilihan yang harus diambil. Pilihan semacam itu akan muncul kalau seseorang memutuskan bahwa suatu kebenaran harus menjadi pegangan yang akan mempengaruhi keputusan yang lebih lanjut. Ini bisa dalam bentuk makin jelasnya prioritas –prioritas hidup siswa dan memilih kebenaran itu sebagai miliknya, sambil tetap membiarkan diri ke arah mana dia digiring kebenaran itu. b) Pilihan yang dinyatakan secara lahir, pada suatu ketika, makna-makna hidup, sikap, nilai-nilai, yang telah menjadi bagian dari dirinya, mendorong siswa untuk berbuat sesuatu yang konsisten dengan. 13.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. keyakinanya yang baru. Jika makna ini positif, siswa akan meningkatkan keadaan yang menimbulkan pengalaman yang bermakna positif tersebut, misalnya apabila tujuan pendidikan jasmani tercapai maka selanjutnya siswa akan terdorong untuk berolahraga secara rutin. Jika makna pengalaman negatif, siswa akan berusaha memperbaiki, mengubah, atau menghindari apa yang menimbulkan pengalaman yang negatif itu. Misalnya apabila siswa memperoleh hasil belajarnya yang buruk maka ia akan merubah cara belajarnya untuk menghindari kegagalan lagi. 2.1.2.3.5. Evaluasi Semua pengajar menyadari bahwa kadang-kadang mengevaluasi kemajuan akademik pelajar memang penting. Tes, ulangan, ujian merupakan evaluasi untuk menilai seberapa jauh pengetahuan sudah dikuasai dan keterampilan yang sudah diperoleh. Evaluasi berkala mendorong pengajar maupun pelajar memperhatikan pertumbuhan intelektual dan apakah juga ada kekurangan-kekurangan yang perlu ditangani. Umpan balik seperti ini dapat menginsafkan guru bahwa perlu mencari cara dan metode mengajar yang lain. selain itu juga membantu untuk lebih memperhatikan tiap-tipa pelajar apakah memerlukan perbaikan dalam cara belajar mereka (Subagya 2008: 45). Dari uraian diatas dapat disimpulkan mengenai langkah- langkah Paradigma Pedagogi Reflektif, Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki 5 langkah dalam setiap pembelajarannya yaitu konteks, pengalaman, evaluasi, refleksi dan aksi. Dalam setiap langkah tersebut memiliki penekanan pada hal yang berbeda. Pada konteks menanamkan pengetahuan, pengalaman memeberikan pengalaman pada siswa supaya apa yang diterima siswa tidak mudah untuk dilupakan namun tertanam dalam diri siswa, refleksi untuk mengulang kembali apa yang sudah dipelajari, aksi dimana siswa melakukan tindakan dari niat yang sudah dibuatnya mengenai pembelajaran yang terkait, evaluasi menekankan pada melihat perkembangan akademik siswa melalui ujian, tes, dan lain- lain.. 14.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.2.4. Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif Kelebihan – kelebihan serta keuntungan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam proses pembelajaran di sekolah (Subagya 2008:57-58), antara lain sebagai berikut. a) Murah meriah Dalam praktik, pembelajaran PPR diintegrasikan dengan bidang studi yang diajarkan, maka tidak memerlukan sarana dan prasarana khusus, kecuali dibutuhkan bidang studi yang bersangkutan. Misalnya, untuk. menumbuhkembangkan. persaudaraan,. solidaritas,. saling. menghargai, yang diperlukan adalah pengalaman persaudaraan yang dapat dicapai melalui belajar dengan kerjasama kelompok yang kemudian direfleksikan dan ditindak lanjuti dengan aksi, evaluasi dalam dalam belajar dengan kerjasama kelompok diterapkan dalam semua bidang studi tanpa menambah sarana maupun prasarana. b) Semua kurikulum PPR dapat diterapkan dalam semua kurikulum: KTSP, KBK, kurikulum 1994, bahkan pada kurikulum manapun. Paradigma ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang dibutukan hanyalah pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata pelajaran yang ada. c) Cepat kelihatan hasilnya Untuk menumbuhkembangkan seorang siswa menjadi pribadi yang dewasa dan manusiawi dibutuhkan waktu yang lama. Hal itu biasanya akan terlihat setelah mereka lulus SMP atau SMA. Namun melalui PPR tanda – tanda kalau mereka mulai berkembang kearah yang diharapkan cepat terlihat. Kenyataan ini dapat diamati di sekolah – sekolah yang telah menerapkan PPR, dalam waktu satu tahun sudah terlihat jelas bahwa siswa akrab satu sama lain, mau solider dan saling membantu dalam belajar, mau menghargai satu sama lain. Dari uraian diatas dapat. disimpulkan bahwa model pembelajaran. Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki banyak manfaat seperti murah meriah,. 15.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dimana dengan menerapkan PPR tidak membutuhkan sarana- prasarana khusus yang mebutuhkan biaya banyak, sesuai untuk diterapkan di segala kurikulum, hasil dari penerapan PPR kepada siswa juga akan cepat terlihat. 2.1.2.5 Competence, Conscience, dan Compassion Menurut model pembelajaran Pedagogi Ignatian-P3MP adalah sebagai berikut: a) Competence adalah seperangakt pengetahuan/kualitas peserta didik yang unggul dalam mengembangkan kompetensi secara utuh peserta didik (masidjo,2009:3). b) Conscience adalah mengasah ketajaman dan kepekaan hati peserta didik (masidjo, 2008:3). c) Compassion adalah bersedia terlibat dengan semangat bela rasa terhadap sesame dan lingkungan 2.1.3. Kesadaran akan nilai peraturan perundang- undangan Kesadaran berarti keinsafan; keadaan mengerti; akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; hal yang dirasakan atau dialami seseorang Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). Sadar diartikan merasa, tahu, ingat, kepada keadaan yang sebenarnya, atau ingat tahu akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan keadaan tahu, mengerti dan merasa. Kesadaran merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat kepada keadaan yang sebenarnya yang secara langsung tersedia bagi kita, (Semium 2006: 59). Husserl (dalam Wahana, 2004: 35), bahwa kesadaran menurut kodratnya terarah pada realitas. Kesadaran selalu berarti kesadaran akan sesuatu. Atau istilah yang dipakai menurut Husserl, kesadaran menurut kodratnya bersifat intensional (Keterarahan). Kesadaran akan nilai berarti kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai antara lain: (1) menyadari akan nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, (2) menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi kualitas untuk mewujudkannya, (3) menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara. 16.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang dituju, (4) menyadari sikap yang perlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, (5) menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya (Wahana: 2013: 40). Berdasarkan uraian dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran merupakan suatu keadaan atau situasi seseorang untuk mengerti mengenai segala yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Materi yang diberikan dalam penelitian yaitu mengetahui pengaruh peraturan perundang- undangan. Materi yang diajarkan diambil dari buku Sriwilujeng (2007:30). Dalam buku Sriwilujeng (2007:30) menjelaskan bahwa peraturan perundang- undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional. Kita sudah tahu bawa negara Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu negara perlu memiliki peraturan perundang- undangan untuk mengatur jalannya pemerintahan. Peraturan Perundang- undangan: 2.2.. Pengetian peraturan perundang- undangan Pengertian peraturan perundang- undangan menurut Sriwilujeng (2007:. 32) Peraturan perundang- undangan adalah peraturan tertulis yang dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan meningkat secara umum. 2.2.1. Tata urutan peraturan perundang- undangan Tata urutan peraturan perundang- undangan, yang pertama adalah peraturan perundang- undangan tingkat pusat sebagai berikut: (1) UUD 1945,(2) Undang- Undang, (3) peraturan pemerintah pengganti undang- undang, (4) peraturan pemerintah, (5) peraturan presiden, (6) peraturan daerah (Sriwilujeng 2007: 34). 2.2.2. Contoh peraturan perundang- undangan Contoh- contoh peraturan perundang- undangan yaitu (1)UU pajak, (2) UU anti korupsi, (3) UU lalulintas, (4) UU larangan merokok ditempat umum,(5) Peraturan wajib belajar (Sriwilujeng, 2007: 36).. 17.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.2.3. Manfaat peraturan perundang- undangan. Manfaat peraturan perundang- undangan, segala peraturan yang dibuat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang tertib, bersih, makmur, dan berkeadilan (Sriwilujeng, 2007:39). Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai siswa sekolah dasar penanaman nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan dimulai dengan menaati peraturan dari yang paling sederhana seperti dalam keluarga siswa harus mematuhi peraturan perintah dan nasihat orang tua, dalam lingkungan masyarakat anak dapat mengikuti kerja bakti, dalam lingkungan sekolah, siswa menaati tata tertib sekolah, melaksanakan piket sesuai jadwal, mematuhi perintah dari guru, dalam kehidupan bernegara siswa dapat mematuhi peraturan lalulintas seperti tidak mengendarai sepeda bermotor, dan lain- lain. 2.3.. Penelitian yang relevan Astri. (2014). Penerapan. Paradigma. Pedagogi. Reflektif. Untuk. Meningkatkan Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran PKn Untuk Meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IV SD K. Ganjuran dan 2) meningkatkan. kesadaran akan nilai globalisasi melalui Paradigma Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran PKn bagi siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, aksi, observasi dan refleksi. Penelitian ini didorong oleh pengalaman lapangan keterbatasan guru dalam menerapkan model dan media pembelajaran. Selain media buku pelajaran sekolah juga memliki sarana untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hal tersebeut diduga mengakibatkan kurangnya kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn. Peneliti menggunakan model Paradigma Pedagogi. 18.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Reflektif untuk mengatasi masalah kurangnya kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala sikap untuk mengetahui kesadaran siswa akan nilai globalisasi, dan didukung dengan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD K Ganjuran meningkat dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif. Theresia (2011) meneliti Penerapan Pembelajaran Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience dan compassion kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas IIIC. Mata pelajaran tematik yang terkait dalam penelitian ini yaitu IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk mata pelajaran IPA, peningkatan competence yaitu 69,45 : 73,66 : 78,28, conscience yaitu 78 : 86 dan compassion yaitu 78 : 85. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia peningkatan untuk competence yaitu 68,91 : 72,83 : 77. Dari kedua penelitian relevan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terbukti dapat meningkatkan competence, conscience, compassion dari siswa serta model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dapat memiliki pengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi, maka dengan mengacu dari kedua penelitian relevan tersebut peneliti ingin meningkatkan kesadaran nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan dengan menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada siswa kelas V SD Kanisius Jomegatan.. 19.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.4.. Kerangka berpikir Pendidikan diyakini tidak hanya untuk menciptakan para teknokrat dengan. keahlian tinggi, tetapi, lebih dari itu, untuk mebuahkan manusia- manusia yang terpelelajar yang mau dan mampu memperjuangkan keadilan dalam kehidupan bersama yang membahagiakan. Pendidikan jaman sekarang ini dipandang oleh banyak orang dari segi praktisnya saja. Sekolah dipakai sebagai jalan mencapai sukses secara ekonomi yang menyebabkan pendidikan hanya diarahkan pada manfaat untuk menyiapkan manusia dalam dunia kerja dan pendidikan menjadi sarana bersaing untuk mendapatkan tempat kerja yang menguntungkan secara ekonomi, dengan pandangan seperti itu maka nilai- nilai yang terkait dalam suatu bidang studi akan memudar. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang mengandung nilai- niai kemanusiaan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai adalah suatu wahana yang diharapkan siswa menyadari akan nilai yang terkait dalam pembelajaran. Peserta didik harus menyadari akan pentingnya nilai- nilai yang terkait dengan sebuah pembelajaran, agar nilai- nilai yang terkait dengan pembelajaran dapat diterima dan disadari siswa secara maksimal tentu saja dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang bisa menyampaikan nilai- nilai tersebut. Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan apabila diterapkan maka dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan pelajaran, seperti pada penelitian sebelumnya pada penelitian Astri (2014) yang menerapkan PPR untuk dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi dan penelitian Theresia (2011) penerapan PPR dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa. Maka dengan penerapan PPR dalam penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai- nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan dalam mata pelajaran PKn di Kelas V.. 20.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.5.. Hipotesis Tindakan. Penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan tingkat kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan.. 21.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganailisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2011: 25). Identifikasi masalah. Perencanaan Refleksi. Aksi. Observasi. Perencanaan ulang Refleksi. Observasi. Aksi. Skema menurut Hopkins (dalam Sanjaya 2011: 25). 22.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Menurut Hopkins (dalam Sanjaya, 2011: 30) satu siklus dalam PTK terdiri dari 4 tahap yaitu, 1) perencanaan 2) Aksi 3) Observasi 4) Refleksi. 1) Perencanaan Perencanan yakni tindakan yang disusun sebelum kegiatan dimulai Sanjaya (2011: 57). Pada kegiatan perencanaan ini peneliti menyusun rancangan seluruh aspek yang terkait dengan PTK antara lain seperti identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan diberikan, kemudian peneliti akan membuat perencanaan aksi setiap siklusnya. 2) Aksi Aksi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya Sanjaya (2011: 57). Aksi atau tidakan yang dilakukan bertujuan untuk menyelesaikan masalah, aksi yang dilakukan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat, dengan menerapkan perencaan tersebut pada proses pembelajaran. 3) Observasi Yakni kegiatan yang dilakukan pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan Sanjaya (2011:57). Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang diberikan. 4) Refleksi Refleksi yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki. 3.2.Setting Penelitian 3.2.1. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah orang yang akan diteliti atau ditingkatkan kompetensinya (Arikunto 2010: 56). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Jomegatan Tahun ajaran 2013/2014.. 23.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.2.2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah hal atau apa yang akan diteliti atau kompetensi apa yang akan ditingkatkan dari subjek. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan PPR pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai peraturan perundang- undangan kelas V SD Kanisius Jomegatan. 3.2.3. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah SD Kanisius Jomegatan Tahun ajaran 2013/2014 3.2.4. Waktu penelitian Tabel 3.1. Jadwal penelitian Keterangan. 2014 Jun. Jul. 2015 Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb. Observasi Penyusunan Proposal Revisi Proposal Uji Validitas dan Reliabiitas Instrumen Penyusunan Instrumen Pengesahan Proposal PTK Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Pengolahan Data Hasil Penelitian Pelengkapan Penelitian Ujian Revisi. 24.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.3. Rencana Tindakan Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut: 3.3.1. Kegiatan awal Pada kegiatan awal, guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, melakukan presensi, melakukan kegiatan aprepsi yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, serta guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3.3.2. Kegiatan inti Pada kegiatan inti, guru menerapkan langkah- langkah Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yang meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi secara runtut supaya siswa dapat memahami materi dan nilai- nilai yang terkait oleh guru. 3.3.3. Kegiatan penutup Pada. kegiatan. penutup,. guru. dan. siswa. menyimpulkan. materi. pembelajaran kemudian siswa diminta untuk membuat refleksi mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan, selain membuat refleksi guru juga akan memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa, dan kemudian siswa diminta untuk membuat aksi sesuai dengan nilai yang terkait Dalam penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus pertemuan, 1 siklus terdiri dari 3jp, dan alokasi waktu setiap 1 jp adalah 35 menit. Adapun langkahlangkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Siklus I a) Rencana Siklus I Dalam setiap siklus akan diadakan satu kali pertemuan tetapi menggunakan 3jam pelajaran. Pada tahap siklus pertama, pertemuan pertama materi ajar yang akan disampaikan mencakup pengertian peraturan perundangundangan, tata urutan peraturan perundang- undangan pusat dan daerah, dan manfaat peraturan perundangan- undangan.. 25.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b) Aksi Siklus I 1. Siswa membacakan Pancasila di depan kelas. 2. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai Pancasila sebagai sumber hukum di Negara Indonesia. 3. Siswa menyebutkan pengertian perundang- undangan dengan panduan guru. 4. Siswa menyebutkan tata urutan peraturan perundang- undangan 5. Siswa menyebutkan manfaat peraturan perundang- undangan 6. Guru memberikan penguatan/ pembenaran mengenai manfaat peraturan perundang- undangan yang sudah disebutkan oleh siswa. 7. Siswa mengerjakan LKS. 8. Siswa menjelaskan hasil pekerjaan di depan kelas. 9. Guru mengomentari jawaban siswa. 10. Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami 11. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai materi yang sudah dipelajari. 12. Guru memberikan soal evaluasi. 13. Siswa membuat refleksi. 14. Pertanyaan aksi, 15. Penugasan. c) Observasi Pada tahap observasi ini peneliti menganalisa kesesuaian Proses Belajar Mengajar yang sudah berlangsung dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti harus secara teliti mengamati segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa siswa dan mencatatnya d) Refleksi Pada tahap refleksi siklus I, peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksankan pada siklus I. Analisis kegiatan tersebut meliputi: analisis tentang: a) pelaksanaan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi kesulitan, hambatan dan masalah yang dihadapi pada siklus I, b) perbandingan skor kesadaran nilai siswa yang terkait. 26.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dengan peraturan perundang- undangan yang diperoleh pada kondisi awal dan kondisi setelah mendapat tindakan pada siklus yang pertama. Hasil refleksi I digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan kesadaran nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan setelah mendapat pelaksanaan tindakan pada siklus I. 2. Siklus II a) Perencanaan Peneliti memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS berdasarkan hasil refleksi, dan melanjutkan pembelajaran peraturan perundangundangan di pertemuan 2 lebih kompleks dan diakhiri dengan tes pada akhir pertemuan 2. b) Aksi siklus II Pada siklus kedua ini guru akan memberikan materi mengenai contohcontoh peraturan perundang- undangan tingkat pusat dan daerah. 1. Siswa membahas mengenai penuagasan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. 2. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. 3. Siswa menyebutkan mengenai contoh- contoh peraturan perundangundangan tingkat pusat dan daerah. 4. Guru memberikan penguatan mengenai jawaban yang diberikan siswa. 5. Siswa menuliskan contoh- contoh peraturan perundang- undangan di depan kelas. 6. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban yang sudah dituliskan oleh siswa. 7. Siswa menyebutkan peraturan- peaturan yang ada di sekolah. 8. Guru memberikan penguatan. 9. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS 10. Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaan LKS. 11. Guru memberikan penguatan. 12. Guru bertanya jawab mengenai materi yang sudah belum dipahami siswa.. 27.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. Evaluasi 14. Refleksi 15. Pertanyaan aksi. 16. Penugasan c) Observasi Observasi pada siklus kedua ini peneliti kembali mengananilisis pelaksanan Proses Belajar Mengajar pada siklus II dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti juga memberikan kembali skala sikap kesadaran nilai yang terkait dengan peraturan perundang- undangan kepada siswa. Pemberian skala sikap dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan kesadaran nilai siswa yang terkait dengan peraturan perundang- undangan dengan membandingkan skor yang sudah didapat siswa pada siklus I dengan skor yang sudah diadapat diakhir siklus II. d) Refleksi Refleksi dilakukan peneliti akhir pertemuan pertama dan akhir pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan pertemuan 2, tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa. 2. Membandingkan hasil observasi mengenai kesadaran siswa akan nilai peraturan perundang- undangan dengan panduan wawancara pada pertemuan 1 dan 2. 3. Membandingkan hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus.. 28.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 3.2.Indikator keberhasilan Variabel / peubahan. Kondisi awal Target. Deskriptor. Instrumen. capaian siklus Kesadaran siswa akan. 31,57%. Tingkat. Jumlah siswa. Lembar. nilai peraturan. kesadaran. sadar :Jumlah. skala. perundang- undangan. tinggi 80%. siswa di. sikap. kelas x 100%. Tabel 3.2. diatas merupakan tabel Indikator keberhasilan yang diharapkan dari penelitian ini, dari Kondisi awal sebelum dilakukan siklus I dan siklus II hanya sebesar 31,57%. Setelah melakukan siklus I dan siklus II dapat meningkatkan kesadaran nilai yang tinggi (80%). Tabel 3.3. Tabel persentase keberhasilan No. 1. Indikator kesadaran akan nilai peraturan perundag- undangan Menyadari akan nilai sebagai. Kriteria keberhasilan Kondisi. Siklus I. Siklus II. 63,15%. 84,21%. 94,73%. 31,81%. 63,15%. 89,47%. 57,89%. 63,15%. 84,21%. 40,90%. 68,42%. 84,21%. 42,10%. 73,68%. 89,47%. awal. kualitas yang perlu diusahakan 2. Menyadari peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya. 3. Menyadari akan sarana- sarana/ penunjang/ wujud serta cara- cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju.. 4. Menyadari sikap/ sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan.. 5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan. 29.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 3.3. merupakan tabel indikator peresentase keberhasilan setiap indikator nilai. Indikator kesadaran akan nilai menurut Wahana (2013:40) yaitu: Kesadaran akan nilai berarti kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai antara lain: (1) menyadari akan nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, (2) menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi kualitas untuk mewujudkannya, (3) menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang dituju, (4) menyadari sikap yang perlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, (5) menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Variabel yang akan diambil datanya adalah tentang kesadaran siswa akan nilai yang terkait dengan musyawarah: 3.4.1. Skala sikap Digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif (Djaali, 2007:21). Dalam penelitian ini skala sikap yang digunakan adalah skala linkert. Skala sikap dibagikan kepada siswa setelah mengikuti pembelajaran. 3.4.2. Observasi Merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung dengan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti (Sanjaya, 2009:86). Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana sikap siswa ketika mengikuti pembelarajaran berbasis PPR di dalam kelas. Data obsevasi dapat diperoleh dari beberapa sumber, dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh Guru, dan teman sejawat peneliti. 3.4.3. Dokumentasi foto Pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti membantu bantuan rekan untuk mengambil gambar, sehingga siswa tetap focus dan tidak terjadi perubahan perilaku siswa pada saat pengambilan gambar.. 30.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.5. INSTRUMEN PENELITIAN 3.5.1. Skala sikap Berikut ini kisi- kisi dari skala sikap yang diambil dari indikator menurut Wahana (2013:40) yaitu (1) menyadari akan nilai sebagai kulaitas yang perlu diusahakan (2) manyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi kualitas untuk mewujudkannya (3) menyadari akan adanya sarana serta cara- cara yang perlu diusahakan demi terwjudnya nilai yang akan dituju (4) menyadari sikap yang diperlukan demi terwjudnya nilai yang diharapkan (5) menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwjudnya nilai yang menjadi tujuannya. Pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian. Tabel 3.4. Penjabaran Indikator no. Indikator nilai. Favorable. Unfavorable. 1. menyadari akan nilai. Saya membeli buku. Saya lebih suka membeli. sebagai kualitas yang. untuk menambah. mainan dari pada buku.. perlu diusahakan. wawasan saya. Saya membaca buku. Saya malas membaca. yang berkaitan. buku yang berkaitan. dengan mata. dengan mata pelajaran.. pelajaran. Saya bertanya pada. Saya malas bertanya pada. guru tentang materi. guru tentang materi yang. yang belum saya. belum saya pahami.. pahami. Saya menggunakan. Saya menggunakan. internet untuk. internet untuk bermain. menambah. game saja.. wawasan. 2. menyadari akan. Saya bersemangat. Saya malas ketika. peranan nilai yang. dalam mengikuti. mengikuti pelajaran. 31.

Referensi

Dokumen terkait

Praktik mengajar yang dilakukan oleh praktikan ini adalah praktik mengajar terbimbing. Praktik mengajar terbimbing yaitu praktikan melakukan proses belajar mengajar di

[r]

Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti bahwa telah melakukan secara konsisten melalui julat representatif (representative range) dari penerapan yang meliputi peralatan,

Dalam pembuatan pelengkap busana ini limbah plastik sebagai bahan dasar dilapisi dengan kain perca yang memang banyak dimiliki oleh para penjahit.. Limbah kain perca

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

Jurnal Umum yaitu untuk mencatat kerugian piutang yang dibebankan dalam periode tertentu berdasar bukti memoriala. Buku Besar yaitu untuk mencatat Biaya Kerugian Piutang,

Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Bakso Lapangan Tembak Payakumbuh).”. 1.2

Arsenal, Everton dan Tottenham Hotspurs terdapat hubungan yang signifikan.. Artinya semakin baik peringkat yang diperoleh mendorong