• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA

PEMBELAJARAN MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI

UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE,

DAN COMPASSION SISWA KELAS X SMA PANGUDI

LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Gregorius Yudanto Rahadi 081334027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus yang selalu melindungi, membimbing, serta menyertai aku, bapak, ibu, dan kakaku yang selalu memberikan dorongan doa dan semangat, serta sahabat-sahabatku di manapun mereka berada yang selalu

(5)

v

MOTTO

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

―Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang d

apat

menggantikan kerja keras‖

Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi senjata sukses di masa

depan.

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU Gregorius Yudanto Rahadi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Lois IX Sedayu dalam pembelajaran ekonomi melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang diterapkan padasiswakelas X SMA Pangudi Luhur Santo Lois IX Sedayu. PPR mempunyai unsur-unsur utama, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan kuesioner. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua siklus yang tiap siklusnya meliputi empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis deskriptif dan analisis komparatif digunakan untuk menganalisis data yang sudah diperoleh.

(9)

ix

ABSTRACT

THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM IN LEARNING WITH THE TOPIC: PRICE INDEX AND INFLATION TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF STUDENTS IN PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL SAINT

LOUIS IX SEDAYU Reflective Pedagogy Paradigm (RPP).

This study is a Classroom Action Research (CAR) that was applied in the students of the tenth class in Pangudi Luhur Senior High School Saint Louis IX Sedayu. RPP has major elements, there are context, experience, reflection, action and evaluation. The data were collected through observation, interviews, documentation, testing, and questionnaires. The study was conducted in two cycles, where each cycle consists of four components: planning, action, observation, and reflection. Descriptive analysis and comparative analysis were used to analyze the data obtained.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ―Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassionsiswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu‖.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.Melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

xi

5. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama dalam proses perkuliahan.

6. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini. 7. Ibu P. Weni Triana, S.E, selaku guru mitra dalam penelitian ini.

8. Siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu selaku subjek dalam penelitian ini.

9. Keluarga kecilku: Kedua orangtuaku, Bapak Paulus Suhartono Bsc. dan Ibu Elisabeth Siti Rahayu, serta kakakku Yudi Kris Hartoko yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini.

10.Seseorang yang selalu mendampingiku dalam keadaan susah ataupun senang, serta selalu memberikanku semangat ―Maria Oktaviana Harum‖.

11.Bernardus Purnawan, Nurul Kurnianingsih, Yustina Reni Swastika,Lourentius Dwi Hasto, Robertus Prasetya Jati,Augusto Morista, Ignatius Erdha Atung Yuda yang telah membantu penelitian dan memberi kritik serta saran masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Penelitian.

(12)
(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C.Batasan Masalah ... 4

(14)

xiv

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Paradigma Pedagogi Reflektif ... 7

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ... 7

2. DefinisiCompetence, Conscience, dan Compassion (3C) ... 8

3. Unsur-unsur PPR ... 9

B.Deskripsi Materi ... 11

C.Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi ... 18

D.Penelitian Tindakan Kelas ... 19

1. Ciri-Ciri Penelitian Tintakan Kelas ... 19

2. Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 20

E. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 25

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C.Subjek dan Objek Penelitian... 25

D.Variabel Penelitian ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 26

F. Metode Pengumpulan Data ... 30

(15)

xv BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Lois Sedayu ... 33

B.Tujuan, Visi, dan MisiSMA Pangudi Luhur St. Lois Sedayu .... 34

C.Kurikulum SMA Pangudi Luhur St. Lois Sedayu ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 40

1. Pra Penelitian ... 40

a. Observasi Guru ... 40

b. Observasi Siswa ... 44

c. Observasi Kelas ... 47

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 49

a. Perencanaan ... 50

b. Tindakan ... 56

1) Konteks ... 56

2) Pengalaman ... 57

3) Refleksi ... 62

4) Aksi ... 64

5) Evaluasi ... 65

c. Observasi ... 66

d. Refleksi ... 70

3. Siklus Kedua ... 72

(16)

xvi

b. Tindakan ... 77

1) Konteks ... 78

2) Pengalaman ... 79

3) Refleksi ... 80

4) Aksi ... 82

5) Evaluasi ... 83

c. Observasi ... 84

d. Refleksi ... 88

B. Hasil Analisis Komparasi Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa, Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 89

1. Aspek Competence ... 89

2. Aspek Conscience ... 92

3. Aspek Compassion ... 96

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A.Kesimpulan ... 99

B.Keterbatasan Penelitian ... 100

C.Saran ... 101

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Bobot Barang Dalam Menghitung IHK ... 12

Tabel 2.1 : Harga Rata-Rata dalam IHK ... 13

Tabel 5.1 : Hasil Observasi Guru pada Pra Penelitian ... 43

Tabel 5.2 : Hasil Observasi Siswa pada Pra Penelitian ... 46

Tabel 5.3 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I... 66

Tabel 5.4 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada SiklusI ... 69

Tabel 5.5 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ... 84

Tabel 5.6 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 86

Tabel 5.7 : Rerata Skor Aspek Competence Pada Siklus I ... 90

Tabel 5.8 : Rerata Skor Aspek Competence PadaSiklus II ... 90

Tabel 5.9 : Rerata Skor Aspek Competence Pada Siklus II dan II ... 91

Tabel 5.10 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus I(Sikap) ... 92

Tabel 5.11 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus II (Sikap) ... 93

Tabel 5.12 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus I (Minat)... 93

Tabel 5.13 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus II (Minat) ... 94

Tabel 5.14 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus I (Sikap Kritis) ... 95

Tabel 5.15 : Rerata Skor Aspek Conscience Siklus II (Sikap Kritis)... 95

Tabel 5.16 : Rerata Skor Aspek Compassion Pada Siklus I ... 96

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 105

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 113

Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 118

Lampiran 4 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 120

Lampiran 5 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan II ... 121

Lampiran 6 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I dan II ... 124

Lampiran 7 : Soal Pre Test Siklus I ... 125

Lampiran 8 : Soal Pos TestSiklus I ... 127

Lampiran 9 : Soal Pre Test Siklus II ... 129

Lampiran 10 : Soal Post Test Siklus II ... 130

Lampiran 11 : Hasil Pre Test dan Post TestSiklus I dan II ... 131

Lampiran 12 : Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi ... 144

Lampiran 13 : Peta Konsep ... 150

Lampiran 14 : Artikel Kenaikan Tarif Dasar Listrik ... 151

Lampiran 15 : Artikel Tips Hemat di Tahun 2012 ... 153

Lampiran 16 : Soal Kasus Uang Saku ... 155

Lampiran 17 : Soal Diskusi IHK ... 156

Lampiran 18 : Kuesioner Sikap, Minat, Sikap Kritis, dan Kerja sama .... 157

Lampiran 19 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 161

Lampiran 20 : Instrumen Refleksi Siswa ... 162

(20)

xx

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, teknologi dan ilmu pendidikan berkembang sangat pesat sekali. Kemajuan berpikir dan bertingkah laku sangatlah dituntut, karena dua hal tersebut merupakan salah satu kunci seseorang dapat bertahan hidup dengan layak di jaman yang boleh dikatakan sebagai masa transisi yang dialami oleh seluruh dunia. Pada era ini, tidak dapat dipungkiri banyak sekali ketidakadilan. Semakin lama, untuk melanjutkan kehidupan yang layak dan sewajarnya, seseorang harus memiliki bekal yang cukup, karena hidup di jaman yang semakin maju ini untuk dapat melanjutkan kehidupan yang layak dan sewajarnya bagaikan kompetisi. Banyak sekali penindasan-penindasan yang dilakukan oleh para kaum kuat (para petinggi-petinggi) kepada para kaum lemah (para pekerja dan bawahan-bawahan).

(22)

hati nurani tidak didapat, sehingga jika hati nurani tidak terbentuk maka dapat menjadikan bibit-bibit yang berkepribadian kurang baik.

Metode yang digunakan pada saat mengajar sangatlah penting dan berpengaruh pada tingkat kepribadian siswa. Penerapan metode di dalam proses pembelajaran, jika kurang tepat akan membentuk pribadi siswa yang egois dan hanya mementingkan suatu pembelajaran untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, beberapa sekolah yang ada, termasuk SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, berharap akan adanya penerapan metode yang tepat dalam proses pembelajaran di sekolah, yang dapat membentuk pribadi yang unggul tidak hanya dari segi kognitif saja, tetapi juga unggul dari segi afektif dan psikomotorik.

(23)

kemampuan lebih dengan siswa yang masih sulit dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu siswa yang masih sulit dalam memahami materi pembelajaran akan semakin merasa terpuruk di dalam kelas. Selain itu, kebanyakan siswa lebih memilih untuk berbicara dengan temannya daripada mendengarkan guru yang sedang menyampaikan materi di depan kelas, sehingga siswa tidak dapat memahami nilai yang terkandung dalam materi tersebut. Kemudian, secara umum, siswa juga belum bisa mengembangkan sikap kritis dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pembelajaran yang dipelajarinya. Contohnya pada saat guru bertanya tentang apa yang akan dilakukan siswa yang setiap hari ke sekolah dengan sepeda motor, jika harga BBM naik sedangkan uang saku tetap, kebanyakan siswa menjawab mereka lebih memilih membonceng temannya daripada berhemat untuk membeli BBM.

Berdasarkan manfaat dari pembelajaran berbasis PPR yang sudah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Bagaimana Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Materi Indeks Harga dan Inflasi Untuk Meningkatkan 3C (Competence, Conscience, dan

Compassion) Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

B. Identifikasi Masalah

(24)

kemanusiaan yang terkandung dalam materi pembelajaran. Oleh karena itu, dengan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif ), siswa diharapkan selain dapat unggul dari segi kognitif, juga unggul dari segi afektif dan psikomotorik.

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas agar tidak terlalu meluas maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif. 2. Penerapan paradigma pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran

Ekonomi SMA Kelas X, khususnya pada materi Indeks Harga dan Inflasi.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi?

2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi?

(25)

4. Apakah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan competence siswa kelas SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi.

2. Untuk meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi.

3. Untuk meningkatkan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu :

1. Bagi Siswa

(26)

Indeks Harga dan Inflasi melalui penerapan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru Mitra

Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat terinspirasi dan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek competence, conscience, dan compassion dalam diri siswa, sehingga kepribadian siswa dapat berkembang secara utuh.

3. Bagi Sekolah

Semoga penelitian ini dapat memberikan inspirasi baru bagi guru mata pelajaran lain dalam mengajar, sehingga dapat memvariasikan model pembelajaran saat mengajar di kelas.

4. Bagi Peneliti

(27)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kekristenan atau kemanusiaan. Pola pikirnya: dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Subagya, 2008:39).

(28)

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion (3C)

PPR menjadikan para siswa dan guru saling belajar mengembangkan kompetensi secara utuh (competence), saling mengasah kepekaan dan hati nurani (conscience), dan saling terlibat dengan penuh belarasa terhadap sesama (compassion). Menurut Kuntoro (2010:16), pengertian competence, conscience, dan compassion adalah sebagai berikut:

a. Competence

Competence dimaknai sebagai kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Unsur dasar dari competence adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

b. Conscience

Conscience dimaknai sebagai kemampuan memahami

alternatif dan menentukan pilihan (baik-buruk, benar-salah). Unsur dasar dari conscience adalah moral, prinsip, tanggung jawab, kejujuran, kebebasan, keterbukaan, memiliki semangat belajar, kesadaran, kewaspadaan, keadilan, konsekuen, dan keseimbangan. Oleh karena itu digunakan sikap, minat, dan sikap kritis untuk mengetahui aspek conscience.

c. Compassion

(29)

others). Unsur-unsur compassion adalah: peduli, peka, rela, dan tanggap. Pada penelitian ini aspek compassion yang digunakan adalah kerja sama. Karena kerja sama merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yang saling membantu dalam satu pokok permasalahan yang sama serta mencapai tujuan yang sama.

3. Unsur – unsur PPR

Menurut Subagya (2008:39), unsur-unsur PPR dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a. Konteks

Menumbuhkembangkan pendidikan, antara lain sebagai berikut:

1) wacana tentang nilai-nilai yang ingin dikembangkan, agar semua anggota komunitas, guru, dan mahasiswa menyadari bahwa yang menjadi landasan pengembangan bukan aturan, perintah, atau sanksi-sanksi, melainkan nilai kemanusiaan. 2) Kedua, contoh-contoh penghayatan mengenai nilai-nilai yang

diperjuangkan, lebih-lebih contoh dari guru. Ketiga, hubungan akrab, saling percaya, agar bisa terjalin dialog yang saling terbuka antara guru dan siswa.

b. Pengalaman

(30)

kelompok kecil yang ―direkayasa‖ sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa, dan akrab. Sugesti dapat diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka dapat menggunakan imajinasinya. Sugesti tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mendengar cerita dari guru, melihat video yang ditampilkan oleh guru, dan lain sebagainya. Misal dalam pembelajaran IPA dan sekaligus ingin memberikan siswa pengalaman tentang ketidakadilan, siswa dapat diajak melihat gambar dan membaca cerita tentang orang-orang yang bekerja di tambang batubara dan tinggal di gubuk-gubuk kumuh. c. Refleksi

Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk berefleksi. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan divergen agar siswa secara otentik dapat memahami, mendalami, dan meyakini temuannya.

d. Aksi

Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya.

e. Evaluasi

(31)

mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi kompeten di bidang studi yang dipelajarinya.

Untuk membentuk siswa yang unggul dari segi competence,

conscience, dan compassion dengan menggunakan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR), maka unsur-unsur di atas harus dilaksanakan dan diterapkan dengan sebaik mungkin.

B. Deskripsi Materi

Penerapan PPR dilakukan pada mata pelajaran Ekonomi SMA untuk siswa kelas X khususnya materi Indeks Harga dan Inflasi. Materi tersebut dalam kurikulum digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN), serta Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Indeks Harga dan Inflasi.

1. Indeks Harga

(32)

a. Tujuan penghitungan IHK adalah sebagai berikut,

1) Mengetahui perkembangan harga barang dan jasa yang tergabung dalam diagram timbangan IHK.

2) Sebagai pedoman untuk menentukan suatu kebijaksanaan yang akan datang, terutama di bidang pembangunan ekonomi.

3) Sebagai penghitungan penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK).

4) Mempermudah pemantauan supply dan demand khususnya barang kebutuhan yang ada di pasar.

b. Bobot Barang dalam Menghitung IHK Tabel 2.1

Bobot Barang dalam menghitung IHK Komoditas Harga Kuantitas

(Kg)

Jumlah Pengeluaran

Bobot Proporsional

Beras Rp5000,- 50 Rp250.000,-

Jeruk Rp5000,- 0,8 Rp4.000,-

(33)

c. Harga Rata-Rata Barang Dalam IHK Tabel 2.2

Harga Rata-Rata Barang Dalam IHK

Dari tabel di atas, IHK dapat ditentukan sebagai berikut, IHK Tahun 2007 =

IHK Tahun 2008 =

IHK Tahun 2009 =

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa IHK dengan memberikan suatu bobot terhadap barang atau jasa yang akan dihitung dan besarnya selalu meningkat. Hal ini tidak lepas dari harga komoditas yang juga meningkat. Hal ini terkait dengan inflasi yang akan dibahas berikut ini.

2. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu) atau

Komoditas Bobot Harga Harga x Bobot

2007 2008 2009 2007 2008 2009

Beras 0,99 Rp5.000, -

Rp7.000,- Rp8.000,- Rp4.950,- Rp6.930,- Rp7.920,-

Jeruk 0,01 Rp1.000, -

Rp3.000,- Rp3.000,- Rp10,- Rp150,- Rp30,-

Sayuran 0,00 Rp250,- Rp500,- Rp2.000,- Rp0,- Rp0,- Rp0,-

(34)

dengan kata lain proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

b. Penggolongan Inflasi

1) Berdasarkan sumber timbulnya inflasi dibedakan menjadi dua, Inflasi yang berasal dari dalam negeri sebagai akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Serta inflasi yang berasal dari luar negeri sebagai akibat naiknya harga barang impor sehingga bisa menakibatkan biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor barang.

(35)

3) Berdasarkan parah atau tidaknya, inflasi dapat digolongkan:

a) Inflasi ringan (di bawah 10% setahun), b) Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun), c) Inflasi berat (antara 30%-100%), dan d) Inflasi tak terkendali (di atas 100%) c. Sebab-sebab timbulnya inflasi

1) Tarikan Permintaan ( Deman Full Inflation) 2) Desakan Biaya (Cost Push Inflation)

3) Inflasi Campuran

4) Inflasi Impor atau Imported Inflation d. Pengukuran Laju Inflasi

Untuk menentukan berapa besar kenaikan harga barang terlebih dahulu dihitung angka indeks harga (perbandingan harga-harga barang tertentu pada suatu periode yang berbeda atau pada periode yang sama dalam bentuk persentase).

1) Metode pengukuran indeks harga dapat dilakukan dengan dua metode dasar yaitu Indeks Laspeyres dan Indeks Paasche.

a) Indeks Laspeyres

IL = indeks Laspeyres

(36)

ΣPo= jumlah harga komoditi tahun ke-0

Q0 = jumlah barang tahun ke-0

b) Indeks Paasche

IP = indeks Pasche

Qn = kuantitas tahun ke-n

e. Cara Pengukuran Laju Inflasi

1) GNP Deflator adalah suatu indeks harga yang digunakan

untuk menyesuaikan nilai uang dalam GNP guna

mendapatkan nilai riil GNP. GNP deflator dapat dihitung

dengan menggunakan indeks Paasche atau indeks

Laspeyres sehingga dapat diketahui kenaikan harga

periode tahun.

2) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen mengukur biaya pembelian

sekelompok barang dan jasa yang dianggap mewakili

belanja konsumen. Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat

dihitung dengan menggunakan indeks Paasche atau indeks

Laspeyres sehingga dapat diketahui kenaikan indeks harga

konsumen.

f. Cara-Cara Mengatasi Inflasi

(37)

Kebijakan moneter adalah segala kebijakan

pemerintah di bidang moneter (keuangan) yang bertujuan

menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

Kebijakan moneter dilakukan melalui Nank Indonesia

sebagai Bank sentral. Kebijakan moneter tersebut adalah

sebagai berikut.

a) Politik Diskonto terhadap Bank Umum

b) Politik Pasar Terbuka

c) Menaikkan Cash Ratio

d) Kebijakan Kredit

2) Kebijakan Fiskal

Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan

dengan kebijakan moneter. Ada tiga cara yang dilakukan

sebagai berikut:

a) Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

b) Menaikkan Tarif Pajak

c) Mengadakan Pinjaman Pemerintah

g. Dampak Inflasi

1) Investasi Berkurang,

2) Mendorong Tingkat Bunga,

3) Mendorong Tindakan Spekulatif,

(38)

5) Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa

yang akan Datang,

6) Menyebabkan Daya Saing Produk Nasional Berkurang,

7) Menimbulkan Defisit Neraca Pembayaran,

8) Merosotnya Kesejahteraan Masyarakat.

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi

Dalam pengembangan 3C melalui suatu materi pembelajaran sangat

jarang sekali dilakukan oleh guru. Kebanyakan guru hanya

menitikberatkan pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan saja tanpa menggali nilai-nilai kemanusiaan apa yang

terkandung pada materi ajar tersebut. Oleh karena itu penulis meneliti

pengembangan 3C melalui suatu materi pembelajaran, dan materi yang

penulis pilih adalah materi Indeks Harga dan Inflasi pada mata pelajaran

Ekonomi kelas X. Dalam materi Indeks Harga dan Inflasi terdapat

nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diambil, diantaranya adalah nilai-nilai sikap

kritis dan kerja sama. Jika terjadi inflasi di negara ini, otomatis harga

kebutuhan sehari-hari akan naik, sehingga dibutuhkan sikap kritis dari

masyarakat untuk mengelola keuangan mereka dengan sebaik mungkin.

Selain itu siswa juga dapat belajar bekerja sama dengan teman lain dalam

(39)

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara singkat PTK adalah suatu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2006:3). Sejalan dengan hal tersebut di atas, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian terpakai (applied research), artinya penelitian yang dilakukan guru dapat memberi nilai tambah dan masukan untuk perbaikan (Isjoni, 2006:106). 1. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas

Susilo (2007:17) menyebutkan ciri-ciri dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi permasalahan, karakteristik PTK adalah masalah yang diangkat berangkat dari persoalan praktik dan proses pembelajaran sehari-hari di dalam kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.

b. Penelitian tindakan kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik dan proses pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan permasalahan melalui satu tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.

(40)

penelitian yang dilakukan hanya sekedar ingin tahu tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan atau permasalahan, maka penelitian itu tidak bisa disebut penelitian tindakan kelas.

d. Karakteristik PTK berikutnya yaitu adanya upaya kolaborasi antara guru dan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan permasalahan yang perlu diatasi.

2. Proses Penelitian Tindakan Kelas

Proses PTK menurut Arikunto (2008:16) secara lebih jelas dapat ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut ini:

(41)

a. Perencanaan

Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.

b. Pelaksanaan

(42)

c. Pengamatan

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. d. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

(43)

E. Kerangka Berpikir

Dalam penyampaian suatu materi pembelajaran dibutuhkan metode metode pembelajaran tertentu, supaya materi tersebut dapat tersampaikan dengan sebaik mungkin pada siswa. Berbagai macam metode pembelajaran mempunyai maksud pencapaian tujuan sesuai dengan hal apa yang akan ditingkatkan.

Penerapan suatu metode pembelajaran di kebanyakan sekolah, cenderung hanya dapat membuat siswa cepat menangkap materi dan dapat mengerjakan soal yang diberikan guru berkaitan dengan materi tersebut. Padahal sesungguhnya pada setiap materi pembelajaran pasti memiliki suatu nilai yang dapat ditarik untuk kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu metode akan lebih baik lagi jika tujuan pencapaiannya tidak hanya berhenti sampai pada pemahaman siswa tentang materi yang sedang diajarkan saja, melainkan juga sampai pada pemahaman siswa akan nilai apa yang terkandung dalam materi tersebut.

(44)
(45)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK tersebut merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:14), penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah. Analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian tersebut menekankan makna generalisasi, sehingga hasil penelitian hanya berlaku untuk saat itu saja. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan aspek

competence, conscience, dan compassion (3C) siswa kelas XA SMA Pangudi

Luhur St. Louis IX Sedayu Sleman Yogyakarta pada tahun ajaran 2011/2012 dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Sleman Yogyakarta pada bulan Januari sampai dengan Februari 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

(46)

2. Objek Penelitian

Peningkatan competence, conscience, dan compassion (3C) siswa kelas X semester 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, melalui penerapan PPR dalam pembelajaran Ekonomi materi Indeks Harga dan Inflasi.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) (X1), dalam pembelajaran ekonomi kelas X materi Indeks Harga dan Inflasi.

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat dari penelitian ini adalah peningkatan competence (Y1), conscience (Y2) dan compassion (Y3) siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

E. Prosedur Penelitian

(47)

yang bersangkutan tentang pengembangan competence, conscience, dan compassion (3C).

Rancangan penelitian yang dilakukan selama penelitian terdiri dari dua siklus sebagai berikut :

1. Siklus I

a) Rencana Tindakan Penelitian

Persiapan yang pertama kali dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, media pembelajaran, serta lembar kerja siswa.

b) Tindakan 1) Konteks

Siswa diajak untuk mencermati konteks-konteks dalam hidupnya guna mengenali faktor-faktor yang berpotensi mendukung proses pembelajaran seperti pertemuan sebelumnya, yaitu mengenai jumlah uang saku siswa 10 tahun yang lalu dengan uang saku yang sekarang, serta harga permen 10 tahun yang lalu kira-kira dijual dengan harga Rp50,-/buah, sedangkan sekarang dijual dengan harga Rp100,-/buah.

2) Pengalaman

Guru membentuk kelompok kecil yang berisi 5 orang tiap

kelompok, lalu guru menyediakan fasilitas pengalaman tidak

langsung kepada siswa dengan memutarkan video tentang

(48)

dengan permasalahan ekonomi di Indonesia salah satunya

tentang akibat dan penanganan inflasi. Setelah itu guru

menjelaskan tentang materi dan kaitannya dengan video yang

sudah diputar. Selanjutnya guru memberikan soal latihan

tentang indeks harga untuk dikerjakan siswa di dalam

kelompok serta membimbing selama diskusi.

3) Refleksi

Pertama-tama siswa diminta diam dan hening untuk

merefleksikan makna nilai yang terkandung di dalam

pengalamannya. Guru dapat membantu siswa berefleksi

dengan memberikan pertanyaan agar siswa terbantu dalam

memahami, mendalami, dan meyakini temuannya.

4) Aksi

Guru memberikan pertanyaan aksi supaya siswa terbantu

untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil

refleksinya.

5) Evaluasi

Guru melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal

post-test kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

c) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap

(49)

atau dampak pelaksanaan tindakan, meliputi: pengamatan terhadap

guru, pengamatan terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas.

Pengamatan terhadap guru mencakup pengamatan terhadap seluruh

kegiatan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran

berlangsung. Pengamatan terhadap siswa meliputi partisipasi siswa

dalam diskusi kelas dan interaksi siswa. Pengamatan terhadap kelas

mencakup seluruh keadaan dan kejadian yang terjadi di kelas

selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan

bantuan instrumen observasi guru, siswa, dan kelas, serta

dilengkapi dengan perekaman menggunakan handycame.

d) Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan

penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa.

Refleksi dilakukan setelah akhir siklus untuk melihat ketercapaian

indikator tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi

kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk

perbaikan dalam siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada

dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakan dan pembahasan

materinya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan

(50)

yang dipelajari adalah mengenai Inflasi, sedangkan pada siklus kedua

materi yang dipelajari adalah Indeks Harga.

F. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap guru

(observing teacher), pengamatan terhadap kelas (observing

classroom), dan pengamatan terhadap perilaku siswa (observing

student).

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan guru pengampu mata pelajaran tersebut untuk melengkapi data tentang gambaran keadaan kelas, serta mengenai pengembangan nilai-nilai dalam pembelajaran. 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data penilaian belajar siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya kurikulum dan jumlah siswa.

4. Kuesioner

(51)

kemungkinan-kemungkinan tanggapan responden yang disusun dalam bentuk skala Likert. Hasil yang dicerminkan mengenai pandangan siswa terhadap 40 pernyataan terkait dengan sikap, minat, sikap kritis, dan kerja sama, diukur dengan menggunakan alat ukur : skala Likert dengan bobot skor antara 1 dan 5. Dalam skala ini bobot 1 menunjukkan pandangan ―sangat tidak setuju‖, bobot 2 menunjukkan pandangan ―tidak setuju‖, bobot 3 menunjukkan pandangan ―netral‖, bobot 4 menunjukkan pandangan ―setuju‖, bobot 5 menunjukkan pandangan ―sangat setuju‖. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada lampiran halaman 170.

5. Tes

Pada tahap ini guru dan peneliti menyusun soal tes berdasarkan prosedur tertentu. Tes ini dibagi dalam 2 macam tes, yaitu pre-test dan post-test. Pre test digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sebelum penerapan PPR, sedangkan pre-test digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik setelah penerapan PPR. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran halaman 168.

G. Teknik Analisis Data

(52)

1. Deskriptif

Dalam analisis deskriptif, yang dilakukan oleh peneliti adalah mendeskripsikan hasil pengamatan pada saat pra penelitian, penelitian siklus I, dan penelitian siklus II.

2. Komparatif

(53)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu visi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sama dengan visi SPG Pangudi Luhur tetapi dengan penyesuaian dan beberapa perubahan, karena SMA tidak seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena keadaan ekonomi yang kurang.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG Santo Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti bahwa sampai saat ini minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu masih tinggi.

(54)

SMA Pangudi Luhur Sedayu. Pada tanggal 25 Agustus 2010, SMA Pangudi Luhur Sedayu melakukan launching nama baru bagi sekolahnya dengan menambahkan ST. Louis IX. Sejak saat itu, nama SMA Pangudi Luhur Sedayu dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX juga berdasarkan teladan kerendahan hati dan kerja keras St. Louis IX. Hari Kamis, 25 Agustus 2011 kemarin, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengadakan Perayaan Ekaristi dan pentas seni dalam rangka merayakan Ulang Tahun kedua atas pemilihan nama St. Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tujuan pendidikan SMA pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interakasi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

(55)

a) Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antar jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan, persaudaraan dan humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b) Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan, kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial.

c) Pendidikan ketrampilan

Untuk menghadapi hal-hal yang praktis dalam kehidupan ini, diperlukan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sebagai berikut:

1) Visi

(56)

dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.

2) Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut:

a) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional b) Mengembangkan ketrampilan komputer, akuntansi dan Bahasa

Inggris.

c) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur.

d) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan.

e) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

(57)

bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada

panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

(58)

dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang secara keseluruhan mencakup :

1. Struktur dan muatan kurikulum. 2. Beban belajar peserta didik. 3. Kalender pendidikan. 4. Silabus.

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Landasan kurikulum satuan pendidikan yang dipakai berdasarkan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007, tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

5. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi.

6. Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan.

(59)

8. Permendiknas RI Nomor 6 Tahun 2007, tentang Perubahan Permendinas RI Nomor 24 Tahun 2006.

9. Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

10. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

11. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

12. Permendiknas RI Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

13. Permendinas RI Nomor 19 Tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

14. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian Pendidikan.

15. Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007, tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan.

16. Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses.

(60)

40 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi di dalam kelas yang akan diteliti. Selain itu peneliti juga mengumpulkan berbagai data mengenai kelas tersebut demi keperluan penelitian. Observasi dilakukan pada hari Senin, 13 Februari 2012 di kelas XA SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu. Observasi dilakukan pada jam ke-3 yaitu pada pukul 08.30 wib. Observasi dilakukan bersama dengan guru mitra yaitu Ibu P. Weni Triana, S.E selaku guru pengampu mata pelajaran ekonomi kelas XA SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu. Peneliti juga melakukan observasi di dalam kelas guna mengamati kegiatan guru, siswa di dalam kelas dan mengetahui kondisi fisik kelas. Selain itu peneliti juga membagikan kuesioner yang pertama untuk mengumpulan data tentang kegiatan guru, kegiatan siswa, serta keadaan kelas selama proses pembelajaran.

a. Observasi Guru (observing teacher)

(61)

memberikan salam kepada para siswa. Selanjutnya guru meminta siswa supaya mempersiapkan diri untuk memulai mata pelajaran ekonomi seperti meminta siswa untuk memasukkan buku-buku yang terkait dengan mata pelajaran sebelumnya serta mempersiapkan buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang akan dipelajari.

(62)

Untuk mengawali materi yang akan dipelajari selanjutnya, guru meminta siswa untuk membaca sebentar tentang materi yang akan dipelajari. Setelah sekiranya para siswa selesai membaca tentang materi tersebut, lalu guru memberikan beberapa pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. Para siswa sangat antusias dalam membahas pertanyaan tersebut dengan teman sebangkunya. Ada beberapa siswa, terutama siswa laki-laki hanya mengobrol tentang hal yang tidak berkaitan dengan materi. Melihat hal tersebut lalu guru mendekati satu per satu beberapa siswa tersebut dan membimbing mereka supaya mau berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

(63)

Tabel 5.1

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Pada Pra Penelitian

No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1. Guru meminta siswa untuk tenang pada saat pergantian jam belajar.

√ Pada saat pergantian jam belajar, suasana kelas biasanya gaduh.

2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan buku yang terkait dengan

jawab yang berkaitan dengan materi tersebut

√ Guru melakukan Tanya

jawab supaya memancing keingintahuan siswa tentang materi tersebut

5. Guru membacakan

tujuan pembelajaran.

√ Guru langsung masuk

pada materi. 6. Guru memarahi siswa

yang ribut di kelas.

(64)

b. Observasi siswa (observing student)

Untuk mengetahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, peneliti membuat catatan anekdotal. Pada saat pergantian jam pelajaran, suasana di dalam kelas XA SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu sangat gaduh. Siswa merasa ingin sejenak menenangkan pikiran setelah dua jam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran sebelumnya. Segala hal yang terkait dengan mata pelajaran sebelumnya seperti buku dan lain-lain masih berserakan di atas meja sebentar, kemudian diberi pertanyaan.

8. Guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan soal latihan.

√ Siswa mendiskusikan soal

tersebut dengan teman sebangkunya.

9. Guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari

√ Guru bermaksud supaya

siswa dapat lebih

memahami tentang materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. 10. Guru memberikan tugas

di akhir pembelajaran materi.

√ Guru hanya sedikit

(65)

mempersiapkan diri dengan tenang. Ada beberapa siswa yang berebut untuk ijin ke toilet dengan maksud supaya dapat jalan-jalan karena merasa bosan di dalam kelas atau karena hanya ingin mencari perhatian guru saja. Setelah guru meminta untuk mempersiapkan diri, para murid bergegas memasukkan buku yang tidak perlu lalu mengeluarkan buku ekonomi. Sebagian besar dari siswa yang ada di kelas tersebut sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran ekonomi. Sebagian besar siswa di kelas ini memang sulit untuk diatur, tetapi mereka masih bisa untuk diajak kerja sama. Contohnya pada saat guru memberikan pertanyaan, mereka sangat antusias dalam mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

(66)

diam saja, sehingga guru sering memberi pertanyaan kepada para siswa agar menjadikan suasana di dalam kelas menjadi lebih hidup. Walaupun tidak mudah membuat siswa untuk aktif di dalam kelas, namun guru sangat sabar dalam berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka. Sampai di akhir pelajaran pun, selain beberapa dari siswa hanya ribut saja, beberapa dari siswa di kelas ini hanya memilih untuk diam.

Tabel 5.2

HasilObservasiterhadapAktivitasSiswaPadaPraPenelitian

No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1. Siswa tetap tenang saat pergantian jam pelajaran.

√ Suasana di dalam kelas sangat gaduh karena mereka merasa bosan di dalam

ajakan guru terlebih dahulu untuk mulai mengikuti pelajaran.

(67)

c. Observasi kelas (observing classroom)

Observasi kelas merupakan kegiatan peneliti untuk mengamati keadaan kelas. Bagaimanapun juga kondisi kelas sangatlah berpengaruh

No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan 6. Siswa mau berdikusi

dengan teman yang

beberapa siswa memang

sering membuat

√ Sebagian besar siswa bisa

diajak untuk bekerjasama seperti mengerjakan soal yang diberikan guru

9. Siswa mencatat

setiap hal mereka rasa penting.

√ Sebagian besar siswa

(68)

pada kelancaran proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa akan merasa nyaman dan mempunyai semangat untuk belajar jika kondisi kelasnya baik. Kondisi kelas juga sangat membantu guru untuk menyampaikan materi suatu mata pelajaran sebaik mungkin. Jika dilihat dari segi tatanan ruang ataupun fasilitas belajar mengajar, kondisi kelas XA SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu sudah cukup baik. Penataan meja dan kursi, almari, dan papan tulis sudah sesuai dengan standar tata ruang kelas pada umumnya. Khusus untuk kelas XA tersebut juga sudah memiliki viewer walaupun sedang rusak. Sedangkan kelas X yang lain jika ingin menggunakan viewer harus memakai ruang multimedia yang sudah disediakan oleh sekolah.

Kelas XA juga berada di lantai dua dan hanya bersebelahan dengan laboratorium komputer, tidak seperti kelas–kelas lain yang saling bersebelahan antara kelas yang satu dengan kelas yang lainnya. Kondisi tersebut sangatlah menguntungkan bagi kelas ini, karena tidak terganggu dengan proses pembelajaran dari kelas yang lain ataupun siswa–siswa dari kelas lain yang lewat di depannya, sehingga suara dari guru terdengar lebih jelas.

(69)

proses pembelajaran yang memakai multimedia keadaan tersebut sangat mendukung, tetapi jika siswa ingin mencatat dari papan tulis, beberapa siswa akan merasa sedikit kesulitan karena ruangan kelas sedikit gelap sehingga tulisan yang ada di papan tulis menjadi tidak terlalu jelas. Jika pagi hari, cahaya matahari juga menyilaukan para siswa, karena kelas ini berada di lantai atas, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menutup gordyn pada jendela dengan resiko kelas menjadi agak terlihat gelap. Tetapi melihat keadaan kelas XA, sebagian besar sudah sangat baik bagi siswa dan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Tiap siklus dilaksanakan pada dua kali pertemuan. Jadwal mata pelajaran Ekonomi di kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu tiap minggunya sebanyak 3 jam pelajaran dan terbagi menjadi dua kali pertemuan yang terdiri dari dua jam dan satu jam pelajaran. Pada kelas XA, pembagian mata pelajaran ekonomi adalah hari Senin selama dua jam pada jam ke- 3 dan ke- 4 pukul 08.45–10.15 WIB dan hari Selasa selama satu jam pada jam ke- 3 pukul 08.45–09.30 WIB. Dengan adanya pembagian jadwal seperti ini, peneliti dapat menyelesaikan satu siklus dalam satu minggu.

(70)

PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) untuk meningkatkan 3C (Competence, Conscience, dan Compassion) pada mata pelajaran Ekonomi:

a. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Beberapa perangkat pembelajaran telah dipersiapkan oleh peneliti, seperti: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, media pembelajaran, serta lembar kerja siswa. Setelah semua perangkat pembelajaran tersebut sudah dipersiapkan semua, peneliti mengkonsultasikan kepada Ibu P. Weni Triana, S.E selaku guru pengampu mata pelajaran ekonomi siswa kelas XA. Hal tersebut perlu dilakukan supaya antara peneliti dan guru mitra dapat menyatukan pikiran sesuai dengan tujuan utama penelitian sehingga penelitian ini bisa terlaksana dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikut ini diuraikan tentang perangkat pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh peneliti.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(71)

adanya RPP juga dapat memudahkan guru untuk mengetahui maksud tujuan dari peneliti. RPP dapat dijadikan batasan dalam melakukan proses belajar mengajar, baik dari batasan materi ataupun waktu.

Semua komponen RPP sangatlah penting, supaya proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana, pada bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran haruslah lebih dipahami sebaik mungkin, karena bagian tersebut merupakan skenario atau petunjuk bagi guru supaya guru dapat mengetahui apa yang harus dilakukan.

2) Materi pembelajaran

Penelitian ini dilakukan dengan maksud supaya siswa dapat mengembangkan suatu nilai kehidupan dari sebuah materi pembelajaran tertentu. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengembangkan nilai sikap kritis dan kerja sama dari sebuah materi pembelajaran ekonomi tentang Inflasi. Materi tersebut digunakan oleh peneliti karena peneliti menyesuaikan dengan silabus SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu.

Karena penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, maka peneliti membagi materi tersebut menjadi dua bagian. Pada siklus pertama membahas tentang Inflasi, sedangkan pada siklus kedua membahas tentang Indeks Harga. Tujuan Pembelajaran Inflasi mencakup:

a) Competence:

(72)

2) Siswa mampu menjelaskan jenis inflasi

3) Siswa mampu menjelaskan sebab terjadinya inflasi 4) Siswa mampu menjelaskan cara menghitung laju inflasi 5) Siswa mampu menjelaskan dampak inflasi

6) Siswa mampu menjelaskan cara mengatasi inflasi

b) Conscience/suara hati: Siswa mampu mengembangkan sikap kritis di dalam kehidupan sehari-hari.

c) Compassion/belarasa: Siswa mampu bekerja sama terhadap teman di

dalam kelas.

Pada penelitian siklus pertama, diharapkan semua cakupan tujuan pembelajaran pada RPP dapat tercapai.

3) Media Pembelajaran

Media pembelajaran dipersiapkan oleh peneliti supaya keadaan kelas menjadi lebih hidup. Dengan adanya media pembelajaran tersebut, diharapkan para siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk mencapai hal tersebut, maka peneliti mempersiapkan berbagai media pembelajaran semenarik mungkin, tanpa harus meninggalkan pesan yang akan disampaikan dalam materi tersebut. Dalam penelitian siklus pertama ini, peneliti menggunakan media pembelajaran seperti berikut ini:

a) Peta Konsep

(73)

konsep dibuat oleh peneliti dengan menggunakan satu kertas asturo besar dan beberapa dipotong kecil-kecil. Satu kertas yang besar diberi garis lurus dan garis berbentuk beberapa kotak sehingga membentuk suatu gambar struktur konsep bertingkat. Di bagian struktur tingkat paling atas diberi petunjuk berupa ide pokok atau prinsip yang meliputi berbagai konsep. Selanjutnya siswa diminta untuk mengidentifikasi ide-ide pokok atau konsep-konsep yang menunjang ide utama dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas asturo yang sebelumnya oleh peneliti sudah diberi tulisan tentang ide-ide pokok dari ide utama.

b) Power Point

Power point digunakan supaya memudahkan guru dalam

menjelaskan suatu materi, serta membantu siswa supaya dapat menangkap suatu materi dengan jelas. Power point menampilkan poin-poin penting dalam sebuah pembahasan materi. Jika guru menjelaskan di depan kelas dengan menggunakan media papan tulis mungkin siswa akan merasa bosan, tetapi dengan menggunakan media Power point siswa tidak akan merasa bosan karena

backgroundnya dapat diberi desain bermacam-macam sehingga

menjadi enak untuk dipandang.

(74)

mungkin beberapa siswa, khususnya siswa yang duduk di bagian belakang kelas tidak dapat melihat tulisan dengan jelas, tetapi jika menggunakan media Power point maka kemungkinan semua siswa dapat melihat tulisan dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan selain tulisan yang ada dapat diperbesar, juga guru dapat mengatur slide demi slide sesuai kebutuhan.

c) Artikel Tentang ―Kenaikan Tarif Dasar Listrik‖

Artikel diberikan kepada siswa supaya siswa dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan contoh kasus nyata yang pernah terjadi. Hal ini dimaksudkan supaya dengan cara mengetahui langsung kasus nyata yang pernah terjadi, siswa tidak semata-mata hanya mengetahui materi yang diajarkan, tetapi juga dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4) Soal Pre Test

Soal pre-test diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa suatu materi sebelum materi tersebut diajarkan oleh guru. Soal pre test dibagikan sesaat setelah guru memasuki ruangan kelas. Dalam mengerjakan soal ini, para siswa dilarang untuk membuka buku atau bertanya kepada teman yang lain.

5) Soal kasus

(75)

mempelajari suatu materi dan suatu saat dalam kehidupan nyata menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan materi tersebut, siswa dapat menyelesaikannya sebaik mungkin sesuai dengan apa yang sudah mereka pelajari. Dengan cara memberikan soal kasus diharapkan siswa tidak hanya mengetahui ataupun menguasai materi tersebut, tetapi juga dapat memahaminya dan dapat menerapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

6) Lembar Refleksi

Lembar refleksi digunakan untuk merefleksikan pengalaman siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Beberapa cakupannya meliputi tingkat pemahaman siswa tentang materi tersebut, metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi, dan lain-lain. Selain itu, lembar refleksi juga sangat berguna bagi siswa supaya mereka dapat mengetahui nilai apa yang dapat dikembangkan berkaitan dengan materi yang baru saja mereka pelajari. 7) Lembar Post Test

(76)

b. Tindakan

Tiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan pertama ini, peneliti dan guru memulai menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Materi yang diajarkan adalah mengenai Inflasi. Peneliti ingin mencoba mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan pada materi inflasi tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya pada saat proses pembelajaran di dalam kelas, siswa tidak hanya memahami materi yang diajarkan saja, tetapi juga bisa mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada materi tersebut, serta menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berikut tahap-tahap penerapan PPR yang dilaksanakan pada siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu:

1) Konteks

(77)

ini. Guru memberi contoh tentang kenaikan harga tersebut dengan harga permen. Harga permen 10 tahun yang lalu kira-kira dijual dengan harga Rp50,-/buah, sedangkan sekarang dijual dengan harga Rp100,-/buah.

Dengan sedikit penjelasan yang telah disampaikan guru tersebut, diharapkan siswa dapat sedikit memahami apa itu inflasi dan bagaimana inflasi itu terjadi pada kehidupan sehari-hari mereka.

2) Pengalaman

Pada tahap pengalaman ini yang pertama dilakukan guru adalah membagi siswa ke dalam kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, sehingga berjumlah 6 kelompok. Setelah para siswa masuk ke dalam kelompok mereka masing-masing, guru membagikan satu lembar kertas asturo besar dan beberapa lembar potongan kertas asturo yang sudah diberi tulisan sebagai petunjuk untuk menyusun peta konsep. Guru memperbolehkan siswa untuk membuka buku pada saat menyusun peta konsep tersebut. Ide-ide pokok dalam peta konsep tersebut meliputi :

a) Jenis-jenis Inflasi

b) Penyebab Timbulnya Inflasi c) Cara Menghitung Inflasi d) Dampak Inflasi

(78)

Sebagai motivasi agar siswa mau mengerjakan peta konsep dengan serius, guru berjanji bahwa guru akan memberikan hadiah pada akhir pembahasan materi sebagai penghargaan kepada salah satu kelompok yang dapat menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Dalam menyusun peta konsep ini, para siswa sangat antusias. Mereka bekerja sama satu sama lain berharap kelompok mereka menjadi kelompok tercepat dan mendapatkan hadiah dari guru. Di dalam kelompoknya, dengan cepat para siswa membagi tugas untuk masing-masing orang. Ada yang bertugas untuk membaca buku mencari jawaban konsep dari ide pokok yang meliputi berbagai konsep, ada yang bertugas menempelkan potongan kertas, dan ada yang bertugas memberi komando ataupun mengkoreksi jika ada yang salah menempel.

Hal tersebut dilakukan oleh guru supaya siswa tidak merasa bosan untuk belajar di dalam kelas, karena metode seperti ini mengandung banyak manfaat, selain siswa dapat bermain sambil belajar, siswa juga dapat belajar bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Salah satu kelompok berhasil menyelesaikan peta konsep tersebut terlebih dahulu, kemudian guru meminta hasil pekerjaan kelompok tersebut untuk ditempelkan di depan kelas.

Gambar

Gambar 2.1 : Tahap Penelitian Tindakan Kelas ........................................
Tabel 2.1 Bobot Barang dalam menghitung IHK
Tabel 2.2
Gambar 2.1: Proses Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

memadai bahwa transaksi yang dicatat atau yang sudah terjadi adalah sah, telah diotorisasi, telah dicatat, dan dinilai dengan wajar. Sistem informasi yang baik akan

Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti bahwa telah melakukan secara konsisten melalui julat representatif (representative range) dari penerapan yang meliputi peralatan,

Dalam pembuatan pelengkap busana ini limbah plastik sebagai bahan dasar dilapisi dengan kain perca yang memang banyak dimiliki oleh para penjahit.. Limbah kain perca

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

a. Penyusun kebijakan Pemerintah Daerah. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah

Bilangan swirl yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan putaran (swirl) pada aliran putar, dan didefinisikan sebagai perbandingan antara momentum

[r]

menampilkan menu area vendor Pengguna memilih menu registrasi karyawan Menampilkan form menu karyawan Sistem berhasil menampilkan form menu karyawan Pengguna menyimpan