PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE DAN COMPASSION PESERTA DIDIK KELAS IIIC SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
Nama : Theresia Uri Pratiwi NIM : 091134222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE DAN COMPASSION PESERTA DIDIK KELAS IIIC SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
Nama : Theresia Uri Pratiwi NIM : 091134222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang memberkatiku dan menolongku selalu.
Kedua orangtuaku yang selalu ada di saat aku membutuhkan.
Kedua kakakku dan adikku yang selalu membantuku.
v
HALAMAN MOTTO
You can if you want
Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh semangat
Jangan menunda-nunda pekerjaan
Tidak ada suatu masalah yang tak ada pemecahan
Ucapkanlah syukur pada Tuhan atas segala sesuatu yang kita dapat
Berdoalah pada Tuhan dan mintalah
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2011
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Theresia Uri Pratiwi
Nomor Mahasiswa : 091134222
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE DAN COMPASSION PESERTA DIDIK KELAS IIIC SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan
royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Juli 2011
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE DAN COMPASSION PESERTA DIDIK KELAS IIIC SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
Oleh:
Theresia Uri Pratiwi
NIM :
091134222
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience, dan
compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan instrumen berupa lembar pengamatan, panduan wawancara, dan catatan anekdotal. Data dianalisa dengan langkah mendiskripsikan data pra penelitian, mendiskripsikan penjelasan dan hasil (competence, conscience dan compassion) yang dicapai siklus I, mendiskripsikan penjelasan dan hasil (competence, conscience dan
compassion) yang dicapai siklus II, membandingkan competence, conscience dan
compassion sebelum dan sesudah penerapan PPR.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa competence, conscience, dan
compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran. Pada pra penelitian skor
ix
ABSTRACT
THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGICAL PARADIGM IN THEMATIC SCIENCE AND BAHASA INDONESIA COURSES ENHANCE THE COMPETENCE, CONSCIENCE AND COMPASSION OF THE THIRD
GRADE STUDENTS OF IN SD KANISIUS DEMANGAN BARU I By:
Theresia Uri Pratiwi
Student Number : 091134222
The purpose of this research was to enhance the competence, conscience and compassion of the third grade students of in SD Kanisius Demangan Baru I with the application of Reflective Pedagogical Paradigm in thematic science and Bahasa Indonesia courses.To achieve these objectives, the research was participated by the third grade students of SD Kanisius Demangan Baru I. The techniques to gather the data were interview methods, observation, and documentation. The instruments were observation sheet, interview, anecdotal notes. The documents were analyzed by describing the pre-study measurement, describing the explanation and results (competence, conscience and compassion) which were achieved through cycle I, describing the explanation and results (competence, conscience and compassion) which were achieved through cycle II, comparing the competence, conscience and compassion before and after the application of PPR.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas
Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang besar-besarnya kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama menjadi
mahasiswa.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., kaprodi program studi PGSD yang sudah banyak
memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa.
3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dan B.Indah Nugraheni, Spd.,S.I.P, M.Pd.,
dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus untuk
membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada penulis
dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, dosen penguji yang telah banyak memberikan saran
dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Para Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung telah
memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menemukan buku
xi
6. Kedua orang tua penulis yang tanpa henti memberikan biaya, dukungan, dorongan,
doa, dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Teman-teman mahasiswa PGSD SI angkatan 2009 yang telah memberikan
semangat dalam pembuatan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah, guru, karyawan dan peserta didik di SD Kanisius Demangan Baru
yang telah bersedia membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.
Seperti ada pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, maka penulis
menyadari atas keterbatasan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak yang
membaca skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Yogyakarta, 28 Juli 2011
Penulis
(Theresia Uri Pratiwi)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
xiii
E. Pemecahan Masalah ... 6
F. Tujuan ... 7
G. Manfaat ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A.Paradigma Pedagogi Reflektif 1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ... 9
2. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif... 9
3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif ... 10
4. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif... 11
5. Pengertian Competence, Conscience dan Compassion... 13
B.Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 14
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 15
3. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik ... 17
4. Kekuatan Pembelajaran Tematik... 18
5. Kekurangan Dalam Pembelajaran Tematik ... 19
C.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK... 20
2. Karakteristik PTK... 21
3. Tujuan PTK ... 22
xiv D. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum ... 24
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 25
E. Peserta Didik Kelas IIIC 1. Pengertian Peserta Didik ... 26
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Awal SD... 27
3. Karakteristik Peserta Didik Kelas IIIC ... 29
F. Kerangka Berpikir... 30
G. Hipotesis Tindakan... 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Rencana Penelitian ... 33
E. Penyusunan Instrumen Penelitian... 37
F. Metode Pengumpulan Data... 38
G. Tehnik Analisis Data... 39
H. Kisi-kisi Soal ... 41
xv
2. Tujuan SD Kanisius Demangan Baru I... 47
3. Sarana dan Prasarana ... 50
B. Kurikulum Kelas IIIC... 50
C. Kondisi Kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I ... 52
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA A.Deskripsi Data 1. Pra Penelitian... 56
2. Siklus I... 66
3. Siklus 2 ... 84
B. Analisis Komparasi Tentang Competence, Conscience Dan Compassion (3C) Peserta Didik Sebelum Dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 1. Competence……… 103
2. Conscience ... 106
3. Compassion ... 107
4. Hasil Akhir ... 108
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA... 116
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas IIIC ... 51
Tabel 4.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia... 51
Tabel 4.3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas IIIC ... 52
Tabel 4.4 Jadwal Mata Pelajaran Kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru ... 54
Tabel 5.1 Hasil Wawancara Dengan Wali Kelas IIIC ... 57
Tabel 5.2 Hasil Observasi Peserta Didik Pra Penelitian Pada Kelas IIIC... 59
Tabel 5.3 Skor Peserta Didik Mata Pelajaran IPA Pra Penelitian... 61
Tabel 5.4 Skor Kelas IIIC Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 62
Tabel 5.5 Hasil Observasi Terhadap Pendidik Pra Penelitian... 64
Tabel 5.6 Indikator Pada Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia Kelas III Siklus I ... 66
Tabel 5.7 Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas IIIC Siklus I... 72
Tabel 5.8 Hasil Observasi Pada Pendidik Kelas IIIC Siklus I ... 74
Tabel 5.9 Daftar Skor Kelas IIIC Mata Pelajaran IPA Pada Siklus I ... 75
Tabel 5.10 Daftar Skor Kelas IIIC Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I... 77
Tabel 5.11 Daftar Skor Conscience dan Compassion Pada Siklus I... 78
Tabel 5.12 Skor Akhir Pada Mata Pelajaran IPA Siklus I ... 80
Tabel 5.13 Skor Akhir Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I ... 82
xvii
Tabel 5.15 Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas IIIC Siklus II ... 90
Tabel 5.16 Hasil Observasi Pada Pendidik Kelas IIIC Siklus II... 92
Tabel 5.17 Skor Competence Peserta Didik Kelas IIIC Pada Mata Pelajaran
IPA Siklus II... 93
Tabel 5.18 Skor Competence Peserta Didik Kelas IIIC Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siklus II ... 95
Tabel 5.19 Daftar Skor Conscience dan Compassion Pada Siklus II ... 97
Tabel 5.20 Hasil Akhir Pada Mata Pelajaran IPA Peserta Didik Kelas IIIC
Siklus II ... 99
Tabel 5.21 Hasil Akhir Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus II ... 101
Tabel 5.22 Skor Competence Peserta Didik Kelas IIIC... 104
Tabel 5.23 Hasil Persentase Yang Mencapai KKM Peserta Didik Kelas IIIC ... 105
Tabel 5.24 Hasil Pengukuran Conscience Peserta Didik Kelas IIIC ... 106
Tabel 5.25 Hasil Pengukuran Compassion Peserta Didik Kelas IIIC... 107
Tabel 5.26 Perbandingan Hasil Akhir Peserta Didik Kelas IIIC Pada Mata
Pelajaran IPA ... 109
Tabel 5.27 Perbandingan Hasil Akhir Peserta Didik Kelas IIIC Pada Mata
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Silabus ... 118
Lampiran 2 : Jejaring Tema ... 121
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 122
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Siklus I... 131
Lampiran 5 : Soal Tes Prestasi Hasil Belajar Siklus I ... 134
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Siklus I ... 135
Lampiran 7 : Rubrik Penilaian Siklus I... 136
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 139
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa Siklus II... 146
Lampiran 10 : Soal Tes Prestasi Hasil Belajar Siklus II ... 148
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Siklus II ... 149
Lampiran 12 : Rubrik Penilaian Siklus II ... 150
Lampiran 13 : Lembar Observasi Umum Aktivitas Peserta Didik Menggunakan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Pra Penelitian... 153
Lampiran 14 : Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Menggunakan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Siklus I ... 154
Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Menggunakan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Siklus II ... 155
xx
Lampiran 17 : Lembar Observasi Aktivitas Pendidik Menggunakan PPR
Dalam Pembelajaran Tematik Siklus I ... 157
Lampiran 18 : Lembar Observasi Aktivitas Pendidik Menggunakan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Siklus II... 158
Lampiran 19 : Pedoman Wawancara Dengan Guru... 159
Lampiran 20 : Lembar Observasi Kegiatan Guru/ Siswa/ Kelompok/ Kelas Pra Penelitian... 160
Lampiran 21 : Lembar Observasi Kegiatan Guru/ Siswa/ Kelompok/ Kelas Siklus I ... 161
Lampiran 22 : Lembar Observasi Kegiatan Guru/ Siswa/ Kelompok/ Kelas Siklus II ... 162
Lampiran 23 : Lembar Refleksi Guru (Mitra) Terhadap Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Siklus I ... 163
Lampiran 24 :Lembar Refleksi Guru (Mitra) Terhadap Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Siklus II... 165
Lampiran 25 : Skala Sikap Siklus I... 167
Lampiran 26 : Skala Minat Siklus I ... 168
Lampiran 27 : Skala Sikap Siklus II ... 169
Lampiran 28 : Skala Minat Siklus II ... 170
Lampiran 29 : Foto Penelitian di SD Kanisius Demangan Baru I ... 171
Lampiran 30 : Surat Ijin Penelitian ... 173
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya sebagai manusia di masa yang akan datang (Masijo, 2006:3). Pendidikan juga bertugas mengembangkan segala potensi/ aspek kemampuan siswa, sehingga para siswa memiliki pengalaman belajar dan dapat menerapkan pengalaman-pengalaman tersebut di lingkungan dan masyarakat (Masijo, 2006:3). Untuk dapat mengembangkan segala potensi/ aspek kemampuan siswa membutuhkan proses pembelajaran yang lebih baik. Proses pembelajaran yang lebih baik dapat menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan oleh peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran adalah model pembelajaran inovatif Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
lebih mendalam, yaitu proses pembentukan yang mempunyai keunggulan untuk mewujudkan semua bakat dan kemampuannya. Di dalam model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif langkah-langkah yang harus digunakan adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi yang merupakan suatu proses kesinambungan yang tidak terpisahkan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk
mengembangkan 3C (competence, conscience dan compassion) secara utuh.
Competence merupakan kualitas yang unggul bagi peserta didik. Sedangkan
dengan conscience adalah ketajaman hati nurani dan compassion adalah sikap
peduli terhadap sesama (Masijo, 2009:3).
Peneliti melakukan PKM di SD Kanisius Demangan Baru I. SD Kanisius tersebut di bawah naungan Yayasan Kanisius. Yayasan Kanisius adalah institusi pendidikan yang menerapkan pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). Selama melaksanakan PKM kurang lebih 3 bulan, peneliti melakukan wawancara terhadap wali kelas IIIC. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IIIC peneliti memperoleh data jika kelas IIIC mengalami masalah-masalah sebagai berikut: Pertama jika dibandingkan dengan kelas IIIA dan kelas IIIB, nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia peserta didik kelas IIIC paling
rendah. Berarti ada permasalahan yang berkaitan dengan competence. Kedua
peserta didik kurang antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik. Hal tersebut nampak pada saat pendidik memberikan beberapa pertanyaan tetapi tidak ada yang mau mengemukakan pendapatnya karena takut
salah. Peserta didik seakan takut untuk mengemukakan pendapatnya. Hal itu
sangat berkaitan dengan conscience. Ketiga peserta didik dalam berkelompok
kurang bisa bekerjasama dengan cara saling mendengarkan pendapat teman dalam
satu kelompok. Berarti ada permasalahan yang berkaitan dengan compassion.
Dengan adanya berbagai masalah tersebut, peneliti terdorong untuk
membantu pendidik dalam upaya meningkatkan 3C yaitu competence, conscience
dan compassion. Selain itu, peneliti sebagai seorang calon pendidik merasa sangat tergugah ketika melihat permasalahan yang ada dalam pendidikan.
Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan competence, conscience dan
compassion, peneliti akan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Kasihani Kasbolah, 2001:8). Salah satu tujuan PTK adalah meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah. Untuk itu peneliti akan menggunakan PPR dalam pembelajaran tematik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan mengambil judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence,
Baru I”. Dengan hal ini peneliti berharap supaya peserta didik dapat
meningkatkan 3C (competence, conscience dan compassion) melalui PPR dalam
pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
B.Batasan Masalah
Masalah dibatasi pada peningkatan competence, conscience dan compassion
(3C) pada peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia menggunakan tema lingkungan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, competence, conscience dan
compassion peserta didik kelas IIIC dapat ditingkatkan?
2. Bagaimana meningkatkan competence kelas III dengan menerapkan PPR
dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana meningkatkan conscience kelas III dengan menerapkan PPR
dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana meningkatkan compassion kelas III dengan menerapkan PPR
dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Batasan pengertian
1.Paradigma Pedagogi Reflektif adalah sebuah pola pikir (paradigma) dalam
menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang sangat menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (Tim PPR SD Kelompok Kanisius, 2010:3).
2.Tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Trianto, 2009:79 ).
3.Competence adalah kualitas yang unggul bagi peserta didik (Masijo, 2009:3).
4.Conscience adalah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Masijo, 2009:3).
5.Compassion adalah sikap peduli terhadap sesama (Masijo, 2009:3).
6. Peserta didik kelas IIIC adalah peserta didik di SD Kanisius Demangan Baru I
yang jumlah peserta didiknya 35 orang diantaranya 19 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan yang nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia paling rendah di antara kelas IIIA dan kelas IIIB.
7. IPA adalah pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
8. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (KTSP).
9. PTK adalah salah satu upaya guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Kasihani Kasbolah, 2001:8).
E.Pemecahan Masalah
Ada beberapa masalah yang ada di kelas IIIC diantaranya berkaitan dengan competence yaitu, nilai rata-rata peserta didik pada kelas IIIC untuk mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan kelas IIIA dan
IIIB. Selain itu berkaitan dengan conscience, peserta didik kurang berani
mengemukakan pendapatnya terhadap teman maupun pendidik. Sedangkan yang
berkaitan dengan compassion, peserta didik belum bisa bekerjasama dengan baik
F.Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience dan compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
G.
ManfaatDari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, baik dari pihak peneliti, SI PGSD USD, peserta didik, pendidik dan sekolah yaitu sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan competence, conscience dan compassion untuk kelas rendah.
2. Bagi SI PGSD USD
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan melengkapi karya tulis ilmiah di PGSD.
3. Peserta didik
4. Bagi pendidik
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperkaya perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
dalam pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan competence,
conscience dan compassion untuk kelas rendah.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
1.Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata paradigma berarti suatu kerangka berpikir/ model dari teori ilmu pengetahuan/ perubahan model. Dalam hal ini paradigma maksudnya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Subagya, 2010:22). Selain itu pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif menurut Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010:3) adalah sebuah pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang sangat menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
2. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR memiliki ciri esensial sebagai berikut (Subagya, 2010: 68):
a. Paradigma Pedagogi Reflektif dapat diterapkan dalam semua kurikulum.
c.Paradigma Pedagogi Reflektif menjamin para pengajar menjadi pengajar yang lebih baik.
d.Paradigma Pedagogi Reflektif mempribadikan proses belajar dan mendorong
pelajar merefleksikan makna dan arti yang dipelajari.
3.Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Tujuan PPR bagi pendidik dan peserta didik (Tim PPR SD Kelompok Kanisius, 2010:3) adalah:
a.Tujuan PPR bagi pendidik :
1) Semakin memahami peserta didik.
2) Semakin bersedia mendampingi perkembangannya.
3) Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya.
4) Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral.
5) Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan.
6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai
pendidik, pengajar, dan pendamping.
b. Tujuan PPR bagi peserta didik :
1) Membantu peserta didik untuk menjadi manusia bagi sesama.
2)Menjadi manusia yang utuh.
3)Menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk
perkembangan, dan religius.
4)Menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai.
5)Menjadi manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam
pelayanannya pada orang lain.
4. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Langkah-langkah dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut (Tim PPR SD Kelompok Kanisius, 2010:4).
Gambar 1. Dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif KONTEKS
PENGALAMAN EVALUASI
a. Konteks
Konteks merupakan segala kemungkinan yang dapat membantu atau menghalangi proses pembelajaran dan perkembangan. Konteks meliputi banyak hal seperti: keluarga, kelompok baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan, ekonomi, budaya dan kenyataan-kenyataan yang lain. Hal ini akan mempengaruhi sikap, tanggapan, penilaian dan pilihan-pilihan siswa. Hal ini akan berdampak positif dan berdampak negatif.
b. Pengalaman
Pengalaman berarti mengenyam sesuatu hal dalam batin. Dalam hal ini peserta didik hendaknya diberi pendampingan agar mempunyai pengalaman pembelajaran. Pengalaman yang dimaksud adalah meliputi segala sesuatu pembelajaran, informasi dan nilai-nilai, perasaan dan sebagainya.
c. Refleksi
Refleksi merupakan kekhasan dari proses pembelajaran berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif. Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara utuh.
d. Aksi.
Aksi merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran. Aksi mengacu pada kebutuhan batin manusia yang pada dasarnya pada pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi juga dapat dikatakan suatu perbuatan.
e. Evaluasi
Merupakan bagian penting dalam proses belajar. Dengan penilaian, akan diketahui sejauh mana kemajuan yang akan dicapai selama proses belajar. Evaluasi merupakan suatu tinjauan untuk mengetahuai apa yang akan dicapai dalam proses pembelajaran baik oleh siswa maupun guru.
5. Pengertian Competence, Conscience Dan Compassion
Subagya (2010:24) menyatakan bahwa pada dasarnya PPR menuntut pembentukan pribadi manusia secara utuh melalui proses yang unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat berkembang secara optimal. Aspek kehidupan yang dapat dikembangkan adalah melalui proses pembelajaran yang berupa competence, conscience dan compassion.
Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subagya, 2010). Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan peserta didik untuk memecahkan soal yang diberikan oleh pendidik dengan nilai yang baik, misalnya; peserta didik mendapatkan nilai diatas KKM dan nilai rata-rata kelasnya baik diantara kelas yang lain.
Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Subagya: 2010). Ketajaman hati nurani
yang berlaku misalnya; peserta didik mempunyai kesadaran untuk berani mengungkapkan pendapatnya, sehingga mereka tidak takut jika menjawab pertanyaan dari pendidik.
Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010). Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama adalah rasa kepedulian sehingga peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama sangat penting bagi dirinya. misal; peserta didik dapat bekerjasama dengan baik dalam kegiatan kelompok dengan cara mereka tidak membagi-bagikan soal peranggota kelompok melainkan mengerjakan soal secara bersama-sama.
B.Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai dengan pembelajaran yang menggunakan tema- tema tertentu. Dalam pembahasan tema tersebut akan ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Misalnya saja tema “lingkungan”. Tema “ lingkungan” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, PKN, dan lain-lain.
Menurut Depdiknas pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Trianto, 2009:79). Selain itu menurut Hadi Subroto pembelajaran tematik adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna (Trianto, 2009:82). Pembelajaran tematik juga merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran (Trianto, 2009:84).
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas pembelajaran tematik terdapat beberapa karakterisik. Karakteristik pembelajaran tematik adalah (Trianto, 2009:92) :
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung
Dengan adanya pengalaman yang langsung siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c.Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran tematik diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut.
e.Bersifat fleksibel
Guru hanya mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
f.Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan peserta didik mampu menyerap pengetahuannya dengan baik.
3. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik
Tahap-tahap pembelajaran tematik (Puji Purnomo, 2006:10) adalah:
a. Tahap persiapan dan pelaksanaan
Dalam pembelajaran tematik perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Di dalam tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah pertama tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut. Tahap kedua adalah pengaturan jadwal.
c. Tahap penilaian
4.Kekuatan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan, yaitu (Trianto, 2009: 89): a. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru.
1) Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran,
melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
2) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan
alami.
3) Pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar ke
berbagai aspek kehidupan.
4) Pendidik bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.
5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada
kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.
b. Keuntungan bagi peserta didik
1) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar dari pada hasil belajar.
2) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa dalam hal ini dikaitkan
pada minat, kebutuhan, dan kecerdasan.
3) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.
4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.
5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga
meningkatkan apersepsi dan pemahaman.
5. Kekurangan dalam Pembelajan Tematik
a. Aspek pendidik
Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik dituntut untuk mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan tersebut. Jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajaran tematik sulit terwujud.
b. Aspek peserta didik
Peserta didik dituntut adanya kemampuan akademik maupun kreatifitasnya. Hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik diperlukan kemampuan menguraikan.
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
d. Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangan dalam pengembangan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
e.Aspek penilaian
Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.
f. Aspek suasana pembelajaran
Pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru berkencenderungan menekankan atau mengutamakan subtansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu.
C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.Pengertian PTK
Berbagai definisi telah diutarakan oleh para pakar tentang apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas. Walaupun ada beberapa definisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian Tindakan Kelas namun pada hakikatnya definisi-definisi tersebut memiliki banyak persamaan arti yang terkandung didalamnya. Salah satunya menurut Kemmis dan Carr bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan (Kasbolah, 2001:9). Sedangkan
menurut Ebbut PTK merupakan studi yang dilakukan dalam upaya
memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, 2001:9).
Selanjutnya PTK adalah suatu penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang satu dengan yang lain saling berhubungan (Kasbolah, 2001:10). Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. PTK juga merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggunglangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 2001:11).
2. Karakteristik PTK
Karakteristik PTK menurut Rochman Natawidya adalah (Sarwiji Suwandari, 2010:14):
a.Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk
b.Diterapkan secara kontekstual, yang artinya adalah variabel-variabel atau faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian.
c.Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru. d.Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan).
e.Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan atas
perilaku serta refleksi peneliti.
f. Bersifat situasional dan spesifik, dilakukan dalam bentuk studi kasus.
3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Suryantotujuan dari pelaksanaan PTK adalah (Kasbolah, 2001:21):
a. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah.
b. Meningkatkan relevansi pendidikan
c. Meningkatkan mutu pendidikan
d. Meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan
4.Langkah-langkah PTK
Langkah-langkah dalam PTK adalah (Susilo, 2007:19) : a. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan mencakup 3 hal yaitu: 1) Indentifikasi masalah
2) Analisis penyebab adanya masalah
b.Tindakan
Menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbangan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir
yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
2) Apakah alternatif tindakan (aksi) yang telah dipercayai dapat menjawab
permasalahan yang muncul?
3) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi) dalam bentuk strategi
langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas?
4) Bagaimanakah cara menguji tindakan (aksi) sehingga dapat dibuktikan
telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang teliti?
c.Observasi
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas.
D.Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Oemar Malik, 2007:16). Selain itu, kurikulum adalah sejumlah bahan ajar yang harus dipelajari serta dikuasai siswa sebagai dasar penjejangan belajar siswa lebih lanjut (Samana, 2004:23).
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, Tahun 2003, rumusan makna kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (Samana, 2004:3).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajari dan dikuasai siswa sebagai dasar penjenjangan belajar siswa secara lanjut.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a.Pengertian KTSP
Seiring dengan perkembangan jaman, kurikulum mengalami perubahan pada sistem pengajarannya. Sistem pengajaran yang digunakan oleh masing-masing sekolah dasar pada saat ini adalah KTSP yang merupakan sistem pengajaran baru. Menurut Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Trianto, 2009:66). Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
b. Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip pengembangan KTSP adalah (Trianto, 2009:67) :
1)Berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungannya.
2)Beragam dan terpadu.
3)Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan.
6) Belajar sepanjang hayat.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
c.Tujuan KTSP
Tujuan KTSP adalah (Wina Sanjaya, 2010:132) :
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antara satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
E.Peserta Didik Kelas IIIC
1. Pengertian Peserta Didik
Ada beberapa pengertian peserta didik berdasarkan pendekatan psikologis. Peserta didik merupakan suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi, seperti : bakat, minat, kebutuhan (Oemar Hamalik, 2007:7) sedangkan dalam pendekatan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik merupakan anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik (Oemar Hamalik, 2007:7). Sebagai anggota masyarakat, mereka berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Murip Yahya, 2008:113).
Berdasarkan dari beberapa pengertian dapat disimpulkan peserta didik merupakan anggota masyarakat yang sedang tumbuh kembang untuk berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia sehingga menjadikan anggota masyarakat yang lebih baik.
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Awal SD
Menurut Trianto (2009:17) karakter anak masa sekolah dasar (8-10 tahun) adalah:
a.Ciri Khas secara fisik/jasmani
1)Aktif mengembangkan koordinasi otot besar dan kecil.
3)Ingin menguasai ketrampilan dasar.
4)Senang olahraga dalam tim dan kegiatan atletik lainnya.
5)Mengikuti kata hati.
b.Ciri khas secara mental/kognitif
1)Selalu ingin belajar hal-hal baru.
2)Kemampuan untuk memahami pandangan orang lain mulai berkembang.
3)Mulai mengenal perasaan malu dalam situasi-situasi tertentu.
4)Pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan sekitarnya.
5)Ketrampilan menulis dan berbahasa terus berkembang.
6)Dapat memahami lebih dari ”seluruh” gambar yang ada.
7)Sangat kreatif dan senang menemukan hal-hal baru.
8)Sangat ingin tahu.
9)Mudah mengingat.
10)Mengetahui tentang konsep yang benar dan salah.
c.Ciri khas secara sosial/emosional
1)Lebih mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompoknya.
2)Pengaruh dari kelompoknya sangat kuat.
3)Lebih peka dalam memilih teman.
4)Umumnya mudah bergaul dan percaya diri.
5)Perilaku bersaing mulai berkembang.
6)Peka untuk bermain jujur.
7)Memperhatikan perbuatan dan perilaku orang dewasa.
8)Kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis kelamin sama mulai
berkembang.
9)Mulai memisahkan diri dari keluarga: dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang
terpisah dari keluarga.
10)Selera humor berkembang.
11)Mengalami rangkaian emosi-takut, merasa bersalah dan marah.
12) Mengetahui peristiwa yang terjadi disekitarnya, meskipun secara emosional
belum cukup dewasa untuk mengatasi akibat-akibatnya.
3. Karakteristik peserta didik kelas IIIC
a.Peserta didik kelas IIIC merupakan peserta didik yang mempunyai sikap peduli terhadap teman maupun guru. Hal tersebut tampak ketika mereka mempunyai sesuatu yang dianggap lebih, mereka akan membagi kepada teman maupun gurunya, misalnya saja gantungan kunci, cokelat, dan lain-lain.
b.Peserta didik mempunyai sikap disiplin. Mereka mematuhi peraturan-peraturan
yang ada di sekolah.
c. Rata-rata kelas paling rendah diantara kelas IIIA dan IIIB.
d.Kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya. Mereka seolah-olah takut
dalam memberikan pendapat.
F. Kerangka berpikir
Pendidikan merupakan proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (Musibin Syah, 2002:10). Proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan membutuhkan proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran hendaknya juga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dengan mengalami pengalaman yang bermakna, peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Salah satunya adalah dengan melalui PPR.
PPR merupakan sebuah pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang sangat menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini PPR memiliki 5 langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang mempunyai kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Dengan adanya hal tersebut peserta didik diharapkan dapat mengalami sendiri (tidak hanya mendapat informasi karena
diberi tahu) sehingga dapat mengembangkan 3C (competence, conscience dan
compassion).
PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik yang dapat memberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik yang sesuai karakter peserta didik kelas rendah sehingga dapat mengembangkan 3C (competence, conscience dan compassion). Hal tersebut akan diterapkan pada kelas rendah yaitu kelas III.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian adalah dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
Kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I dapat meningkatkan competence,
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis pada penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan tema lingkungan. PTK merupakan penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas (Hasiani Kasbolah E.S 2001:8).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah SD Kanisius Demangan Baru I yang terletak di Jl Demangan Baru 22, Depok, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 17 Maret 2011 dan 24 Maret 2011, tahun ajaran 2010-2011 Semester II.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1)Subjek Penelitian
2)Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience, dan
compassion (3C) melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
D. Rencana Penelitian 1. Persiapan
a. Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas IIIC untuk mengadakan
penelitian.
b. Melakukan wawancara terhadap pendidik kelas IIIC untuk mengetahui
permasalahan yang ada pada kelas IIIC.
c. Mengindentifikasi masalah dan menentukan pemecahan permasalahan.
d. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan.
e. Menentukan SK, KD dan materi pokok pembelajaran.
f.Menyusun RPP dan LKS.
g. Menyusun soal evaluasi.
h. Membuat instrumen penelitian.
i.Menyiapkan media yang dibutuhkan.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus 1
1) Rencana tindakan
b) Peserta didik merapikan pakaian, tempat duduk dan menyiapkan alat tulis.
c) Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
dengan duduk tenang, rapi dan memperhatikan.
d) Peserta didik menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Naik-Naik
Ke Puncak Gunung.
e) Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan lagu
naik-naik ke puncak gunung dan pengalaman peserta didik.
f) Peserta didik bersama pendidik melakukan tanya jawab berkaitan
mengenai pengalaman siswa dengan gunung berapi.
g) Peserta didik mengamati gambar kenampakan alam seperti gunung,
lembah, bukit, perbukian dan pegunungan.
h) Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik mengenai
permukaan bumi daratan (gunung, pegunungan, bukit, lembah).
i) Peserta didik melihat peristiwa penampakan alam gunung berapi
melalui video.
j) Peserta didik bersama pendidik melakukan tanya jawab tentang
video singkat tersebut.
k) Peserta didik dibagi dalam kelompok (masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang).
l) Peserta didik berdiskusi bersama kelompok mengerjakan LKS yang berkaitan dengan kenampakan alam, mengurutkan gambar seri dan menceritakan gambar seri tentang gunung meletus.
m) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
n) Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulan.
o) Peserta didik melakukan refleksi.
p) Peserta didik melakukan rencana tindak lanjut aksi. q) Peserta didik mengerjakan evaluasi.
2) Pelaksanaan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan. 3)Observasi
a)Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan lembar
pengamatan.
b) Melakukan penelitian hasil tes.
c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase tingkat
keberhasilan siswa. 4) Refleksi
a) Mengindentifikasi kesulitan dan hambatan.
b)Membuat suatu kesimpulan.
b.Siklus II
1)Rencana Tindakan
b) Peserta didik merapikan pakaian, tempat duduk dan menyiapkan alat tulis.
c) Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran dengan duduk
tenang, rapi dan memperhatikan.
d) Peserta didik bersama pendidik melakukan tanya jawab.
e) Pendidik memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
peserta didik pada saat berlibur ke pantai.
f) Peserta didik melihat beberapa gambar dan peta yang ditunjukkan oleh pendidik.
g) Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang kenampakan alam lautan.
h) Peserta didik bersama pendidik melakukan tanya jawab berkaitan dengan
kenampakan alam lautan.
i)Peserta didik dibagi dalam kelompok. (masing-masing kelompok terdiri 4-5
orang)
j)Peserta didik dibagikan peta, amplop yang berisi potongan gambar, LKS.
k) Peserta didik mengerjakan LKS dengan melihat peta yang sudah dipersiapkan
pendidik.
l)Peserta didik membuat sebuah karangan berdasarkan gambar dalam kelompok.
m)Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
n) Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulan.
o) Peserta didik melakukan refleksi.
p) Pendidik membimbing peserta didik untuk berefleksi melalui beberapa
pertanyaan.
q) Peserta didik melakukan aksi. r) Peserta didik mengerjakan evaluasi. 2)Pelaksanaan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan. 3) Observasi
a) Mengobservasi keterlibatan peserta didik dengan menggunakan lembar
pengamatan.
b) Melakukan penelitian hasil tes dan non tes.
c) Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase tingkat
keberhasilan siswa. 4) Refleksi
a)Mengindentifikasi kesulitan dan hambatan.
b) Membuat suatu kesimpulan.
E. Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah: 1.Instrumen pengamatan aktivitas guru.
2.Instrumen pengamatan terhadap peserta didik.
F.Metode Pengumpulan Data
Suatu penelitian sangat membutuhkan banyak data. Melalui data tersebut penelitian dapat berjalan dengan baik. Pengumpulan data yang kami lakukan adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan secara tatap muka, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban dari yang diwawancarai (Masijo, 2009:29). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan wali kelas IIIC yaitu ibu Alexandra Sandra Kumasmiah dengan tujuan ingin mengetahui berbagai masalah yang ada pada kelas IIIC dan karakteristik peserta didik kelas IIIC. Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan 13 pertanyaan.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu tehnik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masijo, 2009:19). Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan di
dalam kelas yang berkaitan dengan competence, conscience, dan
compassion. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi dan catatan anekdotal.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat (Masijo, 2009:19). Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengumpulkan daftar nilai peserta didik kelas IIIC pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Dengan mengetahui daftar nilai peserta didik kelas IIIC diharapkan nantinya dapat mengetahui permasalahan yang ada pada kelas IIIC. Foto dan video saat penelitian juga dibutuhkan karena sebagai salah arsip dalam pengumpulan data.
G. Tehnik Analisis Data
Untuk analisis data peneliti menggunakan beberapa langkah. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1.Mendiskripsikan data pra penelitian.
2.Mendiskripsikan penjelasan dan hasil (competence, conscience dan
compassion) yang dicapai siklus I.
3.Mendiskripsikan penjelasan dan hasil (competence, conscience dan
compassion) yang dicapai siklus II.
4.Membandingkan competence, conscience, compassion sebelum dan
Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan
jumlah siswa yang tuntas belajar. Untuk pengukuran competence peneliti
menggunakan kriteria ketuntasan belajar yaitu dikatakan tuntas belajar dengan
tes minimal 70. Pada setiap jenis competence dihitung jumlah siswa yang
mendapat nilai yang sudah memenuhi KKM (%) dengan rumus sebagai berikut:
X ( % ) = x 100%
( n: Jumlah siswa yang memenuhi KKM N: Jumlah seluruh siswa). Sedangkan untuk menghitung rata-rata kelas adalah:
M =
(M: nilai rata-rata, Jumlah nilai siswa satu kelas, N; Jumlah siswa)
Untuk conscience dan compassion peneliti menggunakan alat ukur non
tes yaitu skala sikap dan skala minat. Sedangkan untuk hasil akhir peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
CI x 70% + CII x 15% + CIII x 15%
Hasil Akhir = 100
Keterangan:
CI : Competence
CII : Conscience
CIII : Compassion
F. Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi soal digunakan sebagai panduan untuk membuat soal yang didasarkan pada indikator. Bentuk soal dalam penelitian adalah uraian untuk mengukur competence, sedangkan skala sikap dan skala minat untuk mengukur conscience dan compassion. Kisi-kisi soal yang digunakan untuk penelitian adalah:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Soal Pada Siklus I dan II Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia No Indikator Bentuk
Penilaian
Aspek Penilaian
CI CII CIII 1
IPA
Competence
a. Peserta didik mampu
mendiskripsikan kenampakan alam daratan (pegunungan, gunung, bukit, perbukitan, dan lembah) setelah melihat gambar.
b. Peserta didik mampu
mendeskripsikan
kenampakan alam lautan (pantai, danau, sungai) setelah melihat gambar.
c. Peserta didik mampu
menyebutkan contoh laut, lautan, dan samudra.
Conscience
a. Peserta didik berani
mengungkapkan
pengalamannya sendiri pada saat menghadapi peristiwa gunung merapi meletus.
b. Peserta didik memiliki
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Non Tes (Siklus I)
Non Tes
Skala Sikap 1,2,3,4,5,7,8,9
Skala Minat 1,2,4,5,9,10)
Skala Sikap 6, 10 Skala Minat
1,2,4,5,6,9 Compassion
a. Peserta didik tergugah
semangat untuk menolong orang lain setelah melihat video tentang gunung merapi meletus.
b. Peserta didik tergugah
semangat untuk menjaga lingkungan di sekitar.
Non Tes
Non Tes
Skala Sikap 6 Skala Minat
6,10
Skala Sikap 6
Bahasa Indonesia Competence
a. Peserta didik mampu
membuat karangan tentang peristiwa gunung merapi meletus setelah melihat gambar seri.
b. Peserta didik mampu
Tes B.1
membuat karangan tentang liburan ke pantai setelah melihat gambar.
Tes B.1
Conscience
a. Peserta didik mampu
merumuskan sebuah cerita secara runtut dengan cermat pada saat menghapi peristiwa gunung merapi meletus setelah mengurutkan gambar seri.
b. Peserta didik memiliki
keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya
dalam kelompok ketika menyusun karangan berdasarkan gambar yang
disediakan.
Non Tes
Non Tes
Skala Sikap 1,5,678,9 Skala Minat
3,7,8
Skala Sikap 2,3,5,7,8,9 Skala Minat
1,9,10
Compassion
a.Peserta didik mampu
bekerjasama membuat karangan dalam kelompok.
b.Peserta didik mampu untuk
menyampaikan karangan dari hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Non Tes
Non Tes
Skala Sikap 10
Keterangan:
CI : Competence
CII : Conscience
CIII : Compassion
45 BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A.SD Kanisius Demangan Baru 1. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi SD Kanisius Demangan Baru I
SD kanisius Demangan Baru I mempunyai Visi dan Misi Sekolah. Visi SD tersebut adalah: “Unggul dalam prestasi, prima dalam pelayanan berdasarkan nilai-nilai Kristiani”. Berdasarkan visi tersebut sekolah merumuskan indikator ketercapaian visi sebagai berikut :
1) Unggul dalam bertingkah laku berdasarkan nilai-nilai Kristiani. 2) Unggul dalam budi pekerti.
3) Unggul dalam pengembangan kurikulum.
4) Unggul dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
5) Unggul dalam prestasi akademik.
6) Unggul dalam prestasi non akademik.
7) Unggul dalam IPTEK.
8) Unggul dalam budaya daerah.
9) Unggul dalam sarana prasarana pendidikan.
10) Unggul dalam SDM pendidikan.
11) Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah.
13) Unggul dalam disiplin dan bekerja keras. b. Misi SD Kanisius Demangan Baru I
Misi untuk SD tersebut sebagai berikut:
1) Mengacu indikator Visi 1.a tentang : “Unggul dalam bertingkah laku
berdasarkan nilai-nilai Kristiani” antara lain :
a)Melaksanakan pembinaan dan pengembangan cara bertingkah laku
berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
b) Melaksanakan pembiasan untuk semua warga sekolah bertingkah
laku berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
2) Mengacu indikator Visi 1.b tentang : “Unggul dalam budi pekerti” antara
lain :
a) Melaksanakan dan pengembangan budi pekerti luhur.
b) Melaksanakan pembiasaan berbudi pekerti luhur.
3) Mengacu indikator Visi 1.c tentang : “Unggul dalam pengembangan
kurikulum” antara lain :
a) Melaksanakan pengembangan kurikulum SD Kanisius Demangan
Baru I.
b) Melaksanakan pengembangan pemetaan materi (SK, KD,
Indikator) dan penilaian.
c) Melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran silabus.
d) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
e) Melaksanakan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
f) Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
g) Melaksanakan pengembangan panduan guru.
4) Mengacu indikator Visi 1.d tentang : “Unggul dalam pelaksanaan proses
pembelajaran” antara lain :
a) Melaksanakan pengembangan Buku Teks Pelajaran, Buku
Panduan Guru, Buku Pengayaan, Buku Referensi, dan sumber belajar lainnya.
b) Melaksanakan pengembangan pengelolaan kelas.
c) Melaksanakan pengembangan metode pembelajaran yang
PAKEM.
2. Tujuan SD Kanisius Demangan Baru I
Yang menjadi tujuan SD Kanisius Demangan Baru mulai tahun ajaran 2009/2010 sebagai berikut :
1) Semua warga SD Kanisius Demangan Baru dalam bertingkah laku
berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
2) Semua warga SD Kanisius Demangan Baru berbudi pekerti yang
luhur.
3) Berstandar Nasional. Dicapai dengan misi a. Tentang pengembangan
4) Mengembangkan dan memiliki kurikulum SD Kanisius Demangan Baru yang mantap.
5) Semua pendidiknya mengembangkan pemetaan SK, KD,
Indikator dan penilaian, untuk semua mata pelajaran mulai tahun ajaran 2008/2009 kelas I sampai dengan kelas VI dan dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran berikutnya.
6) Semua pendidikanya mengembangkan dan memiliki silabus yang
dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran berikutnya.
7) Semua pendidiknya mengembangkan dan memiliki Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk semua mata pelajaran yang diampunya dengan menganalisa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap awal tahun ajaran mulai tahun ajaran 2008/2009.
8) Semua pendidiknya mengembangkan dan memiliki RPP untuk
semua mata pelajaran yang diampu mulai tahun ajaran 2008/2009 kelas I sampai dengan kelas VI dan dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran berikutnya.
9) Semua pendidiknya mengembangkan dan memiliki panduan guru
untuk semua mata pelajaran yang diampunya mulai tahun ajaran 2008/2009 kelas I sampai dengan kelas VI dan dievaluasi serta direvisi setiap awal tahun ajaran.
10)Semua pendidiknya mengembangkan penilaian yang meliputi Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas, kelas I sampai dengan Kelas VI untuk semua mata pelajaran yang diampunya.
11)Mencapai standar proses pembelajaran meliputi: ditetapkannya
KKM, melaksanakan pendekatan belajar tuntas, dengan metode CTL, pendekatan pembelajaran individual, PAKEM, dan lain-lain yang berpolakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
12)Memiliki / mencapai standar pencapaian ketuntasan kompetensi /
prestasi / kelulusan.
13)Memiliki prestasi akademik dalam mengikuti lomba baik tingkat
kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional.
14)Memiliki prestasi non akademik dalam mengikuti lomba tingkat
kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional.
15)Menguasai IPTEK.
16)Menguasai budaya daerah.
17)Memenuhi standar sarana prasarana.
18)Memenuhi standar kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan.
19)Memenuhi standar pengelolaan sekolah.
3.Sarana dan Prasarana
Sarana yang terdapat di SD kanisius Demangan Baru diantaranya:
1)Laboratorium Bahasa Inggris
2)Laboratorium Komputer
3)Laboratorium IPA
4)Perpustakaan
5)Gudang Pramuka
6)Ruang kepala sekolah
7)UKS
Sedangkan untuk prasarana yang ada di SD Kanisius Demangan baru I adalah:
1)LCD
2)Viewer
3)Komputer
4)Tape
5)Sound system
B. Kurikulum kelas IIIC
Muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran, dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas III semester II untuk pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia sebagai berikut:
Tabel 4.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III
Tabel 4.2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis (Braille) 9. Menulis karangan
dan puisi
9.1 Menulis karangan tentang berbagai topik sederhana
dengan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda ttitik, tanda koma, dll).
9.2 Menulis puisi berdasarkan pengalaman dengan
pilihan kata yang menarik
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bumi dan Alam Semesta 6. Memahami kenampakan
permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia
C.Kondisi Kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IIIC dengan jumlah 36 peserta didik, 1 diantaranya keluar sehingga hanya terdapat 35 peserta didik, diantaranya 16
laki-laki dan 19 perempuan. Ibu Alexandra SandraKusmainah merupakan Wali
kelas IIIC. Peserta didik yang terdapat dikelas IIIC sebagai berikut: Tabel 4.3
Daftar Nama Peserta Didik Kelas IIIC
No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin Keterangan L P
1. Noni Puspa Anriana √
2. A. Yubi √
3. Novidya Maheswari √
4. Geralda Anindya Dwianto √
5. Primo √
6. Maria angelia √
7. Nico Roma Fernando √
8. Reinald SB √
9. Samuel Nico Wijaya √
10. Steven Henry Putra √
11. Samuel Anoldi Nahama S. √
12. Seliclorida √
13. Th. Avilia Krisnanda S √
14. Andan √