• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA

PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN

TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,

CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA

PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Lourentius Dwi Hasto Putranto

NIM : 081334018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEM BAH AN

Ku per sem b a h k a n k a r ya i n i u n t u k :

1 . Tu h a n Yesu s Kr i st u s a t a s seg a l a b er k a t , k a si h d a n

k a r u n i a - N ya , ya n g sel a l u m em b i m b i n g k u d a n

m en yer t a i k u .

2 . Ked u a o r a n g t u a k u ya i t u Ba pa k YL. Su m a r ya n t o d a n

I b u FL. Et t y Su r ya n i t er i m a k a si h a t a s seg a l a d o a ,

per h a t i a n , d u k u n g a n n ya .

3 . Ka k a k k u Lem m u el a Al vi t a d a n Ch o sa Ka st u h a n d a n i

ya n g sel a l u m en d u k u n g d a n m em b er i sem a n g a t .

4 . I ven a Lem m u el a An i n d i t a , t er i m a k a si h a t a s seg a l a

per h a t i a n , su ppo r t , d a n m o t i va si n ya .

5 . Tem a n - t em a n k u t er i m a k a si h a t a s k eb er sa m a a n ,

(5)

v

MOTTO

D I D U N I A I N I T I D A K A D A OR A N G

B OD OH D A N OR A N G PI N T A R , T ET A PI

H A N Y A L A H OR A N G Y A N G M A U

B ER U SA H A D A N T I D A K M A U

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 November 2012

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Lourentius Dwi Hasto Putranto

Nomor Mahasiswa : 081334018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA

PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN

COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 12 November 2012

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan

compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya pada materi fungsi konsumsi dan tabungan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan competence,

conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata aspek competence,

pada awal siklus I sebesar 50,4 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 68,5 Demikian pula pada siklus II skor rata-rata pada awal siklus sebesar 49 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 81,3. Pada aspek conscience, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata, yaitu pada awal siklus I sebesar 3,4 kemudian terjadi peningkatan pada akhir siklus I menjadi sebesar 3,8 dan terjadi peningkatan kembali pada akhir siklus II menjadi sebesar 4. Pada aspek

(9)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN THE LEARNING OF CONSUMPTION AND SAVING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF

THE X-2 GRADE STUDENTS AT PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to increase the students’ competence, conscience, and compassion of the X-2 grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP) in Economics subject, especially for the topic consumptions and saving.

This research is a classroom action research which was conducted in two cycles, each cycle consists of the planning, action, observation, and reflection. The main components of the application of RPP are context, experience, reflection, action, and evaluation. The data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. The data tabulations were a descriptive analysis and comparative analysis.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Materi Fungsi

Konsumsi dan Tabungan Untuk Meningkatkan Competence, Consience dan

Compassion Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.”

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini banyak mendapat

masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi dan dosen penguji yang telah banyak meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk

(11)

xi

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan

kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

memantau kelancaran proses belajar selama ini;

8. Br.Herman Yoseph, FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur

Yogayakarta;

9. Ibu Natalia Margi, S. Pd., yang setia dan penuh sabar bekerja sama untuk

menjadi guru mitra dalam penelitian ini.

10.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta, khususnya untuk kelas X-2 yang telah banyak membantu untuk

kelancaran pelaksanaan penelitian;

11.Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak YL.Sumaryanto dan Ibu

FL.Etty Suryani terima kasih atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih

sayangnya;

12.Ivena Lemmuela Anindita S. Pd., terima kasih atas perhatian, pengertian, doa

(12)

xii

13.Seluruh teman-temanku khususnya semua teman angkatan 2008 yang banyak

memberikan pengalaman, kasih, dan perhatian.

14.Teman-teman PPR (Nea, Wawan, Yuda, Robert, Erdha, Tika, Moris) yang

sudah mau menyumbangkan dan berbagi ide demi kelancaran skripsi ini.

15.Sahabat- sahabat saya (Antok, Ita, Angga, Tere, Vany, Oteph) yang selalu

memberi support dan inspirasi hingga skripsi ini selesai.

16.Semua teman PAK angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaan yang tak

terlupakan selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam

penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA . ILMIAH UNTUK KEPERNTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

(14)

xiv

1. Pengertian PPR... 6

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion ... 7

3. Unsur – Unsur PPR ... 10

B. Deskripsi Materi ... 13

1. Materi yang Digunakan dalam PPR ... 13

2. Isi Materi ... 13

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi ... 19

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 20

1. Konsep PTK ... 20

2. Ciri-Ciri PTK ... 20

3. Kelebihan PTK ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 33

A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA PL Yogyakarta ... 33

B. Sistem Pendidikan di SMA PL Yogyakarta ... 34

C. Kurikulum SMA PL Yogyakarta ... 36

(15)

xv

A. Deskripsi Data ... 38

1. Pra Penelitian ... 38

a. Observasi dan Wawancara Guru ... 38

b. Observasi dan Wawancara Peserta Didik ... 41

c. Observasi Kelas ... 43

2. Siklus Pertama ... 44

a. Perencanaan ... 44

b. Tindakan ... 48

c. Observasi ... 58

d. Refleksi ... 62

3. Siklus Kedua ... 63

a. Perencanaan ... 64

b. Tindakan ... 67

c. Observasi ... 74

d. Refleksi ... 79

B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 81

1. Aspek Competence ... 81

2. Aspek Conscience ... 82

3. Aspek Compassion ... 85

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 89

(16)

xvi

B. Keterbatasan Penelitian ... 90

C. Saran ... 91

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 30

Tabel 3.2. Pernyataan kualitatif Hasil Refleksi PPR ... 31

Tabel 5.1. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Pra Penelitian 39 Tabel 5.2. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Pra Penelitian 41 Tabel 5.3. Hasil Refleksi Siswa pada Siklus I ... 51

Tabel 5.4. Hasil Aksi Siswa pada Siklus I ... 54

Tabel 5.5. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus I ... 57

Tabel 5.6. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 59

Tabel 5.7. Hasil Refleksi Siswa pada Siklus II ... 69

Tabel 5.8. Hasil Aksi Siswa pada Siklus II ... 71

Tabel 5.9. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus II ... 74

Tabel 5.10. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 76

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95

Lampiran 2 : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 109

Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 112

Lampiran 4 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 115

Lampiran 5 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 119

Lampiran 6 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 124

Lampiran 7 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 126

Lampiran 8 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 129

Lampiran 9 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 133

Lampiran 10 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ... 137

Lampiran 11 : Soal Pre Test Siklus I ... 140

Lampiran 12 : Soal Post Test Siklus I ... 142

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Siklus I ... 144

Lampiran 14 : Soal Pre Test Siklus II ... 145

Lampiran 15 : Soal Post Test Siklus II ... 147

Lampiran 16 : Kunci Jawaban Siklus II ... 149

Lampiran 17 : Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I ... 150

Lampiran 18 : Hasil Pre Test dan Post Test Siklus II ... 151

Lampiran 19 : Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus I ... 152

Lampiran 20: Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus II ... 153

Lampiran 21: Media Game Scramble ... 157

(19)

xix

Lampiran 23: Soal dan Jawaban Peta Konsep (Siklus II) ... 159

Lampiran 24 : Soal Menghitung Konsumsi dan Tabungan ... 160

Lampiran 25 : Kuesioner Penilaian Sikap ... 161

Lampiran 26 : Kuesioner Penilaian Minat... 162

Lampiran 27 : Kuesioner Penilaian Nilai Hemat ... 163

Lampiran 28 : Kuesioner Penilaian Nilai Kerja Sama ... 164

Lampiran 29 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 165

Lampiran 30 : Instrumen Refleksi Siswa ... 168

Lampiran 31 : Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian ... 171

Lampiran 32 : Hasil Pengolahan Data Siklus I ... 179

Lampiran 33 : Hasil Pengolahan Data Siklus II ... 187

Lampiran 34 : Pedoman Wawancara ... 195

Lampiran 35 : Perhitungan Rumus Konversi Skala Likert ... 196

Lampiran 36 : Kisi- Kisi Soal Tes ... 198

Lampiran 37 : Kisi-Kisi Kuesioner ... 199

Lampiran 38 : Surat Ijin Penelitian dari FKIP ... 201

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini pendidikan dianggap faktor yang paling

menentukan proses perjalanan hidup seseorang. Seperti halnya teknologi

yang setiap saat selalu berkembang pesat, pendidikan juga dinilai selalu

berkembang secara signifikan ke arah yang lebih inovatif dan kreatif.

Teknologi dan perubahan dalam masyarakat dinilai saling terkait satu sama

lain memberikan perubahan yang sangat besar dalam dunia pendidikan.

Bangku sekolah yang menjadi salah satu dasar tempat perubahan

dunia pendidikan, harus menciptakan suatu gebrakan baru dengan

mengutamakan kualitas dan kuantitas dalam proses pembelajaran guna

mencapai perspektif yang dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid (Sagala, 2006 : 61). Dalam sebuah proses pembelajaran terdapat

interaksi antara guru dan siswa, interaksi tersebut harus terjalin sebaik

mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar, guru memegang

peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Guru sebagai tenaga profesional

(21)

dalam bidang pengajaran. Diantaranya yaitu kemampuan memilih dan

menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

melibatkan siswa berpartisipasi aktif, kemampuan membuat suasana belajar

yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, dan juga harus dapat

menyesuaikan antara bahan ajar dengan metode pembelajaran agar murid

dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Metode pembelajaran yang dipergunakan oleh seorang guru sangat

besar peranannya terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode

dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung, khususnya pada

mata pelajaran ekonomi yang dianggap paling menjemukan, jika

menggunakan metode yang salah. Proses pembelajaran yang sampai saat ini

dilakukan pun lebih menekankan aspek kognitif (competence), sementara itu aspek afektif (conscience dan compassion) dan psikomotor (compassion) kurang diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari guru mata

pelajaran ekonomi, ditemukan beberapa permasalahan. Beberapa siswa

masih mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hal

ini berkaitan dengan aspek competence. Selain itu secara umum para siswa mempunyai kiblat budaya konsumerisme yang tinggi, terlebih pada barang

elektronik yang bernama “handphone”. Mereka ingin mempunyai

(22)

Mereka masih ingin terlihat “lebih” dan tak mau kalah dengan

teman-temannya. Gengsi para siswa terlalu tinggi dengan hal-hal elektronik

tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan aspek conscience. Untuk aspek

compassion, terlihat jelas pada saat para siswa diminta berdiskusi dan kerja kelompok. Rasa individualisme siswa satu sama lain masih kuat dan kurang

adanya kerja sama satu sama lain.

Berdasarkan masalah di atas, pembelajaran dengan menerapkan

PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dianggap menjadi pilihan yang tepat

dari semua proses belajar yang pernah dilakukan karena pada PPR

mempunyai sesuatu yang khas yaitu siswa dituntut tidak hanya menguasai

aspek competence saja, tetapi juga conscience dan compassion, selain itu PPR mengutamakan siswa menarik nilai-nilai kemanusiaan dari materi

tersebut melalui konteks, pengalaman, refleksi, dan aksi, hingga evaluasi.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Materi

Fungsi Konsumsi dan Tabungan Untuk Meningkatkan Competence,

Consience dan Compassion Siswa Kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

(23)

1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

3. Bagaimana meningkatkan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

4. Apakah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran

materi fungsi konsumsi dan tabungan dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan competence siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan.

2. Untuk meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

(24)

3. Untuk meningkatkan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, siswa semakin dapat

mengembangkan competence, conscience, dan compassion melalui pembelajaran Ekonomi materi fungsi konsumsi dan tabungan dengan

menggunakan pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif).

2. Bagi Guru Mitra

Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran yang menarik seperti PPR untuk meningkatkan

competence, conscience, dan compassion dalam diri siswa. 3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan inspirasi baru bagi guru mata pelajaran

lain dalam mengajar, agar dapat memvariasikan model pembelajaran

saat mengajar di kelas.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan informasi tentang proses

pembelajaran ekonomi menggunakan model PPR (Paradigma Pedagogi

Reflektif) yang dapat mengembangkan competence, conscience, dan

(25)

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 1. Pengertian PPR

Menurut Subagya (2008:39), pedagogi adalah cara pengajar

mendampingi para siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Pedagogi merupakan seni dan ilmu mengajar. Pedagogi meliputi

pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir)

dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan

(pedagogi reflektif = pendidikan kemanusiaan). Pola pikir PPR dalam

membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai

kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar

merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan

pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai

tersebut.

Melalui dinamika pola pikir tersebut siswa diharapkan mengalami

sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Melalui

refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh pada tradisi

atau peraturan). Melalui aksi, siswa berbuat dari kemauannya sendiri

(26)

diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki

komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil,

bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih

menjamin kesejahteraan umum. Sampai sekarang pengalaman yang

diberikan adalah pengalaman persaudaraan yang disampaikan berdasarkan

kerjasama kelompok. Tujuannya, menumbuh kembangkan persaudaraan,

solidaritas antar teman, dan saling menghargai yang merupakan

aspek-aspek kemanusiaan. Langkah tersebut dipilih karena PPR berdasarkan

kerja sama kelompok lebih mudah dipahami oleh guru-guru, lebih mudah

dilaksanakan, dan lebih cepat tampak hasilnya. Pelaksanaan PPR memang

masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Pelaksanaan pengembangan PPR

terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya antara lain adalah materi

pembelajarannya dan tujuannya adalah kemanusiaan yang lebih luas

daripada sekadar persaudaraan

.

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion

Pembelajaran dengan menerapkan PPR berfungsi untuk

mengembangkan siswa dalam aspek competence, conscience, dan

compassion.

a. Competence

Menurut P3MP USD (2010:32), competence adalah kemampuan akademik yang memadukan unsur–unsur pengetahuan,

(27)

competence adalah mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi.

b. Conscience

Menurut P3MP USD (2010:33), conscience adalah kemampuan memahami alternatif dan menentukan pilihan (baik-buruk,

benar-salah). Di dalam aspek conscience, terdapat beberapa usnsur yang mendasari, diantaranya adalah :

1) Moral

2) Prinsip

3) Tanggung jawab

4) Mandiri

5) Kebebasan

6) Kesadaran diri

7) Hemat

8) Keadilan, dan lain-lain

Dalam penelitian ini aspek conscience yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

a) Sikap Hemat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:321)

hemat berarti hati-hati dalam memilih kebutuhan. Di dalam

suatu kegiatan untuk mengkonsumsi, seseorang harus membuat

skala prioritas guna memikirkan mana yang lebih penting dari

(28)

pembelajaran konsumsi dan tabungan, siswa diajak untuk

mampu melakukan kegiatan konsumsi barang atau jasa sesuai

kebutuhan. Hidup hemat dapat diartikan sebagai hidup

sederhana, yang artinya hidup cukup dan tidak berlebihan

(bukan berarti pelit). Hidup hemat itu hidup yang bisa

mengendalikan dirinya dari keinginan.

b) Sikap terhadap proses pembelajaran

Menurut P3MP USD (2010:24), sikap merupakan suatu

kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka

terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara

mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian

melalui penguatan serta informasi verbal. Perubahan sikap

dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin

dicapai, dan konsistensi terhadap sesuatu.

c) Minat terhadap proses pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:583),

minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Hal penting dalam minat adalah intensitasnya.

c. Compassion

Menurut P3MP USD (2010:33), compassion merupakan kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Di dalam

(29)

1) Bekerja sama

2) Menghargai

3) Empatik

4) Terlibat

5) Berbagi

6) Membantu

7) Berpihak

8) Berkorban, dll

Dalam penelitian ini aspek compassion yang dikembangkan adalah kerja sama.

3. Unsur – Unsur PPR

Unsur utama PPR secara singkat adalah sebagai berikut:

a. Konteks

Secara singkat konteks dapat diartikan sebagai proses

penggalian pengalaman atau pengetahuan pada siswa untuk

mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami bahan ajar yang akan

dipelajari. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

mendukung kegiatan konteks. Salah satunya adalah tanya jawab

dengan siswa. Melalui metode tanya jawab, siswa diajak untuk

melihat kembali pengalaman belajar yang pernah mereka dapatkan

sebelumnya. Selain itu konteks juga dapat mengajak siswa untuk

mengetahui realita yang ada dalam kehidupan bermasyarakat (Modul

(30)

b. Pengalaman

Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas,

dan saling membantu adalah pengalaman bekerja sama dalam

kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan

komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, tenggang rasa, dan akrab.

Sering kali tidak mungkin guru (fasilitator) menyediakan pengalaman

langsung mengenai nilai-nilai yang lain. Untuk itu siswa difasilitasi

dengan pengalaman yang tidak langsung.

Pengalaman yang tidak langsung diciptakan (Subagya,

2008:43) misalnya dengan membaca dan/atau mempelajari suatu

kejadiaan. Selanjutnya guru (fasilitator) memberi sugesti agar siswa

mempergunakan imajinasi mereka, mendengar cerita dari guru,

melihat gambar sambil berimajinasi, bermain peran, atau melihat

tayangan film/video. Misalnya, ketika guru mengajar tentang energi

(IPA) dan sekaligus ingin memberi siswa pengalaman tentang

ketidakadilan. Siswa bisa diajak melihat gambar dan membaca cerita

tentang orang-orang yang bekerja ditambang batubara dan tinggal di

gubuk-gubuk kumuh. Guru juga bisa mengajak mereka

membayangkan keadaan pekerja-pekerja itu bersama dengan keluarga

dan anak-anak mereka. Banyak orang diuntungkan dan hidup nyaman

dari hasil tambang itu. Namun, para pekerja yang menghasilkan

batubara tetap hidup menderita, hidup susah, dan miskin. Dengan cara

(31)

ilmu sekaligus “melihat” sendiri ketidakadilan itu. Siswa dapat

mengalami sendiri (meskipun secara tidak langsung) dan memperoleh

pengalaman mengenai ketidakadilan, bukan mendapat informasi

tentang ketidakadilan.

c. Refleksi

Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk

merefleksikan. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang divergen

(menyebar) agar siswa secara otentik dapat memahami, mendalami,

dan menyakini temuannya. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening

untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi, siswa

menyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya.

Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai

yang terkandung dalam pengalamannya itu (Subagya 2008:44).

d. Aksi

Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa

terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil

refleksinya. Dengan membangun niat dan berperilaku dari

kemauannya sendiri, siswa membentuk pribadinya agar nantinya

menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya (Subagya

2008:44).

e. Evaluasi

Setelah pembelajaran, guru memberikan evaluasi atas

(32)

merupakan keharusan. Sekolah memang dibangun untuk

mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi

kompeten di bidang studi yang dipelajarinya, namun guru/sekolah

juga perlu mengevaluasi apakah ada perkembangan pada pribadi siswa

(Subagya 2008:44).

B. Deskripsi Materi

1. Materi yang Digunakan Dalam Penerapan PPR

Materi yang digunakan dalam penerapan PPR adalah mata

pelajaran Ekonomi materi fungsi konsumsi dan tabungan. Materi tersebut

dalam kurikulum digunakan untuk mencapai standar kompetensi

memahami konsumsi dan investasi, serta kompetensi dasar

mendeskripsikan fungsi konsumsi dan tabungan.

2. Isi Materi

a. Pengertian Konsumsi dan Tabungan

Kegiatan konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa

yang dipakai langsung untuk memuaskan keinginan konsumen.

Konsumsi dalam cakupan makro ekonomi adalah konsumsi nasional

yang mempunyai fungsi menghubungkan antara laju pengeluaran

dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui, bahwa tambahan laju

pengeluaran konsumsi tidak berarti tambahan pendapatan. Sebab, tidak

semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan

untuk tujuan investasi. Contoh kegiatan konsumsi adalah rumah tangga

(33)

perawatan kecantikan, atau rumah tangga mengonsumsi barang yang

tidak tahan lama seperti makanan segar dan surat kabar.

Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan

untuk kegiatan konsumsi. Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang

telah digunakan untuk pengeluaran pengeluaran konsumsi. Dalam

lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian

daripada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.

Hal yang menentukan besarnya pendapatan yang akan

digunakan untuk kegiatan konsumsi dan menabung adalah besarnya

disposable income, yaitu pendapatan setelah dikurangi pajak. Jika

disposable income meningkat maka rumah tangga memiliki uang yang lebih banyak untuk konsumsi. Jadi konsumsi berubah-ubah sesuai

dengan perubahan disposable income.

b. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Pengeluaran konsumsi meliputi semua pengeluaran

rumah-rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga - lembaga

swasta bukan perusahaann untuk membeli barang dan jasa-jasa yang

yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga ini dinamakan

pengeluaran agregat dan tabungan semua rumah tangga dinamakan

tabungan agregat.

Seorang ahli ekonomi bernama Keynes berpendapat bahwa

(34)

pendapatannya. Fungsi Konsumsi menunjukkan hubungan antara

konsumsi dan semua faktor yang menentukan besarnya konsumsi.

Hubungan tersebut merupakan hubungan yang paling penting dalam

ekonomi makro.

1) Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat

hubungan diantara tingkat konsumsi dalam rumah tangga dalam

perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan

disposable) perekonomian tersebut.

2) Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat

hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam

perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.

3) Fungsi konsumsi dan tabungan mempunyai persamaan sebagai

berikut :

Fungsi konsumsi : C = a + bYd Fungsi tabungan : S = -a + (1-b) Yd

Dimana :

a = konstanta yang menunjukkan tingkat konsumsi pada saat

disposable income adalah 0

b = konstanta yang menunjukkan MPC C = tingkat konsumsi

Yd= tingkat disposable income

S = tingkat tabungan

c. Konsumsi sebagai fungsi dari disposable income

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumsi

(35)

disposable income yang diberi simbol Yd dan konsumsi diberi simbol C.

d. Average Propensity to Consume dan Average Propensity to Save

Average Propensity to Consume (APC) adalah total konsumsi dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut:

Average Propensity to Save (AP) adalah total tabungan dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut :

e. Marginal Propensity to Consume dan Marginal Propensity to Save

Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan disposable income. Dalam bentuk rumus dituliskan sebagai berikut :

Marginal Propensity to Save (MPS) adalah perubahan tabungan sebagai akibat perubahan disposable income.

(36)

Sementara itu pendapatan disposable sama dengan konsumsi seseorang ditambah dengan tabungannya sehingga fungsi pendapatan

dapat dinyatakan sebagai berikut:

f. Bentuk Fungsi Konsumsi

Terdapat 4 ciri penting dari fungsi konsumsi, yaitu sebagai berikut :

1) Terdapat tingkat impas (break even point ) dari pendapatan, yaitu tingkat dimana seluruh disposable income rumah tangga digunakan untuk kegiatan konsumsi.

2) Di bawah tingkat impas, konsumsi rumah tangga lebih besar

daripada disposable income, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini

disebut dissaving.

3) Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income

digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung.

4) Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan kegiatan konumsi meningkat. Tetapi, besarnya peningkatan

konsumsi lebih rendah daripada peningkatan disposable income. Jika menggunakan konsep APC dan MPC, fungsi konsumsi memiliki

ciri sebagai berikut :

1) Pada tingkat impas, APC = 1. Di bawah tingkat impas, APC > 1 dan

di atas tingkat impas, APC < 1.

(37)

pada setiap tingkat disposable income. MPC adalah kemiringan fungsi konsumsi. Begitu pula sebaliknya jika kemiringan fungsi

tabungan disebut MPS.

g. Faktor faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan

1) Kekayaan yang telah terkumpul

2) Sikap berhemat

3) Suku bunga

4) Kondisi Perekonomian

5) Program Dana Pensiun Pemerintah

h. Contoh Cara Menghitung Konsumsi dan Tabungan

Keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada tingkat

pendapatan Rp 4.000 milyar. Apabila pendapatan bertambah maka

pertambahan tersebut akan dipakai untuk keperluan pengeluaran

konsumsi sebesar 75%/ Dari informasi tersebut diminta:

a. Fungsi konsumsi dan tabungan

b. Berapa besarnya konsumsi dan tabungan pada tingkat pendapatan

Rp 4.800 milyar.

Jawab:

1) Keseimbangan pendapatan nasional

(YE) = Rp 4.000 milyar

(38)

Fungsi konsumsi :

C = a + b Y

Sementara syarat ekulibrium adalah Y = C sehingga

Y = a + 0,75 Y

0,25 Y = a

0,25 (400) = a

a = 1.000

Jadi fungsi konsumsi :

C = a + b Y

C = 1000 + 0,75 Y

Sementara fungsi tabungan:

S = -a + (1-b) Y

S = -1.000 + (1-0,75) Y

S = -1000 + 0,25 Y

2) Pada tingkat pendapatan Y = 4.800 milyar, besarnya konsumsi

adalah sebagai berikut

C = 1000 + 0,75 Y

= 1.000 + 0,75 (4.800)

= 1.000 + 3600

= Rp 4.600 milyar

Sementara besarnya pendapatan :

S = -1.000 + 0,25 Y

= -1.000 + 0,25 (4.800)

= - 1.000 + 1.200

= Rp 200 milyar

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi

Pada umumnya pengembangan aspek competence, conscience, dan

(39)

sekali dilakukan oleh guru. Guru biasa hanya menitikberatkan pada tingkat

kognitif saja terhadap materi yang diajarkan saja tanpa menggali nilai-nilai

kemanusiaan apa yang terkandung pada materi ajar tersebut. Oleh karena itu

penulis meneliti pengembangan competence, conscience, dan compassion

melalui suatu materi dan proses pembelajaran, dan materi yang penulis pilih

adalah materi fungsi konsumsi dan tabungan pada mata pelajaran Ekonomi

kelas X. Dalam materi fungsi konsumsi dan tabungan banyak nilai-nilai

kemanusiaan yang dapat diambil. Salah satunya adalah nilai hemat. Setiap

manusia pasti pernah melakukan kegiatan konsumsi juga tabungan. Daya

konsumsi masyarakat Indonesia terlalu tinggi sehingga mengurangi tingkat

menabung seseorang. Maka dari itu nilai hemat perlu ditanamkan. Hemat

berarti teliti memikirkan semua kebutuhan yang kita perlukan. Kita harus

berhati-hati dalam memilih kebutuhan. Hati-hati di sini memiliki pengertian

lebih membuat skala prioritas, dan cenderung tidak menghambur-hamburkan

uang.

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara singkat PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama (Suharsimi, 2006:3). Sejalan dengan hal tersebut di atas,

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian terpakai (applied research), artinya penelitian yang dilakukan guru dapat memberi nilai tambah dan

(40)

1. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Adapun dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur atau

konsep yaitu (Kunandar, 2008:45) :

a. Peneltian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berikut ini adalah ciri-ciri penelitian tindakan kelas (Kunandar,

2008:56) :

a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah

praktis.

c. Fleksibel dan adaptatif sehingga memungkinkan adanya perbuahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan ditempat kejadian atau pelaksanaan PTK.

d. Self – evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.

e. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.

3. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Selain konsep dan ciri PTK, berikut ini juga diuraikan kelebihan dari

PTK (Shumsky dan Suwarsih 2008:69)

a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.

b. Kerja sama dalam PTK dapat mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti.

(41)

d. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dalam PTK, penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus yang

pertama adalah merencanakan dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

guna meningkatkan competence, conscience, dan compassion. Setelah itu melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

sebelumnya. Selanjutnya pada awal dan akhir pembelajaran dilakukan pre test dan post test. Jika semua rangkaian tersebut sudah dilakukan, maka terakhir adalah merefleksikan semua rangkaian tersebut guna menentukan

(42)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama (Suharsimi, 2006:3). Dalam penelitian ini PTK dilakukan pada

mata pelajaran ekonomi kelas X dengan menerapkan Paradigma Pedagogi

Reflektif.

B. Tempat danWaktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang ber

alamat di Jl. P. Senopati no 18 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 20 April 2012 hingga 27 April

2012.

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur

(43)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan competence, conscience, dan

compassion siswa kelas X2 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan PPR.

D. Prosedur Penelitian

1. Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan di

dalam kelas pada saat proses pembelajaran sebelum pembelajaran

materi fungsi konsumsi dan tabungan yaitu pembelajaran materi

inflasi. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada guru yang

bersangkutan tentang nilai kognitif dan pengembangan competence,

conscience, dan compassion. 2. Pelaksanaan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan selama penelitian terdiri dari

dua siklus sebagai berikut :

a. Siklus I

Pada siklus I terdapat beberapa bagian diantaranya adalah :

1) Rencana Tindakan Penelitian

Persiapan yang pertama kali dilakukan adalah membuat

(44)

tentang “budaya konsumtif di Yogyakarta”, power point, papan nama kelompok.

2) Tindakan

Pada tahap tindakan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :

a) Konteks

Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan

kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

Kemudian siswa diajak untuk mencermati

konteks-konteks dalam hidupnya guna mengenali faktor-faktor

yang berpotensi mendukung proses pembelajaran yaitu :

(1) Apakah siswa melakukan kegiatan konsumsi dalam

kehidupan sehari-hari?

(2) Apa saja kegiatan konsumsi yang dilakukan?

(3) Bagaimana pola konsumsi para siswa, apakah

cenderung boros dan konsumtif ?

b) Pengalaman

Pada tahap pengalaman, guru menjelaskan materi tentang

pengertian konsumsi, fungsi konsumsi, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumsi. Kemudian guru

mengajak siswa untuk bekerja dalam kelompok dengan

media permainan. Berikut merupakan

(45)

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang

masing-masing terdiri dari 5 orang.

2) Guru menggunakan media belajar berupa permainan

scramble untuk memfasilitasi siswa bekerja sama dalam kelompok.

3) Guru menjelaskan aturan permainan

a) Setiap kelompok dibagi satu lembar kertas

manila besar berisi kotak-kotak, pertanyaan dan

satu buah amplop.

b) Di dalam amplop berisi huruf-huruf yang

nantinya akan digunakan untuk merangkai dan

menjawab semua pertanyaan.

c) Huruf-huruf tersebut harus disusun dan ditempel

pada kotak hingga semua habis dan harus

membentuk kata-kata yang merupakan jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang disajikan.

Setelah permainan selesai guru membahas satu persatu

pertanyaan pada game tersebut dengan cara tanya jawab dengan siswa, kemudian guru memutar video tentang

“aksi stop budaya konsumtif di Yogyakarta”

c) Refleksi

Pertama-tama siswa diminta diam dan hening untuk

(46)

pengalamannya. Guru dapat membantu siswa berefleksi

dengan memberikan pertanyaan agar siswa terbantu dalam

memahami, mendalami, dan meyakini temuannya. Adapun

beberapa pertanyaan refleksinya adalah sebagai berikut :

a) Nilai apa yang dapat kalian petik dari diskusi

kelompok?

b) Apa manfaatnya jika kita dapat bekerja sama dengan

teman lain?

c) Nilai apa yang dapat kamu petik dari video tersebut?

Mengapa?

d) Apakah nilai tersebut perlu kita praktikan/terapkan

dalam hidup kita sehari-hari? Beri penjelasan!

d) Aksi

Guru memberikan pertanyaan aksi supaya siswa terbantu

untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil

refleksinya. Berikut ini adalah pertanyaan aksi untuk para

siswa :

(1) Setelah kalian menyadari pentingnya kerja sama dalam

kelompok, niat/tindakan apa yang akan dilakukan

dalam hidup kalian sehari-hari?

(2) Setelah kalian tahu tentang pentingnya memiliki sikap

hemat, tindakan/niat apa yang akan dilakukan

(47)

e) Evaluasi

Guru melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal

pre test dan post test kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah

diajarkan.

3) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan

tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan

pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan

meliputi: pengamatan terhadap guru, pengamatan terhadap

siswa, dan pengamatan terhadap kelas. Pengamatan terhadap

guru mencakup pengamatan terhadap seluruh kegiatan yang

dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

Pengamatan terhadap siswa meliputi partisipasi siswa dalam

diskusi kelas dan interaksi siswa. Pengamatan terhadap kelas

mencakup seluruh keadaan dan kejadian yang terjadi di kelas

selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan

denga bantuan instrumen observasi guru, siswa, dan kelas,

serta dilengkapi dengan perekaman menggunakan handycam. 4) Refleksi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan

penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman

(48)

untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam

pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam

siklus selanjutnya juga untuk melihat ketercapaian indikator.

b. Siklus II

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada

dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya pengalamannya

yang berbeda. Kegiatan pengalaman pada siklus kedua

ditentukan berdasarkan indikator materi dan hasil refleksi siklus

pertama. Dikarenakan indikator pada siklus kedua ini dengan

siklus pertama berbeda maka media pembelajaran yang

digunakan juga berbeda. Untuk mengembangkan aspek

competence digunakan games peta konsep dan soal hitungan. Untuk aspek conscience menggunakan sebuah video dengan judul “Undian Berhadiah”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap guru,

pengamatan terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas sebelum

dan sesudah penerapan PPR guna mengetahui hasil atau dampak

(49)

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan

dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara dilakukan dalam

bentuk lisan dan tulisan dengan guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan

untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah, jumlah siswa dan

fasilitas yang dimiliki siswa.

4. Tes

Tes didalam penelitian ini digunakan untuk mengukur competence

siswa. Tes ini berupa tes tertulis, yang berbentuk soal pre test dan post test sesuai dengan indikator materi dan diberikan setiap awal dan akhir siklus.

5. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar yang berisi rangkaian pernyataan mengenai

suatu masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini kuesioner

digunakan untuk mengukur perkembangan conscience dan compassion

siswa. Kuesioner tersebut diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I

(50)

F. Teknik Analisis Data

` Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan (deskripsi) data/

informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses

pembelajaran serta pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menerapkan PPR. Dengan demikian data tersebut dapat dianalisis

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pengumpulan data kasar

b) Pemberian skor, untuk analisis kualitatif

c) Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima

menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Peniliaian

Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus konversi, maka data

kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima tersebut dapat

disederhanakan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤2,60 Kurang Baik

(51)

Sedangkan untuk hasil refleksi, suatu indikator atau bahkan

suatu nilai yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran dapat

dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi

Kesimpulan keterangan

Belum Terlihat Apabila siswa belum

memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator .

Mulai Terlihat Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang

dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.

Mulai Berkembang Apabila siswa sudah

memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.

Membudaya Apabila siswa terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif digunakan untuk melihat perkembangan /

peningkatan competence, conscience, dan compassion siswa dengan cara membandingkan data ketiga aspek tersebut pada masa pra

penelitian, siklus I dan siklus II, juga untuk melihat perkembangan

(52)

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Visi, Misi dan Tujuan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan

komunitas iman dengan menempatkan Tuhan Sang Guru Sejati sebagai

pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta

menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju

pribadi dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi

pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai misi untuk

membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk

dikembangkan secara optimal, serta melatih siswa mandiri, bertanggung

jawab, bermartabat, berbudi pekerti luhur, menghargai dan menghormati

sesame dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi

pribadi dewasa.

3. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di perguruan tinggi

yang bermutu dan mampu menentukan pilihan sesuai dengan bakat

(53)

b. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap professional

tanpa membedakan agama, ras, suku dan tingkat nasional.

c. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan

berorganisasi dan bermasyarakat.

d. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan orang tua, alumni,

masyarakat sekitar, sekolah lain dan perguruan tinggi maupun

lembaga-lembaga tertentu.

e. Melanjutkan dan mengembangkan sistem pemeliharaan seluruh sarana fisik yang dimiliki sekolah agar tetap terpelihara, bersih dan rapi.

B.Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program

pengajaran umum dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran

khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan program

IPS.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

adalah:

1. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikelola sebagai “Komunitas Pendidikan

Dialogis” yang memberikan suasana saling percaya, saling menghormati,

saling memperhatikan, penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi,

(54)

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk

mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik yang terjadi di masyarakat saat ini.

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang

berorientasi pada :

a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur,

dan motivator kepada subjek didik.

b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya

keserasian antara perkembangan diri dan profesionalitasnya,

sosialitasnya, dan religiusitasnya.

c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi

(menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat

musyawarah dan pengembangan pribadi).

4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi,

antara lain sebagai berikut :

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi,

memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas

dan kelompok kerja, dan sebagainya.

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta

(55)

hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan

sebagainya.

c. Pola peserta didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam

debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah,

bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

C.Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam

wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi

manusia Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan

memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan

lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing

pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta saat ini adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum yang berlaku, ada

(56)

pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum

diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus

(57)

38

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Pra Penelitian

Pra penelitian dilakukan pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 07.00–

08.30 di kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Guru mitra pada

penelitian ini adalah Ibu Natalia Margi S.Pd. sebagai guru mata

pelajaran ekonomi kelas X. Materi pelajaran yang diajarkan pada saat

pra penelitian adalah inflasi. Jumlah siswa kelas X-2 sebanyak 31

anak, pada saat pra penelitian seluruh siswa hadir. Adapun kegiatan

pada pra penelitian akan dijelaskan pada tahap-tahap sebagai berikut :

a. Observasi dan Wawancara Guru

Pada tahap ini peneliti mencatat kegiatan yang dilakukan oleh

guru dengan catatan anekdotal dan checklist. Proses belajar mengajar diawali dengan guru memberi salam kepada siswa, tetapi

hanya beberapa siswa yang membalas sapaan dan siswa yang lain

tampak acuh dan cenderung sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Setelah memberi salam, guru mempresensi siswa dan kebetulan

jumlah siswa tidak lengkap karena banyak anak yang terlambat dan

juga menjadi petugas doa pagi. Apersepsi dilakukan guru dengan

(58)

untuk mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang dibahas.

Materi yang dibahas yaitu inflasi.

Pada jam pertama guru menggunakan metode ceramah. Dalam

proses pembelajaran materi tersebut, siswa cenderung asyik

mengobrol sendiri dan bermalas-malasan mendengarkan guru,

terutama beberapa siswa yang duduk di bagian pojok belakang.

Dengan sabar guru menyelesaikan materi tersebut, tampak siswa

yang duduk di barisan depan yang antusias dengan pelajaran

tersebut. Pada jam kedua, guru mengajak siswa untuk membahas

soal-soal yang pada pertemuan sebelumnya sudah diberikan dan

diharuskan dikerjakan di rumah untuk PR. Satu persatu siswa

ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyan. Guru tidak hanya

melewatkan soal per soal, tetapi juga dibahas dengan cara tanya

jawab dengan siswa. Para siswa tanpa kesulitan menjawab semua

pertanyaan, karena sudah dipersiapkan sebelumnya dari rumah.

Setelah semua soal selesai dibahas, guru memasukkan nilai siswa

ke dalam buku nilai siswa.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap

(59)

Tabel 5.1

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Pra Penelitian

No Kegiatan Ya Tidak Keterangan siswa yang masih ramai, untuk mulai fokus

 Guru mencoba keliling memeriksa kelengkapan siswa siswa.

3 Guru melakukan

apersepsi 

Guru melakukan apersepsi dengan mengkaitkan materi yang lalu yaitu tentang indeks harga.

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  kepada guru imbas dari inflasi pada harga-harga

pertemuan ini hanya fokus tanya jawab materi dan membahas soal PR lalu.

7

 Guru tidak memberikan refleksi kepada siswa.

9

10 Guru memberikan

soal evaluasi 

(60)

b. Observasi dan Wawancara Peserta Didik

Kegiatan siswa terlihat dalam catatan anekdotal yang dibuat

oleh peneliti. Di awal pelajaran tampak siswa cenderung

bermalas-malasan untuk mengikuti pelajaran. Saat guru masuk, banyak siswa

yang masih asyik mengobrol sendiri dengan berbeda - beda topik

satu sama lain. Guru menyapa dan memberikan apersepsi, siswa

masih belum konsentrasi dengan pelajaran. Kemudian guru

meminta siswa untuk fokus mempersiapkan pelajaran, dan

mengeluarkan buku paket mereka. Pada jam pertama para siswa

cenderung bosan dan jenuh karena guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Siswa di barisan depan tampak diam dan fokus mengikuti

pelajaran, berbeda dengan siswa yang duduk di bangku belakang.

Mereka selalu membuat gaduh kelas dengan berbagai perilakunya.

Sesekali guru menegur siswa untuk diam dan menunjuk siswa

untuk menjelaskan apa yang sudah guru jelaskan. Tetapi mereka

tidak bisa menjelaskan dan hanya diam sambil tersenyum-senyum.

Di jam kedua guru berinisiatif untuk membahas soal yang

menjadi PR di pertemuan sebelumnya, dan hasilnya para siswa

antusias dan berharap-harap cemas untuk menjawab pertanyaan

tersebut. Siswa sibuk dengan saling bertanya dengan teman

sebangku apabila ada salah satu soal yang kurang jelas. Tak hanya

(61)

internet tentang materi inflasi yang mereka belum jelas. Peran guru

pada proses belajar berlangsung lebih pasif dan hanya menjadi

fasilitator, dan siswa yang cenderung aktif satu sama lain.

Berikut ini disajikan rangkuman hasil observasi awal

terhadap aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung :

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Pra Penelitian

No Kegiatan Ya Tidak Keterangan

Ya, tetapi tampak beberapa siswa masih tampak ribut sendiri dan tidak fokus dalam pelajaran.

Siswa membawa alat tulis lengkap dan sudah PR yang sudah diberikan guru pada pertemuan lalu.

7

Tidak ada kegiatan yang menuntut siswa untuk bekerja sama.

(62)

mengerjakan tugas di papan tulis

dikertas,sehingga siswa hanya membacakan. Tidak menulis di papan tulis.

9 yang salah dalam menjawab pertanyaan.

Dengan bantuan dari guru, siswa mencoba

menyimpulkan materi mengenai inflasi.

c. Observasi Kelas

Peneliti membuat catatan anekdotal sebagai instrumen

melakukan observasi kelas. Secara garis besar fasilitas di kelas X2

SMA Pangudi Luhur sangat memadai guna menunjang proses

belajar mengajar, karena didukung oleh white board, papan presensi, jam dinding, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru,

kalender, LCD, komputer untuk guru, dan juga AC (air conditioner). Untuk kondisi kelas kurang nyaman karena tidak adanya ventilasi untuk sirkulasi udara hal itu disebabkan pengaruh

AC, namun lingkungannya cukup kondusif dalam proses belajar

mengajar karena letak sekolah SMA Pangudi Luhur tidak terlalu

dekat jalan raya jadi tidak terlalu bising karena suara kendaraan di

jalan raya.

Pada waktu pembelajaran berlangsung siswa cenderung masih

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Tabel 3.2
Tabel 5.1
   Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Pra Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

menampilkan menu area vendor Pengguna memilih menu registrasi karyawan Menampilkan form menu karyawan Sistem berhasil menampilkan form menu karyawan Pengguna menyimpan

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian POC batang pisang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 dan

Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti bahwa telah melakukan secara konsisten melalui julat representatif (representative range) dari penerapan yang meliputi peralatan,

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

a. Penyusun kebijakan Pemerintah Daerah. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah

Bilangan swirl yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan putaran (swirl) pada aliran putar, dan didefinisikan sebagai perbandingan antara momentum

Intervensi dengan melaksanakan proses MPSC di RSNU Tuban disesuaikan dengan teori yang telah disusun Yuwono. Tahap interpersonal skill development dilaksanakan