• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan dijalan Advokat Raya Dusun I, Desa Marindal, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian di mulai bulan Februari-Mei 2011.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih seledri varietas Cellery France Leaf (Lampiran 3) sebagai objek pengamatan. Vermikompos dengan campuran bahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), jerami padi dan rumput-rumputan yang dihaluskan kemudian ditambahkan cacing dalam pengomposan sebagai pupuk organik. Urea, TSP, KCl dan rock phospat (RP) sebagai pupuk anorganik. Insektisida Curater, Sevin, dan Matador 25 EC dengan konsentrasi 1-2 ml / liter air untuk membasmi hama. Herbisida Roundup untuk membasmi gulma. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengolah lahan penelitian. Knapsack untuk menyemprot gulma, hanspayer untuk menyemprotkan insekstisida dan gembor untuk menyiram tanaman. Pacak sampel sebagai penanda tiap sampel tanaman. Meteran untuk mengukur lahan dan luas plot serta tinggi tanaman. Plastik untuk wadah tanaman setelah dipanen. Timbangan analitik untuk mengukur berat tanaman. Oven dengan suhu 70°C untuk mengeringkan tanaman.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu :

K1 = 100% vermikompos (360 g/tanaman)

K2 = 75% vermikompos (270 g/tanaman) + 25 % N,P,K

(1,25 g urea, 0,75 g TSP dan 0,50 g KCl/tanaman) K3 = 50% vermikompos (180 g/tanaman) + 50 % N,P,K

(2,50 g urea, 1,50 g TSP dan 1g KCl/tanaman) K4 = 25% vermikompos (90 g/tanaman) + 75 % N,P,K

(3,5 g urea, 2,25 g TSP dan 1,50g KCl/tanaman) K5 = 100 % NPK(5 g urea, 3 g TSP dan 2 g KCl/tanaman) K6 = (360 g vermikompos + 5 % rock phospat)

Jarak tanam : 30 x 30 cm

Panjang plot : 120 cm

Lebar plot : 120 cm

Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar blok : 50 cm Jumlah ulangan : 4 ulangan Jumlah seluruh plot : 24 plot Jumlah tanaman/plot : 16 tanaman Jumlah sampel/plot : 4 sampel Jumlah sampel seluruhnya : 96 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 384 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + εij

Yij : hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-i dengan perlakuan pemberian kombinasi pupuk N, P, K dan vermikompos taraf ke-j,

µ : nilai tengah perlakuan ρi : pengaruh blok ke-i

αj : pengaruh perlakuan kombinasi pupuk N, P, K dan vermikompos pada taraf ke-j

εij : galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan kombinasi pupuk N, P, K dan vermikompos ke-j,

Dari hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan uji Kontras dengan taraf uji 5 %

(Hanafiah, 1991).

Parameter yang Diukur

Parameter yang diukur pada penelitian adalah: 1. Tinggi tanaman (cm)

2. Jumlah daun (helai) 3. Jumlah anakan (batang) 4. Bobot segar panen (g )

5. Bobot segar jual (g ) 6. Panjang akar (cm) 7. Bobot basah akar (g ) 8. Bobot kering akar (g) 9. Bobot kering biomasa (g)

1. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah yang telah diberi tanda sampai pada bagian tertinggi dari tanaman dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dimulai setelah tanaman berumur 1 minggu setelah pindah tanam (1 MSPT). Pengukuran dilakukan seminggu sekali sampai 9 minggu menjelang panen.

2. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna dan menjari yang telah terbentuk dari rumpun tanaman. Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur 9 MSPT atau saat pemanenan.

3. Jumlah anakan (batang)

Jumlah anakan dihitung satu kali pada saat tanaman berumur 9 MSPT atau saat panen.

4. Bobot segar panen (g)

Perhitungan bobot segar panen adalah dengan menimbang keseluruhan tanaman sampel yang telah dipanen. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.

5. Bobot segar jual (g)

Bobot segar jual adalah bagian-bagian tanaman yang dijual atau dikonsumsi, yaitu tangkai dan daun yang segar saja. Sedangkan akar, dan daun-daun yang tua dan kuning tidak ikut ditimbang. Penghitungan dilakukan setelah pemanenan dengan menggunakan timbangan analitik.

6. Panjang akar (cm)

Panjang akar diukur dari mulai pangkal batang hingga ujung akar terpanjang. Pengukuran menggunakan penggaris atau mistar setelah pemanenan.

7. Bobot basah akar (g)

Bobot basah akar adalah bagian akar tanaman yang sudah dibersihkan dari

kotoran. Penghitungan dilakukan setelah pemanenan dengan menggunakan timbangan analitik.

8. Bobot kering akar (g)

Bobot kering akar adalah bagian akar tanaman yang telah di panen dan dibersihkan dari kotoran. Kemudian sampel dioven kan selama 24 jam dengan suhu 70 °C.

9. Bobot kering biomassa (g)

Penghitungan dilakukan dengan cara menimbang seluruh produksi tanaman sample baik itu akar, tangkai maupun daun baik yang segar maupun yang tua setelah pemanenan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.

Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan media tanam

Lahan dibersihkan dari gulma dan diolah hingga gembur dengan menggunakan cangkul, lalu dibuat plot sebanyak 24 plot dengan ukuran 120 cm x 120 cm dalam 4 blok. Dengan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm (Lampiran 4 dan 5).

2. Pembuatan kompos

Bahan-bahan kompos dihaluskan dengan mesin pencacah (kapasitas 400 kg /jam). Bahan yang telah halus ditambahkan dengan bahan peningkat kualitas kompos, cacing dan biodekomposer, lalu difermentasikan kedalam bak fermentasi selama ± 1 bulan.

3. Penyemaian benih

Untuk persemaian dibuat bedengan dengan ukuran 100 cm x 50 cm. Bedengan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman. Bedengan diberi naungan dengan ketinggian lebih kurang 1 m yang menghadap ketimur dan yang menghadap kebarat lebih kurang 60 cm. Media untuk persemaian adalah top soil, kompos dan pasir (1:1:1). Benih ditaburkan pada media persemaian tersebut.

4. Penanaman

Bibit yang telah disemaikan dan dan telah berumur 14 hari dipindahkan kelahan penanaman yang telah dipersiapkan. Bibit ditanam dengan cara meletakkan pada lubang tanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm. Setelah selesai dilakukan penanaman, bibit ditutup atau dinaungi dengan menggunakan pelepah pisang. Ini bertujuan untuk menghindari bibit dari sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan sampai 2 MSPT atau bibit telah beradaptasi dengan baik.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan kombinasi pupuk kompos dan urea, TSP dan KCl. Pemupukan dilakukan pada saat penanaman, sesuai dengan dosis perlakuan. Aplikasinya yakni dengan cara membenamkan pupuk kascing dan pupuk urea, TSP dan KCl dilubang tanam tanaman seledri dengan kedalam lebih kurang 10 cm.

7. Pemeliharaan tanaman 7.1 Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi cuaca.

7.2 Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal dengan tanaman transplanting. Penyulaman dilakukan paling lama 2 MSPT.

7.3 Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Tujuan penyiangan untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan air dari dalam tanah. Penyiangan dilakukan sesering mungkin agar gulma tidak mengganggu tanaman seledri.

7.4 Pengendalian hama dan penyakit

Untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman seledri seperti belalang dan ulat daun digunakan insektisida Matador 25 EC dengan konsentrasi 1-2 ml/l air. Sedangkan Sevin dan Kurater digunakan untuk membasmi semut pada saat di pembibitan.

Untuk mengendalikan penyakit yang menyerang tanaman seledri digunakan Basudin 60 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air dan aplikasi dilakukan bila ditemui gejala-gejala serangan penyakit pada tanaman.

8. Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 9 MSPT. Pemanenan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman telah maksimal, seledri telah beranak pinak dan menghasilkan tangkai daun cukup banyak. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman dengan menggunakan tangan. Kemudian seledri dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi hari.

Dokumen terkait