• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Tahap I : Perubahan Enzim Pencernaan (Protease, α -Amilase, dan Lipase) pada Ikan Gurame yang Diberi Pakan yang Mengandung Kadar

Protein dan Karbohidrat yang Berbeda

3.1 .1 Pakan Uji

Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbedaan kadar protein dan karbohidrat pakan. Kadar protein pakan terdiri atas 2 level yaitu 28 dan 32%. Penentuan kadar protein dan karbohidrat pakan pada penelitian ini didasarkan pada kebutuhan pr otein dan karbohidrat optimum pada ikan gurame yang berukuran berkisar antara 25 dan 30 g yaitu berturut-turut sebesar 32,1% dan 20,8% (Mokoginta et al. 1995; Mokoginta et al. 2004). Penggunaan kadar protein 28% dimaksudkan untuk mengetahui apakah kebutuhan protein pada ikan gurame

dapat diturunkan dan digantikan dengan peningkatan kadar karbohidrat pakan sebagai sumber energi. Kadar karbohidrat pakan terdiri atas 3 level yaitu 20, 35, 50%. Dengan demikian terdapat enam macam pakan uji dengan kadar protein dan karbohidrat yang berbeda dengan kandungan energi pakan yang relatif sama. Komposisi bahan dan hasil analisis proksimat pakan antar perlakuan terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. K omposisi pakan uji untuk ikan gurame pada penelitian tahap I Perlakuan Bahan Pakan (%) P28;K21* P29;K36* P29;K52* P33;K21* P33;K36* P32;K47* Tepung Ikan 20,8 19,2 17,8 24,0 22,5 21,5 Tepung kedelai 26,8 24,8 23,0 31,0 29,0 27,8 Tepung terigu 12,6 30,8 47,4 11,0 29,2 40,1

Minyak ikan dan

Minyak jagung 10,7 6,4 2,0 9,1 4,3 0,9

Vitamin Mix ** 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0

Mineral Mix *** 5,8 5,8 5,8 5,8 5,8 5,8

Selulosa 18,9 9,1 0,0 15,1 5,3 0,0

CMC 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 Komposisi proksimat dan energi pakan

Protein (%) 28,0 28,7 28,5 32,6 32,9 32,3 Lemak (%) 12,9 8,3 3,5 11,3 6,6 3,6 BETN (%)**** 20,9 36,4 51,7 20,9 35,9 46,7 Serat kasar (%) 20,5 9,4 1,8 15,9 6,1 2,2 Total Energi ***** (Kkal/kg) 2546,3 2588,9 2571,7 2578,8 2585,2 2591,9 * P28;K21 (Protein 28%, karbohidrat 21%); P29;K36 (Protein 29%, karbohidrat 26% ); P29;K52 (Protein 29%, karbohidrat 52%); P33;K21 (Protein 33%, karbohidrat 21%); P33;K36 (Protein 33%, karbohidrat 36%); P32;K47 (Protein 32%, karbohidrat 47%)

**Dalam mg/kg pakan : vit.B1 60; vit. B2 100; vit. B6 40; vit.B12 100; vit C 200; vit K3 50; vit A/D3 400; vit E 200; Ca-pantotenat 100; inositol 2000; biotin 300; as am folat 15; niasin 400; kolin klorida 500.

***Dalam g/kg pakan : MgSO4.7H20 7,5; NaCl 0, 5; NaH2PO4.2H20 12,5; KH2PO4 16,0; CaHPO4.2H2O 6,53 Fe sitrat 1,25; ZnSO4.7H2O 0,1765; MnSO4.4H20 0, 081; CuSO4.5H2O 0, 0155; KIO3 0,0015; CoSO4 0,0003

****Bahan ekstrak tanpa nitrogen

*****Total energi tercerna (DE) dihitung berdasarkan : protein = 3, 5 kkal/g; lemak = 8,1 kkal/g; bahan ekstrak tanpa nitrogen = 2, 5 kkal/g (Sumber : NRC, 1977)

3.1.2 Pemeliharan Ikan

Ikan gurame yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurame dengan bobot awal berkisar antara 25 dan 27 g/ekor Sebelum pemeliharaan dimulai dilakukan berbagai persiapan meliputi persiapan wadah, pakan dan ikan. Persiapan wadah (akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm) meliputi pengaturan tata letak akuarium dan pemasangan sistem aerasi dan sirkulasi serta pengisian air ke

dalam wadah penelitian. Penelitian ini dirancang menjadi dua set penelitian yang sama. Satu set penelitian untuk mengkaji perubahan enzim pencernaan sedangkan set penelitian lainnya untuk melihat pertumbuhan dan efisiensi pakan. Setiap perlakuan pakan diulang tiga kali. Dengan demikian dibutuhkan 36 buah akuarium. Setiap akuarium ditebari ikan sebanyak 10 ekor . Sebelum digunakan, ikan gurame diadaptasikan terlebih dahulu terhadap kondisi lingkungan laboratorium dan pakan uji. Masa pemeliharaan dimulai setelah ikan respon terhadap pakan yang diberikan.

Pemeliharaan ikan dilakukan selam 60 hari. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan dua kali sehari pada pagi dan sore hari secara at satiation. Pergantian air dilakukan setiap hari untuk meggantikan air yang keluar pada saat penyiponan.

Selama pemeliharaan, suhu air dipertahankan 30 ± 1oC. Kandungan oks igen terlarut berkisar antara 5,20 dan 6,23 ppm, karbondioksida terlarut berkisar antara 4,20 dan 5,00 ppm, pH berkisar antara 6,50 dan 6,95, alkalinitas berkisar antara 19,48 dan 21,98, total ammonia berkisar antara 0,01 dan 0,695 ppm. Kualitas air ini mendukung pertumbuhan ikan.

3.1.3 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) aktivitas enzim (protease, a-amilase, lipase), (2) pertumbuhan, dan (3) efisiensi pakan.

Pengukuran aktivitas enzim pencernaan dilakukan pada awal percobaan yang dilanjutkan setiap 10 hari sekali selama 60 hari penelitian. Pada setiap kali pengukuran aktivitas enzim, 3 ekor sampel ika n diambil secara acak dari setiap perlakuan dan ditimbang bobot tubuhnya .

Pengukuran aktivitas enzim pencernaan dari saluran pencernaan ikan dilakukan dengan cara memisahkan bagian tubuh ikan dengan organ pencernaan (usus) . Hasil homogenasi usus ikan dengan akuades hingga sepuluh kali bobot contoh diperoleh ekstrak enzim kasar. Ekstrak enzim ini selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin (suhu -20oC) sampai pengujian aktivitas enzim dilakukan. Pengukuran aktivitas enzim protease berpedoman pada metode Hans -Elmar Walter (1988). Substrat yang digunakan dalam pengukuran aktivitas enzim

protease adalah kasein. Tirosin digunakan sebagai standar. Satu unit enzim protease didefinisikan sebagai 1 mg tirosin yang dibebaskan dalam 10 menit pada suhu 37oC. Prosedur pengukuran aktivitas enzim protease disajikan pada Lampiran 1.

Pengukuran aktivitas enzim a -amilase dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode Bernfeld (1955). Substrat yang digunakan dalam pengukuran aktivitas a -amilase adalah pati. Maltosa digunakan sebagai standar. Satu unit a -amilase didefinisikan sebagai 1 mg maltosa yang dibebaskan dari pati dalam waktu 3 menit pada suhu 20oC, pH 6,9. Prosedur pengukuran aktivitas enzim a -amilase disajikan pada Lampiran 2. Pengukuran aktivitas lipase dilakukan dengan menggunakan metode Borlongan (1990), Substrat yang digunakan adalah minyak zaitun. Asam lemak yang dihasilkan oleh hidrolisis enzimatik dari trigliserida yang ada dalam emulsi yang stabil dari minyak zaitun dititrasi dengan NaOH. Satu unit aktivitas enzim lipase didefinisikan sebagai volume NAOH 0,05 N yang dibutuhkan untuk menetralisir asam lemak yang dilepaskan selama 6 jam inkubasi dengan substrat dan setelah dikoreksi dengan blanko. Prosedur pengukuran aktivitas enzim lipase disajikan pada Lampiran 3.

Penimbangan bobot tubuh ikan untuk menghitung laju pertumbuhan ikan dilakukan pada set penelitian yang terpisah. Penimbangan bobot tubuh dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Sehari sebelum penimbangan, ikan dipuasakan terlebih dahulu. Sebelum penimbangan, ikan dibius dengan menggunakan tricaine methanosulfonate (MS 222) 12,5 ppm.

Laju pertumbuhan harian dihitung menggunakan rumus Huisman (1976) : Wt = Wo (1 + 0,01 a)t

dengan a adalah laju pertumbuhan harian (%),Wt adalah bobot rata-rata ikan pada akhir penelitian (g) , Wo adalah bobot rata -rata ikan pada awal penelitian (g) , dan t adalah lama waktu penelitian.

Penimbangan bobot pakan yang dikonsumsi ikan dilakukan untuk menghitung nilai efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan rumus NRC (1977) :

(Wt + D ) – Wo F

X 100% EP =

dengan EP adalah efisiensi pakan (%), Wt adalah bobot ikan pada akhir penelitian (g), Wo adalah bobot ikan pada awal penelitian (g) , D adalah bobot ikan yang mati selama penelitian (g), dan F adala h jumlah pakan yang dikonsumsi.

3.1.4 Analisis Statistik

Penelitian ini dirancang dengan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Data aktivitas enzim pencernaan (protease, a-amilase, lipase), laju pertumbuhan, dan efisiensi pakan dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95 % dengan menggunakan program SPSS 11. 5.

3.2 Penelitian Tahap II : Uji Toleransi Glukosa dan Uji Toleransi

Dokumen terkait