• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan suatu penelitian terdahulu yang permasalahannya sama dengan permasalahan yang sedang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan penelusuran peneliti tidak menemukan penelitian yang membahas tentang interaksi sosial, namun ada beberapa penelitian yang membahas tentang interaksi. Diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati yang berjudul ―Pengaruh Pola Interaksi dan Motivasi Belajar Terhadap Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN 07 Metro‖

mengemukakan bahwa ―motivasi belajar yang diberikan guru kepada peserta didik sudah baik dalam proses belajar mengajar, guru memberikan nasehat, dan penguatan materi yang telah disampaikan. Namun pada aktivitas belajar

peserta didik masih kurang karena peserta didik belum mendapatkan umpan balik dalam proses belajar mengajar seperti, tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi dan kurang aktif dalam berdiskusi‖.

Persamaan penelitian Ernawati dengan penelitian ini yaitu sama sama membahas interaksi. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan lebih dari satu yaitu motivasi dan pola interaksi. Peneliti hanya terfokus pada interaksi sosial saja. Selain itu perbedaan terdapat pada lokasi penelitian yang berbeda yaitu penelitian saudari Ernawati dilakukan di SMPN 07 Metro sedangkan yang peneliti lakukan di SDN 2 Gantiwarno.7

Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaili Mahasiswa UIN Sultan Syarif Khasim Riau yang berjudul ―Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 008 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar‖.8

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang interaksi sosial di sekolah dasar, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu dimana penelitian Nurlaili membahas tentang pembelajaran. Adapun terkait dengan penelitian ini membahas tentang Interaksi sosial peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Siska Yunita yang berjudul ―Upaya Guru Dalam Mengembangkan Interaksi Sosial Peserta Didik Kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Jannah‖.

7 Ernawati, Pengaruh Pola Interaksi dan Motivasi Belajar Terhadap Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN 07 Metro, (Metro, STAIN Metro, 2016), 10.

8 Nurlaili, ―Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar Neger 008 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar,‖ UIN Sultan Syarif Kasim Riau (blog), 2012.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang interaksi sosial di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu penelitian siska yunita membahas tentang cara untuk mengembangkan interaksi sosial peserta didik terhadap gurunya. Adapun terkait dengan penelitian ini membahas tentang bagaimana guru berinteraksi sosial terhadap siswa.

A. Peran Guru Pembimbing

1. Pengertian Peran Guru Pembimbing

Peran dapat diartikan sebagai ―pemain sandiwara‖. Sedangkan istilah guru dalam bahasa arab biasa dipakai kata al;murabbi atau kadang kadang juga dipakai kata al_muaddib. Sedangkan untuk istilah guru, dalam bahasa Arab biasa dipakai kata al-mu’allim, dan ustad. Secara sederhana guru didefinisikan sebagai orang yang dengan sengaja mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita citakan.1

Guru merupakan pendidik yang profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua.2 Guru juga dapat diartikan sebagai orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepribadian tertentu kepada seseorang atau kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seseorang yang berjasa terhadap masyarakat dan negara. Guru adalah petugas lapangan dalam pendidikan yang selalu berhubungan dengan murid sebagai objek pokok dalam pendidikan.3 Guru sangat berjasa dalam masa depan seorang anak, seorang guru akan

1 Mangun Budiyanto, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 60.

2 Masduki Duryat, Paradigma Pendidikan Islam, cet. ke-1 (Bandung: Alfabeta, 2016), 79.

3 Latifah Husien, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, cet. ke-1 (Yogyakarta: PT.

Pustaka Baru Press, 2017), 22.

membimbing dan mendidik peserta didik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru kelas adalah seorang pembimbing yang berfungsi untuk memaksimalkan siswa dan mampu mengetasi permasalahan yang ada.4

Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, menunjang hubungan sebaik baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan. Guru kelas adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas.5

Dalam pandangan islam guru pembimbing berperan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya baik potensi aktif maupun potensi psikomotorik guru yang berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah.6

4Adrianus Dedy, ―Pemahaman Guru Kelas Dalam Menjalankan Peran Sebagai Pembimbing,‖ Jurnal Wahana Didaktika 18, no. 1 (2020): 53.

5 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 142.

6 Ibid, 22.

Peran guru dalam dunia pendidikan salah satunya yaitu mendidik, membimbing, fasilitator dan masih banyak lagi. Menurut James W.

Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.7

Peran guru sebagai adalah guru melakukan kegiatan membimbing yaitu membantu murid yang mengalami kesulitan (belajar, pribadi, sosial), mengembangkan potensi murid melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang(ilmu, seni, budaya, olahraga). Karakteristik-karakteristik pembimbing telah ada dalam diri guru untuk mengolah proses belajar mengajar.

Wilis mendefinisikan pembimbing sebagai upaya bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal.8

Keterampilan guru sebagai pembimbing merupakan keterampilan dalam melakukan layanan konseling. Bimo Walgito dan McLeod mengemukakan bahwa guru pembimbing adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang

7 Sadirman, Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar, Cet. ke-21 (Jakarta: Kharisma Utama Offset, 2012), 143–44.

8 Kusmaryani Rosita Endang, ―Penguasaan Ketrampilan Konseling Guru Pembimbing Di Yogyakarta,‖ Universitas Negeri Yogyakarta 40 (November 2010).

dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Definisi ini mengindikasikan bahwa proses guru pembimbing menekankan adanya hubungan antara orang yang memberi bantuan dengan yang menerima bantuan dengan menggunakan metode wawancara.9

Berdasarkan uraian di atas, dapat di pahami bahwa peran guru kelas yaitu sebagai pembimbing merupakan salah satu proses belajar mengajar dalam melakukan kegiatan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Adapun juga peran guru kelas sebagai pembimbing merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada individu dalam proses kehidupannya, yang dimana hal ini dpaat membentuk individu tersebet dapat berkembang sesuai dengan pontensinya. Dengan adanya guru pembimbing diharapkan peserta didik mampu termotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seorang peserta didik. Dengan hal ini juga peserta didik dapat mengemabngakan kemampuan-kemapuan yang dimilikinya. Dengan adanya guru pembimbing juga menjadikan peserta didik mampu berinteraksi sosial dengan teman sebayanya.

2. Tugas Guru Pembimbing

Seorang guru pembimbing bisa menjadi model atau contoh yang baik bagi penyelesaian masalah siswa.10 Guru sebagai pendamping siswa agar lebih mampu dan lebih manusiawi dalam arti pelajar yang lebih baik,

9 Ibid

10 Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta :PT RAJAGRAFINDO PERSADA,2009), 118

warga sekolah yang lebih setia dan anggota masyarakat yang berguna . tugas guru pembimbing adalah :

a. Sebagai fasilitator

Merupakan guru hendaknya sebagai fasilitator yang dapat menyediakan fasilitas yang memungkin kan untuk memudahkan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana kelas yang kurang nyaman, dan fasilitas belajar akan menyebabkan peserta didik malas untuk belajar.

b. Motivator

Dalam proses pembelajaran peserta didik terkadang tidak memiliki motivasi untuk belajar, apa lagi menciptakan hal-hal yang baru yang dapat meningkatkan kompetensinya.11

Sebagai motivator, kewajiban guru yaitu mendorong siswa agar lebih kreatif dalam belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan sungguh-sungguh belajar apabila memiliki motivasi yang tingggi.

c. Menilai

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memproleh, menganalisis, dan memafsirkan data tentang proses dan hasil pembelajaran pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambunga. Sehingga

11 Syarifudin, “Guru profisional dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi),” jurnal Al-amin 3, no. 1 (2015); h. 75.

menjadi suatu informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan . penilai merupakan proses menetapkan kualitas hasil berajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.12

Guru sebagai seorang pembimbing, tugas utama ini merupakan tugas yang harus dipentingkan, karena kehadiran guru atau tenaga pendidik di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik yang memiliki nilai dan norma yang baik dan menjadi pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab serta mandiri dan disiplin. Tanpa bimbingan dari guru peserta didik dapat dikatakan mengalami kesulitan dalam perkembangannya. Selain itu, peserta didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru, tetapi semakin dewasa ketergantungan peserta didik juga akan semakin berkurang.13 Guru sebagai pembimbing artinya seorang guru membantu mengarahkan proses ipembelajaran yang berupa perkembangan perjalanan fisiki dan mentali spiritual peserta didik.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas seorang guru pembimbing adalah sebagai memberikan bimbingan dan motivasi serta mendampingi siswa agar memiliki kepribadian yang baik serta mendorong siswa untuk belajar dengan baik, dan membantu perkembangan siswa sepeti metal spiritual siswa. Selain itu juga seorang guru pembimbing juga memiiliki bentuk tanggaung jawab yang dimana menjadikan siswa berjiwa mandiri, dan bertangung jawab.Bagian kedua

12 Syarifudin, 78.

13 Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2005), 46.

3. Syarat-syarat Guru Pembimbing SD/MI

Syarat guru sebagai pembimbing disekolah , dipilih atas dasar kualifikasi yaitu kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuan.

a. Syarat yang berkenaan denngan kepribadian

Seorang guru pembimbing harus memiliki kepribadian yang baik.

Supaya menjadi contoh yang baik untuk peserta didik. Guru pembimbing bisa menjadi contoh untuk penyelesaian masalah. Guru pembimbing tidak akan dapat menjalankan tugas nya dengan baik apabila tidak memiliki kepribadian yang baik. Misalnya guru akan sulit mengubah prilaku siswa yang tidak disiplin apabila ia sendiri tidak dapat menunjukkan prilaku disiplin kepada para siswa.

Syarat dalam pandangan islam guru pembimbing yang baik , iklas, jujur, objektif, dan simpatik. Seperti yang telah dicontohkan oleh baginda rosulluloh SAW, adalah sosok pemecah permasalaahan umat yang efektif.

Oleh, sebab itu rosullulah SAW merupakan pembimbing pertama dalam islam yang membimbing, mengarahkan, menuntun dan menasehati umat agar beriman kepada agama tauhid (islam).

b. Syarat yang berkenan dengan pendidikan

Pemilihan guru pembimbing disekolah dan madrasah hendaknya mengedepankan profesionalitas. Guru pembimbing/guru kelas yang dapat diangkat adalah guru yang meliliki pendidikan yang baik.guru pembimbing harus memiliki banyak ilmu pengetahuan baik akademik ataupun non akademik.

c. Syarat yang berkenaan dengan pengalaman

Guru pembimbing harus memiliki keluasan pengalaman dan wawasan. Selain itu guru pembimbing harus memiliki pengalaman yang mengesankan, juga akan turut membantuupaya guru pembimbing mencairkan alternatif pemecahan masalah siswa

d. Syarat yang berkenaan dengan kemampuan

Kepemilikan kemampuan atau kompetensi dan ketrampilan oleh guru pembimbing merupakan satu keniscayaan tanpa kepemilikan kemampuan dan ketrampilan, tidak mungkin guru pembimbing dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru pembimbing harus mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya kekuatan pada diri seseorang dan mendiagnosis berbagai macam persoalan siswa, selanjutnya mengembangkan potensi individu secara positif.14

Adapun syarat-syarat guru sebagai pembimbing menruurt bukunya bimo yang berjudul bimbingan dan konseling antara lain:15

a. Seorang guru pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun praktek.

b. Adanya kemantapan atau kestabilan didalam psikisnya, terutama dalam segi emosi

c. Seorang guru pembimbing harus sehat jasmani atau psisikisnya.

14 Tohirin, Bimbingan dan Konseling disekolah dan madrasah berbasis integrasi, (Jakarta :PT RajaGrafindo Persada,2009) 117 118

15 Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2004), 40.

d. Seorang guru pembimbing harus mempunyai kencintaan terhadap pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya.

e. Seorang guru pembimbing harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga dapat diharapkan usaha bimbingan dan konseling berkembang kearah keadaan yang lebih sempurna demi untuk kemajuan sekolah.

f. Pembimbing harus ramah, sopan santun, didalam segala hal perbuatanya, sehingga pembimbing dapat bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk kepentingan siswa.

g. Pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat menjalankan prinsip-prinsip serta kode etik bimbingan konseling dengan sebaik-baiknya.

Dari beberapa syarat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang guru pembimbing harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya ilmu pengetauan saja akan tetapi guru sebagai pembimbing mampu mempunyai sikap yang ramah, jujur, disiplin, serta memliki prilaku yang baik terhadap sesama dan memiliki kesopan dan kesantunan, selain itu juga syarat menjadi guru sebagai pembimbing juga mampu memahami sifat pada diri siswa.

B. Interaksi Sosial

1. Pengertin Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah proses-proses sosial, yang menunjukkan pada hubungan hubungan sosial, yang menunjukkan pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan-hubungan orang dengan perorangan dengan sekelompok manusia. Prilaku tidak selalu bersifat sosial, misalnya berpikir, yang merupakan prilaku individu, bukan prilaku sosial.16

Menurut Maryati dan Suryawati dalam jurnal Elementary School yang menyatakan bahwa, interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.17 Menurut Murdiyatmoko dan Handayani dalam jurnal Elementary School bahwa interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh-mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.18

Dari penegrtian diatas dapat ditarik keismpulan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang saling mempengaruhi satu sama lain dan saling timbal balik.

16 Bimo Walgito,Teori-teori Psikologo Sosial, ( Yogyakarta, Andi , 2011), hal. 3

17 Faiz Normiyantio, ―Pengearuh Intensitas Anak Mengakses Gedget Dan Tingkat Kontrol Orang Tua Anak Terhadap Interaksi Sosial Anak SD Kelas Tinggi Di SD 1 Pasuruhan Kidul Kudus Jawa Tengah,‖ Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta 05, no. 1 (2018): 142.

18 Ibid.143

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat dinamakan proses social. Karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.bisa dikatakan interaksi apabila dua orang bertemu dan disitu mulainya interaksi sosial, pada saat itu mereka saling bertegur, berjabat tangan, atau bahkan mungkin mulai berkelahi. Aktivitas-aktivitas seperti itu merupakan bentuk interaksi sosial.

Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada di lingkungan masyarakat, diantaranya:

a. Menurut H. Booner dalam bukkunya, social psycology, menmberikan rumusan interaksi social, bahwa: ―interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu memengaruhi,mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya,‖

b. Menurut Gillin and Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.

c. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu dengan kelompok.19

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan dengan perorangan atau sekelompok orang

19 Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial&Budaya Dasar, Cet.

ke-8 (Jakarta: Kencana, 2012), 91–92.

menimbulkan terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Karp yoels menunjukkan beberapa hal yang depat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Informasi tersebut dapat terbagi menjadi dua, yaitu ciri fisik dan penampilan.

Dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh mempengaruhi bukan hanya guru mempengaruhi siswa , tetapi sisw juga dapat mempengaruhi guru. Prilaku guru akan berbeda, apabila menghadapi kelas yang aktif dengan yang pasif, kelas yang disiplin dengan tidak disiplin, interaksi itu tidak hanya terjadi diantara siswa dan guru tetapi antar siswa dan manusia yang memberikan informasi .

Dalam Al- Qur’an surah luqman ayat 18 Allah Taala berfirman (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan dirinya.‖20

Dalam ilmu sosiologi, terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang interaksi sosial. Salah satunya yaitu Teori Interaksionisme simbolik, teori ini dijelaskan oleh George Herbert Mead yang dimana menjelaskan bahwa manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian.

20 https//tafsirweb.com/7502;surat-luqman-ayat-18.html

Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yakni dalam konteks komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal.21

Terdapat dua pengertian mengenai interaksionisme simbolik atau teori interaksi yang diutarakan oleh para ahli, yaitu:22

a. Herbert Blumer mendefinisikan interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik sebagai sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu.

b. Scott Plunkett mendefinisikan interaksionisme simbolik sebagai cara kita belajar menginterpretasi serta memberikan arti atau makna terhadap dunia melalui interaksi kita dengan orang lain.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori interaksionisme simbolik adalah suatu proses untuk belajar menginterpretasikan diri pribadi ssorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam teori ini seorang guru pembimbing harus berinteraksi dalam rangka membentuk pribadi yang mampu berinteraksi dengan baik serta memberikan arti atau makna terhadap dunia melalui interaksi kita dengan orang lain.

21 Haris Aidil dan Asrinda Amalia, ―Makna Dan Simbol Proses Interaksi Sosial Sebuaqh Tinjauan Komunikasi),‖ Universitas Muhamadiyah Riau 29 No 1 (Juni 2018): 18.

22 Aidil dan Asrinda Amalia, ―Makna Dan Simbol Proses Interaksi Sosial Sebuaqh Tinjauan Komunikasi).‖

2. Macam- macam Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (comflik). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk ketiga dari interaksi sosial, ketiga pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai dengan akomodasi.23

Adapun terkait dengan maksut kerja sama (cooperation) merupakan suatu bentuk interkasi sosial di mana orang-orang atau kelompok bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama. persaingan (competition) merupakan bentuk interkasi sosial disosiatif, di mana orang-orang atau kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik. pertentangan (comflik) adalah bentuk interkasi sosial disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antar individu atau kelompok.

Setiap anak memiliki tingkah laku sosial yang berbeda-beda dan tidak anda yang sama antara satu dengan yang lainnya. Namun para ilmuwan merumuskan bentuk-bentuk interaksi sosial anak secara umum senagai berikut :

23 Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial&Budaya Dasar, 97.

a. Pembangkangan (Negativisme), yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini muncul pada kira-kira usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 3 tahun. Berkembangnya tingkah laku negatisme pada usia ini dipandang sebagai hal yang wajar. Setelah usia empat tahun, biasanya tingkah laku ini mulai menurun.

a. Agresi, yaitu prilaku menyerang balik secara fisik maupun kata kata . agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi yang dialaminya.

b. Berselisih/bertengkar terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau prilaku temannya.

c. Menggoda yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif.

Menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal.

d. Persaingan, yaitu suatu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.

e. Kerja sama, yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok yang merupakan proses sosial yang didalammnya terdapat aktivitas tertentu

untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing masing.24

Paparan di atas merupakan Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan sekolah, teman sebaya, ataupun lingkungan keluarga. Apabila lingkungan tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang anak untuk berkembang positif maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif maka tingkah lakunya menyesuaikan lingkungan disekitarnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

3. Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

Dokumen terkait