• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan adalah penelitian yang terdahulu (prior research) penelitian ini mengemukakan dengan tegas bahwa permasalahan yang di ajukan belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karenanya dilakukan kajian ulang terhadap penelitian terdahulu dan menguak dengan kritis sehingga dapat di tentukan letak dari posisi penelitian yang akan dilakukan.4 Berikut beberapa

4 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Revisi 2013 (Metro: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Jurai Siwo Metro, 2007), 27.

6

hasil penelitian sebelumnya yang pokok pembahasanya sama dengan penelitian ini:

1. Muchammad Ihsan Nawawi Sahal Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Akhlak Menurut KH Hasyim Asy‟ari dalam kitab Adabul Alim wal Muta‟allim.5

Persamaan pada peneilitan yang paling mendasar yakni sama-sama meneliti tentang Akhlak, Adapun perbedaanya dalam Penelitian ini, pembahasan yang di lakukan oleh Muchammad Ihsan Nawawi Sahal hanya melingkupi kajian kitab Adabul „alim wal muta‟allim, berfokus pada teori-teori akhlak dan tidak di sertakana bagaimana factor-faktor yang menjadi penghambat pada kajian akhlak. Sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan teori-teori akhlak dari berbagai sumber serta melengkapi dengan Implementasi penelitian sehingga akan terlihat bagaimana factor-faktor yang menjadi pendukung sekaligus penghambat pendidikan Akhlak.

2. Reyza Wahyu Permadi Mahasiswa IAIN Ponorogo Judul : Upaya Pendidik dalam Membimbing Akhlak Santri Melalui Kitab Al- Mathlab di Pondok Pesantren Subulun Najah Lembayan Magetan.6 Penelitian ini merupakan penelitian yang sama-sama membahas akhlak dengan berporoskan pada kajian kitab Al-Mathlab, dalam penelitian ini Reyza Wahyu Permadi mengungkapkan tentang bagaimana upaya dari

5 Muhammad Ichsan Nawawi Sahal, Konsep Pendidikan Akhlak Menurut KH. Hasyim As‟ari, Skripsi 2017.

6 Reyza Wahyu Permadi, Upaya Pendidik dalam Membimbing Akhlak Santri Melalui Kitab Al- Mathlab di Pondok Pesantren Subulun Najah Lembayan Magetan Skripsi 2018.

7

pada pendidik untuk menangani tingkah laku dari Santri Pondok Pesantren Subulun Najah, serta inti sari dari pada kitab Al-Mathlab tidak Terfokuskan pada penelitian ini. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis akan lebih memfokuskan pada kajian Kitab Al-Mathlab dan lebih di lengkapi dengan berbagai factor-faktor pendukung ataupun penghambat dalam Implementasi Konsep Pebdidikan KH Muntakhob Bin Muwaffiq yang termaktub dalam kitab Al-Mathlab

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK 1. Pengertian Implementasi Konsep Pendidikan Akhlak

Implementasi dalam KBBI memiliki arti pelaksanaan atau penerapan.7 Implementasi merupakan penerapan atau oprasional suatu aktivitas guna mencapai suatu tujuan atau sasaran.8 Selaian ini juga Implementasi diartikan juga dengan sebuah kegiatan yang dilakukan dengan berbagai perencanaan dan mengacu pada aturan-aturan kegiatan, Jadi Implementasi merupakan sebuah tindakan untuk menjalankan rencana yang telah dibuat. Sedangkan Konsep Pendidikan merupakan sebuah rangkaian atau rancangan yang wajib di terapkan9, dengan adanya hal ini maka akan lebih mudah untuk mencapai tujuan dari pendidikan.

Kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab yang berbentuk Jama‟ yakni Khuluq yang berarti Budi Pekerti, Perangai, Tingkah laku atau Tabi‟at, pada dasarnya Akhlak merupakan suatu dasar yang melekat pada tiap-tiap jiwa yang menim bulkan reflex pada tiap-tiap perbuatan yang menimpa.10

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi) (Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016), Https://Kbbi.Kemendikbud.Go.Id/Entri/Imp le mentasi.

8 Keni Luwiski, “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlasq Berbasis Gender Di Man 1 Lampung Timur.” (Iain Metro, T.T.).

9 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/06/pengertian -konsep-pendidikan-menurut-para-ahli-istilahnya.html

10 Husnul Habib Khudriah Dan M. Fauzi Lubis, “Problematika Pembinaan Akhlak Siswa Di Mts Al Mahrus Mabar Hilir Medan,” Sabilarroysad 03, No. 01 (Juni 2018): 68.

9

Al Qurthhubi berkata: Akhlak adalah sifat manusia bergaul dengan sesamanya, ada yang baik dan ada yang buruk.11 Demikian yang dikatakan dengan Akhlak baik ialah Akhlak yang menjadikan diri kita lebih baik lagi dari pada sebelumnya, dan menjadi tanda tingkah pinuji.

Sedangkan Akhlak buruk ialah Akhlak yang menjadikan sifat dan pribadi kita menjadi kurang dan tidak disukai oleh Semua orang.

Pendidikan Akhlak adalah usaha-usaha yang dilakukan orang guna membentuk/menamkan norma-norma atau aturan sehingga menjadi pribadi yang unggul, Manusia di tuntut memiliki perilaku yang baik sesuai dengan tuntunan Rosulullah SAW. Dalam haditsnya Beliau mengatakan:

ِدْبَع ْنًع

SAW bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang kasar, beliau bersabda sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah orang yang paling baik akhlaqnya.( HR.Muttafaq Alaih)

Dari untaian hadits di atas kita dapat mengetahui bahwa Rosulullah SAW merupakan pribadi yang unggul dalam budi pekerti, selalu berbuat

11 Ahmad Mu‟adz Haqiqi, Syarah 40 Hadits Tentang Akhlak (Pudtaka Azzam Anggota Ikapi Dki, T.T.), 15.

12 Ahmad Mu‟adz Haqiqi, 15.

10

ramah pada sesama dan uswah yang baik. Atas demikian lah maka Pendidikan Akhlak menjadi sasaran utama dari tiap-tiap Pesantren Salafiyyah, guna membentuk kepribadian yang berkarakter tinggi dan berakhlak mulia. Dalam dunia Pesantren adanya Kiyai ialah menjadi panutan bagi para Santrinya, keptahuan ini menjadikan tolak ukur dari pada keberhasilan mondok seorang santri.

2. Macam-macam akhlaq

a. Akhlak Terpuji

Pendidikan Akhlak merupakan landasan hidup yang di contohkan oleh Rosulullah SAW, Kehidupan yang ia contohkan menjadikan Uswah bagi para umatnya. Menurut Rosihon Anwar. Mengemukakan bahwa Akhlak di bagi berdasarkan sifat dan Objeknya, yakni Akhlak Mahmudah ( Akhlak yang baik ) dan Akhlak Madzmumah ( Akhlak buruk ).13

Secara umum Akhlak Mahmudah ialah Akhlak yang terpuji (Mulia)14, kata Mahmudah berasal dari Bahasa Arab yakni kata

- دّحي

ادّح دّح

yang brarti Puji kemdudian dirubah ke Maf‟ul menjadi

دىّحِ

yang berarti dipuji, secara kontekstual maka Akhlak Mahmudah bisa di artikan sebagai Akhlak yang dipuji/terpuji.

13 https://www.google.com/amp/s/dosenmuslim.com/akhlak/pengertian -dan-pembagian-akhlak/amp/

14 A. Munir Dan Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam (Jakrta: Pt. Rieneka Cipta, 1992), 391.

11

Menurut Al-Ghazali Akhak terepuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan pada Allah SWT, Sehingga mengajari dan mengamalkanya merupakan suatu kewajiban individual bagi setiap muslim, Sedaangkan menurut Al Quzwaini Akhlak Terpuji Adalah ketetapan jiwa dengan perilku yang baik dan terpuji.15

Dalam buku Muh. Asroruddin Al-Jumhuri yang berjudul Belajar Akidah Akhlak Dalam buku Zahharuddin dan Hasanudin Sinaga menjelaskan bahwa Akhlak terpuji atau Akhlak Mahmudah dibagi menjadi dua yakni Taat Lahir dan Bathin, Secara bahasa maka taat lahir disini berarti menjalankan segala perintah yang diwajibkan oleh Allah SWT, secara dasar fi‟liyyah atau per buatan16. Sedangkan Taat Bathiniyyah merupakan sebuah perbuatan baik yang berasal dari anggota Bathin hal ini meliputi : 1. Tawakal 2. Sabar 3. Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar 4. Syukur 5. Ikhtiar 6. Ta‟awun.

Dalam buku Muh. Asroruddin Al-Jumhuri yang berjudul Belajar Akidah Akhlak Imam Ghozali mengatakan bahwa untuk Akhlak terpuji ini setidaknya ada 4 pokok aspek yang harus dikuatkan yakni:

1. Mencari Hikamah ( Hikmah ialah keutamaan bagi orang-orang yang baik)

2. Bersikap Berani

3. Bersuci Diri( Tazkiyatun Nafs) 4. Berlaku Adil17

Dalam segala aspek kehidupan, Akhlak terpuji sangatlah diminati bahkan tiada satupun orang yang tidak senang dengan Akhlak ini. Hal ini

15 Aditiya Firdaus dan Rinda Fauzian, Pendidik an Ak hlak Karimah Berbasis Kultur Pesantren (Bandung: Alfabeta, 2018), 139.

16 Muh. Asroruddin Al-Jumhuri, Belajar Aqidah Ak hlak , Sebuah Ringkasan Tentang Asas Tauhid Dan Ak hlak Islamiyyah (Yogyakarta: Cv.Budi Utama, T.T.), 39.

17 Muh. Asroruddin Al-Jumhuri, 38.

12 Acak-acakan mereka suka bermabuk-mabukan, berjudi, dan bahkan membunuh anak wanitanya. Oleh karenanya Rosulullah SAW di utus guna memberi peringatan, kemudian membenahi Akhlak dari pada bangsa tersebut.

Dengan seiringya waktu Rosulullah SAW mempergauli mereka dengan budi pekerti yang baik, budi pekerti ini merupakan perangai dari muknim haruslah memperbaiki diri guna bisa mempunyai Akhlak yang

18 Hamka, Ak hlak ul Karimah (Depok: Gema Insani, 2020), 1.

19 Ahmad Mu‟adz Haqiqi, Syarah 40 Hadits Tentang Ak hlak , 17.

13 Kemenag definisi dari pada Akhlak sendiri ialah sekumpulan dari sifat seseorang yang menghasilkan sesuatu yang baik ataupun buruk.

Sedangkan kata Madzmumah merupakan sifat yang mewarnai dari pada Akhlak tersebut.22

Akhlak tercela merupakan Akhlak buruk yang dibenci Allah SWT dan Rosullullah SAW , dimana Akhlak ini dapat menghapus nilai-nilai kebaikan dari setiap orang.

Definisi lain mengatakan Bahwa Akhlak Mazmumah merupakan Tingkah laku yang dapat membawa manusia kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang bertentangan pada fitrahnya menuju kebaikan23. Hingga demikian maka manusia akan mudah untuk menjurus pada hal

20 Watiek Idea Dan Fitri Kurniawan, Kumpulan Cerita Akhlak Terpuji (Stories For Caracther Building) (Jakarta Pusat: Pt. Gramadia Pustaka Utama, T.T.), 3.

21 Nur Hidayat, Ak hlak Tasawuf (Yogyakarta: Ombak (Ikapi), 2013), 124.

22 https://www.google.com./amp/s/amp.tirto.id/arti-akhla k-ma zmu mah-dala isla m-contoh-doa-untuk-menghindarinya-gbEM

23 Muh. Asroruddin Al-Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak, Sebuah Ringkasan Tentang Asas Tauhid Dan Ak hlak Islamiyyah, 39.

14 menuntu ilmu merupakan kewajiban yang dilakukan oleh setiap muslim dan muslimat.26 mencari ilmu haruslah membersihkan hatinya yang menjadi sebab-sebab dari tergapainya ilmu. Selain itu juga penuntut ilmu harius

24 Thoyibah Sah Saputra Dan Wahyudin, Pendidik an Agama Islam Ak idah Ak hlak Kelas X (Semarang: Toha Putra, 2014), 77.

25 Rik Suhadi, Ak hlak Madzmumahdan Cara Pencegahanya (Yogyakarta: Cv.Budi Utama, 2020), 2.

26 https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/3634153/

15 ilmunya dapat bermanfaat, selainjika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu dan menghormati ke agungan gurunya.29

27 Isham bin Muhammad Al-Asyrof, Syarah Kumpulan Hadits Shahih Tentang Wanita (Jakrta Selatan: Pustaka Azzam Buku Islam Rahmatan, t.t.), 34.

28 https://wafaindonesia.or.id/2020/12/08/memu liakan-ilmu-memu liakan-guru/

29 Wijaya Kurnia Santoso, Catatan Hikmah Seorang Guru (Gue Pedia, t.t.), 31.

16 c. Adab ketika belajar

َياَل َِْٓ َل ِهٌِاَمَِ ًٌَِا ْسُظْٔاَو * ًلاَمَت ُْٓىَي ِْْاَو ِهِتْفَتْساَو

Para penutut ilmu hendaknya harus sering menanyakan perkara yang belum faham pada gurunya, karena lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan.

Nandhom di atas menunjukan bahwa ketika pembelajaran sedang berlangsung maka hendaknya penuntut ilmu senantiasa memperhatikan guru yang mengajarnya dan ketika ia memiliki suatu keterbatasan/

kesulitan dalam mencerna apa yang disampaikan gurunya hendaknya ia bertanya.

Namun demikian sebelum bertanya seorang penuntut ilmu harus mengerti tentang kondisi yang ada pada gurunya, ketika seorang guru berada dalam keadaan lemas (banyak beban fikiran/punya masalah ) hendaknya penuntut ilmu untuk menahan diri agar tidak menanyakan di waktu itu juga melainkan mencatatnya untuk di tanyakan di lain waktu.30

d. Sifat-sifat yang dimiki penuntut ilmu

30 Abdul Hamid dan M. Djamil, Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah (Jakrta: PT. Elex Media Komputindo Kompas -Gramedia, 2015), 121.

17

1) Seorang Penuntut Ilmu tidak boleh mengikuti nafsu dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena dari sebuah kesungguhan akan menghasilkan buah yang manis. Syaikh Muntkhob Bin Muwaffiq menerangkan dalam Nadzomnya :

اَهَعِتاَتَم ْسِصَي ََّْٓف * يَىَهٌْا ِصْعَتْساَو َحَيٌُّْْٕاِدِسِشَو ْدَمَف

يَىَغ

دَج َِْٓ ِب ََْطٌَّْا ًِف ًَْيِلَو * ْد ِجَتَم َْْااَد ِج ِب َََطٌا ًِفَدَجَو ﱡ د ِجَي

Haruslah orang yang mencari ilmu itu menghilangkan rasa berharap-harap tentang hasil yang akan dia dapatkan dan jangan mengikuti hawa nafsu karena sesungguhnya orang yang mengikuti hawa nafsu akan menjadi orang yang hina. Selain itu para penuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu maka dalam kitab mathlab ini diungkapkan barang siapa yang bersungguh-sungguh ia akan mendapatkanya.

Dalam Nadzom ini kita mengetahui bahwa seorang penuntut ilmu haruslahlah menghikangkan rasa terlalu berharap dan jangan mengikuti nafsu. Nafsu merupakan sifat & perilaku tercela yang sudah ada pada diri manusia, sifat ini sudah menjadi bawaan dari pada manusia sejak dilahirkan.

Pada umumnya ulama membagi jihad itu kepada 4 bagian antara lain :

a) Jihad melawan hawa nafsu b) Jihad melawan setan

c) Jihad melawan orang kafir

18 d) Jihad melawan orang munafik31

2) Sabar

Dalam kitab Al-Mathlab Syaikh Muntakhob Menyebutkan:

َو َط اَِاَز ٍئَشٌِ َِْٓ ًُْيِثَس اَىُهَف * اَِاَسْضِاْدِشَو َسْثَصٌا ِيو ﳴ

ِياَمٌَّْا ِجَسْثَو َباَت َدُسَو * ِياَمٌْاُزاَدَوَز ْدَغٌْاِد ِعاَتَو

Para penunutut ilmu haruslah melestarikan sifat kesabaranya dan memperbanyak tirakat supaya cepat berhasil dalam mencari ilmunya. Dan jauhilah sifat kedustaan juga berbicara yang kurang berfaidah .

Dalam menuntut ilmu kesabaran menjadi rank yang utama, adanya sifat sabar menjadikan sebab dari keberhasilan menuntut ilmu, Allah SWT sangat senang dan suka pada orang-orang yang dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar32.

31 Ali Ibn Muhammad Ad-Dihami, Mengendalikan Hawa Nafsu Upaya Meraih Ridho Allah (Jakrta: Qisthi Press, 2005), 5.

19

Dari ungkapan firman Allah SWT diketahui, bahwa seberat apapun suatu cobaan atau ujian yang sedang kita alami maka hendaknya kita tetap memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan menjalankan sholat dan bersabar. Jangan mengeluh serta berputus asa, karena yang demikian ini merupakan suatu kedzoliman.33

Sabar ialah sifat dengan predikat tinggi, karena mudah sekali orang mengucapkan sabar namun sedikit sekali yang mampu merealisasikanya dalam kehidupan. Ujian pada sifat ini datang seitap saat tanpa mengenal waktu, oleh karenanya Allah SWT banyak mengutip kata Sabar di dalam Al-Qur‟an dan diiringi dengan kalimat Sholat. Hinganya sifat sabar ini memiliki banyak keutaamaan diantaranya ialah pahala yang besar, sebagaimana sabarnya Nabi Ayub AS dalam menghadapi Penyakitnya selama 80 tahun.

Para ulama dahulu menmbagi Sifat Sabar menjadi 3 bagian yakni : Sabar terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT Di antaranya menjalankan Ibadah dan segala perintahNYA, Sabar terhadap apa yang di Larang Allah SWT di antaranya menahan daru kemaksiatan dan dorongan Syahwat, dan Sabar terhadap musibah yang melanda.34

3) Berperilaku yang baik

32 Ayat tentang kesabaran. Al-Baqoroh 153.

33 https://www.ilmumbahguru.com/2019/03/innallah-ma-ashobirin -arab-dan-artinya.ht ml?m=1

34 Ahmad Mu‟adz Haqiqi, Syarah 40 Hadits Tentang Akhlak , 85.

20

Dalam hal ini syaikh Muntakhob Menyebutkan syairnya :

حَفََٕص ِباَتِىٌٍِْ ََِِّْٓو ُهِِْٕ * ٍحَفََٔا ْنُسْتَماَو َءاَيَحٌْا ِةِٔاَجَو ًُْمَث ِْْاَو إًِيٌَ اًِ َََو ُُْهٌَ * ًُْلَو ِكْفِزاِت ِباَح ْصَ ْلا ًُِِاَعَو

Para penuntut ilmu haruslah menjauhi perkara yang memalukan dan harus memiliki tata krama yang sopan pada gurunya terlebih pada pengarang dan bergaulah dengan cara yang baik pengucap yang sopan walaupun itu sulit.

Dari untaian Nadzom di atas kita mengetahui bahwa, untuk mendapatkan ilmu yang manfaat maka harus pandai menjaga diri ( hifdzun nafsi) yakni seorang penuntut ilmu harus memiliki tata karma/unggah ungguh yang baik pada gurunya sehingga akan terjadi keridhoan dari guru kepada pencari ilmu, dalam ta‟limul muta‟allim di ungkapan bahwa, seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaaatanya kecuali dengan memuliakan seorang guru dan ahlinya.

Seorang penuntut ilmu juga harus bergaul dengan akhlak yang baik juga senantiasa berkata yang baik, hal ini selaras dengan Firman Allah SWT berikut :

21 berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.35

4. Konsep Pendidikan dalam Mathlab

Mathlab merupakan kitab yang di karang oleh Syaikh Muntakhob bin Muwaffiq setelah beliau mendapatkan pertolongan dari Allah swt guna mengarang kitab ini. Kitab Mathlab terdiri dari pada 38 bait Nadhom dimana tiap masing-masing tersebut memiliki nukilan makna tersendiri. Ke tiga puluh delapan Nadhom ini berisi tentang pelajaran

35 Berkata yang pada tia[p insan Al-Qur‟an Surat Al-Baqoroh 83

22

Akhlak/ Tata karma supaya mudah mendapatkan ilmu dan barokahnya.

Dalam pesantren lirboyo Kediri kitab ini telah di alih bahasakan oleh beliu Mundzir Nadzir kemudian di berikan nama

ً ٍََع ِباَدَ ْلَاُص ِع ِةٍَْطٌَّْا ِحَِْىُظَِْٕ ًِٔاَعَِ

dan kemudian di Tashhih kan kepada para Masyayikhnya yakni :

a. Al-Mukarrom KH. Mahrus „Aly pengasuh pondok HM Lirboyo b. Al-Mukarrom KH. Abdul Jalil pengasuh pondok Lemah Geneng

Bandar Kidul Lirboyo

c. Al-Mukarrom KH. Rozi (shohibul maktabah Al-Huda) jalan hasanudin no. 1 kediri.36

Setelah di tashihkan pada ke 3 Masyayikh tersebut kemudian kitab ini di ajarkan pada tingkat dasar (Ibtida‟) di Madrasah Hidayatul Mubtadiin Pondok pesantren Lirboyo kediri. Diharapkan agar seluruh santri yang telah mempelajari bisa mengamalkan dan mendapatkan barokah ilmunya.

Pendidikan akhlak dalam kitab mathlab merupakan salah satu konsep yang di tekankan oleh KH Muntakhob bin Muwaffiq guna mendapatkan ilmu yang manfaat. Dalam kitabnya Mathlab KH Muntakhob mengajarkan betapa pentingnya sebuah akhlak, bagi para

36 Mundzir Nadzir, ’Izzul Adab ’ala ma’ani mandzumatil Mathlab (Surabaya: Maktabah Ahmad Nebahan, t.t.).

23

pencari ilmu maupun pengajar ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat, di antara penuturanya sebagai berikut :

Wahai para pencari ilmu hendaklah engkau melakukan tata karma dan adabiyyahnya yakni dengan membersihkan hati dan membenahi kembali niat yang akan dilakukan, yakni dengan artian ketika akan menuntut ilmu seorang pencari ilmu harus membersihkan dari bernagai kotoran seperti rasa iri, dengki, cemburu, sombong, riya‟ dll, dan wajib memperbaiki kembali niat pada dirinya yakni untuk menuntut ilmu lillahi ta‟ala.37

Orang yang menuntut ilmu juga harus menunaikan kewajiban yang telah di tetapkan padanya dengan tanpa menggrutu, tata karma seorang penuntut ilmu juga harus patuh dan memuliakan kedua orang tua serta menjaga semua haq-haqnya. Dalam syarah „izzul adab di terangkan bahwa menunaikan kewajiban yang telah di tetapkan yakni kewajiban yang sifatnya Qoth „i seperti Sholat Fardhu38. Maka penuntut ilmu harus menjalankan dengan ikhlas dan lapang dada (tanpa menggerutu), juga seorang penutut ilmu harus memuliakan kedua orang tua dalam artian menpatkan posisi orang tua sebagai orang termulia. firman Allah SWT sebgagai berikut :

37 http://el-aqeela.blogspot.com.2017/01/mathlab muqodimah.html? m=1

38 Mundzir Nadzir, ’Izzul Adab ’ala ma’ani mandzumatil Mathlab, 5.

24

Artinya : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".39

Kemduian tata karma selanjutnya ialah seorang penuntut ilmu wajib guna memuliakan ilmu dan ahlinya. Dalam hal ini yang di maksud ialah seorang penuntut ilmu wajib guna memuliakan ilmu yakni dengan tidak meletakan buku secara sembarangan, menjaga serta memuroja‟ahnya. Maka seorang yang memuliakan ilmu akan

39 Birul walidain Al-Qur‟an surat Al Isro‟ ayat 23-24

25

mendapatkan berbagai fadhilah daintaranya firman Allah SWT. Sebagai berikut :

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.40 5. Factor-faktor pendukung dan penghambat implementasi Pendidikan

Akhlak

Berikut faktor-faktor pendukung terjadinya implementasi pendidikan akhlak :

a. Orang tua

Dalam keluarga orang tua wajib memberikan pendidikan akhlah bagi anak-anaknya, dengan pendidikan yang baik dan nilai-nilai yang luhur. Oleh karenanya seringkali seorang bisa menilai akhlak dari seseorang ketika ia melihat orang tuanya, ketika orang tuanya ialah

40 Keutamaan Orang Yang Berilmu Al-Qur‟an Surat Al-Mujadillah Ayat 11

26

seorang pemuka agama maka akan memiliki anak yang baik pula perilakunya.

b. Pendidik

Pendidik/ustadz/ah ialah orang yang bertanggung jawab atas perkembangan seorang peserta didik / santri, dimana seorang guru ialah orang yang menanamkan perilaku baik pada peserta didik serta orang yang memberikan uswah. Sehingga seorang murid akan mengidolakan gurunya.

Akhlak bukanlah mainan semata melainkan sebuah tingkah yang perlu di Implementasikan pada kehidupan sehari-hari, pengimplementasian ini tidak dapat dilakukan hanya dengan membaca kemudian menerapkan melainkan memerlukan sebuah bimbingan dari guru/ syaikh supaya lebih menetap di dalam hati. Hal

27

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.41

Dari ayat di atas kita mengetahui bahwa Uswah merupakan penuntun perilaku kearah yang lebih baik, dimana Rosululah SAW berperan sebagai acuan perilaku yang baik, Ia mencontohkan perilaku yang sebegitu sempurnanya.

c. Materi ( bahan ajar)

Materi merupakan hal pokok yang menjadi pertanggungan dari guru guna menunjang keberhasilan penanaman akhlak. Bahan ajar digunakan sebagai pedoman pokok suatu pembelajaran, hal ini menjadi pokok dari suksesnya pembejaran.

Adanya bahan ajar dapat membantu seorang guru guna mempermudah terjadinya pembelajaran, serta menjadi acuan selain murobbinya guru itu sendiri.42 Bahan ajar digunakan untuk menyajikan materi yang akan di ajarkan kepada pencari ilmu, maka dalam penelitian ini Kitab Mathlab menjadi bahan ajar yang pokok ( sumber ilmu ).

Sedangkan faktor yang menjadi penghambatnya ialaha : a. Faktor lingkungan

Lmgkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan ter jadinya moral positif anak. Seorang anak akan lebih menyerap

41 Uswatun hasanah Al-Qur‟an Surat Al-Ahzab Ayat 21

42 http://www.google.com/amp/s/penerbitdeepublish.com/pengertian -buku-ajar-amp/

28

banyak ilmu dari lingkunagan pergaulanya dimana lingkungan yangburuk akan membawa dampak yang luar biasa, tak jarang

banyak ilmu dari lingkunagan pergaulanya dimana lingkungan yangburuk akan membawa dampak yang luar biasa, tak jarang

Dokumen terkait