• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Peacock dan Wiseman , mengemukakan pendapat lain dalam menerangkan perilaku perkembangan pemerintah. Mereka mendasarkannya pada suatu analisis

2.2. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang menjadi fokus dan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurinayah (2001) dengan judul Pengaruh

Tingkat Suku Bunga dan Produk Domestik Bruto Terhadap Investasi di Indonesia Tahun 1983-2000. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara suku bunga terhadap investasi, dimana hal tersebut ditunjang oleh analisa statistik yang menunjukkan nilai korelasi sebesar 5,10%.

2. Penelitian Setyari Wiwin, dkk (2008) tentang faktor penentu investasi swasta di Indonesia periode 1989-2005, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari varibel nilai tukar, tingkat suku bunga terhadap investasi swasta.

3. Penelitian Brata (2005) mengenai investasi sektor publik lokal, pembangunan manusia dan kemiskinan yang berkesimpulan bahwa investasi swasta berperan mengurangi kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja yang memungkinkan terjadinya pendapatan masyarakat.

4. Penelitian Deddy (2008) tentang Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah, dengan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah (Y) selama tahun pengamatan 1985-2006 adalah : realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA), realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Angkatan Kerja (AK) dan Pengeluaran Pemerintah Daerah (EXPD). Hasil analisis mengenai pengaruh PMA, PMDN, Angkatan Kerja dan pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah menunjukkan hubungan yang positif signifikan.

5. Rani dan Abdullah dalam Elfindri dan Bactiar, (2000) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya perluasan kesempatan kerja dalam industri-industri yang berorientasi eksport adalah karena industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi karena luasnya pasar menyebabkan kegiatan usaha juga meningkat, sehingga menyebabkan keperluan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan tertentu bertambah dan pekerja-pekerja lebih terkonsentrasi untuk bekerja dalam jenis pekerjaan tertentu dengan keahliannya.

6. Ayu dan Nenik dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh jumlah usaha, nilai investasi, dan Upah minimum terhadap permintaan tenaga Kerja pada industri kecil dan menengah Di kabupaten semarang, menemukan bahwa Secara simultan atau bersama-sama variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kabupaten mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.

7. Penelitian Puput dan Edy dengan judul Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja,

Infrastruktur, Pendapatan Perkapita dan Suku Bunga Terhadap Investasi Industri Kota Semarang. Berkesimpulan bahwa Tingkat suku bunga pinjaman baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek berpengaruh terhadap investasi industri di Kota Semarang. Tingkat suku bunga pinjaman merupakan faktor yang cukup penting dalam menarik investasi karena sebagian besar dana investasi berasal dari pinjaman bank termasuk investasi di sektor industri. Jika tingkat suku bunga pinjaman ini turun maka masyarakat akan semakin tertarik meminjam dana di bank dalam rangka berinvestasi.

8. Rosleni (2012) dengan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Variabel

Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Pajak di Provinsi Sumatera Utara. Menyimpulkan bahwa Tingkat

Upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi.

9. Penelitian Boediono dalam sitorus (2011) yang mencoba untuk

mengidentifikasikan faktor-faktor penentu dari permintaan uang di Indonesia selama periode 1975-1984. Kerangka kerja yang digunakan mengadopsi pada

pendekatan yang selama ini berkembang, di mana faktor yang mempengaruhi

permintaan uang masyarakat adalah gross domestic product (GDP), suku

bunga dalam negeri (umumnya digunakan suku bunga deposito), dan inflasi domestik, serta dengan memperhitungkan karakteristik dari perekonomian Indonesia, seperti keterbukaan pada sektor perdagangan dan finansialnya terhadap kondisi perekonomian internasional. Variabel GDP merupakan terkait dengan motif permintaan uang untuk transaksi. Dari penelitian ini menghasilkan indikasi bahwa beberapa tingkat bunga terbukti mempengaruhi permintaan uang.

10. Penelitian Imom (2010) yang berjudul Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah dan Krisis Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara. Pada pokoknya Imom menyimpulkan bahwa Pengeluaran Pembangunan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

11. Novita (2008) dengan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan Linda ini membuktikan bahwa Investasi PMDN tahun sebelumnya dan Investasi PMA Tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap PDRB secara parsial.

12. Hariani (2008), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 1977-2005, Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selama periode 1977-2005 dengan menggunakan metode regresi sederhana

Ordinary Least Square (OLS). Membuktikan bahwa variabel pengeluaran rutin mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 1977-2005.

13. Smith dalam Subri (1997) berpandangan bahwa manusialah sebagai faktor

produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Karena sumber daya alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Hal ini dapat diartikan bahwa seyogianya pemerintah mendorong dan memberdayakan penduduk untuk ikut serta berperan aktif pemenuhan kebutuhannya, penciptaan lapangan kerja baru sehingga tercipta kesempatan kerja disamping juga peningkatan kualitas, keterampilan dan keahlian dan lain sebagainya. Sehingga pada gilirannya menekan angka pengangguran yang berimplikasi stagnan dan menurunnya pertumbuhan ekonomi.

14. Penelitian Arif (2011) tentang Pengaruh Efisiensi Perekonomian terhadap

Pertumbuhan Ekonomi 32 Provinsi di Indonesia dengan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa dari 32 provinsi yang dijadikan objek penelitian, 20 provinsi menunjukkan hubungan yang negatif antara ICOR dengan pertumbuhan ekonomi dan 12 provinsi menunjukkan hubungan yang positif antara ICOR dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil analisis data panel menunjukkan bahwa ICOR dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dimana apabila ICOR turun sebesar 1 poin maka pertumbuhan ekonomi 32 Provinsi Indonesia akan meningkat sebesar 0,41 persen. Hasil penelitian proyeksi ICOR Indonesia menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka ICOR Indonesia tahun 2011 – 2015.

Dokumen terkait