• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai sistem deteksi awal pada krisis perbankan telah dilakukan di beberapa negara di dunia. Penelitian pertama adalah penelitian dari Kaminsky (1999) yang menjelaskan tentang krisis kembar yaitu krisis mata uang dan krisis perbankan. Kaminsky (1999) dalam penelitiannya menggunakan metode pendekatan signal untuk nonparametrik sedangkan untuk parametrik Kaminsky menggunakan model probit dan logit. Dalam penelitiannya indikator yang digunakan M2 multiplier, rasio kredit domestik,suku bunga riil,PDB , rasio suku bunga deposito,suku bunga kredit, keseimbangan jumlah uang yang beredar. Data yang digunakan adalah data cross section yang diambil dari 20 negara berkembang di Amerika Latin dan Asia. Dari hasil penenlitian tersebut Kaminsky menyimpulkan telah terjadi 76 kali krisis mata uang dan 26 kali krisis perbankan serta krisis perbankan terjadi lebih awal setelah itu terjadi krisis keuangan.

Penelitian kedua tentang early warning system pada krisis perbankan dilakukan oleh Demirguc Kunt dan Enrica Detragiache (1997). Dalam penelitian mereka yang berjudul The Determinant Of Bangking Crises : Evidence From Developing And Developed Countries variabel yang digunakan dalam penelitian tersebt antara lain PDB, perubahan term of trade , tingkat suku bunga riil, tingkat inflasi, pertumbuhan kredit. Variabel-variabel tersebut diuji menggunakan metode logit dengan sampel 66 negara menggunakan data time series tahun 1980-1994. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa variabel-variabel yang menjadi indikator deteksi awal mampu mendeteksi krisis perbankan di berbagai Negara yang dijadikan sampel.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Nil R et al (2010) yang berjudul Hubungan Variabel Fundamental Ekonomi Dan Krisis Nilai Tukar di 4 Kelompok Negara Berbeda, dimana dalam penelitian tersebut diuji menggunakan metode logit. Variabel-variabel yang menjadi indikator adalah Suku bunga riil,tingkat inflasi, budget balance, nilai tukar riil, pertumbuhan PDB, rasio M2 terhadap cadangan devisa Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel fundamental ekonomi dan krisis nilai tukar.

Penelitian keempat dilakukan oleh Muliaman et al tahun 2003 dengan judul penelitian Indikator Awal Krisis Perbankan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah PDB riil, dana pihak ketiga (DPK), inflasi, REER, dan konsumsi swasta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yakni pendekatan ekonometrik dengan metode logit. Menurut Muliaman et al (2003) krisis perbankan dapat diprediksi dengan menggunakan 6 indikator antara lain PDB riil, konsumsi swasta,investasi,nilai tukar kredit. Hasil estimasi masing-masing variabel menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel berpengaruh signifikan terhadap terjadinya krisis perbankan. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan PCB riil yang lambat, konsumsi swasta yang semakin meningkat, penurunan tingkat investasi, depresiasi tajam pada nilai tukar, dan penurunan jumlah simpanan masyarakat yang berkelankutan.

Berbeda dengan Yustinus (2013) yang meneliti tentang krisis mata uang dengan judul Pendekatan Early Warning Signals Untuk Krisis Mata Uang di Indonesia tahun 1990-2009. Dalam penelitian ini terdapat persamaan dengan penelitian sebelumnya yakni dari sisi variabel dan metode yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 4 variabel diantaranya, bilai tukar riil, harga minyak dunia, rasio belanja pemerintah dan rasio jumlah uang uang yang beredar. Selain menggunakan pendekatan ekonometrik, dalam penelitian ini juga menggunakan metode non parametric, yakni dengan menggunakan pendekatan signal melalui pendekatan

Exchange Market Pressure (EMP) yang dikembangkan oleh Kaminsky-Reinhart. Hasil dari pengujian ini hanya terdapat dua variabel yang signifikan berpengaruh terhadap potensi terjadinya krisis mata uang yakni variabel harga minyak dunia dan inflasi.Dari beberapa penelitian di atas akan diringkas dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No Penelitian Metodologi Variabel Hasil

1 Graciella L.Kaminsky Dan Carmen M.Reinhart (The Twin Crises:The Cause Of Banking and Balance of Payments Problems : 1999)

Pendekatan signal dengan data cross section di 20 negara berkembang di Amerika Latin dan Aisa dengan series tahun 1970-1997

M2 multiplier,rasio kredit domestik,suku bunga riil,PDB , rasio suku bunga deposito,suku bunga kredit, keseimbnangan jumlah uang yang beredar.

Terjadinya 76 kali krisis mata uang dan 26 kali krisis perbankan. Terdapat hubungan antara krisis mata uang. Krisis perbankan lebih dulu terjadi setelah itu disusul dengan krisis keuangan.

2. Asli Demirguc-kunt dan Enrica Detragiache (The Determinant of

Banking Crises : Evidence from

Developing and Developed Countries :1997)

Model logit dengan sampel 66 negara dan series tahun 1980-1994

PDB, perubahan term of trade depresiasi nilai tukar, tingkat suku bunga riil, tingkat inflasi, surplus anggaran / PDB, M2 / cadangan devisa, kredit domestik / PDB, cash bank ratio,pertumbuhan kredit, simpanan asuransi, index of quality of low enforcement

Variabe-lvariabel yang menjadi indikator deteksi dini mampu mendeteksi krisis perbankan di beberapa Negara yang

dijadikan sampel, baik secara individu atau pun secara gabungan

3 Nil R,Gunsel, et al.(Hubungan Variabel Fundamental Ekonomi Dan

Pendekatan Signal Suku bunga riil,tingkat inflasi,

budget balance, nilai tukar riil,

Seluruh variabel yang digunakan

Krisis Nilai Tukar Di 4 Kelompok Negara Berbeda:2010)

pertumbuhan PDB, rasio M2 terhadap cadangan devisa

variabel fundamental ekonomi dan krisis nilai tukar

4. Muliaman et al.( Indikator Awal Krisis Perbankan:2003)

Metode Logit PDB riil, Dana Pihak Ketiga(DPK),

Inflasi,REER,Konsumsi Swasta

terjadinya

krisis atau severe distress pada industri perbankan dapat diprediksi dengan

15 menggunakan 6 (enam) indikator, yaitu pertumbuhan PDB riil yang melambat, konsumsi swasta yang makin meningkat, penurunan tingkat investasi, depresiasi tajam nilai tukar, pemberian kredit kepada sektor swasta yang makin intensif,

dan penurunan jumlah simpanan masyarakat yang berkelanjutan.

5 Yustinus Wahyudi ( Pendekatan Early Warning Signals Untuk Krisis Mata Uang di Indonesia tahun 1990-2009)

Pendekatan Signal Nilai tukar riil, harga minyak dunia , rasio jumlah uang yang beredar, rasio belanja

pemerintah

Terdapat dua variabel bebas yang signifikan berpengaruh terhadap potensi terjadinya krisis nilai tukar diantaranya harga minyak dunia dan inflasi

Dokumen terkait