• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktual dan Optimal 90 8 Perhitungan Jam Kerja Mesin pada Kondisi Aktual dan Optimal

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai optimalisasi telah banyak dilakukan peneliti–peneliti sebelumnya dengan komoditi atau produk dan pada aspek yang berbeda. Penelitian– penelitian tersebut antara lain :

Nur Asyiah (2001) melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Produksi Nenas Kaleng di PT. INNI Pioneer Food Industri, Kerawang, Jawa Barat. Penelitian tersebut menggunakan metode program linear dengan bantuan program komputer LINDO sebagai alat analisis. Kendala yang diperhitungan terdiri dari

kendala bahan baku, bahan penolong dan kendala permintaan pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produksi aktual PT INNI Pioneer Food Industri sebesar 1.199.420 kaleng dengan 20 jenis nenas kaleng lebih tinggi dan bervariasi dari pada tingkat produksi optimal yang menurut hasil olahan program linear sebesar 868.350 kaleng dengan 16 jenis nenas kaleng. Jumlah produksi pada kondisi aktual leboh besar daripada jumlah produksi saat optimal dikarenakan adanya tujuan–tujuan yang tidak diungkapkan sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk memformulasikan dalam Goal Programming. Selain itu juga terdapat kendala lain yang tidak diungkapkan pihak perusahaan serta adanya kesalahan data dan informasi yang diberikan oleh perusahaan. Dengan berproduksi pada tingkat optimal maka akan didapat keuntungan total sebesar Rp 1.532.879.000 akan tetapi keuntungan ini bukan sebenarnya karena tidak semua komponen biaya dihitung. Sumberdaya yang digunakan belum optimal karena adanya bahan baku yang berlebih pada nenas Grade C dan D serta gula.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nur Asyiah (2001) adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi pada suatu unit bisnis dan memperhitungkan kendala bahan baku dan kendala permintaan pasar. Selain itu, alat bantu untuk menganalisis adalah dengan menggunakan program komputer LINDO. Sedangkan perbedaannya adalah komoditi yang diteliti dan kendala bahan penolong yang diperhitungkan pada penelitian Nur Asyiah.

Sukma (2001) melakukan penelitian dengan judul Optimalisasi Produksi Susu Olahan di Pabrik Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pengalengan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah linear

progamming. Kendala pembatas yang diperhitungkan adalah kendala bahan baku, bahan penolong, kendala jam kerja mesin, kendala transfer, kendala jam tenaga kerja langsung, dan produksi minimum. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk mencapai optimalisasi produksi, KPBS harus meningkatkan produksi susu pasteurisasinya yaitu susu cup coklat, cup strauberri, dan fresh milk, mempertahankan produksi susu pack pada tingkat aktual serta mengurangi produksi dan penjualan susu dingin. Peneliti juga melakukan analisis sensitivitas dan pasca optimal. Analisis pasca optimal dilakukan dengan 2 skenario. Skenario pertama dengan menaikan keuntungan susu pack di atas range. Dan skenario kedua dilakukan dengan menurunkan keuntungan fresh milk dibawah range yang diingikan. Hasil dari analisi pasca optimal adalah peningkatan susu pack yang akan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan keuntungan yang dicapai lebih tinggi apabila keuntungan susu pack meningkat.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sukma (2001) adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi pada suatu unit bisnis, memperhitungkan kendala bahan baku, dan kendala jam kerja mesin. Selain itu, alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah linear progamming dengan bantuan program komputer LINDO. Sedangkan perbedaannya adalah komoditi yang diteliti dan kendala pembatas yang diperhitungkan seperti bahan penolong, kendala transfer, kendala jam tenaga kerja langsung, dan produksi minimum.

Marilis (2002) melakukan penelitian dengan judul Optimalisasi Produksi Obat Tradisional di PT. XYZ Jakarta. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah linear progamming dengan bantuan program komputer ABQM. Kendala pembatas yang diperhitungkan adalah bahan simplisia dan non

simplisia, bahan pengemas, tenaga kerja langsung, jam mesin, dan target produksi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan belum melakukan produksi secara optimal. Tingkat produksi jamu optimal pada PT. XYZ lebih tinggi daripada produksi aktualnya dengan jenis jamu yang diproduksi sama dengan kondisi aktualnya sebanyak 14 jenis. Pada kondisi aktual, diproduksi 2.866.888 sachet sedangkan pada kondisi optimal disarankan untuk memproduksi jamu sebanyak 3.115.490 sachet. Berdasarkan hasil olahan solusi optimal dapat diketaui bahwa 36 dari 43 sumberdaya merupakan sumberdaya yang berlebih. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perusahaan belum merencanakan pengadaan sumberdaya dengan baik. Selain itu, kesulitan mendapatkan sumberdaya tertentu menyebabkan perusahaan sengaja membeli dalam jumlah banyak untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Marilis (2002) adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi obat tradisional pada suatu unit bisnis, dan memperhitungkan jam kerja mesin. Selain itu, alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah linear progamming. Sedangkan perbedaannya adalah kendala pembatas yang diperhitungkan seperti bahan simplisia dan non simplisia, bahan pengemas, tenaga kerja langsung, target produksi dan program komputer yang digunakan adalah ABQM.

Wisnoe Marety (2005) melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Produksi Nata De Coco di PT. FITS Mandiri. Penelitian tersebut menggunakan metode program linear dengan bantuan program komputer LINDO sebagai alat analisis. Kendala yang diperhitungan terdiri dari kendala bahan baku, bahan penolong dan kendala permintaan pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tingkat produksi aktual PT. FITS Mandiri sebesar 16.835 cup untuk nata de coco bentuk kubus dan 158.006 cup untuk nata de coco bentuk slice. Dengan tingkat produksi tersebut, perusahaan sebenarnya masih dapat mengoptimalkan jumlah produksinya menjadi 27. 200 cup untuk nata de coco bentuk kubus dan 172.800 cup untuk nata de coco bentuk slice. Keuntungan perusahaan yang diperoleh apabila berproduksi pada kondisi optimal juga akan meningkat sebesar 14,39 persen (Rp 4.283.571).

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wisnoe Marety (2005) adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi pada suatu unit bisnis, memperhitungkan kendala bahan baku, kendala permintaan pasar dan menggunakan metode program linear dengan bantuan program komputer LINDO sebagai alat analisis. Sedangkan perbedaannya adalah komoditi yang diteliti dan kendala pembatas yang diperhitungkan seperti bahan penolong.

Uding Sastrawan (2006) melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Produksi Obat Tradisional pada KTO Enggal Damang Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Penelitian tersebut menggunakan metode program linear dengan bantuan program komputer LINDO sebagai alat analisis. Kendala yang diperhitungan terdiri dari kendala lahan, kendala bahan baku, kendala jam tenaga kerja lapangan, kendala jam kerja mesin, kendala modal untuk upah tenaga kerja lapangan, dan kendala permintaan pasar. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi dapat diketahui bahwa KTO Enggal Damang belum melakukan produksi secara optimal. Tingkat produksi obat tradsional pada kondisi optimal lebih besar daripada produksi aktualnya dengan jenis obat tradisional yang sama yaitu, 14 jenis. Pada kondisi aktual, produksi obat tradisional sebesar

63.360 kapsul, sedangkan pada kondisi optimal disarankan memproduksi sebesar 131.629 kapsul. Dengan menerapkan tingkat produksi yang optimal, laba kotor yang diperoleh KTO Enggal Damang sebesar Rp 13.437.330 atau 109,1 persen lebih tinggi dibandingkan laba kotor aktualnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Uding Sastrawan (2006) adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi obat tradisional pada suatu unit bisnis, memperhitungkan kendala bahan baku, kendala jam kerja mesin, kendala permintaan pasar, dan menggunakan metode program linear dengan bantuan program komputer LINDO sebagai alat analisis. Sedangkan perbedaannya adalah komoditi yang diteliti dan kendala pembatas yang diperhitungkan seperti kendala lahan, kendala jam kerja lapang, dan kendala modal untuk upah tenaga kerja lapang.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah meneliti tingkat optimalisasi produksi pada suatu unit bisnis dengan mempertimbangkan beberapa kendala pada bisnis tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah tempat penelitian, waktu penelitian, dan penetapan kendala yang digunakan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Dokumen terkait