• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : GITA PERTIW

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

2.6 Penelitian Terdahulu

Lasma (2009) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kesenjangan Pengetahuan (knowledge Gap) Karyawan PT PELNI Persero Direktorat SDM dan Umum yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pengetahuan karyawan, menganalisis pengetahuanyang diharapkan perusahaan, menganalisis adanya kesenjangan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan PT PELNI Persero Direktorat SDM & Umum. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesenjangan pengetahuan dan skor rataan skal likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pengetahuan karyawan PT PELNI Persero Direktorat SDM dan Umum terdiri atas employee competencies, internal structures, external structures. Analisis terhadap sumber pengetahuan adalah karyawan setuju dengan cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. Terdapat 15 pengetahuan yang diharapkan perusahaan, untuk dimiliki karyawan. Namun tidak semua pengetahuan tersebut dimiliki oleh karyawan, ini menandakan adanya kesenjangan pengetahuan anatara pengetahuan yang diharapkan untuk dimiiki oleh karyawan (tingkat kepentingan) dengan pengetahuan yang telah dimiliki karyawan (tingkat penguasaan). Hasil kesenjangan pengetahuan tertinggi ada pada pengetahuan tentang dana PSO (Public Service Obligate. Artinya pengetahuan tentang PSO memiliki tingkat kepentingan tertinggi tetapi karyawan memiliki tingkat penguasaan yang rendah. Sedangkan pengetahuan tentang konsep lalu lintas dokumen kepegawaian memiliki nilai K-Gap terendah yang berarti karyawan mampu menguasai pengetahuan tersebut dengan baik.

Wahyuni (2010) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap) Antara Karyawan dan Manajer Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) yang bertujuan mengidentifikasi sumber-sumber yang ada pada KPSBU, menganalisis pengetahuan yang diharapkan oleh KPSBU untuk dimiliki oleh karyawan dan menganalisis adanya kesenjangan pengetahuan pada KPSBU antara karyawan dan manajer. Penelitian ini menggunakan Analisis Pengetahuan Model Zack. Analisis tersebut dilakukan untuk mendokumentasikan posisi pengetahuan organisasi saat ini dan menganalisisnya dengan berdasarkan apa yang harus diketahui oleh organisasi. Dengan

Pengetahuan yang diharapkan KPSBU untuk dikuasai oleh karyawan dan manajer adalah visi bersama, pengelolaan percakapan, mobilisasi penggerak pengetahuan, penyediaan lingkungan kondusif, penyebaran pengetahuan internal, pengetahuan perusahaan dan kreasi pengetahuan. Terdapat kesenjangan pengetahuan antara tingkat kepentingan pengetahuan dengan tingkat penguasaan pengetahuan di KPSBU. Dari hasil pengelolaan data dapat dilihat bahwa pengetahuan mengenai visi bersama memiliki nilai K-Gap

tertinggi. Artinya pengetahuan visi bersama memiliki tingkat kepentingan yang tertinggi memiliki tingkat kepentingan tertinggi tetapi karyawan memiliki tingkat penguasaan rendah. Sedangkan penyediaan lingkungan kondusif memiliki nilaik K-Gap terendah yang artinya tingkat kepentingan yang rendah dan karyawan memiliki tingkat penguasaan tinggi.

Chandra (2011) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap) Karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin yang bertujuan mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan yang ada, mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan, dan menganalisis kesenjangan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin. Analisis data dalam penelitian ini meggunakan analisis deskriptif dengan skor rata-rata (Likert),

Tabulasi silang (cross tab), Importance Performance Analysis (IPA), dan Analisis kesenjangan pengetahuan (K-Gap). Hasil analisis deskriptif berdasarkan persepsi karyawan menunjukkan bahwa setuju dengan cara perusahaan mendapatkan sumber pengetahuan dan aset pengetahuan. Hasil analisis K-gap ditunjukkan oleh visi dan misi perusahaan yang memiliki kesenjangan pengetahuan tertinggi dengan nilai K-Gap,

dimana tingkat kepentingan tinggi tetapi tingkat penguasaan masih rendah. Sedangkan untuk nilai K-gap terendah adalah pengetahuan tentang komunikasi efektif, yang mengartikan karyawan menguasai pengetahuan itu dengan baik. Berdasarkan Importence and performance Analysis diketahui atribut yang dinilai berkinerja baik adalah K3 dan Lingkungan dan atribut dinilai memiliki tingkat kinerja buruk adalah komunikasi efektif.

Dalam penelitian yang berjudul Analisis Kesenjangan Pengetahuan Karyawan PT Pertamina Trans Kontinental memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan penelitian terdahulunya. Perbedaannya yaitu dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan melihat frekuensi nilai yang sering muncul (modus), kemudian hasil

sumber internal dan sumber eksternal dan pada aset pengetahuan perusahaan dibagi menjadi empat kelompok yaitu eksperiensial, kopseptual, sistemik dan rutin. Dalam penelitian ini dilakukan tabulasi silang (cross tab) antara karakteristik dengan sumber pengetahuan perusahaan serta tabulasi silang antara karakteristik responden dengan aset pengetahuan perusahaan. Dari hasil tabulasi silang dapat dilihat beberapa karakteristik responden yang mempengaruhi sumber pengetahuan dan aset pengetahuan antara lain jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir responden.

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

Tingginya persaingan dalam dunia usaha membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. PT Pertamina Trans Kontinental membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dalam hal ini PT Pertamina Trans Kontinental khususnya kantor pusat merupakan ujung tombak keberhasilan PT Pertamina Trans Kontinental dalam meningkatkan keberlangsungan dunia usahanya.

Semakin banyak perusahaan jasa maritim yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga PT Pertamina Trans Kontinental perlu menciptakan keunggulan dalam bersaing sebagai satu cara untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Keunggulan bersaing dapat tercipta dengan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan sebagai upaya peningkatan kualitas SDM yang ada di PT Pertamina Trans Kontinental.

Manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisassi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima menurut Tiwana yang dikutip Munir (2008). Organiasi yang memiliki banyak pengetahuan berkualitas belum tentu akan mampu menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas. Belum tentu dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Belum tentu dapat menghasilkan inovasi-inovasi dalam bentuk jumlah dan ragam produk baru yang dihasilkan, kemasan baru, cara baru dalam memproduksi produk (Munir 2008). Manajemen pengetahuan lebih terkait dengan hal-hal berbagi pengetahaun, bukan demi pengetahuan itu sendiri, tetapi lebih kepada suatu sarana untuk mengemukakan cara yang memungkinkan anggota perusahaan menjalankan proses bisnisnya lebih cepat, lebih baik, dan dengan biaya yang lebih efisien (Sangkala,2007).

Dalam suatu perusahaan seringkali terjadi pengetahuan yang diharapkan tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki karyawan. Keadaan seperti ini disebut

Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan). Dengan dilakukannya proses penilaian kesenjangan pengetahuan (K-Gap) di dalam suatu organisasi, maka dapat diketahui keadaan knowledge yang dibutuhkan dengan knowledge yang sekarang tersedia.

oleh karyawan (Setiarso, 2009).

3.1.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai manajemen pengetahuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT Pertamina Trans Kontinental dalam menghadapi kondisi persaingan jasa maritim yang semakin ketat saat ini. Dengan mengelola dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan, PT Pertamina Trans Kontinental mampu memiliki keunggulan bersaing.

Visi dan misi perusahaan serta keunggulan bersaing dapat dicapai dengan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan strategi jangka pendek maupun jangka panjang secara tepat. Oleh karena itu pengetahuan yang dimiliki harus dikelola dengan baik dan membutuhkan manajemen pengetahuan untuk mengelola hal tersebut.

Dalam menerapkan manajemen pengetahuan disuatu organisasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisis kondisi ketersediaan pengetahuan dalam perusahaan. Untuk melakukan analisis tersebut dapat menggunakan analisis deskriptif. Output yang diharapkan dari analisis tersebut adalah teridentifikasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan dan aset pengetahuan perusahaan.

Analisis kesenjangan pengetahuan pada PT Pertamina Trans Kontinental dilakukan dengan mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh karyawan dengan observasi langsung dan wawancara dengan pihak internal perusahaan. Kemudian dilakukan analisis dengan menggunkan alat analisis kesenjangan pengetahuan dengan melihat tingkat kesenjangan pengetahuan antara tingkat kepentingan dan tingkat penguasaan. Hasil analisis kesenjangan akan diperoleh pengetahuan apa yang memiliki nilai kepentingan pengetahuan, penguasaan dan kesenjangan pengetahuan.

Dari hasil kesenjangan pengetahuan, dilakukan analisis dengan menggunakan

Importance and Performance Analysis (IPA) tujuannya untuk memberikan rekomendasi kepada perusahaan dengan melihat tingkat kepentingan atas kinerja dari sebuah produk. Hasil pemetaan persepsi yang diuji denagn IPA tersebut yang menjadi rekomendasi untuk perusahaan.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Pertamina Trans Kontinental yang berlokasi di Jalan Kramat Raya no. 29, Jakarta Pusat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT Pertamina Trans Kontinental adalah sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Industri Jasa Maritim di Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yang dimulai dari bulan November 2011 hingga Februari 2012.

Kontinental (PTK)

Visi dan Misi PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) Strategi Perusahaan Ketersediaan Pengetahuan Sumber-sumber pengetahuan Asset Pengetahuan Pengetahuan yang diharapkan dan pengetahuan yang

ada saat ini

Kesenjangan Pengetahuan Importance and Performance Analysis Rekomendasi Analisis Deskriptif Analisis K-Gap

n =

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Pertamina Trans Kontinental. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang diperoleh dari buku, internet, skripsi, serta data perusahaan. Data sekunder yang dibutuhkan berupa laporan, berkas atau catatan-catatan yang dibuat perusahaan yang dapat mendukung dalam memperdalam dan mempertajam analisis pembahasan hasil penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian

1. Penelitian Lapangan (field research)

Dalam penelitian lapangan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian dan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Pertamina Trans Kontinental.

2. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian ini menggunakan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen- dokumen dan catatan perkuliahaan yang berhubungan dengan topik yang diteliti, dengan tujuan untuk mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu digunakan pula data-data dari perusahaan seperti laporan-laporan perusahaan.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proposional random sampling (Umar,2004). Dalam pengambilan sampel ini, sampel yang diambil secara acak ini merupakan suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih dengan jumlah yang proposional terhadap jumlah karyawan yang ada di setiap bagian total sampel yang ditentukan. Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan rumus Slovin dalam Umar (2005) berikut ini :

……… (1) N 1+Ne²

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Dalam perumusan diatas presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10 persen dengan populasi dalam penelitian ini sebesar 131 orang, maka jumlah sampel yang diperlukan:

n = =

n = 56,709957 ≈ 57

Dengan demikian responden diambil sebanyak 57 orang.

Tabel 2. Jumlah Pembagian Responden Berdasarkan Tiap Fungsi PT Pertamina Trans Kontinental Fungsi Jumlah Karyawan Jumlah Responden President Director 3 1 Corporate Secretary 9 3

Head Of Internal Auditor 8 3

HR&GA 29 13

Deputy Director Commercial 23 11

Operation Director 32 14

Finance Director 27 12

Total 131 57

Untuk perhitungan mengenai jumlah responden berdasarkan jumlah yang proposional terhadap jumlah populasi yang ada di setiap bagian dari total sampel yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Jumlah Responden =

3.6 Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas terhadap kuesioner

x Total Sampel Jumlah Karyawan Pada Setiap Bagian

yang sama (Umar 2004). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. Jumlah responden untuk uji coba adalah 30 orang.

c. Mempersiapkan table tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor tiap-tiap pertanyaan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson, sebagai berikut:

……… (2)

Keterangan:

n = Jumlah responden x = Skor pertanyaan ke-n y = Skor total

xy = Skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total r = Koefisien korelasi

Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r table pada tingkat signifikansi ( ) 0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsisitensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan.

Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. Pengujian dilakukan terhadap 57 responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan yaitu sebesar 0,2609 pada α = 5% maka kuesioner

dinyatakan valid dan dapat digunakan. Responden dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Dari hasil pengujian menghasilkan pertanyaan sebanyak 47 butir dinayatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Jika kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat mengukur gejala yang sama (Umar, 2004). Setiap alat ukur seharusnya memiliki konsistensi, ketika kuesioner dicoba berulang-ulang akan menghasilkan data yang konsisten sehingga dapat dikatakan kuesioner tersebut reliabel.

berikut:

…....….……….……… (3)

Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

= Total varian = Total varian butir

Pengukuran reliabilitas dilakukan kepada 57 orang responden dari karyawan PT Pertamina Tran Kontinental berdasarkan teknik Cronbach Alpha. Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan, diperoleh nilai alpha sebesar 0,748 pada variable sumber pengetahuan, nilai alpha 0,822 pada variabel aset pengetahuan, nilai alpha 0,838 pada tingkat kepentingan pengetahuan dan nilai alpha sebesar 0,728 pada tingkat penguasaan pengetahuan. Hasil uji reliabilitas slengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3.6.3 Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan lainnya (Umar,2005). Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah:

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju

3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju

3.6.4 Analisis Kesenjangan Pengetahuan

Penilaian kesenjangan pengetahuan (K-Gap) didalam suatu organisasi, dapat mengetahui keadaan knowledge yang dibutuhkan dan knowledge yang sekarang tersedia (Setiarso, 2009). Analisis dilakukan dengan mengisi level saat ini dan level kebutuhan. Pengisian dilakukan dengan memberikan nilai pada level penguasaan saat ini dan level kepentingan (tabel 3). Skala yang digunakan adalah skala ordinal 1-5 (tabel 4). Setelah kusesioner terkumpul data diolah dengan menghitung rata-rata

pengetahuan yang dibutuhkan menurut Setiarso (2009) adalah sebagai berikut :

NKi = …….…..….….…….…………..…. (4) Keterangan :

NKi = Nilai kepentingan terhadap pengetahuan i K = Jumlah responden dengan jawaban A K = Jumlah responden dengan jawaban B K = Jumlah responden dengan jawaban C K = Jumlah responden dengan jawaban D R = Total responden

Rumus perhitungan nialai penguasaan untuk setiap pengetahuan yang dibutuhkan sebagai berikut menurut Setiarso (2009):

NPi = ……… (5)

Keterangan :

NPi = Nilai kepentingan terhadap pengetahuan i P = Jumlah responden dengan jawaban A P = Jumlah responden dengan jawaban B P = Jumlah responden dengan jawaban C P = Jumlah responden dengan jawaban D R = Total responden

Tabel 3. Pemberian nilai dalam Analisis Kesenjangan

Area Pengetahuan Penguasaan saat ini Kepentingan

Sub sistem: 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1……

Tabel 4. Skala dalam Analisis Kesenjangan

1 2 3 4 5 Tidak penting/ tidak Kurang penting/ kurang Cukup penting/ cukup Penting/ menguasai Sangat penting/ sangat (K x1) + (K x2) + (K x3) + (K x4) R (P x1) + (P x2) + (P x3) + (P x4)

menggambarkan penilaian tingkat pengetahuan yang ada dalam perusahaan tersebut. Kesenjangan pengetahuan diperoleh dari selisih angka penguasaan saat ini dengan angka kepentingan pada masing-masing variabel dari dimensi penentu area pengetahuan. Penilaian kebutuhan dan saat ini menggunakan skala 1 sampai 5 dan kesenjangan pengetahaun untuk masing-masing variabel didapatkan dengan menghitung rata-rata kesenjangan dari responden.

3.6.5 Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu:

a. Kuadran I (attributes to improve)

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditinggalkan.

b. Kuadran II (maintain performance)

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan dan pelaksanaanya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.

c. Kuadran III (attributes to maintain)

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh karyawan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbamgkan karena terlalu berpengaruh terhadap karyawan.

d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize)

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh karyawan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya.

High leverage I Attribute to improve II Maintain performance III Attributes to maintance Low leverage IV Attributes to de-emphasize

Low Performance High

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT Pertamina Trans Kontinental

PT Pertamina Trans Kontinental awalnya didirikan dengan nama PT Pertamina Tongkang didirikan pada tanggal 9 September 1969 di Jakarta, dengan statusnya sebagai anak perusahaan dari PT. Pertamina (Persero). Saat ini kepemilikan saham sebesar 99,99% milik PT. Pertamina (Persero) dan 0,01% milik PT. Pertamina Training & Consulting.

Sejak awal tujuan didirikannya PTK adalah sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Industri Jasa Maritim yang berfungsi untuk memberikan dukungan secara total terhadap aktifitas PT. Pertamina, seperti :

a. Untuk pengadaan distribusi bahan bakar ke semua pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia yang tidak dapat terjangkau oleh kapal tanker.

b. Untuk pengadaan transportasi maritim bagi Pertamina Logistik untuk pengembangan projek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

c. Bertindak sebagai General Agent dan Handling Agent bagi kapal - kapal tanker milik PT. Pertamina yang disewakan.

Pada tahun 1988, perusahaan mensepadankan perizinan dari izin bisnis yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1988 (Penataan Ulang dan Pengusaha dari Transportasi Laut) dari perusahaan Pelayaran yang spesifik di bidang Lepas Pantai menjadi Perusahaan Pelayaran dengan SIUPP No.3.XXX- 256/AL.58.

Direktorat Umum Komunikasi Kelautan dengan peraturan barunya telah mengeluarkan SIUPAL B.XV-1203/AL.58 pada tanggal 26 Maret 2002 untuk PTK. PTK diperbantukan pada aktifitas pengembangan PT. Pertamina pada tahun 1974, dimana PT Pertamina Tongkang memperoleh tambahan armada kapal sejenis supply vessel yang disepakati untuk melayani dan memenuhi eksplorasi pengeboran minyak dan gas bumi lepas pantai dan juga keperluan produksi.

Dengan selesainya program konstruksi untuk depot bahan bakar yang baru di belahan timur dan tengah wilayah Indonesia, PT. Pertamina menarik penugasan untuk pendistribusian bahan bakar, meliputi kapal - kapal dan krew. Oleh sebab itu

pada tahun 1978 , PTK tidak lagi hanya melayani PT. Pertamina akan tetapi juga melayani perusahaan lainnya dan mengubah model bisnisnya menjadi perusahaan yang mencari keuntungan atau profit oriented.

Selanjutnya, PTK fokus kepada aktifitas lepas pantai yang menyediakan beberapa hal sebagai berikut :

1. Membantu eksplorasi minyak dan gas bumi di lepas pantai.

2. Menjadi Handling Agent dari penyewa kapal milik PT. Pertamina dan kapal pihak ketiga.

Mulai tanggal 29 Nopember 2011 sesuai dengan Akta No. 012 tanggal 26 Oktober 2011 Notaris Dewantari Handayani, MPA yang disetujui dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No : AHU- 58581.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 29 Nopember 2011, nama PT Pertamina Tongkang berubah menjadi PT Pertamina Trans Kontinental. Untuk dapat melaksanakan tugas - tugas diatas, perizinan dari perusahaan harus diubah menjadi perusahaan pelayaran yang spesifik di bidang lepas pantai.

4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Strategi Perusahaan.

PT. Pertamina Trans Kontinental menetapkan visi yaitu :

“MENJADI PERUSAHAAN BISNIS PELAYARAN DAN JASA MARITIM KELAS DUNIA”

PT. Pertamina Trans Kontinental menetapkan juga memiliki misi, yaitu : “MELAKSANAKAN KEGIATAN BISNIS PERKAPALAN DAN JASA

MARITIM YANG BERSTANDAR INTERNATIONAL UNTUK

MENGHASILKAN NILAI TAMBAH BAGI PERUSAHAAN DENGAN

MENGUTAMAKAN KEPUASAN PELANGGAN DAN PEMANGKU

KEPENTINGAN LAINNYA”

Misi PT. Pertamina Trans Kontinental diimplementasikan dalam tata nilai PTK, yaitu

1. Profesional : mengacu pada peningkatan kualitas

2. Integritas : konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan secara terbuka dan jujur.

3. Tanggung jawab : Kesadaran akan kewajiban.

4. Kerja sama : Saling mendukung untuk mencapai tujuan. 5. Disiplin : Taat dan Patuh terhadap nilai-nilai perusahaan.

Untuk mendukung visi dan misi, PT Pertamina Trans Kontinental menetapkan strategi yaitu:

Perusahaan memiliki komitmen yang jelas dalam program jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, memperkuat pondasi yang kokoh untuk mencapai pertumbuhan yang diinginkan berbagai kegiatan seperti replacement (pergantian) kapal, safe urgency, melaksanakan aliansi strategis dengan mitra kerja, mendorong program peremajaan terhadap replacement kapal baru yang lebih progresif untuk mendukung kegiatan lepas pantai. Untuk pengadaan armada angkutan, dilakukan dengan membeli atau berinvestasi (membangun baru) baik tipe small, GP maupun medium range.

Dalam setahun terakhir ini, PTK telah menambah 14 armada kapal dari berbagai jenis ditambah 2 kapal RIB. Rencananya tahun 2011-2012 kami akan menginventasi hampir 20-25 armada, termasuk tipe medium range karena tipe besar inilah yang mendorong untuk perkembangan PTK.

Tahun 2011 ini PTK akan mengadakan 3 hingga 6 kapal tanker ukuran medium range yang berkapasitas sekitar 35 ribu DWT karena memang kapal-kapal inilah yang bisa mendukung peningkatan revenue dan profit sehingga ke depan PTK bisa tumbuh dan berkembang lebih progresif lagi. Kapal-kapal tanker ini rencananya akan melayani kegiatan angkutan impor minyak Pertamina.

Sesuai dengan RJPP tahun 2011-2015, PTK akan menambah armada tanker dari berbagai jenis sekitar 40 armada sehingga diharapkan jumlah armada kita di tahun 2015 menjadi 60 hingga 70 armada.

PT Pertamina Trans Kontinental memiliki motto sebagai berikut:

1. Kesuksesan berdasarkan kepada perbaikan secara terus menerus mulai dari pelayanan, produk dan anggota dalam bidang kesehatan, keamanan dan suasana lingkungan kerja.

2. Karyawan adalah kekuatan perusahaan. Mereka menyediakan bahan dasar dan

Dokumen terkait