• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.2 Penelitian Terdahulu

Sepanjang yang peneliti ketahui, penelitian tentang “pengaruh etika moralitas dan budaya malu terhadap profesionalisme pegawai pemerintahan di kecamatan pakuhaji kabupaten tangerang” belum pernah

dilakukan. Namun terdapat beberapa karya ilmiah yang berkaitan membahas masalah yang menyangkut masalah tersebut yang memiliki kemiripan pada penelitian ini yaitu bersumber dari:

1. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS Vol. 2 No. 2 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN yang ditulis oleh Tobirin 2008 berjudul “Penerapan Etika Moralitas dan Budaya Malu Dalam Mewujudkan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Yang Profesional”.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan pengkajian dengan menerapkan etika moralitas dan budaya malu sebagai perwujudan dari profesionalisme aparatur pemerintah, teori yang digunakannya adalah pertama, Bertens (2000) etika adalah sebagai nilai-nilai moral dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Kedua Fernanda (2003) istilah etika dalam bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos” yang artinya kebiasaan atau watak. Selanjutnya etika berasal dari bahasa prancis: etiquette atau biasa diucapkan dalam bahasa Indonesia dengan kata etiket yang berarti juga kebiasaan atau cara bergaul, berprilaku yang baik.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan hasil penelitiannya adalah budaya malu menjadi salah satu alternatif penting untuk meningkatkan karakter PNS yang

berorientasi kepada civil servant bukan sebaliknya dan agar etika lebih dihayati dan diamalkan ketimbang hanya dijadikan sebagai slogan.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan tema skripsi peneliti saat ini yaitu sama-sama meneliti tentang etika moralitas, budaya malu dan profesionalisme aparatur pemerintah, perbedaannya dengan tema skripsi peneliti adalah kalau dalam jurnal ini berisi tentang perwujudan etika moralitas dan budaya malu sebagai tolak ukur kinerja pegawai pemerintah, sedangkan kalau dalam skripsi ini adalah mengukur profesionalisme aparatur pemerintah dengan menggunakan aspek etika moralitas juga dengan budaya malu.

Kritik yang terdapat pada jurnal ini adalah dalam melakukan proses rekruitmen diperlukan adanya sistem yang mengandalkan profesionalisme, karakter pemimpin yang memegang prinsip dan menganut budaya malu sebagai upaya pengungkit terciptanya budaya kerja yang lebih berorientasi pada akuntabilitas dan transparansi.

2. Tesis yang ditulis oleh Sulistya 2008 dengan judul “Profesionalisme Aparatur Pemerintah (studi kasus responsifitas dan inovasi aparatur di Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang).” Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian profesionalisme aparatur pemerintah dalam rangka pelaksanaan

tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori Siagian (2000), menurut siagian profesionalisme diukur dari segi kecepatannya dalam menjalankan fungsi dan mengacu kepada prosedur yang telah disederhanakan. Menurut teori ini konsep profesionalisme dalam diri aparatur pemerintah dapat dilihat dari segi kreatifitas (creativity), inovasi (innovasi) dan responsifitas (responsivity).

Metode yang digunakan dalam tesis ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, sedangkan hasil penelitiannya adalah yang berpengaruh besar terhadap profesionalisme aparatur dilihat dari responsitas dan inovasi aparatur pemerintah di Kecamatan Sumber yaitu budaya organisasi yang tumbuh dan senantiasa berkembang. Budaya tersebut adalah budaya formalism, dimana aparatur pemerintah cenderung bekerja sesuai aturan-aturan formal yang telah ditentukan sebelumnya, adat kebiasaan yang turun temurun selalu dilakukan oleh aparatur-aparatur sebelumnya dan juga mereka selalu berpedoman prosedural yang berlaku.

Persamaan tesis ini dengan tema penelitian peneliti yaitu sama–sama meneliti tentang profesionalisme aparatur pemerintah, sedangkan perbedaannya adalah kalau tesis ini mengkaji profesionalisme dilihat dari aspek responsifitas dan inovasi,

sedangkan kalau tema skripsi peneliti adalah profesionalisme dilihat dari aspek etika moralitas dan budaya maalu.

Kritik yang terdapat pada tesis ini yaitu perlu adanya sosialisasi yang mendalam dari pemerintah dan penanaman kembali nilai-nilai, bila memang diperlukan mesti mendefinisikan ulang visi dan misi organisasi.

3. E-Journal Pemerintahan Integratif Vol 1 No 2 yang ditulis oleh Christian 2013 yang berjudul “Profesionalisme Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Malinau.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalisme aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya yang menyangkut persoalan perizinan. Teori yang digunakannya adalah teori Siagian (2005), menurut Siagian profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehinngga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang cepat, cermat dengan prosedur yang mudah dipahami oleh pelanggan/masyarakat, kemudian teori Pasolong (2007) pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktifitas seseorang, sekelompok, organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, dengan hasil penelitiannya adalah

profesionalisme aparatur pemerintah dalam memberikan layanan khususnya IMB sering tidak tercapai dengan maksimal Sehingga dibutuhkan respon yang nyata, pemecahan dan solusi untuk setiap persoalan, ini bertujuan agar pelayanan yang diberikan nantinya dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku penerima pelayanan itu sendiri.

Persamaannya dengan tema skripsi peneliti adalah Sama-sama meneliti tentang profesionalisme, sedangkan perbedaannya adalah kalau dalam e-journal ini profesionalisme dilihat dari aspek pelayanan izin mendirikan bangunan, sedangkan dalam skripsi peneliti profesionalisme dilihat dari aspek etika moralitas dan budaya malu.

Kritiknya yang terdapat pada penelitian ini adalah dibutuhkanya SDM yang mampu untuk memberikan pelayanan dengan baik terutama bila menggunakan IT, diperlukan koordinasi yang terus menerus, sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan rekomendasi, perlu adanya sosialisi mengenai pelayanan perizinan mendirikan bangunan, serta sarana dan prasarana yang kurang juga belum memadai agar dilengkapi sehingga tidak menghambat dalam proses pelayanan nantinya

Dengan melihat beberapa kajian terdahulu di atas peneliti sangat tertarik untuk mengadopsi penelitian tersebut guna penelitian lebih lanjut tentang pengaruh etika moralitas dan budaya

malu terhadap profesionalisme aparatur pemerintah di Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang.

Dokumen terkait