• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nurhayati (1999) melakukan penelitan mengenai studi jaringan distribusi komoditas sayuran produk Cipanas. Studi jaringan yang dibahas meliputi potensi pasar, merencanakan jaringan distribusi

Representasi solusi ke dalam kromosom

Evaluasi (Evaluation) Inisialisasi (Initialitation)

Mutasi (Mutation) Seleksi (Selection)

Evaluasi (Evaluation) Penyilangan (Crossover)

Perbaikan (Repair)

Penggantian (Replacement)

Selesai Mulai

Selesai (Terminate)?

12  komoditas sayuran yang potensial secara efisien dan menentukan lokasi gudang serta analisis biaya transportasi.

Penelitian mengenai analisis efisiensi rantai pasokan komoditas bawang merah pada studi kasus di Kotamadya Bogor dilakukan oleh Novianti (2007). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan rantai pasokan bawang merah di Bogor dan mengefisiensikan rantai pasokan tersebut. Secara umum pola rantai pasokan bawang merah di Kota Bogor dimulai dari pengirim dari luar daerah dan grosir pasar induk Cibitung yang menyediakan bawang merah untuk kemudian disalurkan ke pedagang besar di pasar induk Kemang dan Pasar Baru Bogor. Pedagang pengencer yang berada di pasar-pasar tradisional di Kota Bogor membeli bawang merah dari pedagang besar dan menjual kembali ke konsumen rumah tangga. Industri-industri pengolahan yang menggunakan bawang merah sebagai bahan bakunya mendapatkan komoditas tersebut dari pedagang besar di pasar induk Kemang.

Hani (2007) melakukan penelitian mengenai analisis rantai pasokan buah kelapa di Bogor.

Anggota primer yang terlibat adalah Pedagang Antar Wilayah (PAW), pedagang besar, pedagang eceran dan konsumen yang termasuk industri. Anggota sekundernya yaitu lembaga jasa trasnportasi, pedagang kemasan, pedagang mesin pemarut dan pemeras santan serta penyedia bahan bakar mesin tersebut. PAW memasok kelapa dari tiga wilayah yaitu Banten, Tasikmalaya-Ciamis, dan Lampung yang kemudian dipasarkan ke pedagang besar di pasar Baru Bogor, pasar Kebon Kembang, pasar Sukasari, pasar Merdeka, dan pasar Jambu Dua. Kelapa diangkut dengan menggunakan truk-truk sampai ke pedagang besar, ada yang langsung dijual dan ada pula yang menjual kepada pengecer dalam satu pasar maupun berlainan pasar.

Optimasi model rantai pasokan agroindustri Cocodiesel dengan menggunakan algoritma genetika (Andria 2007). Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan biaya yang dihasilkan pada sistem rantai pasokan produk tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan beberapa kasus rantai pasokan yang selanjutnya dicari solusinya yang minimum pada suatu generasi yang menggambarkan biaya yang seminimal mungkin.

Feifi (2008) melakukan penelitian mengenai kajian rantai pasokan pada produk dan komoditas kedelai Edamame. Penelitian yang dilakukan di PT Saung Mirwan ini bertujuan untuk melakukan kajian mekanisme rantai pasok produk dan komoditas kedelai Edamame, menganalisis nilai tambah setiap anggota rantai pasok, menganalisis kinerja manajemen rantai pasok, serta memberikan strategi peningkatan kinerja mitra tani dan manajemen rantai pasok. Pola aliran rantai pasok dimulai dari petani sebagai produsen Edamame, kemudian komoditas dikirim ke perusahaan untuk dikemas.

Selajutnya produk yang sudah jadi didistribusikan ke konsumen.

Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, posisi mitra tani sebagai pemasok utama ke PT Saung Mirwan berada pada kuadran III, dimana mitra tani harus mengubah strategi untuk meningkatkan kinerja. Kualitas Edamame dan keahlian petani sudah sangat baik, hanya saja perlu mengatasi kelemahan yang ada, diantaranya kendala waktu dan distribusi. Oleh karena itu, diperlukan pemanfaatan peluang untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen dengan tepat waktu dan biaya yang seminimal mungkin.

Syafi (2009) melakukan penelitian mengenai peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan bunga krisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model rantai pasokan bunga krisan, mengidentifikasi hambatan pada pengembangan rantai pasokan bunga krisan, serta memberikan usulan praktek terbaik pada penerapan manajemen pasokan tersebut di lapangan, merancang dan merekomendasikan usulan peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan bunga krisan.

Hasil pengkajian fenomena model rantai pasokan bunga krisan di lingkungan petani dan perusahaan, tedapat kecenderungan bahwa struktur model rantai pasokannya dipengaruhi oleh kualitas bunga yang diperdagangkan. Perbedaan kualitas bunga tersebut mendorong timbulnya segmen-segmen pasar tertentu bagi masing-masing model rantai pasokan. Hal tersebut tentu merupakan modal yang baik untuk mewujudkan rantai pasokan yang efisien namun demikian dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak hambatan dan kendala.

Beberapa hambatan yang teridentifikasi yaitu pembiayaan kepada petani yang tidak lancar, biaya transportasi yang tinggi, arus informasi yang tidak lancar, kerjasama antar pelaku yang masih kurang, ketidakpastian pasokan, dan birokrasi yang sulit. Selain menyebabkan pengembangan rantai pasokan yang terhambat, juga menyebabkan mekanisme rantai pasokannya menjadi tidak lancar.

Untuk itu, dirumuskan beberapa rekomendasi yang diharapkan mampu memecahkan masalah yang ada. Rekomendasi-rekomendasi tersebut meliputi kolaborasi antar anggota rantai pasokan, optimalisasi peran kelembagaan, revitalisasi sistem pelelangan bunga, peningkatan performa

komponen rantai pasokan, pengembangan sistem informasi, dan peningkatan kinerja internal rantai pasokan perusahaan.

Analisis peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan di PT Saung Mirwan, teridentifikasi beberapa inefisiensi yang terjadi baik itu pada aliran material (material flow) maupun aliran informasi dan kerja (work and information flow). Inefisiensi-inefisiensi tersebut meliputi perencanaan penjualan yang lemah, manajemen supplier yang lemah, ketidakpastian informasi, dan distribusi yang tidak optimal. Untuk mengatasi itu, maka dirumuskan beberapa praktek terbaik (best practice) yang dapat diterapkan agar mampu meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan perusahaan dan mengeliminasi inefisiensi-inefisiensi tersebut. Best practice tersebut meliputi kolaborasi planning, membangun kemitraan (partnership), menerapkan manajemen transportasi, mengembangkan Enterprise Information System, menerapkan Customer Relationship Management, dan membuat divisi kemitraan.

Penerapan best practice tersebut dapat meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan PT Saung Mirwan. Peningkatan ini dapat dilihat pada performa reliabilitas rantai pasokan, responsivitas rantai pasokan, dan fleksibilitas rantai pasokannya yang meliputi peningkatan metrik pemenuhan pesanan sempurna sebesar 45%, metrik waktu fleksibilitas rantai pasok atas lebih cepat empat hari, dan metrik penyesuaian rantai pasok atas yang mencapai 70%.

Mayangsari (2009) melakukan penelitian mengenai kajian jaringan transportasi multimoda manajemen rantai pasokan produk tomat dan paprika di Jawa Barat. Anggota primer rantai pasokan komoditas tomat dan paprika terdiri atas petani (mitra tani dan mitra beli), perusahaan hortikultura dan pelanggan (retailer, hotel dan restoran) sedangkan anggota sekundernya terdiri atas berbagai elemen yang menyediakan barang-barang pendukung untuk kegiatan produksi seperti penyedia kemasan, bibit, label, dan pupuk.

Aliran rantai pasokan tomat dan paprika dibedakan menjadi aliran rantai pasok di pasar tradisional dan modern. Pada aliran rantai pasok tradisional, petani masih belum mendapatkan keuntungan yang layak untuk hasil panennya sedangkan di pasar modern, petani cukup mendapatkan keuntungan karena untuk proses produksi dibantu oleh perusahaan mitra dan hasil produksi dibeli langsung oleh perusahaan. Beberapa resiko yang terjadi dalam transportasi adalah produk susut karena belum adanya kendaraan berpendingin, penanganan di area loading yang tidak benar, belum digunakannya kemasan yang sesuai dengan produk dan penumpukan produk yang salah. Beberapa hal tersebut akan mengakibatkan produk dalam transportasi mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Penelitian menghasilkan program optimasi transportasi dengan menggunakan algoritma genetika cukup efisien dalam menemukan solusi minimum dari pemilihan rantai pasok sayuran.

Penelitian ini mengkaji jaringan transportasi dalam manajemen rantai pasokan bunga krisan, studi kasus di PT. Saung Mirwan, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme rantai pasok produk krisan yang dihasilkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam distribusi bunga krisan serta memilih dan merekomendasikan jenis transportasi dalam distribusi bunga krisan sesuai dengan jumlah permintaan dan kapasitas armada yang dimiliki serta minimisasi biaya pengiriman. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Mayangsari adalah fokus pada kajian transportasi manajemen rantai pasokan produk hortikultura dan menggunakan teknik optimasi algorithm genetic untuk meminimisasi biaya pengiriman. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Mayangsari terdapat pada cara pengkajian transportasi rantai pasokan produk dan unsur biaya transportasi atau biaya pengiriman produk. Pada penelitian Mayangsari, pengkajian transportasi rantai pasokan produk dilakukan pada wilayah Jawa Barat menggunakan semua moda transportasi yang ada seperti motor, box berpendingin, pick up dan truk sedangkan pada penelitian ini karena studi kasus dalam suatu perusahaan maka hanya menggunakan jumlah dan moda transportasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Mayangsari dalam penelitiannya menghitung biaya transportasi berdasarkan biaya operasional kendaraan, biaya bahan bakar, dan biaya kerusakan produk. Sedangkan pada penelitian ini biaya transportasi bersumber dari biaya operasional dan biaya kerusakan produk. Hal ini dilakukan karena pada perusahaan biaya bahan bakar telah mencakup di dalam biaya operasional kendaraan.

14 

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait