BAB I PENDAHULUAN
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini sangat penting sekali guna menemukan titik
perbedaan maupun persamaan dengan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Selain itu, penelitian terdahulu juga berguna sekali sebagai sebuah
perbandingan sekaligus landasan dalam penelitian itu.
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil adalah tesis yang
berjudul “Pelaksanaan Putusan Perceraian Atas Nafkah Istri dan Anak Dalam Praktik di Pengadilan Agama Semarang” oleh Ani Sri Duriyati dengan NIM.
B4B007015, Tahun 2009, Mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan,
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah dengan
menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan analisis normatif
kualitatif. Rumusan masalah yang ada pada penelitian adalah:19
18 Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Kamus…. Hal. 185.
19 Ani Sri Duriyati. 2009. Pelaksanaan Putusan Perceraian Atas Nafkah Istri dan Anak Dalam
1. Bagaimana pelaksanaan putusan perceraian atas nafkah istri dan anak di
Pengadilan Agama Semarang?
2. Bagaimana penyelesaiannya jika putusan tersebut tidak dilaksanakan?
Setelah peneliti pembaca penelitian yang dilakukan oleh Ani, persamaan
dengan penelitian yang peneliti teliti adalah terletak pada sama-sama menyangkut
masalah nafkah masa atau pasca perceraian, akan tetapi nafkah yang diteliti pada
tesis ini lebih pada pelaksanaan putusan nafkah istri dan anak di PA Semarang.
Sedangkan penelitian yang diteliti oleh peneliti sendiri lebih pada nafkah yang
dikhususkan pada istri akibat perceraian. Di mana dengan adanya perceraian, sang
suami masih mempunyai tanggung jawab menafkahi istrinya. Selain itu, letak
perbedaan ada pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang dilakukan Ani di
Pengadilan Agama Semarang, sedangkan lokasi penelitian yang peneliti teliti pada
PA Kota Malang dan PA Kabupaten Malang. Penelitian oleh Ani pada
pelaksanaan putusan, hal ini berarti akhir dari persidangan yang telah
menghasilkan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde).
Sedangkan pada penelitian peneliti sendiri pada pandangan hakim, di mana
pandangan hakim yaitu cara bagaimana hakim memutuskan dalam hal penentuan
nafkah akibat perceraian.
Peneliti juga mengambil penelitian terdahulu dari tesis dengan judul
“Kewajiban Orang Tua Laki-Laki (Ayah) Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah Terjadinya Perceraian: Kajian Putusan Pengadilan Agama Semarang” oleh Nizam,
Universitas Diponegoro Semarang. Rumusan masalah yang ada ada penelitian
adalah:20
1. Bagaimana kewajiban hukum orang tua laki-laki (ayah) atas biaya nafkah
anak sah setelah terjadi perceraian?
2. Bagaimana sikap dan pandangan Pengadilan Agama Semarang dalam
menentukan kewajiban orang tua laki-laki (ayah) membiayai nafkah anak sah
apabila terjadi penyimpangan?
3. Apa yang menjadi faktor-faktor penyebab tidak dilaksanakannya putusan
Pengadilan Agama Semarang yang menghukum orang tua laki-laki (ayah)
untuk membiayai nafkah anak sah setelah terjadinya perceraian?
4. Upaya apa yang harus ditempuh oleh ibu agar orang tua laki-laki (ayah)
melaksanakan kewajibannya dalam membiayai hidup anaknya setelah terjadi
perceraian?
Jenis penelitian yang telah digunakan yaitu yuridis empiris. Ditinjau dari
segi sifatnya maka penelitian ini masuk dalam kategori penelitian deskriptif
analitis. Paradigma yang digunakan adalah paradigma interpretatif dan pendekatan
kualitatif.
Setelah peneliti pembaca penelitian yang dilakukan oleh Nizam tersebut,
persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti adalah terletak pada sama-sama
menyangkut masalah nafkah setelah perceraian. Adapun perbedaannya, pada
penelitian Nizam nafkah yang dimaksud adalah nafkah untuk anak dari perceraian
orang tuanya. Selain itu, penelitian yang dilakukan Nizam mengambil putusan
yang ada pada Pengadilan Agama Semarang tanpa wawancara dengan hakim yang
20 Nizam. 2005. Kewajiban Orang Tua Laki-Laki (Ayah) Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah
Terjadinya Perceraian: Kajian Putusan Pengadilan Agama Semarang: Tesis. Semarang:
di pengadilan tersebut. Sedangkan yang peneliti teliti yaitu pada nafkah terhadap
istri setelah perceraian seperti nafkah ‘iddah, nafkah mut’ah atau nafkah yang
lainnya. Selain itu, penelitian yang meneliti teliti lebih spesifik pada pandangan
hakim di mana di sini peneliti mewawancarai hakim mengenai penentuan nafkah
akibat perceraian. Perbedaan juga terletak pada tempat penelitian, di mana
penelitian Nizam di PA Semarang, sedangkan PA tempat peneliti penelitian yaitu
studi kasus di PA Kota Malang dengan PA Kabupaten Malang.
Penelitian terdahulu yang ketiga peneliti ambil dari disertasi Dakwatul
Chairah, mahasiswa Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Surabaya tahun
2011, Program Studi Ilmu Keislaman. Judul disertasi “Hak Mut‟ah dan Harta Bersama Bagi Perempuan Pasca Cerai Menurut Pandangan Nyai di Pondok
Pesantren Jawa Timur”. Rumusan masalah pada penelitian Dakwatul Chairah yaitu:21
1. Apa konsep mut’ah, hadhanah, harta bersama perempuan pasca cerai menurut
Nyai jawa timur?
2. Bagaimana cara menemukan pengetahuan tentang mut’ah, hadhanah, harta
bersama bagi perempuan pasca cerai dalam pandangan Nyai?
3. Bagaimana kesesuaian pandangan Nyai jawa timur dengan pendapat fuqoha
dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan atau
Kompilasi Hukum Islam?
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep dan bagaimana cara
menemukan pengetahuan mengenai mut’ah, hadanah, dan harta bersama
perempuan pasca cerai menurut Nyai pada pondok pesantren jawa timur serta
21 Dakwatul Chairah. 2011. Hak Mut’ah dan Harta Bersama Bagi Perempuan Pasca Cerai
Menurut Pandangan Nyai di Pondok Pesantren Jawa Timur: Desertasi. Surabaya: IAIN Sunan
kesesuaian pendapat tersebut dengan pendapat fuqoha, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan serta Kompilasi Hukum Islam dengan jenis
penelitian kualitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Chairah, persamaan dengan penelitian
yang peneliti teliti adalah terletak pada sama-sama menyangkut masalah hak
perempuan masa atau pasca perceraian, akan tetapi hak perempuan pada
penelitian Chairah terfokus pada hak mut’ah saja. Sedangkan penelitian yang
diteliti oleh peneliti sendiri masalah hak perempuan masa atau pasca perceraian,
di mana perempuan pasa masa tersebut mendapatkan hak berupa nafkah
diantaranya nafkah mut’ah, „iddah, dan mâḍiyah.
Selain itu, letak perbedaan juga pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian
yang dilakukan Chairah mengambil pandangan Nyai pada pondok pesantren di
Jawa Timur. Pada penelitian peneliti yaitu pada pandangan hakim dalam
memutuskan masalah penentuan nafkah akibat perceraian di mana hakim yang
16
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaaan
1. Ani Sri Duriyati,
Program Studi Magister Kenotariatan
Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2009.
Pelaksanaan Putusan
Perceraian Atas Nafkah Istri dan Anak dalam Praktik di Pengadilan Agama Semarang.
1. Menyangkut masalah nafkah masa atau pasca perceraian. 2. Nafkah istri setelah
perceraian.
3. Penelitian kualitatif.
1. Nafkah yang diteliti oleh Ani lebih pada pelaksanaan putusan, sedangkan pada penelitian ini yaitu
mengenai bagaimana
pandangan serta langkah hukum hakim dalam hal penentuan nafkah.
2. Penelitian Ani, nafkah pada istri dan anak. Penelitian peneliti sendiri hanya fokus pada nafkah istri.
3. Locus penelitian. Penelitian Ani di Pengadilan Agama
17 penelitian peneliti di Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Kabupaten Malang.
2. Nizam, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang tahun 2005.
Kewajiban Orang Tua Laki-laki (Ayah) atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah Terjadinya Perceraian.
1. Berhubungan masalah
nafkah setelah perceraian. 2. Dari aspek penggalian data
termasuk kualitatif.
3. Dari segi sifat termasuk deskriptif analitis.
4. Pendekatan penelitian, yuridis empiris.
1. Penelitian Nizam yaitu nafkah anak dari perceraian orang tuanya, sedangkan penelitian peneliti nafkah dari suami untuk mantan istrinya.
2. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi
yaitu mengumpulkan
putusan tanpa wawancara,
sedangkan penelitian
peneliti dengan
menggunakan wawancara dan dokumentasi.
3. Pada tempat penelitian.
18
Pengadilan Agama
Semarang, sedangkan
penelitian peneliti di Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama Kabupaten Malang. 3. Dakwatul
Chairah,Program Studi Ilmu Keislaman Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surabaya tahun 2011.
Hak Mut‟ah dan Harta Bersama Bagi Perempuan
Pasca Cerai Menurut
Pandangan Nyai di Pondok Pesantren Jawa Timur.
1. Menyangkut masalah hak perempuan masa atau pasca perceraian.
2. Dari aspek penggalian data termasuk kualitatif.
3. Pendekatan penelitian, yuridis empiris.
1. Hak perempuan yang dimaksud dalam penelitian Chairah yaitu hak mut’ah dan harta bersama. Pada penelitian peneliti sendiri yaitu hak perempuan akibat perceraian seperti hak
mut’ah, mâḍiyah , dan
„iddah.
2. Lokasi penelitian. Penelitian Chairah pada Nyai di pondok-pondok pesantren di Jawa Timur. Penelitian peneliti di Pengadilan
19 Agama Kota Malang dan
Pengadilan Agama
Kabupaten Malang.
3. Perbedaan juga pada informan. Informan pada penelitian peneliti yaitu hakim-hakim yang ada di Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Informan pada penelitian Chairah yaitu nyai-nyai di pondok pesantren Jawa Timur.