• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sebagai penguat dan pendukung dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu bahwa penelitian ini urgen dilakukan serta menjadi pendukung, penguat, dan jalan bagi penelitian. Setelah dilakukan beberapa kajian, dapat disimpulkan bahwa perhatian para peneliti terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan poligami menurut Muhammad Syahrur terbilang besar, hal ini terkait dari sekian hasil yang ada, namun dapat dikatan belum ada penelitian yang mencurahkan perhatiannya terhadap perlindungan anak dalam perkawinan poligami menurut Muhammad Syahrur perspektif Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa belum ada penelitian yang mengkaji tentang masalah ini. Di antara beberapa karya yang mengkaji tentang permasalahan terkait adalah:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Suhaimi dengan judul “Studi Komparatif tentang Pendapat Anggota MUI Kota Malang terhadap Pemikiran Muhammad Syahrur Mengenai Poligini”. Fokus penelitiannya adalah mengkomparasikan pendapat anggota MUI dan Muhammad Syahrur mengenai poligami. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para anggota MUI tidak sepakat dengan

pendapat Syahrur yang menyatakan bahwa istri kedua, ketiga dan keempat dalam poligini haruslah janda dan memiliki anak yatim.28

2) Penelitian yang dilakukan oleh Ummu ‘Athiyah dengan judul “Studi Komparatif tentang Syarat Istri Kedua menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam”. Fokus penelitiannya adalah mengkomparasikan mengenai syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan KHI. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa syarat dibolehkannya poligami menurut Syahrur ada tiga. Pertama, batas maksimal perempuan yang dinikahi dalam waktu bersamaan adalah empat. Kedua, istri kedua, ketiga dan keempat harus seorang janda cerai mati atau hilang yang memiliki anak yatim. Ketiga, adil. Sedangkan di dalam KHI syarat tersebut ada pada istri pertama yakni tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, cacat badan atau mempunyai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat melahirkan keturunan.29 3) Penelitian yang dilakukan oleh Hasyim Asyari Fatin yang berjudul

“Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Keluarga Poligami di Kecamatan Kanigaran-Probolinggo”. Fokus penelitiannya adalah pengimplementasian Undang-undang Perlindungan Anak dalam keluarga poligami di daerah yang

28Suhaimi 08210021, Studi Komparatif tentang Pendapat Anggota MUI Kota Malang terhadap Pemikiran Muhammad Syahrur Mengenai Poligini, Skripsi Sarjana (Malang: fakultas Syariah UIN Malang, 2003).

29Ummu ‘Athiyah 06210012, Studi Komparatif tentang Syarat Istri Kedua menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam, Skripsi Sarjana (Malang: fakultas Syariah UIN Malang, 2010).

diteliti. Penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris (sosiologis). Hasil penelitiannya adalah pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak dalam keluarga berdasarkan pandangan dari para informan berlangsung hingga seorang anak melangsungkan pernikahan. Sedangkan mengenai faktor penghambatnya: pertama, maraknya praktek poligami yang tidak mengikuti aturan main undang-undang; kedua, kurangnya sosialisasi mengenai undang-undang perkawinan. Adapun upaya penanggulangannya adalah perlunya memberikan penyadaran kepada masyarakat dan sosialisasi yang intens terhadap aturan-aturan perkawinan maupun tentang perlindungan anak.30

4) Penelitian yang dilakukan oleh Endang Setya Rini SH., yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Keluarga Poligami ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 di Kabupaten Wonosobo”. Fokus penelitiannya mengenai perlindungan anak dalam keluarga poligami jika ditinjau dari undang-undang perkawinan di daerah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitiannya adalah pelindungan hukum terhadap anak belum terlaksana sebagaimana mestinya, faktor penghambat yang terjadi adalah kesulitan memenuhi biaya hidup dan biaya pendidikan anak, alternatif penanggulangannya terpaksa mencari pekerjaan tambahan baik oleh si suami, para isteri dan anak-anak yang sudah mampu bekerja untuk membantu orang tuanya sesudah pulang dari sekolah, termasuk juga si

30Hasyim Asyari Fatin 06210091, “Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Keluarga Poligami di Kecamatan Kanigaran-Probolinggo”, Skripsi Sarjana (Malang: fakultas Syariah UIN Malang, 2013).

ayah berusaha bertindak bijaksana dan memberi kasih sayang kepada isteri-isteri dan anak-anaknya.31

5) Penelitian yang dilakukan oleh Ismail dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Anak dalam Perkawinan Kedua: Pandangan Hakim PA Kabupaten Malang dan Aktivis Gender Kota Malang (Studi Kasus No: 6445/Pdt.G/2013/PA. Kab. Malang)”. Fokus penelitiannya adalah mengemukakan pendapat hakim dan aktivis gender mengenai perlindungan anak dalam keluarga poligami. Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitiannya adalah perlindungan anak dalam perkawinan kedua menurut hakim PA tidak dapat dikabulkan dengan pertimbangan bahwa perkawinan kedua yang dilakukan secara poligami, tidak memenuhi syarat alternatif dan kumulatif sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 dan 5 UU No. 1 Tahun 1974. Sedangkan aktivis gender berpandangan bahwa hak anak-anak dalam perkawinan seperti apapun harus tetap dilindungi. Mengingat anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, tidak absah bila anak menanggung beban akibat perkawinan orang tuanya yang bermasalah.32

Dari penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui persamaan dan perbedaannya, yaitu:

31Endang Setya Rini SH., B4B 003 082, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Keluarga Poligami Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 di Kabupaten Wonosobo, Tesis Magister (Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2006).

32Ismail 10210109, Perlindungan Hukum Bagi Anak dalam Perkawinan Kedua: Pandangan Hakim PA Kabupaten Malang dan Aktivis Gender Kota Malang (Studi Kasus No: 6445/Pdt.G/2013/PA. Kab. Malang), Skripsi Sarjana (Malang: fakultas Syariah UIN Malang, 2014).

Penelitian Sekarang Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan Perlindungan Anak dalam Perkawinan Poligami menurut Muhammad Syahrur Perspektif Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Studi Komparatif tentang Pendapat Anggota MUI Kota Malang terhadap Pemikiran Muhammad Syahrur Mengenai Poligini mengkaji tentang pemikiran Syahrur tentang poligami/poligini peneliti mengkomparasikan pendapat MUI dan Muhammad Syahrur mengenai poligini

Studi Komparatif tentang Syarat Istri Kedua menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam mengkaji tentang pemikiran Muhammad Syahrur tentang poligami peneliti mengkomparasikan pendapat Syahrur dan KHI Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Keluarga Poligami di Kecamatan Kanigaran-Probolinggo membahas perlindungan anak dalam masalah poligami penelitian terdahulu tidak menggunakan pemikiran Syahrur, dan penelitiannya bersifat empiris Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Keluarga Poligami Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Di Kabupaten Wonosobo membahas perlindungan anak dalam masalah poligami dalam penelitian terdahulu, peneliti menggunakan UU Perkawinan sebagai pisau analisis dan penelitiannya bersifat empiris Perlindungan Hukum

Bagi Anak dalam Perkawinan Kedua: Pandangan Hakim PA Kabupaten

membahas perlindungan anak dalam kasus poligami

beda objek dan jenis penelitian

Malang dan Aktivis Gender Kota Malang (Studi Kasus No: 6445/Pdt.G/2013/PA. Kab. Malang)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian yang mengkaji tentang perlindungan anak dalam perkawinan poligami menurut Muhammad Syahrur perspektif Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dokumen terkait