IMPLEMENTASI SIRAH NABAWIYAH SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER JUJUR DAN SABAR
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD (menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas). Ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, di antaranya: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), kelompok bermain (3-6 tahun), dan sekolah dasar kelas awal (6-8 tahun).36
Agar pembentukan sabar dan jujur dapat tergambar oleh anak maka diperlukan sosok yang bisa mereka jadikan sebagai figur, maka kajian ini menjadikan sirah nabawiyah sebagai sarana untuk membentuk karakter siswa. Kata ُحَشٍَّْغٌا dalam bahasa artinya adalah خُّّٕغٌا, berkata seorang penyair:
بَُ٘شٍِْغٌَ َِْٓ ًخَُّٕع ٍضاَس ُيََّٚأَف بََٙرْشِع َذْٔأ ِخَُّّٕع ِِْٓ َْٓػَضْغَر َلاَف
37
―Jangan kamu bersedih terhadap sunnah yang kamu lalui – keridhoan pertama sunnah bagi yang melaluinya.‖
Untuk meluruskan persepsi tentang sirah Nabi saw diperlukan satu pengertian apa makna sirah. Yang dimaksud dengan sirah Nabi Muhammad saw disini adalah kumpulan berita-berita yang diriwayatkan atau dikisahkan tentang kehidupan Rasulullah saw yang meliputi nasab, kelahiran dan keadaan yang menyertaainya, dan sebagainya.38
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
36 Dikutip dari website
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini#cite_note-1, diakses pada tanggal 29 Agsustus, 15.05
37 Ibnu Mandzur, Lisan Al-‗Arab, Maddah Sin, t.tp. Daar Lisan Al-‗Arab, Baerut
38 Hepi Andi Bastoni, Umrah Sambil Belajar Sirah, Jakarta: Pustaka al-Bustan, 2016, hal 136
Sejauh ini penulis belum menemukan penelitian yang membahas pembentukan karakter sabar dan jujur anak usia dini melalui sirah nabawiyah jika di tinjau dari sudut pandang al-Qur‘an. Akan tetapi, sudah ada penelitian terkait pendidikan karakter anak baik melalui cerita dongeng, melalui musik, dan masih banyak lagi metode mengembangkan karakter anak yang telah dijadikan referensi oleh penulis dalam menjelaskan perubahan karakter anak melalui sirah nabawiyah.
Diantara penelitian terdahulu:
1. Judul : Penerapan Pendidikan Karakter di TK Negri 1 Maret Playen Gunungkindul Yogyakarta, 2013
Oleh :Ristyanti Nugraheni
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendidikan karakter di TK Negeri 1 Maret dapat disimpulkan bahwa proses penerapan pendidikan karakter di TK Negeri 1 Maret Playen Gunungkidul Yogyakarta dilakukan melalui tiga proses yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Perencanaan dalam proses penerapan pendidikan karakter dimulai dengan memasukkan muatan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah, kemudian dalam Program semester, RKM dan RKH. Untuk proses pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran serta pembiasaan-pembiasaan. Sedangkan untuk penilaian dalam proses penerapan pendidikan karakter terintegrasi dalam penilaian pembelajaran dan penilaian spontan yang dilakukan oleh pendidik.
2. penelitian lain Amin pada tahin 2012 dengan judul "Penerapan Kebijakan pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Belajar siswa di SDN Babarsari Depok Sleman Yogyakarta‖, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan di sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Babarsari yaitu pada awal dan akhir kegiatan belajar mengajar selalu berdoa, adanya pre test atau tanya jawab yang diberikan di awal pertemuan dan memberikan tugas/PR di akhir pelajaran, menumbuhkan sikap kedisiplinan di dalam kelas, setiap seminggu sekali siswa belajar di laboratorium untuk mata pelajaran bahasa, IPA dan komputer. Pada hari Senin dan Selasa menggunakan bahasa Indonesia, Rabu dan Kamis berbahasa Inggris, Jumat dan Sabtu diusahakan menggunakan bahasa Jawa baik di luar kelas maupun di dalam kelas, memberikan jam tambahan pelajaran bagi siswa kelas VI dalam menghadapi UASBN. Di bidang non akademik, penerapan pendidikan karakter diterapkan pada kegiatan pramuka yang diadakan 2 Minggu sekali, kerja bakti dan gerakan penghijauan di lingkungan sekolah sebulan sekali, kebersihan kelas menjadi tanggung jawab siswa. Faktor pendukung penerapan pendidikan karakter di SDN 67 Babarsari yaitu kepala sekolah sudah paham akan
konsep pendidikan karakter, sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan belajar mengajar, peran aktif kepala sekolah dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Faktor penghambat yaitu tidak adanya pedoman yang pasti dari pemerintah atau dinas dalam penerapan pendidikan karakter, faktor lingkungan siswa, perkembangan teknologi yang disalahgunakan siswa (game online dan playstation), dan kebijakan pemerintah yang meniadakan ujian tes saat masuk sekolah dasar.
3. Penelitian Wardah Anggraini, dengan judul ― Penggunaaan Metode Uswah Hasanah Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Al-Huda Wargomulyo Kecamatan Pardasuka Kabupaten Peringsewu. Bahwa hasil penelitian tersebut penggunaan uswah hasanah dalam mengembangkan nilai-nilai moral dan agama anak usia 5-6 tahun di Ra Al-Huda Wargomulyo Peringsewu, hafalan surat pendek, hafalan kosakata bahasa arab dan do‘a - do‘a harian serta praktek shalat dhuha untuk melaksanakan kegiata ibadah berlatih puasa dan sedekah untuk melaksanakan perbuatan-perbuta baik, sopan santun dalam bersikap kepada yang lebih tua, mengucap salam dan berjabat tangan, meminta maaf jika berbuat salah. Dilihat dari beberapa kegiatan tersebut.
Penggunaan metode uswah hasanah dalam mengembangkan nilai-nilai moral dan agama anak usia 5-6 tahun di Raudhatul Athfal Al-Huda Wargomulyo Kecamatan Pardasuka Kabupaten Peringsewu sudah terencana dan terlaksanan dengan baik.
I. Metode Penelitian
1. Pemilihan Objek Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian dengan kajian pustaka yaitu penulis mengkaji literatur terkait pendidikan karakter, kitab tafsir dan litertur tentang sirah nabawiyah untuk menjelaskan relevansi sirah nabawiyah dengan pendidikan karakter.
2. Data dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yakni penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi pada subjek penelitian menghasilkan data deskriptif yang berhujung pada kesimpulan tentang penelitian ini.
Sedangkan sumber data didapatkan dari primer dan sekunder, adapun data sekunder dari buku induk seperti Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah oleh Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa oleh Anas Salahudin dan Alkrienciehie , Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan
oleh Elizabeth B. Hurlock, Sirah Nabawiyah Al-Rahiqul Makhtum oleh Sofiur Rahman Al-Mubarak Furi, Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, Fiqh Shirah oleh Ramadhan Al-Buthi. Adapun untuk buku-buku sekunder setperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Abu Daud.
3. Tehnik Input
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah:
a. Menganalisa literatur yang ada dan menjadikannya sebagai acuan dalam memberikan peryataan.
b. Observasi, yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan tentang suatu masalah, sehingga diperoleh suatu pemahaman atau pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang sesuai dengan kenyataan yang menjadi sasaran pengamatan.
c. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada kaitan dengan tujuan penelitian.
Setelah data terkumpul, penulis akan menganalis data tersebut kemudian dielaborasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab apakah ada perubahan sikap, prilaku, dan karakter objek yang diteliti setelah mendengarkan sirah nabawiyah.
4. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menghindari kesalahan data yang akan di analisis, maka keabsahan data perlu diuji dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Pengumpulan data secara terus menerus pada subyek penelitian yang sama.
b. Triangulasi kepada nara sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.