1. Styrofoam ( polystyrene )
2.3 Penelitian Terdahulu
2.3.1 A.Agung Fadhilah Putra tahun 2015 dengan judul “Karakteristik Beton Ringan Dengan Bahan Pengisi Styrofoam” berdasarkan analisis data
II - 15
xxxiv
dan pembahasan dalam penelitian tersebut diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penambahan 30% styrofoam dari volume beton dapat dikategorikan sebagai beton ringan dengan range berat volume maksimal 1900 kg/m3.
2. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh besarnya volume styrofoam dalam campuran beton. Dimana semakin besar volume styrofoam maka semakin rendah kuat tekan yang dihasilkan. Nilai kuat tekan dengan volume styrofoam 0%, 10%, 30%, dan 50% rata-rata pada umur 28 hari berturut-turut adalah 27.74 MPa, 17.76 Mpa, 13.12 MPa, dan 5.26 MPa.
3. Dari hasil uji tarik belah, diperoleh fakta bahwa semakin besar volume styrofoam maka semakin rendah kuat tarik belah yang dihasilkan dengan penurunan maksimum terhadap beton normal sebesar 62.46 % pada volume 50% styrofoam.
4. Untuk uji kuat lentur, persentase penurunan kuat lentur pada penambahan volume styrofoam 10%, 30%, dan 50% terhadap beton normal berturut-turut sebesar 18.76%, 30.83%, dan 44.54%. Sehingga semakin besar volume styrofoam yang ditambahkan pada beton, maka semakin rendah nilai kuat lentur yang dihasilkan.
5. Nilai Modulus Elastisitas menurun secara signifikan seiring dengan penambahan volume styrofoam pada campuran beton. Perbandingan antara eksperimen dan teoritis memberikan hasil yang hampir sama.
2.3.2 F. Windy Yolanda, Chrisna Djaya Mungok, Eddy Samsurizal.
Dengan judul “Studi Eksperimen Kuat Tekan Beton Menggunakan Semen Ppc Dengan Tambahan Glenium”.
II - 16
xxxv
Dari hasil penelitian dan perhitungan kuat tekan karakteristik beton umur 28 hari, beton normal tanpa additive dengan nilai kuat tekan karakteristiknya 29,66 MPa di banding dengan kuat tekan karakteristik beton dengan tambahan Glenium 0,5 liter nilai kuat tekan 42,92 MPa mengalami kenaikan persentase sebesar 44,73%, pada penggunaan Glenium 0,7 liter nilai kuat tekan karakteristiknya 27 Mpa mengalami penurunan persentase sebesar 8,97% dan pada saat penggunaan Glenium 1 liter nilai kuat tekan karakteristik 30,26 MPa mengalami kenaikan persentase sebesar 2,05%.
2.3.3 Purnawan Gunawan, Wibowo, Nurmantian Suryawan “Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus Elastisitas”.
Dari hasil penelitiaan serta analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Berat jenis dari hasil pengujian paling maksimum ada pada beton ringan foam tanpa serat. Berikut adalah 3 benda uji dengan berat jenis paling besar yaitu KTME PP 0%-3, KTB PP 0%-3, dan KTME PP 0%-1, mempunyai berat jenis berturut-turut adalah 1886,28 kg/m3, 1873,79 kg/m3, dan 1867,54 kg/m3, sehingga beton masih termasuk beton ringan karena berat jenis dibawah 1900 kg/m3.
2. Nilai kuat tekan beton ringan foam berdasarkan hasil pengujian laboratorium mengalami peningkatan paling maksimum adalah pada kadar penambahan serat polypropylene 0,75%, yaitu meningkat 27,93%
dari beton ringan foam tanpa serat. Berdasarkan analisis regresi
II - 17
xxxvi
polynomial diperoleh kadar optimum penambahan serat adalah 0,88%
dengan kuat tekan 24,31 MPa.
3. Nilai kuat tarik belah beton ringan foam berdasarkan hasil pengujian laboratorium mengalami peningkatan paling maksimum adalah pada kadar penambahan serat polypropylene 0,75%, yaitu meningkat 60,38%
dari beton ringan foam tanpa serat. Berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan serat adalah 0,89%
dengan kuat tarik belah 4,23 MPa.
4. Nilai modulus elastisitas beton ringan foam berdasarkan hasil pengujian laboratorium mengalami peningkatan paling maksimum adalah pada kadar penambahan serat polypropylene 0,75%, yaitu meningkat dari 12107,79 MPa pada beton ringan foam tanpa serat menjadi 17473,27 MPa. Berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan serat adalah 0,83% dengan kuat tekan 24538 MPa.
2.3.4 Khairul Muqtadi “Dampak Penggunaan Dan Analisa Pengaruh Styrofoam Sebagai Substitusi Pasir Dengan Bahan Tambah Plastiment-Vz Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton” Dari hasil pembahasan mengenai pengolahan data uji kuat tekan dan berat isi beton campuran styrofoam dengan zat tambah plastiment vz, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh dari substitusi styrofoam dengan bahan tambah maupun tanpa bahan tambah, untuk masing-masing mutu beton mengalami penurunan berat isi , penurunan berat isi terbesar terjadi pada beton substitusi styrofoam tanpa bahan tambah K250 75%yaitu sampai 26,49%.
II - 18
xxxvii
2. Beton normal K250 yang memiliki pencapaian terhadap karakteristik rencana, yaitu lebih dari 3,93%. Sedangkan untuk karakteristik beton normal K300 sebaliknya, hanya mempunyai pencapaian terhadap karakteristik rencana sebesar 0,96%.
3. Beton campuran styrofoam dengan penambahan plastiment vz untuk semua karakteristik yang paling tinggi pencapaiannya diantara masing-masing mutu beton adalah beton K250 25% sebesar 21,44%.
4. Mutu beton K250 untuk kedua jenis beton termasuk kedalam beton ringan, dengan berat satuan masing-masing 1707 Kg/m³ dan 1845 Kg/m³ (SNI-2847-2002).
5. Beton campuran styrofoam K350 25%, dengan bahan tambah termasuk kedalam mutu sedang menurut Puslitbang Prasarana Transportasi 2005.
Beton campuran styrofoam 25% untuk masing-masing mutu beton, termasuk kedalam beton mutu sedang dan mutu rendah I. Sedangkan untuk masing-masing beton campuran styrofoam K250, K300 dan K350 untuk variasi substitusi styrofoam lebih dari 25% secara umum termasuk kedalam mutu rendah II.
2.3.5 Hasto Utomo, Suprapto Siswosukarto, Ashar Saputra. “Penggunaan Beton Ringan Styrofoam Dengan Perkuatan Wire Mesh Untuk Panel Dinding Tebal 8 Cm” Penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah styrofoam dengan prosentase styrofoam 100% sebagai pengganti agregat kasar pada beton ringan, dan kandungan semen 300 kg/m3 yang diaplikasikan untuk pembuatan panel dinding, kemudian mencoba
II - 19
xxxviii
melakukan peningkatan kekuatan lentur secara komposit dengan memberikan perkuatan wire mesh ø 3 mm dan variasi jarak connector wire 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Pada lapisan terluar diberi plesteran dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps tebal 1,5 cm.
Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan rerata silinder beton styrofoam 0,72 MPa dan berat jenis rerata 771,24 kg/m3. Modulus elastisitas rerata beton styrofoam 91,40 MPa dan tegangan leleh (fy) wire mesh rerata 700,14 MPa dan kuat tarik rerata 779,18 MPa. Tegangan lentur maksimal rata-rata panel dinding beton styrofoam tanpa perkuatan wire mesh (P0) sebesar 0,64 MPa, tegangan lentur maksimal panel dinding beton styrofoam dengan perkuatan wire mesh ø 3 mm dan jarak connector wire 5 cm (P1-5), 10 cm (P1-10) dan 15 cm (P1-15) berturut-turut sebesar 3,01 MPa, 4,08 MPa, dan 4,15 MPa. Kapasitas lentur rerata panel dinding beton styrofoam sebesar 1,34 kNm. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa jarak connector wire tidak berpengaruh terhadap kuat lentur panel.
Dengan melihat kondisi wire mesh yang tidak mengalami kerusakan setelah pengujian dapat disimpulkan bahwa beton ringan styrofoam dan plesteran tercapai regangan runtuh beton lebih dahulu sebelum wire mesh mencapai regangan leleh.
II – 20
xxxix BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian
tidak
ya ya
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Mulai
- Pembuatan beton normal + glenium - Pembuatan beton styrofoam + glenium
Selesai Persiapan - Material - Peralatan - Tinjauan pustaka
Pengujian anggregat
• Kadar air Kadar lumpur
• Berat jenis semen
• Analisa saringan
Analisis data
kesimpulan Mix desain beton normal
f’c 20 Mpa
Pengujian kuat tekan f’c 20 Mpa
Pengujian Beton Glenium Dan Beton Styrofoam
III - 1
xl 3.2. Gambaran Umum Penulisan 3.2.1. Jenis Penulisan
Jenis penelitian yang dilakukam adalah penelitian eksperimental.
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi – kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi 3.2.2 Variabel Penelitian
1. Variabel terikat yaitu:
a. kuat tekan rencana b. Zat aditive
2. Variabel bebas yaitu:
a. Persentase styrofoam 3.2.3 Notasi sampel
Tabel 3.1 Notasi Sampel Beton styrofoam No
.
Jenis Percobaan
Komposisi Campuran Jumlah Kode Sampel
Ket 1 Beton Normal Semen+agregat
kasar+agregat halus+air
20 BN silinder
2 Beton + glenium
Semen+agg kasar+agg halus+air+glenium (1%)
3 BG silinder
3 Variasi I Semen+agg kasar+agg halus+air+Styrofoam 10%+glenium (1%)
3 BS 10 silinder
4 Variasi II Semen+agg kasar+agg halus+air+Styrofoam 20%+glenium (1%)
3 BS 20 silinder
5 Variasi III Semen+agg kasar+agg halus+air+Styrofoam 30%+glenium (1%)
3 BS 30 silinder
Jumlah 32
Sumber : Rencana penelitian III - 2
xli 3.3 Teori Pengujian Material
Tabel 3.2 Pemeriksaan Agregat Halus
No Jenis Pemeriksaan
Standar Yang Digunakan 1 Pemeriksaan Analisa Saringan ASTM C13 2 Pemeriksaan Berat Jenis dan
Penyerapan ASTM C127
3 Pemeriksaan Kadar Air ASTM C566
4 Pemeriksaan Berat isi Agregat
Halus ASTM C 29
5 Pemeriksaan kadar lumpur ASTM C117
Tabel 3.3 Pemeriksaan Agregat Kasar
No Jenis Pemeriksaan
Standar Yang Digunakan 1 Pemeriksaan Analisa Saringan ASTM C136 2 Pemeriksaan Berat Jenis dan
Penyerapan ASTM C127
3 Pemeriksaan Kadar Air ASTM C566
4 Pemeriksaan Berat isi Agregat
Halus ASTM C 29
5 Pemeriksaan kadar lumpur ASTM C117
III - 3
xlii 3.4 Alat dan Bahan