• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Teori Pertmbuhan Ekonomi Solow-Swan

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan penelitian terdahulu sebagai pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan dengan pajak daerah terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 1. Nugradi (2011), dalam penelitiannya mengkaji tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi realisasi pajak daerah di Kota Medan, bahwa potensi pajak daerah di Kota Medan akan menjadi andalan di masa mendatang dalam penerimaan pendapatan asli daerah. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan pajak daerah Kota Medan (hotel, restoran, dan parkir) mengalami peningkatan.

b. Dilihat dari model pajak hotel yang mempengaruhi secara signifikan adalah jumlah wisatawan, pengaruhnya adalah positif.

c. Pajak daerah Kota Medan memiliki potensial sebagai penerimaan pemerintah Kota Medan

2. Tamara (2009), dalam penelitiannya mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pajak daerah di Kota Bandung dari tahun 1999-2008. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda (multiple regression). Dengan model regresi berganda, maka hasil penelitian sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk, PDRB, jumlah industri di Kota Bandung mempunyai pengaruh signifikan terhadap realisasi perolehan pajak daerah di Kota Bandung.

b. Tingkat inflasi di Kota Bandung tidak berpengaruh terhadap realisasi perolehan pajak daerah.

c. Jumlah penduduk, inflasi, serta jumlah industri secara signifikan mempengaruhi realisasi penerimaan pajak di Kota Bandung.

3. Suwarno (2008), penelitian ini mengkaji tentang efektifitas evaluasi daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah yang bertujuan untuk mengetahui besarnya potensi dan kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah dan efektifitas sistem pemungutan pajak di Kabupaten Sukoharjo. Alat analisis yang digunakan menggunakan metode kuantitatif, dengan menghitung potensi

pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah, menghitung kontribusi, dan menghitung efektifitas. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

a. Pajak daerah Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah.

b. Sumber pendapatan pajak lokal memberikan kontribusi signifikan bagi penerimaan daerah.

c. Semua daerah pemungutan pajak di Kabupaten Sukoharjo sudah efektif karena tingkat efektifitasnya lebih dari 100%, namun ada beberapa daerah pemungutan pajak kurang efektif karena tingkat efektifitas kurang dari 100%.

4. Agustiningtyas (2003), penelitian yang mengkaji tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Tengah (Tahun 1998 – 2001). Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Tengah tahun 1998–2001 yang signifikan adalah pendapatan perkapita, jumlah wisatawan, anggaran pembangunan pemerintah daerah/ investasi pemerintah daerah, dan daya listrik. Sedangkan jumlah hotel tidak berpengaruh secara signifikan.

5. Sutrisno (2002), penelitian yang mengkaji tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan penerimaan pajak daerah (studi kasus di Kabupaten Semarang) dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah dan untuk menganalisis elastisitas

masing-masing faktor pembentuk yang diamati terhadap penerimaan pajak daerah. Model yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

a. Jumlah pelanggan listrik, jumlah penduduk, pendapatan perkapita, jumlah petugas pajak, dan jumlah wisatawan berpengaruh dominan terhadap penerimaan pajak daerah.

b. Peningkatan jumlah pelanggan listrik akan memberikan efek yang besar terhadap peningkatan penerimaan pajak daerah.

c. Peningkatan pendapatan perkapita berpengaruh positif baik terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran maupun penerimaan pajak parkir. d. Peningkatan jumlah wisatawan mempunyai pengaruh positif terhadap

Aisma Syamsi (2011), “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Daerah Kota Medan”

Wisatawan Mancanegara, Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Hotel, Jumlah Penduduk, dan Tingkat Hunian Hotel

dengan metode kuadrat terkecil (OLS)

menunjukkan bahwa penerimaan pajak daerah Kota Medan

meningkat, dilihat dari model pajak hotel yang mempengaruhi secara signifikan jumlah wisatawan, pajak daerah Kota Medan memiliki potensi sebagai penerimaan pemerintah Kota Medan. 2 Arshad Darulmalshah

Tamara (2009),

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung (1999-2008)”

Variabel: Pajak Daerah, PDRB, Jumlah Penduduk, Laju Inflasi, dan Jumlah Industri

Model regresi berganda

Jumlah penduduk, PDRB, jumlah industri mempunyai pengaruh signifikan, tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap realisasi perolehan pajak daerah, dan jumlah penduduk, inflasi, serta jumlah industri secara signifikan

mempengaruhi realisasi penerimaan pajak Kota Bandung.

3 Agus Endro Suwarno dan Suhartiningsih (2008) “Efektifitas Evaluasi Potensi Pajak Daerah Sebagai Sumber

Pendapatan Asli Daerah”

Variabel: Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Potensi Pajak Daerah, dan Sistem Pemungutan Analisis Kuantitatif: menghitung potensi pajak daerah terhadap pendapatan asli

Dari analisis data dapat dilihat bahwa pajak daerah meningkatkan pendapatan asli daerah, sumber pendapatan pajak memberikan kontribusi signifikan bagi penerimaan pajak daerah, dan

karena tingkat efektifitas kurang dari 100 persen.

4 Veronika Winarti Agustiningtyas (2003). "Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten dan Kota Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1998 - 2001"

Variabel: Penerimaan Pajak Daerah, Pendapatan Perkapita, Jumlah

Wisatawan, Jumlah Hotel, Investasi Pemerintah Daerah, Daya Listrik Terambung

Analisis regresi berganda

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan perkapita, jumlah wisatawan, investasi pemerintah dan daya listrik

tersambung berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak, sedangkan pengaruh jumlah hotel tidak signifikan terhadap penerimaan pajak.

5 Sutrisno (2002),

"Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus di

Kabupaten Semarang)"

Variabel: Laju Inflasi, Pendapatan Perkapita, Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, Jumlah Petugas Pajak, Jumlah Penduduk, Jumlah

Industri, Jumlah Pelanggan Listrik, Jumlah Kendaraan

Metode OLS (Ordinary Least Squares)

Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah pelanggan listrik, jumlah penduduk, pendapatan perkapita, jumlah petugas pajak, dan jumlah wisatawan berpengaruh dominan terhadap penerimaan pajak daerah. Peningkatan jumlah pelanggan listrik akan memberikan efek yang besar terhadap peningkatan

pengaruh positif terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran.

dikategorikan menjadi keuangan pendapatan asli daerah, antara lain berupa pajak daerah, retribusi daerah, laba dari BUMD, serta sumber–sumber lainnya. Diantara berbagai sumber pendapatan asli daerah, pajak daerah merupakan sumber yang paling penting.

Pertumbuhan ekonomi sangat jelas kontribusinya terhadap penerimaan pajak, bahwa kondisi perekonomian yang kondusif akan memicu kinerja ekonomi pelaku usaha serta meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Pada sisi lain jumlah wajib pajak dalam pandangan ekonomi Keynes menganggap bahwa wajib pajak sebagai bentuk perluasan pasar (Budiono, 2003). Oleh sebab itu mereka memberikan sumbangan yang positif kepada perkembangan ekonomi. Dalam hubungannya dengan penerimaan pajak daerah, maka jumlah penduduk dianggap sebagai pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai barang dan jasa. Sehingga semakin banyak wajib pajak akan mempengaruhi pendapatan per kapita semakin meningkat. Dengan pendapatan perkapita yang tinggi tentunya menurunkan angka inflasi sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi stabil, hal ini mengakibatkan pendapatan asli daerah menjadi meningkat. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan variabel–variabel yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah di Kota Tegal sebagai berikut :

(+) (+) (-) (+) 2.4Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang ditunjukkan pada diagram di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga wajib pajak mempunyai pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tegal.

2. Diduga pendapatan perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tegal.

3. Diduga inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tegal.

4. Diduga pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tegal.

Penerimaan Pajak Daerah Kota Tegal

Pendapatan per kapita

Inflasi

3.1Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dokumen terkait