• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini untuk menghindari kesamaan penelitian, maka peneliti perlu mencantumkan penelitian terdahulu di dalam penulisan karya ilmiah ini.

19A.Rahmat Rosyadi, Indonesia : keluarga berencana dtinjau dari Hukum Islam, (Bandung : soeroso dasar pustaka 1986), hlm, 25.

Penelitian AJI WIBOWO dengan judul “IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA TEMBORO KECAMATAN KARAS KABUPATEN MAGETAN” jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara langsung mendatangi lapangan daerah penelitian yang bertujuan memperoleh data yang akurat, penulis telah mendatangi tokoh masyarakat serta mengumpulkan data data yang diperlukan untuk penelitian ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Menjelaskan pandangan masyarakat Desa Temboro Terhadap program Keluarga Berencana.

Bab I berisi tentang : Memuat mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan untuk memberikan gambaran umum arah penelitian

Bab II berisi tentang : Dalam bab ini membahas tinjauan singkat Keluarga Berencana di Indonesia yang berisi tentang teori Keluarga Berencana di Indonesia yang meliputi pengertian, dasar hukum, kedudukan Keluarga Berencana menurut hukum positif, dan implementasi hukum terhadap program Keluarga Berencana.

Bab III berisi tentang : Pada bab ini penulis akan memaparkan kajian obyek penulisan mengenai gambaran umum Desa Temboro yang membahas mengenai letak geografis, kondisi demografis, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan keagamaan, pandangan dan alasan masyarakat Desa Temboro tidak melakukan program Keluarga Berencana.

Bab IV berisi tentang : Dalam bab ini akan memuat mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban dari pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini serta ditutup dengan saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memajukan ilmu pengetahuan khususnya di bidang hukum keluarga.

Hasil temuan yang didapatkan adalah :

1. Pandangan Masyarakat Desa Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan terhadap Program Keluarga Berencana beranggapan bahwa Keluarga Berencana hanya pengaturan jarak kelahiran bukan mencegah kehamilan. Dalam hukum Islam Keluaraga Berencana diartikan suatu usaha pengaturan jarak kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (mashlahat) keluarga, masyarakat maupun Negara. Dalam hal ini masyarakat Desa Temboro mendukung adanya Program Keluarga Berencana, akan tetapi ada yang melakukan dan ada yang tidak melakukan.

Tentu saja hal tersebut didasari atas kesepakatan dari masing-masing keluarga terutama suami istri.

2. Alasan Masyarakat Desa Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan yang tidak melakukan Program Keluarga Berencana terdiri dari faktor internal yaitu usia, pendidikan atau pengetahuan menjadi alasan yang sangat dominan. Kurangnya pengetahuan, manfaat dan adanya program Keluaraga Berencana, sehingga keluarga tersebut tidak dapat mencerna/memahami program Keluarga Berencana tersebut. Hal ini juga dikarenakan kurangnya

komunikasi yang tidak memadai/ tidak terjalin dengan baik antara masyarakat dengan aparatur desa. Dan juga ditambah Di Indonesia penegakan hukum terhadap Program Keluarga Berencana itu sendiri kurang tegas, tidak ada sanksi bagi masyarakat yang tidak melakukan program keluarga berencana. Sehingga masyarakat tidak ada rasa takut jika tidak melakukan program Keluarga Berencana.

Saran yang dicantumkan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk tetap meningkatkan atau mungkin mempertahankan Program Keluarga Berencana (KB) hendaknya melakukan penyuluhan untuk menambah pengetahuan masyarakat, serta membina hubungan yang baik (komunikasi) antara aparatur desa dan masyarakat agar pelaksanaan program tersebut berjalan dengan baik.

2. Untuk meningkatkan keberhasilan program Keluarga Berencana, hendaknya masyarakat yang melakukan program Keluarga Berencana, harus mengerti dan memahami tentang prosedur pelaksanaan Keluarga Berencana.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Siantar Barat kota Pematangsiantar, tepat nya di balai penyuluhan KB Kecamatan Siantar Barat Jl. Singosari No.16, Bantan, Siantar Barat, Kota Pematang Siantar.

B. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam melakukan suatu penelitian, karena pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan cara-cara ilmiah. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam suatu penelitian harus tepat.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu, penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Bogdan dan Taylor dalam buku Lexy J Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, data yang didapatkan bisa melalui wawancara, observasi dan studi dokumen.20 Penelitian kualitatif menurut Sukmadinata yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

20Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,: Remaja Rosdakarya, 2002) hlm. 9.

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.21

Ciri-ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah, peneliti sebagai alat utama pengumpul data pengamatan dan wawancara, pengumpulan data secara deskriptif (kata-kata, gambar dan bukan angka) yang kemudian dituliskan ke dalam laporan, pengumpulan dan pencatatan data sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap berkaitan dengan masalah yang diteliti.22

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini didapatkan melalui 2 sumber data, yaitu :

1. Data primer yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan. Dalam hal ini sasarannya adalah :

a. Bapak Masa Zebua, ketua dari tim penyuluh, balai penyuluhan KB Kecamatan Siantar Barat

b. Bapak Nazar pulungan selaku sekretaris sekaligus penyuluh KB, balai penyuluhan KB Kecamatan Siantar Barat

21Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.

60.

22Sutanta, Belajar Mudah Metode Penelitian, (Yogyakarta : Thema Publishing, 2019), hlm.26.

2. Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi atau lembaga dengan permasalahan di lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan-laporan penelitian. Adapun data sekunder yang dipakai dalam penalitian ini adalah data yang telah diterbitkan oleh instansi-instansi terkait seperti, puskesmas yang mengadakan program KB

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penenlitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi.

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung. wawancara dalam pengumpulan data sangat bergunauntuk mendapatkan data dari tangan tangan pertama. Tujuan utama wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang valid, maka perlu diperhatikan teknik-teknik wawancara yang baik, seperti : memperkenalkan diri, menyampaikan maksud-maksud wawancara, menciptakan suasana hubungan baik, rileks, nyaman, dan proses wawancara lebih baik banyak mendengar daripada berbicara, serta terampil dalam bertanya untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan.23

Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan

23Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 88.

informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.24

Dalam melaksanakan teknik wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerjasama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.25

Ada beberapa langkah-langkah dalam melaksanakan wawancara yakni, menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan poko-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, mengawali atau membuka alur wawncara, mengkonfirmasikan hasil wawancara dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan dan mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.26

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

24Neong Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm. 104.

25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 203.

26Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2018), hlm. 235.

berdasarkan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi juga dapat dikatakan sebagai pengamatan langsung di lapangan tempat lokasi penelitian agar dapat menyimpulkan data dengan akurat dan benar.27

Teknik observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, kejadian atau situasi yang sedang terjadi.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah serangkaian kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan dari lapangan menjadi seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru maupun dalam bentuk kebenaran hipotesa.28 Teknik Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan

Ada beberapa cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

27Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Rajawali Press, 1982), hlm 94

28Mohammad Hasyim, Penuntun Dasar Kearah Penelitian Masyarakat, (Surabaya: Bina Ilmu 1982), hlm. 41

dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, menelaah kembali data yang telah dikumpulkan (baik melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen) sehingga ditemukan data yang sesuai dengan kebutuhan untuk menemukan pertanyaan atau fokus penelitian. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin banyak peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang hal-hal-hal-hal yang dirasa tidak perlu sehingga dapat menentukan tema dan inti dari data yang telah dikumpulkan dari proses observasi, wawancara maupun studi dokumen. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang jelas.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan berisi tentang gambaran umum informasi yang telah didadapat.

Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram dan sejenisnya sedangkan penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Pengelompokkan data yang tersaji sedemikian rupa dan tersusun secara sistematis, sehingga data terpola untuk melakukan

penarikan kesimpulan. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

3. Menarik kesimpulan merupakan upaya memaknakan data yang diperoleh sedangkan verifikasi adalah sebuah proses untuk meyakinkan hasil pengumpulan dan pengelolaan data. Kesimpulan yang telah diambil selanjutnya akan menjadi pertimbangan untuk menyusun informasi yang telah didapat agar memudahkan bentuk sebuah karya tulis.29

29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2018), hlm. 237

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Program BKKBN Dalam Pembimbingan dan Pembinaan di Bidang Keluarga Berencana Kecamatan Siantar Barat Kota pematangsiantar program BKKBN yang saat ini diperhatikan oleh pemerintah adalah keluarga berencana hal ini terjadi karena program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia, pelaksanaan program ini sudah di sosialisasikan ke seluruh penjuru Indonesia salah satunya adalah di Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar.

Kecamatan Siantar Barat adalah satu dari delapan kecamatan yang berada di Kota Pematangsiantar, terletak diantara Kecamatan Siantar Utara dan Siantar Selatan.

memiliki luas 3.205 Km2, memiliki delapan kelurahan yakni : Sipinggol-Pinggol, Teladan, Dwikora, Proklamasi, Timbang Galung, Simarito, Banjar, dan Bantan.30

Untuk menuju ke Kecamatan Siantar Barat pertama harus memasuki Kota Pematangsiantar yang dapat diakses dengan jenis transportasi bus dan kereta api, mobil travel dan kereta. Di kota Pematangsiantar sendiri disediakan fasilitas umum seperti becak dan angkutan umum (angkot) dengan berbagai trayek/tujuan.

Terdapat berbagai macam suku bangsa yang ada di Kecamatan Siantar Barat mulai dari Batak Toba, Simalungun, Karo, Jawa, Minang, Melayu, Tionghoa, Mandailing, dan lainnya. Tidak hanya di situ saja, Kecamatan ini juga memiliki

30BPS Pematangsiantar, Pematangsiantar dalam angka , (Pematangsiantar : BPS Kota Pematangsiantar, 2018) hlm. 9.

berbagai macam agama, baik Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan buddha.

Untuk agama Kristen Protestan dan Katolik jumlah populasi mayoritasnya terdapat di Kampung Kristen. Agama Islam jumlah populasi mayoritas terdapat di Desa Timbang Galung dan Kampung Banjar. Keberagaman agama yang ada tidak menimbulkan konflik ataupun pergeseran sosial inilah yang menyebab kan kota Pematangsiantar unik dan menjadikannya salah satu kota dengan toleransi agama yang tinggi. Mata pencaharian warga yang utama adalah berdagang. Pusat pedagangan terdapat di Pasar Horas dan Pasar Parluasan. Sebagian masyarakatnya juga memilih menjadi pegawai dan karyawan di kantor-kantor swasta maupun pemerintah. Untuk jumlah fasilitas kesehatan dan rumah ibadah Kecamatan Siantar barat juga memimiliki jumlah yang cukup memadai.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Siantar Barat

Kecamatan siantar Barat Laki-laki Perempuan

18 550 19 234

Jumlah 37 84

Sumber : Kota Pematangsiantar dalam angka

Tabel 4.2 jumlah fasilitas kesehatan kecamatan Siantar Barat Kecamatan Siantar

Tabel 4.3 Jumlah rumah ibadah Kecamatan Siantar Barat Kecamatan

Siantar Barat

Masjid Musholla Gereja Kuil Vihara

27 11 14 - 1

Jumlah 54

Sumber : Kota Pematangsiantar dalam angka

Di Kecamatan Siantar Barat Kota pematangsiantar terdapat satu balai penyuluhan KB yang bernaung di bawah BKKBN yakni Balai Penyuluh KB Kecamatan Siantar Barat. Balai penyuluh KB ini terletak di Jl. Singosari No.16, Bantan, Siantar Barat, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara atau bisa juga diakses melalui Jln. Bantan, karena tepat dibelakang kantor balai KB ini terdapat puskesmas Singosari. Terdapat delapan penyuluh KB yang aktif di balai ini yakni :

1. Masa Zebua Rahmat

mengemban segala cara untuk memenuhi penduduk tumbuh seimbang. Dalam mensukseskan pelaksanaan visi dan misi nya maka BKKBN melalui penyuluh KB menerapkan beberapa program keluarga berencana untuk pembimbingan dan pembinaan yakni :

1. Kesehatan Ibu dan bayi.

Program ini menyangkut semua informasi menyeluruh tentang ibu hamil dan bayi, tujuan utama dari program ini adalah untuk meminimalisir kematian ibu dan bayi saat persalinan atau kesakitan akibat penyakit.

program ini dilaksanakan dengan memantau gizi yang terima ibu pada masa kehamilan, Gizi merupakan salah satu faktor penentu peningkatan kualitas Sumber daya Manusia (SDM). Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan produktifitas, menurunkan daya tahan tubuh dan akan meningkatkan jumlah angka kesakitan dan kematian. Dan untuk bayi penyuluh memfokuskan untuk memberikan pemahaman kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi agar memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya yang masih berumur 0-6 Bulan. Penyuluhan tersebut di lakukan agar ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Karena selama ini kebayakan ibu lebih suka memberikan bayinya susu dari pabrik ketimbang ASI. Padahal ASI eksklusif bisa meningkatkan tumbuh kembang bayi dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Setelah acara penyuluhan selesai, petugas biasa nya kan membagikan tablet Fe

pemberian tablet Fe ini dilakukan untuk mencegah anemia pada Bumil.

Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.

2. Bina keluarga Balita.

Adalah kegiatan yang difokuskan dengan bagaimana cara mengasuh dan mendidik balita tergantung tingkatan usia nya agar tidak kehilangan momen pada saat anak memasuki usia golden age (usia keemasan), atau dapat dikatakan usaha untuk membina tumbuh kembang balita melalui rangsangan fisik, motorik, sosial, kecerdasan, serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi balita dengan orangtuanya ataupun dengan orang lain. Di program ini juga memfokuskan bagaimana seharusnya orangtua bersikap apabila memiliki dua balita yang umurnya tidak terlalu jauh berbeda, agar tidak terjadi kesenjangan antara keduanya dan agar tidak tercjadi kecemburuan antara si adik dengan si kakak ataupun sebaliknya si kakak dengan si adik. Program ini diharapkan dapat memberi masukan kepada orangtua yang mempunyai balita agar memiliki pola asuh yang baik dan benar, karena pada zaman sekarang ini orangtua umumnya lebih mempercayakan pengasuhan anak mereka kepada babbysitter dan sudah dikenalkan kepada gagdet (handphone, tablet dan

lainnya), dengan pola suh yang benar maka dipastikan orang tua tidak akan kehilangan masa-masa keemasan sang anak. Tujuan dari program ini juga adalah bagaimana seharusnya para orangtua yang memiliki balita

sudah harus mempersiapkan pendidikan dari anak usi 0-5 tahun, pendidikan yang diberikan kepada anak pada usia tahun pertama mereka sangat penting, karena ini juga akan menentukan bagaimana perilaku mereka kedepannya.

3. Bina keluarga remaja.

Adalah program yang dikhususkan untuk para remaja yang mulai beranjak dewasa dan belum menikah. Program ini menjadi salah satu program wajib yang harus dikenalkan kepada para orangtua yang memiliki anak remaja, meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang remaja baik fisik maupun intelektual, kesehatan reproduksi, mental, emosional, sosial dan moral, spiritual secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orangtua atau keluarga dengan remaja, program ini sangat diperlukan mengingat zaman sekarang ini sudah banyak remaja yang terjerumus kedalam narkoba, pergaulan bebas, bahkan sampai hamil diluar nikah dan melalukan aborsi. Inti dari program ini adalah untuk mengarahkan para orang tua yang memiliki remaja agar tidak terjerumus kedalam hal buruk yang hanya akan berdampak merusak masa depan si anak, memberi tahu bagaimana cara bersikap didalam pergaulan, mengenalkan sistem reproduksi dan apa saja akibat jika yang akan diterima jika sudah masuk ke dalam lingkungan dan pergaulan yang salah.

Dan tentunya juga dilakukan dengan meningkatkan kesadaran para

orangtua bahwa sesungguhnya anak remaja mereka adalah bibit-bibit unggul yang kelak harus dipersiapkan menjadi orang-orang yang bermoral dan bermutu sehingga menjadi berguna di tengah-tengah masyarakat, dan tidak mengecewakan orangtuanya dengan pemilihan pergaulan yang salah.

4. Bina keluarga lansia.

Program ini ditujukan untuk masyarakat yang memiliki anggota keluarga lansia, kegiatan ini dilaksanakan dengan memberi pengetahuan tentang pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan kaum lansia, agar kedepannya tidak salah dalam pengasuhan, karena pada umumnya lansia memiliki tingkat peka dan sensitif yang berlebihan , jika salah sedikit saja mereka akan mudah tersinggung (merajuk).

5. Program KB.

Program ini sendiri merupakan program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk.

Program ini ditujukan kepada Pus (Pasangan usia subur) dan juga untuk para ibu rumah tangga agar dapat mengatur jarak antar kelahiran pertama dan kelahiran selanjutnya. Program ini sejatinya ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi, sosial, pendidikan dan yang lainnya. Dengan KB juga dapat meningkatkan keharmonisan keluarga, contohnya adalah keluarga yang memiliki 2 anak akan berbeda pengasuhannya dengan keluarga yang memiliki 7 anak dengan jarak kelahiran antar terlalu rapat, keluarga yang memiliki dua anak akan mudah

merencanakan masa depan anak–anaknya dengan matang dan , anak pun tidak kekurangan kasih sayang, dan kesejahteraan keluarga pun dapat diraih. Tujuan diadakannya program keluarga berencana ini adalah agar masyarakat khususnya mau mengerti, menerima dan melakukan program keluarga berencana, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk, serta terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ada beberapa alat kontrasepsi populer yang sudah dikenali oleh masyarakat , antara lain : pil KB, suntik KB (jenis alat kontrasepsi yang satu ini bisa dibilang sangat efektif, selama tahun pertama penggunaan suntik KB, alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti tidak perlu menyimpan obat suntiknya dan jangka pemakaiannya biasa dalam jangka panjang), dan KB alami (Program KB ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin tubuhnya disisipi benda asing. tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, atau takut pada efek sampingnya).31

Sasaran dari program KB ini terdiri dari sasaran langsung dan tidak langsung.

Sasaran langsung nya adalah PUS (Pasangan Usia Subur) diharapkan dengan adanya

31Wawancara dengan Bapak Nazar Pulungan, tanggal 07 Mei 2019 di Kantor Penyuluh KB Kec. Siantar Barat

Dokumen terkait