• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil pencarian penulis selama ini, penulis menemukan penelitian tentang tanggapan siswa, seperti :

1. Sri Elida (Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2008)

Meneliti tentang “Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kampar”.Dalam penelitian ini

mengkaji bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kampar. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik data deskriptif kualitatif, bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kampar dikategorikan “BAIK” karena hasil yang diperoleh adalah 79,26% dan berada pada rentang 76%-100%. Baiknya tanggapan siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh faktor :

a. Kesadaran dan perhatian siswa akan pentingnya mempelajari pembelajaran Pendidikan Agama Islam

b. Adanya perasaan senang pada diri siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam, serta kebutuhan untuk mempelajari pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Guru memberikan motivasi serta berusaha memberikan pemahaman tentang ajaran Agama Islam.

d. Dalam menyajikan setiap materi pelajaran, guru menggunakan strategi yang dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran.

2. Muhammad Rustam (Universitas Negeri Yogyakarta, 2013)

Meneliti tentang “Tanggapan Siswa Kelas Atas Terhadap Proses Pembelajaran Senam di SD Negeri 1 Kokosan Prambanan”. Dalam

penelitian ini mengkaji seberapa baik tanggapan siswa kelas atas terhadap proses pembelajaran senam di SD Negeri 1 Kokosan. Hasil penelitian dengan menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dapat disimpulkan tanggapan siswakelas atas terhadap proses pembelajaran senam di SD N 1 Kokosan, secara rinci terdapat 3 siswa (7,69%) dalam kategori sangat baik, 12 siswa (30,77%) dalam kategori baik, 10 siswa (25,64%) dalam kategori cukup baik, 11 siswa (28,21%) dalam kategori tidak baik, 3 siswa (7,69%) dalam kategori sangat tidak baik. Baiknya tanggapan siswa kelas atas terhadap proses pembelajaran senam dipengaruhi oleh faktor :

a. Guru berinovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran senam sehingga siswa lebih tertarik.

b. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara luas.

c. Kebanyakan siswa lebih menyukai materi pembelajaran senam dibandingkan dengan materi lainnya.

d. Sarana dan prasarana sudah memadai meskipun belum melengkapi kebutuhan kegiatan pembelajaran senam.

3. Juni Rahmi (Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2007)

Meneliti tentang “Tanggapan Guru Pendidikan Agama Islam terhadap perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SLTP se-Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan

Hilir”.Dalam penelitian ini mengkaji tentang bagaimana tanggapan guru

Kompetensi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SLTP se-Kecamatan Kopar Kabupaten Rokan hilir.Hasil penelitian dapat dilihat dari hasil angket yaitu 75% dari hasil tersebut berada diantara rentang 56%-75%.Hal ini berarti tanggapan guru Pendidikan Agama Islam terhadap Perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SLTP se-Kecamatan Rantau Kopar Kabuapaten Rokan Hilir

dapat dikatakan “Cukup Baik”. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

tanggapan guru Pendidikan Agama Islam terhadap perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Latar belakang pendidikan guru Pendidikan Agama Islam.

b. Kecerdasan guru dalam memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

c. Minat guru dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. d. Perhatian guru terhadap perubahan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.

e. Penilaian yang baik terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. f. Harapan guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan demi

kemajuan pendidikan.

g. Kebutuhan guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

h. Adanya motivasi dari kepala sekolah dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

4. Edwar Alfian (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011) Penelitian tentang Tanggapan Siswa Terhadap Faktor-faktor Peningkatan Minat Membaca di SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana Tanggapan Siswa Terhadap Faktor-faktor Peningkatan Minat Membaca Siswa serta upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh Pihak SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan pengumpulan datanya dengan studi kepustakaan wawancara, observasi, angket. Selanjutnya data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif dengan analisa prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap faktor-faktor peningkatan minat baca siswa di SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta berada pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari kategorisasi tanggapan siswa terhadap kegiatan peningkatan minat membaca siswa di SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta untuk kategori tinggi sebanyak 10 orang (12,19%), kategori sedang 62 orang (75,62%), dan 10 orang (12,19%) berada dalam kategori rendah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta dalam meningkatkan minat baca para siswa, yaitu : menata atau mendisplay buku baru untuk buku paket pelajaran 1 tahun sekali, guru menyarankan siswa ke perpustakaan untuk mencari bahan atau referensi tugas mata pelajaran. Pada jam belajar guru membawa siswa ke perpustakaan untuk mencari langsung dari buku atau media lainnya. Guru

mengajak siswa untuk membaca atau menelaah buku-buku yang menarik di perpustakaan dan memberi tugas yang sumbernya dicari di perpustakaan. 5. Besti Sumarlin (Universitas Negeri Semarang, 2011)

Moving class merupakan sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Sehingga, terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi. Misalnya, kelas geografi, kelas biologi, kelas fisika dan sebagainya. Sering berpindahnya siswa dirasa membuat siswa menjadi tidak jenuh. Berbeda dengan sistem pembelajaran biasa, dimana siswa berada diruangan yang sama. Apalagi dengan banyaknya materi dalam satu minggu dan dengan ruangan yang sama akan membuat siswa cepat merasakan kejenuhan. Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan moving class di SMA Negeri 5 Purwokerto, (2) mengetahui alasan pihak sekolah menerapkan sistem pembelajaran moving class, (3) mengetahui kontribusi moving class terhadap peningkatan motivasi belajar geografi di SMA Negeri 5 Purwokerto.

Metode dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen ceklis dan pedoman wawancara. Data dalam penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil tanggapan siswa terhadap penerapan moving class di SMA Negeri 5 Purwokerto yaitu hasil tanggapan informan terhadap penerapan moving class di SMA Negeri 5 Purwokerto

yaitu sebagian besar informan merasa tidak senang dengan moving class. Hal ini dikarenakan moving class membuat lelah karena harus selalu berpindah kelas setiap pergantian matapelajaran. Selain itu pada saat akan ulangan harian biasanya berebut bangku sehingga siswa akan berlarian dan mengakibatkan kelelahan juga.

Penerapan moving class di SMA Negeri 5 Purwokerto dilatar belakangi oleh adanya SKM atau Sekolah Kriteria Mandiri dimana salah satu syaratnya adalah menerapkan sistem pembelajaran dengan moving class. Oleh karena hal tersebut, selama 4 tahun ini SMA Negeri 5 Purwokerto mulai menerapkan moving class.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, moving class tidak membuat siswa merasa termotivasi untuk belajar geografi. Hal yang menyebabkan tidak termotivasinya siswa adalah ruangan kelas yang tidak begitu maksimal dengan penataan ruangnya yang belum bahkan tidak sesuai dengan karakteristik matapelajarannya. Misalnya pada kelas geografi hanya ada 1 peta saja, sehingga belum benar-benar menggambarkan kelas geografi dan siswa pun merasa tidak ada yang istimewa dengan kelasnya. Tidak adanya motivasi belajar juga dapat dilihat dari hasil ulangan harian geografi siswa masih tergolong rendah karena banyaknya siswa dalam matapelajaran geografi masih sering remidi.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Sebaiknya untuk mengurangi kelelahan siswa, pihak sekolah dalam hal ini bisa saja setiap guru matapelajaran mengatur tempat duduk siswa sehingga

siswa tidak perlu berlari-lari pada saat akan ulangan harian. Apabila tempat duduk sudah diatur maka siswa mau tidak mau harus duduk di tempat duduk yang sudah ditentukan tanpa harus berebut dengan teman-temannya, 2) Bagi pihak sekolah, sebaiknya lebih meningkatkan pengelolaan sistem moving class sehingga nantinya siswa akan merasa senang dengan moving class, dari rasa senangnya itu diharapkan bisa meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa, 3) Sebaiknya untuk ruang kelas geografi juga lebih di rancang sesuai matapelajaran geografi yaitu dengan menambahkan media-media pembelajaran seperti peta, globe, planetarium, diagram blok dan sebagainya agar siswa pada saat masuk kelas geografi akan benar-benar lebih merasakan ruang khusus geografi dan lebih termotivasi untuk belajar geografi.

Dokumen terkait