• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.

Hasley (1972), penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut.

Burns (1999) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas kerja sama para peneliti dan praktisi.

Secara etimologos, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, kelas. Tindakan adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Dari penjelasan tersebut, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya

untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

2. Karakteristik PTK

Menurut Rochman Natawidjaja (Mulyasa, 2009:14), karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian ditempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata ditempat yang bersangkutan.

b. Ditetapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor yang telah terkait dengan keadaan dan suasana penelitian.

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas. d. Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan).

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti.

f. Menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat memperdulikan pengendalian variabel.

g. Bersifat situasional dan spesifik umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus.

3. Prinsip PTK

Menurut Kusumah dan Dwitagama, 2010:17, selain memiliki keunggulan, PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya:

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya. e. Guru harus komitmen terhadap etika-etika pekerjaannya dan mengindahkan tata karma organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

4. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar akuntansi melalui strategi pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL). Siklus PTK dilakukan melalui empat tahap yaitu:

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama didasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah-langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK mulai dari materi ajar, rencana

pengajaran yang mencakup strategi mengajar, serta teknik instrumen atau evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap 3 perencanaan ini. Dalam tahap ini, perlu diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih, diharapkan pelaksaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segara teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai perbaikan dan peningkatan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan yang dibuat peneliti mengacu pada program atau rencana yang telah disepakati bersama dalam sebuah kolaborasi. Untuk mengurangi kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, persiapan perencanaan perlu dilakukan secara maksimal, agar pelaksanaan tidak mengalami kesulitan. Untuk perubahan dan perbaikan dari tindakan perlu disikapi secara positif sebagai bahan masukan pada siklus berikutnya. Perencanaan perlu diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumya.

c. Pengamatan atau Observasi Tindakan (Observing)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang

pelaksanaan dan tindakan yang telah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.

Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat, beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi diantaranya: 1) Perencanaan antara guru kelas dengan peneliti sebagai pengamat . 2) Fokus observasi harus ditetapkan bersama.

3) Peneliti dan pengamat membangun kriteria bersama. 4) Pengamat memiliki ketrampilan mengamati.

5) Balikan hasil pengamat diberikan dengan segera.

Peneliti akan melakukan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Pengumpulan data ini memerlukan format observasi atau penilaian yang telah disusun untuk mencermati pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses pembelajaran peserta didik di kelas.

d. Refleksi Terhadap Tindakan (Reflekting)

Tindakan ini dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan atau observasi tindakan. Data yang didapat kemudian dianalisis. Dalam proses analisis ini segala pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap. Setelah diamati barulah guru melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dikelasnya.

Proses refleksi memegang peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan PTK. Dalam suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentu langkah tindakan selanjutnya.

Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti bentuk spiral. Untuk mempermudah siklus yang dimaksud dalam penelitian ini, akan digambarkan siklus PTK sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

5. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Grundy dan Kemmis (1982) tujuan penelitian tindakan meliputi tiga hal, yakni peningkatan praktik, pengembangan professional, dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung.

a. Peningkatan Praktik

Pada umumnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada umumnya.

Masalah yang dikaji oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan oleh para praktisi. Misalnya oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, dan tujuan yang ingin dicapai oleh PTK adalah untuk meningkatkan kualitas praktik di lapangan.

b. Pengembangan Profesional

Salah satu sifat dari seorang profesional adalah keinginan untuk meningkatkan kualitas kinerja agar lebih baik mencapai hasil yang lebih optimal.

PTK adalah salah satu sarana yang dapat mengembangkan sikap professional guru. Melalui PTK guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran. c. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung

Borg (1986) menyebutkan bahwa tugas utama dalam PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelasnya atau disekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya program latihan secara khusus.

6. Manfaat PTK

a. Manfaat Bagi Guru

Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Kedua, melalui perbaikan dan peningkatan kinerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai strategi untuk secara terus-menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Ketiga, keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain. Keempat, PTK juga dapat mendorong guru untuk memiliki sikap professional. Kelima, guru akan selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Manfaat PTK Bagi Siswa

Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat untuk siswa, di antaranya pertama, melalui PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Kedua, PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Tujuan akhir dari pelaksanaan PTK adalah hasil belajar yang optimal. Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru dapat menjadi strategi bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kritis inilah yang akan dijadikan strategi bagi siswa untuk terus merefleksikan diri sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya.

c. Manfaat PTK Bagi Sekolah

Guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara langsung akan membantu sekolah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri lagi manfaat PTK untuk sekolah, sebab keberadaan dan sikap guru memiliki hubungan yang erat dengan kemajuan suatu sekolah. Sekolah yang dihuni oleh guru-guru yang tidak kreatif akan sulit memajukan sekolah yang bersangkutan. Sebaliknya, manakala guru-guru di sekolah memiliki sikap professional yang tinggi, kreatif dan inovatif, maka terbuka kesempatan bagi sekolah yang bersangkutan untuk maju dan berkembang.

d. Manfaat untuk Perkembangan Teori Pendidikan

PTK dapat menjembatani anatara teori dan praktik. Teori sebagai hasil proses berpikir deduktif-induktif, penuh dengan pembahasan abstrak yang tidak semua orang dapat memahaminya sehingga sulit untuk dipraktikkan oleh para praktisi di lapangan. Dengan kata lain, teori biasanya hanya dikonsumsi oleh para akademikus yang selalu berusaha untuk menjelaskan keterkaitan antara dua atau lebih variabel. PTK yang bersifat kolaboratif antara setiap unsur yang berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan orang LPTK, memiliki potensi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang bersifat rill dan praktis.

Dokumen terkait