• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

a. Penelitian Tesis Eti Kurniasih, 2010, Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, dengan judul PEMBERIAN HAK MILIK ATAS TANAH DARI TANAH NEGARA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi Kasus Perumahan BPT di Kota Bogor). Permasalahan yang diteliti adalah 1. bentuk dari kepastian hukum, 2. kendala, dan mekanisme pelaksanaan pemberianhak milik atas tanah negara kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Hasil penelitian disimpulkan bahwa Kepastian hukum pemberian hak milik atas tanah untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh Pegawai Negeri dari Pemerintah telah berjalan sesuaidengan kehendak Undang-Undang. Pemberian Hak milik tersebut tentunya akan memberikan pengaruhkewenangan bagi si pemilik hak atas tanah. Pemilik hak atas tanah akan memiliki kewenangan seluas dengan pengertian tanah tersebut. Pemilik atas tanah tidak saja memilki kewenangan akan tanahnya tapi juga pula memiliki kewenangan atas benda-benda yang ada di bawahnya serta segala sesuatu yang ada dan berdiri di atas tanah tersebut. Hak yang

commit to user

diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah membeli tanah negara untuk rumah tinggal adalah hak milik, dengan demikian tanah untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah dan telah dilunasi harganya, diberikan kepada pegawai negeri yang bersangkutan dengan Hak Milik.

Tahapan yang harus ditempuh, agar seorang pegawai negeri dapat memperoleh Hak Milik atas tanah untuk Rumah Tinggal dari Pemerintah dilakukan mulai dari perjanjian sewa beli dan pelunasannya, pelepasan hak atas tanah yang dilanjutkan dengan pengajuan permohonan hak milik atas Tanah Negara yang ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pemberian Hak Milik dengan jangka waktu 6 (enam) bulan hingga terbitnya sertipikat hak atas tanah.

Berkaitan dengan pemberian hak milik atas tanah untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh Pegawai Negeri dari Pemerintah, maka hambatan yang muncul dari pemerintah sendiri adalah tidak semua permohonan pembelian hak milik atas tanah untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh Pegawai Negeri dari Pemerintah dapat dikabulkan oleh instansi yang memberikan fasilitas perumahan dinas kepada pegawainya.

Hal ini karena apabila sebuah rumah telah diajukan pemohonan untuk dibeli oleh Pegawai Negeri Sipil, maka tentunya pemerintah harus mengganti rumah dinas tersebut untuk dipakai oleh Pegawai Negeri Sipil lainnya. Tentunya hal tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit dan karena keterbatasan dana.

Selain itu, untuk permohonan hak milik atas tanah untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh Pegawai Negeri dari Pemerintah memang memerlukan waktu, karena dimulai dari pengumpulan data fisik yaitu menentukan letak tanah, penetapan batas-batas (harus dengan persetujuan pemilik tanah yang berbatasan), luasnya sampai pengumpulan data yuridis yaitu berupa bukti-bukti pemilikan, setelah itu data fisik dan data yuridis yang dikumpulkan selanjutnya dikeluarkan Surat Keputusan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk segera didaftarkan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) harus didaftarkan untuk diterbitkan sertipikat hak atas tanah yang dimohonkan.

commit to user

Perbedaan dengan tesis diatas yaitu tesis yang saya tulis berisi tentang permohonan Hak Milik atas Tanah Negara bebas dengan cara penguasaan fisik yang sudah di tinggali minimal 20 tahun sedangkan tesis diatas pemberian tanah negara tersebut di berikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang setuju untuk membeli rumah yang di tinggali dari rumahdinas atau fasilitas yang di berikan pemerintah untuk Pegawai Negeri Sipil.

b. Penelitian tesis Rekky Saputra, 2010, Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, dengan judul PENSERTIPIKATAN TANAH NEGARA MENJADI TANAH HAK DI KECAMATAN ILIR BARAT KOTA PALEMBANG, Permasalahan yang diteliti adalah 1. Proses, 2. Kendala yang dihadapi dalam melakukan Pensertipikatan Tanah Negara menjadi Tanah Hak Terhadap Pemanfaatan Tanah Rawa di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang, Solusi dari kendala tersebut

Hasil penelitian disimpulkan bahwa Proses pengajuan Tanah Negara menjadi Hak adalah sebagai berikut: Pemohon mengajukan permohonan pensertipikatan tanah kepada Kecamatan setempat dengan menyertakan bukti-bukti tertulis / surat riwayat perolehan tanah, kemudian dimintakan surat bebas sangketa dari kelurahan, kemudian pemohon meminta peta pendaftaran kepada Dinas Tata Kota, dan permohonan tersebut diajukan kepada BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT). Setelah itu permohonan diajukan kepada seksi Hak Atas tanah, yang kemudian akan membentuk kepanitiaan disebut Panitia A yang beranggotakan sebanyak 6 orang untuk melakukan pengecekan lapangan yang meliputi pembuatan peta dasar pendaftaran, pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran,setelah pengecekan lapangan selesai, dibuat risalah pemeriksaan oleh panita. Setelah melalui proses tersebut apabila tidak menemui kendala yang berarti maka diterbitkan Surat Keputusan yang didalamnya berisi hak atas tanah yang dimohonkan sertipikat tersebut, kemudian pemohon membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) guna penerbitan sertipikat atas Tanah Negara yang dimohonkan sertipikatnya tersebut.

Kendala yang terjadi pada saat proses pensertipikatan Tanah Negara terhadap pemanfaatan tanah rawa pada umumnya yaitu sulitnya pengukuran

commit to user

dikarenakan lokasi tanah rawa tersebut berlumpur sehingga membutuhkan waktu yang lama pada saat pengukuran dan juga kendala yang terjadi pada saat pensertipikatan tanah Negara secara umum adalah sengketa penetapan batas bidang tanah antara pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dengan pemegang hak atas tanah yang saling berbatasan. Dalam menetapkan batas-batas bidang tanah, Panitia A atau Kepala Kantor Pertanahan memperhatikan batas-batas bidang atau bidang-bidang tanah yang telah tedaftar dan surat ukur gambar situasi yang bersangkutan. Jika dalam penetapan batas bidang tanah tidak diperoleh kesepakatan antara pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dengan pemegang hak atas tanah yang berbatasan, pengukuran bidang tanahnya diupayakan untuk sementara dilakukan berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang-bidang tanah yang bersangkutan. Sengketa ini biasanya timbul setelah dilakukan pengecekan lapangan oleh panitia A atau setelah sertipikat tanah terbit.

Penyelesaian dalam mengatasi Kendala yang dihadapi dalam melakukan pensertipikatan Tanah Negara Menjadi Tanah Hak dilakukan dengan cara dilakukannya musyawarah mengenai kesepakatan batas tanah antara pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dengan pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dengan pemegang hak atas tanah yang berbatasan.

Perbedaan dengan tesis diatas yaitu tesis yang saya tulis berisi tentang permohonan Hak Milik atas Tanah Negara bebas dengan cara penguasaan fisik yang sudah di tinggali minimal 20 tahun sedangkan tesis diatas adalah permohonan tanah negara berupa tanah rawa

Dokumen terkait