• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A.Kajian Teori

B. Penelitian Yang Relevan

Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Chusnul Ainy (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran matematika Sekolah Dasar“. Dari penelitian ini mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan luas dan keliling di kelas V sekolah dasar. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan model pebelajaran konvensional.

commit to user

2. Ira Kurniawati (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Aktivitas belajar Siswa Kelas II SLTP N 15 Surakarta“, mengatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan pada pokok bahasan jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium antara siswa yang mengikuti pelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

3. Abu Syafik (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa “ mengatakan bahwa Kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan model Jigsaw prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model konvensional. Selain itu tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi terhadap prestasi belajar siswa.

4. Penelitian Suhamto (2006) dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Prestast Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivafasi Belajar Siswa MA Swasta Se Kabupaten Grobogan”.Hasil penilaiannya memberikan kesimpulan sebagai berikut :

a. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat ditinjau dari perbedaan penggunaan model pembelajaran matematika. Dengan kata lain prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat yang mengikuti pembelajaran matematika

commit to user

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran matematika secara konvensional.

b. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi, sedang, dan rendah.

e. Tidak terdapat interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyana (2003) yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Model STAD Sebagai Alternatif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Trigonometri Siswa Kelas 2 SMUN 1 Malang”. Berdasarkan penelitiannya tersebut disimpulkan bahwa kegiatan Belajar Mengajar di dalam kelas merupakan hal terpenting dalam proses pendidikan. KBM dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah model pembelajaran. Dengan model pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa.

6. Penelitian Desy Shynta Ediana Putri (2003) dengan judul “Eksperimentasi Pengajaran Matematika dengan Metode Penemuan Melalui Media Gambar pada Geometri Datar Ditinjau dari Kemampuan Belajar Siswa Kelas II Semester I SLTP Negeri I Pabelan Kabupaten Semarang", diperoleh kesimpulan bahwa metode mengajar menggunakan metode penemuan melalui media gambar

commit to user

membuat siswa menjadi lebih aktif dibandingkan dengan pembelajaran matematika secara konvensional.

7. Penelitian Effandi Zakaria and Zanaton Iksan (2007) dengan judul “Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective”, CUNCLUSION “Changes are needed in science and mathematics teaching. Teachers should give less emphasis on students acquisition of information, presenting scientific and mathematical knowledge through lecture, asking for recitation of acquired knowledge and working alone. More emphasis should be given on students understanding of a particular concept, guiding students in active learning, providing opportunities for discussion and elaboration and encouraging them to work with peers and teachers”.

(“Perubahan diperlukan dalam pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika. Guru harus memberikan pengurangan penekanan pada penguasaan informasi siswa, mengajarkan pengetahuan ilmiah dan matematika melalui ceramah, meminta penghafalan pengetahuan yang diperoleh dan bekerja sendirian. Penekanan seharusnya lebih banyak diberikan pada bagaimana siswa memahami suatu konsep tertentu, membimbing siswa dalam pembelajaran aktif, memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan pengembangan, dan mendorong mereka untuk bekerja dengan rekan-rekannya dan guru.”).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang di atas salah satunya adalah Abu Syafik (2006), terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah metode pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran konvensional. Sedangkan perbedaannya adalah subyek, materi pokok bahasan, dan perbandingan. Dalam penelitian ini, subyek yang digunakan peneliti adalah siswa kelas VIII SMPN/MTs se-Kabupaten Lamandau pada semester I tahun pelajaran 2010/2011, materi pokok yang digunakan adalah relasi dan fungsi, dan membandingkan antara dua metode pembelajaran yang baru tersebut.

commit to user C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas rumusan masalah. Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang cukup banyak yang seakan-akan lepas dirangkai menjadi satu kesatuan untuk menentukan jawaban sementara.

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas maka dalam proses pembelajaran yang dilakukan terhadap dalam siswa, perlu diingat bahwa terdapat perbedaan karakteristik dan sifat masing-masing siswa. Untuk itu guru diharapkan dapat memberikan metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai yang diharapkan dan ditargetkan. Seringkali guru masih mendominasi penguasaan kelas sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Dengan dominasi guru tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif sehingga kreativitas siswa kurang berkembang mengakibatkan prestasi belajar siswa belum dapat tercapai dengan optimal.

1. Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.

Dalam penelitian ini bahwa salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran ditunjukkan dengan hasil prestasi belajar siswa dan dipandang metode pembelajaran yang dilakukan guru dan motivasi siswa mempengaruhi hasil prestasi belajar matematika.

Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim serta penyampaian pembelajaran yang telah dirancang

commit to user

sedemikian sehingga menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan tidak membosankan. Sehingga jika dilihat dari komponen-komponen STAD khususnya untuk penghargaan tim merupakan salah satu meningkatkan motivasi dan kompetisi kelompok dimana setiap kelompok harus bertanggung jawab terhadap anggota-anggotanya. Dengan demikian diharapkan hasil prestasi belajar siswa lebih baik atau meningkat. Kebersamaan dalam kerja sama dan keaktifan siswa lebih terlihat secara merata.

Sedangkan pembelajaran konvensional kurang dapat memacu, kurang memotivasi, kurang kebersamaan dalam kerjasama dan guru lebih mendominasi pada proses pembelajaran.

2. Pengaruh tingkat motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Dalam pembelajaran materi relasi dan fungsi, diperlukan motivasi agar siswa lebih memehami materi yang disampaikan oleh guru, serta dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran metode kooperatif tipe STAD nampak besar peran siswa dalam belajar STAD yang dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang tinggi tentunya akan lebih mudah menangkap dan memahami pembelajaran lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar yang sedang dan rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa dari masing-masing metode pembelajaran yaitu kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran konvensional konsisten pada masing-masing tingkat motivasi belajar dan apakah perbedaan prestasi belajar dari masing-masing tingkat motivasi belajar. konsisten pada masing-masing

commit to user

metode pembelajaran yaitu kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran konvensional pada materi relasi dan fungsi.

Berdasarkan uraian sebelumnya, metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat menuntut motivasi belajar yang tinggi pada siswa, karena siswa mengelola pengetahuan mereka melaui interaksi dengan permasalahan, pengalaman, dan siswa lainnya. Siswa seolah-olah dituntut untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga motivasi mereka dapat meningkat dan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil prestasi belajar dengan baik dan optimal.

Keterangan:

Metode pembelajaran :

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD 2. Metode pembelajaran konvensional

Motivasi belajar siswa :

1. Motivasi belajar tinggi Metode Pembelajaran

Prestasi Belajar

commit to user 2. Motivasi belajar sedang

3. Motivasi belajar rendah :

Prestasi belajar : prestasi belajar matematika pokok bahasan relasi dan fungsi D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Prestasi belajar matematika pada materi relasi dan fungsi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. 2. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajar

daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang atau rendah, dan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah pada materi relasi dan fungsi.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa dari masing-masing metode pembelajaran yaitu kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran konvensional konsisten pada masing-masing tingkat motivasi belajar dan apakah perbedaan prestasi belajar dari masing-masing tingkat motivasi belajar konsisten pada masing-masing metode pembelajaran yaitu kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran konvensional.

commit to user BAB III

Dokumen terkait