• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Bobot Dimensi , Variabel, dan Indikator

Dalam dokumen Buku Indeks Pembangunan Desa 2014.pdf (Halaman 46-49)

BAB I Kontekstualisasi Indeks Pembangunan Desa(IPD)

1.4 Konsep dan Metodologi IPD

1.4.4 Penentuan Bobot Dimensi , Variabel, dan Indikator

Variabel, dan Indikator

IPD merupakan indeks komposit tertimbang dari 42 indikator yang secara substansi dan bersama-sama menggambarkan tingkat pembangunan di desa. Setiap indikator harus memiliki kontribusi terhadap IPD. Besarnya kontribusi setiap indikator menggambarkan besarnya pengaruh indikator tersebut terhadap dimensi dan IPD. Besarnya kontribusi setiap indikator tidak ditetapkan dengan nilai yang sama atau berdasarkan penilaian subyektif, tetapi dihitung berdasarkan sebaran data menggunakan teknik statistik. Kontribusi setiap indikator merupakan statistik

yang besarnya cenderung tidak sama antar indikator.

Sebelum dilakukan pengolahan data dengan metode Principal Component Analysis

(PCA), dimana dihasilkan model yang optimum sebanyak 42 indikator (12 variabel, dan 5 dimensi), kandidat indikator pada awalnya adalah sebanyak 60 buah. Dalam proses menghasilkan model PCA yang optimum dilakukan sebanyak 15 tahap proses kalkulasi statistik secara berurutan.

Dari 5 dimensi (Pelayanan Dasar, Kondisi Infrastruktur, Aksesibilitas/Transportasi, Pelayanan Umum, Penyelenggaraan Pemerintahan), 3 diantaranya merupakan komponen penyusun Indeks Kesulitan Geografis (IKG) yaitu Pelayanan Dasar, Kondisi Infrastruktur, Aksesibilitas/Transportasi. Hasil pengujian antara IPD dan IKG menunjukkan korelasi yang sangat kuat (lebih dari 0,9). IKG sendiri adalah indeks komposit yang menggambarkan tingkat kesulitan akses terkait kondisi geografis dan ketersediaan sarana prasarana di desa1.

Metode PCA digunakan dengan pertimbangan bahwa metode statistik tersebut dapat digunakan untuk mereduksi jumlah indikator dan mendeteksi struktur semua faktor (konsep) yang terbentuk dalam model. Setiap faktor menggambarkan dimensi-dimensi penyusun IPD. Penimbang setiap indikator penyusun IPD dihitung berdasarkan loading factor yang dihasilkan dari model PCA yang paling optimum. Pertimbangan pemilihan metode PCA ini dalam menyusun IPD yaitu: (1) Data yang digunakan dalam penyusunan indeks adalah data sekunder (Potensi Desa 2014), yang sifatnya generik dan dibuat tidak dalam kerangka penyusunan IPD, sehingga justifikasi yang sifatnya subjektif mengenai urgensi satu variabel terhadap variabel lainnya bisa dikurangi; (2) Penggunaan PCA ini juga dimaksudkan agar diperoleh suatu angka sederhana untuk keperluan analisis pembangunan desa lanjutan, dengan menjaga

1 Indeks ini digunakan oleh Kementerian Keuangan

dalam rangka Alokasi Dana Desa yang bersumber dari APBN (distribusi dana desa dari kabupaten ke desa-desa di seluruh Indonesia).

tingkat keragaman dalam komponen penyusunnya, sehingga bias indeks yang dibentuk bisa dikurangi.

Untuk mendapatkan kontribusi setiap indikator, digunakan metode Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis). Tahapan pengukuran kontribusi bagi setiap indikator adalah sebagai berikut:

1. Tahap 1, Identifikasi Faktor.

Untuk menghasilkan susunan faktor (model) yang merepresentasikan IPD yang valid secara statistik maka dilakukan beberapa tahapan penghitungan faktor secara berulang (iteratif) dan berurutan (sekuensial). Kriteria yang diperhatikan untuk menilai bahwa susunan faktor yang dihasilkan merupakan susunan yang paling optimal adalah:

a. nilai eigen value lebih dari 1 (satu), b. nilai persentase komulatif varian

(cumulative % of variance) minimal 60 persen,

c. nilai loading factors pada setiap indikator lebih besar dari 0,4.

Jika pada suatu tahapan penghitungan faktor ternyata 3 (tiga) kriteria di atas tidak dipenuhi semuanya, maka tahapan pengolahan secara iteratif dan sekuensial selanjutnya harus dilaksanakan. Indikator yang nilai eigen value

lebih dari 1 atau nilai loading factors kurang dari 0,4 harus dikeluarkan dari dataset dan dilanjutkan dengan eksekusi program terhadap indikator-indikator tersisa di dataset tersebut. Tahapan ini dilakukan secara iteratif dan sekuensial sampai dihasilkan susunan faktor yang paling optimal dan memenuhi ketiga kriteria di atas.

2. Tahap 2, Pengukuran Kontribusi Indikator. Bobot setiap indikator pada suatu faktor dihitung berdasarkan hasil susunan faktor

optimal pembentuk IPD di atas. Bobot setiap indikator dihitung berdasarkan nilai loading

factors’s yang dimiliki oleh indikator tersebut

serta nilai rotation sums of squared loading (% of variance) melalui 2 tahap:

a. Penghitungan bobot tiap indikator dalam faktor dengan formula:

RSSL

=

B

RLF

LF

Keterangan: B = nilai bobot,

LF = nilai loading factor,

RLF = rata-rata loading factor dalam satu faktor,

RSSL = nilai rotation sums of squared loading (% of variance).

b. Penghitungan kontribusi tiap indikator dengan formula:

JB

B

=

b

Keterangan: b = nilai kontribusi, B = nilai bobot,

JB = jumlah semua bobot.

Selanjutnya nilai kontribusi setiap indikator digunakan sebagai penimbang/pembobot masing-masing indikator untuk menghasilkan IPD. Besarnya penimbang setiap indikator yang digunakan untuk menyusun IPD ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 1.43. Besarnya kontribusi setiap indikator penyusun IPD

Dimensi Variabel Indikator

Deskripsi Indikator Penimbang

Pelayanan Dasar (0,326)

Pelayanan Pendidikan (0,098)

Ketersediaan dan Akses Ke TK/RA/BA 0.0227852

Ketersediaan dan Akses Ke SD Sederajat 0.0115521

Ketersediaan dan Akses Ke SMP Sederajat 0.0320783

Ketersediaan dan Akses Ke SMA Sederajat 0.0317407

Pelayanan Kesehatan (0,228)

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Rumah Sakit 0.0271630

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Rumah Sakit Bersalin 0.0258106

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Puskesmas 0.0310473

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Poliklinik/Balai Pengobatan 0.0308963

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Tempat Praktek Dokter 0.0325841

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Tempat Praktek Bidan 0.0299338

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Poskesdes Atau Polindes 0.0252111

Ketersediaan dan Kemudahan Akses Ke Apotek 0.0253566

Kondisi Infrastruktur (0,252) Infrastruktur Ekonomi (0,094)

Ketersediaan Pertokoan, Minimarket Atau Toko Kelontong 0.0196165

Ketersediaan Pasar 0.0179773

Ketersediaan Restoran, Rumah Makan Atau Warung/Kedai Makan 0.0152138

Ketersediaan Akomodasi Hotel Atau Penginapan 0.0186228

Ketersediaan Bank 0.0229853

Infrastruktur Energi (0,051)

Elektrifikasi 0.0140417

Kondisi Penerangan di Jalan Utama 0.0188277

Bahan Bakar Untuk Memasak 0.0177782

Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (0,074)

Sumber Air Untuk Minum 0.0299481

Sumber Air Untuk Mandi/Cuci 0.0301380

Fasilitas Buang Air Besar 0.0137127

Infrastruktur Komunikasi dan Informasi (0,033)

Ketersediaan dan Kualitas Fasilitas Komunikasi Seluler 0.0160403

Ketersediaan Fasilitas Internet dan Pengiriman Pos Atau Barang 0.0172964

Aksesibilitas/ Transportasi (0,204) Sarana Transportasi (0,117)

Lalu Lintas Dan Kualitas Jalan 0.0174274

Aksesibilitas Jalan 0.0149853

Ketersediaan Angkutan Umum 0.0426582

Operasional Angkutan Umum 0.0422595

Aksesibilitas Transportasi (0,086)

Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat 0.0177129

Biaya Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat 0.0280166

Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Bupati/Walikota 0.0142172

Biaya Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Bupati/Walikota 0.0264609

Pelayanan Umum (0.109) Kesehatan Masyarakat (0.040)

Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) 0.0195116

Penanganan Gizi Buruk 0.0209339

Olah Raga (0.069)

Ketersediaan Fasilitas Olah Raga 0.0334978

Keberadaan Kelompok Kegiatan Olah Raga 0.0351981

Penyelenggaraan Pemerintahan (0,109)

Kemandirian (0,062)

Kelengkapan Pemerintahan Desa 0.0260184

Otonomi Desa 0.0163094 Aset/Kekayaan Desa 0.0198562 Kualitas Sumber Daya Manusia (0,047)

Kualitas SDM Kepala Desa 0.0186415

1.4.5Penghitungan Indeks

Dalam dokumen Buku Indeks Pembangunan Desa 2014.pdf (Halaman 46-49)

Dokumen terkait