• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN FUNGSI

”TERWUJUDNYA SISTEM PERGERAKAN YANG HANDAL DAN EFISIEN”

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Perumusan isu-isu strategis terkait dengan dinamika lingkungan strategis lembaga/institusi Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta misi sebagai Dinas yang merumuskan kebijaksanaan teknis operasional dibidang perhubungan Sebagaimana amanat RPJMD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016-2020.

Berdasarkan hasil analisis terhadap Visi Misi Bupati

Tasikmalaya, Renstra Kementerian Perhubungan, Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah diketahui faktor pendorong dan penghambat Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya antara lain :

Faktor Pendorong :

a. Memaksimalkan pelayanan uji KIR dan meningkatkan

c. Manajemen angkutan umum; d. Optimalisasi pelayanan organisasi;

e. Meningkatkan kualitas SDM Dishub melalui penyediaan

fasilitas pendidikan formal dan non formal;

f. Merevitalisasi angkutan umum penumpang;

g. Pendataan kebutuhan sarana dan prasarana perhubungan di

seluruh jalan Kabupaten Tasikmalaya;

h. Peningkatan sarana dan prasarana, pembinaan pelaku usaha terhadap penyediaan lahan parkir;

i. Ketegasan petugas pengawas parkir.

Sedangkan faktor penghambat dari Renstra Kementerian, Renstra Provinsi Jawa Barat dan Rencana Tata Ruang Wilayah antara lain :

a. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana keselamatan

dan keamanan;

b. Kurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan dan SDM

transportasi;

c. Kurang tersedianya sarana, prasarana dan pendukung

aksesbilitas transportasi darat;

d. Tidak liniernya latar belakang Pendidikan;

e. Kurang menariknya angkutan transportasi penumpang dan

mahal;

f. Terbatasnya SDM dan anggaran Dishub;

g. Kepatuhan pelaku usaha untuk menyediakan lahan parkir;

h. Tidak adanya transparansi pemerintah terkait restribusi dan lokasi parkir.

Maka isu-isu strategis yang terkait adalah:

besarnya kewajiban Dinas Perhubungan dalam penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana perhubungan yang memadai.

ii. Target Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk

indikator Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang. Hal ini diperjelas kembali dalam gambaran pelayanan Dinas Perhubungan pada tabel 2.4 tentang data kualifikasi teknis pegawai yang menunjukkan bahwa kompetensi pegawai masih kurang memadai bila dibandingkan dengan jumlah pegawai di masing-masing unit pelayanan

iii. Tingginya tingkat kecelakaan. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kecelakaan adalah faktor pengemudi, fasilitas jalan, kurang ketatnya hukum dan kelaikan kendaraan. Tentu hal ini harus segera diatasi dengan cara semakin ketat dalam melakukan pengujian KIR, perluasan kawasan tertib lingkungan dan sosialisai kepada masyarakat. Berdasarkan data pada BIN, kebanyakan yang mengalami kecelakaan adalah usia muda dan produktif. Berarti pihak dishub melakukan sosialisasi ke masyarakat khususnya kepada orang usia muda dan produktif.

iv. Tingginya tingkat kemacetan yang disebabkan oleh tingginya mobilitas kendaraan pribadi khususnya pada jam kerja dan menjelang hari libur.

v. Semakin maraknya usaha di Kabupaten Tasikmalaya tetapi

tidak diimbangi dengan penyedian lahan parkir sehingga memunculkan peluang adanya parkir tepi jalan illegal.

vi. Kurang transparansnya manajemen pelayanan parkir berlangganan dalam hal tarif retribusi dan area parkir. Hal ini

yang tidak sesuai peraturan, ketidak tersediaan karcis parkir, serta tidak adanya rambu yang menerangkan batasan waktu dan cara parkir.

vii. Pembuatan standarisasi waktu tempuh untuk angkutan umum. Dengan adanya standarisasi waktu tempuh maka akan banyak penumpang yang menggunakan angkutan umum dan dampaknya adalah prosentase daya angkut penumpang jadi naik dan kinerja pemerintah menjadi bagus. viii. Pembuatan standarisasi rute tujuan angkutan umum sesuai

mobilisasi masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses angkutan umum dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi.

Metode penentuan isu-isu strategis pelayanan Perangkat Daerah antara lain dapat dilakukan dengan cara:

1. Dibahas melalui forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para pakar yang memiliki pengalaman merumuskan isu-isu strategis.

2. Menggunakan metode pembobotan dengan cara sebagai berikut:

a. Menentukan skor terhadap masing-masing kriteria yang

telah ditetapkan;

b. Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan skala tersebut, dengan mengisi tabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis

No Kriteria Bobot

1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

20

2 Merupakan tugas dan tanggung jawab PERANGKAT DAERAH

10

3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20 4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10 5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15 6 Prioritas janji politik yang perlu ditangani 25

Total 100

Berdasarkan skor kriteria penentuan isu strategi, selanjutnya FGD dengan para pemangku kebijakan (eselon II, III dan IV) untuk memberi skor pada setiap isu strategis. Nilai skor hasil penilaian isu strategis sebagai berikut :

Tabel 3.10 Nilai Skala Kriteria

No Isu Strategis Niai Skala Kriteria Ke- Total Skor

1 2 3 4 5 6

1 Rendahnya anggaran yang diterima oleh Dinas

2 Kurangnya sumber daya manusia dan tidak liniernya latar belakang pendidikan SDM Dinas Perhubungan

525 450 675 300 140 270 2360

3 Tingginya tingkat kecelakaan 800 465 525 105 280 280 2455 4 Fasilitas sarana dan prasarana

transportasi yang harus terus

dirawat, direhabilitasi, direvitalisasi dan dikembangkan 625 480 675 150 220 105 2255 5 Maraknya usaha di Kabupaten Tasikmalaya tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan lahan parkir

525 480 775 420 200 300 2700

6 Pembuatan standarisasi

waktu tempuh untuk angkutan umum

300 135 825 420 460 300 2440

7 Luasnya wilayah

Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi tanggung jawab Dinas

Perhubungan

8 Masih rendahnya minat masyarakat karena kurang menariknya angkutan penumpang dan mahalnya biaya

525 525 550 300 140 270 2310

Tabel 3.11

Rata-Rata Skor Isu Strategis

No Isu Strategis Total Skor Rata-Rata

1 Rendahnya anggaran yang diterima oleh

Dinas Perhubungan

2570 73,4

2 Kurangnya sumber daya manusia dan

tidak liniernya latar belakang

pendidikan SDM Dinas Perhubungan

2360 67,4

3 Masih rendahnya minat masyarakat

karena kurang menariknya angkutan penumpang dan mahalnya biaya

2455 70,1

4 fasilitas sarana dan prasarana

transportasi yang harus terus dirawat, direhabilitasi, direvitalisasi dan

dikembangkan

2255 64,4

5 tingginya tingkat kecelakaan 2700 77,1

6 pembuatan standarisasi waktu tempuh

untuk angkutan umum

7 Luasnya wilayah Kabupaten

Tasikmalaya yang menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan

2220 63,4

8 Maraknya usaha di Kab. Tasikmalaya

tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan lahan parkir

2310 66,0

Dari kuesioner yang diambil dari para pengambil kebijakan (eselon III dan IV) di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya, maka urutan isu startegis di Dinas Perhubungan adalah sebagai berikut :

1. Tingginya tingkat kecelakaan di Kabupaten Tasikmalaya; 2. Masih rendahnya minat masyarakat karena kurang

menariknya angkutan penumpang dan mahalnya biaya.

3. Fasilitas sarana dan prasarana transportasi yang

harus terus dirawat, direhabilitasi, direvitalisasi dan

dikembangkan.

4. Rendahnya anggaran yang diterima oleh Dinas Perhubungan. 5. Pembuatan standarisasi waktu tempuh untuk angkutan

umum.

6. Maraknya usaha di Kabupaten Tasikmalaya tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan lahan parkir sehingga menimbulkan kemacetan.

7. Kurangnya sumber daya manusia dan tidak liniernya latar belakang pendidikan SDM Dinas Perhubungan.

8. Luasnya wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil skoring diatas, diketahui bahwa untuk menjawab isu strategis terkait perhubungan di Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Perhubungan memprioritaskan program pengendalian untuk menekan angka kemacetan dan kecelakaan. Selanjutnya adalah memprioritasnya program yang berdampak meningkatnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum.

BAB IV

Dokumen terkait