• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Analisis dan Evaluasi / Pengukuran Risiko

Dalam dokumen PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (Halaman 33-38)

Risiko Risiko Strategis

3. Penerapan Analisis dan Evaluasi / Pengukuran Risiko

Kegiatan analisis risiko merupakan lanjutan dari kegiatan memformulasi akibat risiko. Formulasi akibat risiko digunakan untuk mengurai konsekuensi yang dapat merugikan Perseroan. Konsekuensi tersebut merupakan dampak dari suatu peristiwa risiko yang kemungkinan terjadinya risiko perlu dievaluasi untuk menetapkan tingkat signifikansi akibat risiko tersebut.

A. Mencari/memperkirakan besarnya dampak dan kemungkinan

Ciri dari dampak suatu peristiwa risiko biasanya mempunyai karakter yang merugikan Perseroan jangka pendek maupun jangka panjang, bersifat kualitatif maupun dapat dinominasikan dalam nilai uang. Untuk memudahkan prediksi besarnya dampak dalam nilai rupiah maka perlu diadakan uraian konsekuensi logis dari suatu dampak. Sebagai contoh dari dampak kecelakaan kerja diurai dalam konsekuensi biaya pengobatan karyawan, nilai jam kerja yang hilang, biaya kaderisasi/pelatihan karyawan pengganti.

Bila suatu dampak mengakibatkan dampak lain yang beruntun, maka semua dampak dari internal yang beruntun yang dapat diindikasi harus dihitung menjadi nilai dampak Perseroan, misalnya: dampak dari kurang optimalnya fungsi ticketing dapat menimbulkan konsekueansi antrian terlalu panjang, frekuensi kunjungan pelanggan berkurang dan jam kerja karyawan tidak optimal.

Untuk mempermudah mengurai peristiwa risiko serta dampaknya, dapat dilihat lampiran 1.

B. Pendekatan Kuantitatif dalam Pengukuran Dampak

Untuk mengukur besarnya dampak dapat digunakan pendekatan kuantitatif bila peristiwa risiko yang diidentifikasi pernah terjadi di Perseroan, sehingga dapat diperkirakan nilai historis dampak risiko yang akan terjadi.

Bila nilai dampak dapat diperkirakan dalam nilai uang maka nilai kemungkinan harus dinyatakan dalam prosentase (%), sehingga nilai risiko dapat dihitung dengan mengalikan nilai prosentase kemungkinan dengan nilai dampak.

Besarnya prosentase kemungkinan dapat dihitung dengan kesepakatan (bila data historis tidak lengkap) serta dengan pendekatan statistik (bila n / data historis < 30 digunakan distribusi Poisson, bila n > 30 digunakan distribusi normal).

Contoh:

Dari data tahun 2000-2010, disimpulkan rata-rata terjadinya gangguan pasokan air terhadap perumahan adalah 5%, dengan rata-rata jumlah rumah sebanyak 60 unit. Menurut perhitungan, bila terjadi satu kali gangguan suplai air, rata-rata kerugian Perseroan mencapai Rp 50.000.000,-. Karena adanya perubahan budaya penghuni perumahan serta tidak jelasnya sanksi terhadap kelalaian petugas suplai air, maka diperkirakan pada tahun 2011 akan terjadi gangguan suplai air sebanyak lima kali. Perhitungan risiko dengan pendekatan nominal, menggunakan teori kemungkinan / distribusi Poisson dapat dilakukan sebagai berikut.

Rata-rata (µ) = 5% * 60 = 3

Diperkirakan tahun 2011 terjadi gangguan kabel 5 kali maka : P (5), µ = 3, pada distribusi Poisson diperoleh angka 0,1003

Jadi P (Kemungkinan) = 10,03% (dibulatkan menjadi 10%) Nilai risiko = 10% * 5 * Rp 8.760.000.000 = Rp 4.380.000.000 C. Pendekatan Semi Kuantitatif (Skala Ordinal)

1) Pada peristiwa risiko yang dampaknya sulit dinilai dengan uang, maka penentuan signifikansi peristiwa risiko dinilai secara semi kuantitatif (skala ordinal) dengan metode skala rating. Contoh peristiwa ini seperti masalah hukum, reputasi, hasil audit dengan opini ditolak atau tidak wajar, manajemen Perseroan terkena kasus KPK dan lain-lain.

Skala rating untuk kolom kemungkinan terjadinya dan kolom dampak dari peristiwa risiko yang paling kecil dimulai dengan level 1 sedangkan yang paling besar dinilai dengan level 5. Karena rumus/notasi risiko yang dipilih adalah nilai dampak dikalikan nilai kemungkinan maka nilai peristiwa risiko berkisar antara 1 s/d 25.

Pembobotan secara umum tingkat kemungkinan terjadinya dan dampak risiko disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3

Pembobotan Nilai Kemungkinan dan Dampak Risiko

Bobot Skala Rating

Kemungkinan Terjadinya Risiko Dampak Risiko 1 Jarang Sekali Terjadi Ringan/Kecil Sekali

2 Jarang Terjadi Ringan

3 Kadang-Kadang Terjadi Sedang

4 Sering Terjadi Berat

5 Sering Sekali terjadi Berat Sekali (Catasthropic)

Setiap kasus uraian dampak dan kemungkinan risiko harus disusun lebih dahulu kertas kerja terkait dengan karakter kemungkinan dan karakter dampak dari kasus risiko tersebut.

Materialitas dampak dapat dikaitkan dengan prosentase tertentu dari pendapatan, biaya, atau tujuan strategis Perseroan sesuai dengan level organisasinya.

Bila dampak risiko menyebabkan pendapatan Perseroan turun / biaya naik > 10%, maka dampak tersebut dinyatakan dengan predikat berat sekali dan diberi bobot 5. Bila dampak risiko menyebabkan tujuan strategis Perseroan tidak tercapai, maka nilai dampak dapat dinyatakan dengan predikat berat sekali. Sebagai panduan dapat digunakan contoh matrik kertas kerja matrik Departemen Pengelolaan Properti, sebagai berikut:

Tabel 4

Contoh Pembobotan Nilai Kemungkinan dan Nilai Dampak

Bobot

Risiko Departemen Pengelolaan Properti Gangguan Suplai Air ke Apartemen Kemungkinan

terjadi Dampak

1 1 kali dalam 1 Tahun

Ada keluhan dari penyewa namun tidak mempengaruhi pendapatan Unit.

2 2 kali dalam 1 Tahun

Pendapatan menurun dibawah 5%, tetapi tidak mempengaruhi laba Unit & ada keluhan dari penyewa.

3 3 kali dalam 1 Tahun

Pendapatan Unit menurun antara 5%-7% & keluhan dari penyewa, mempengaruhi laba Perseroan.

4 4 kali dalam 1 Tahun

Pendapatan Unit menurun antara 7%-10%, mengalami kerugian & keluhan dari penyewa dan ada keluhan yang dimuat di media massa

5 5 kali dalam 1 Tahun

Pendapatan Unit menurun diatas 10%, Perseroan ikut merugi, komplain dari penyewa, terjadi keluhan di media dan tuntutan hukum.

2) Kriteria dampak dari Proyek/Investasi

Bila Perseroan melaksanakan kegiatan proyek atau investasi maka kriteria dampak dapat dinilai atas beberapa elemen keberhasilan suatu proyek, misalnya: ketepatan waktu, ketepatan biaya, dan sasaran kualitas. Untuk itu, digunakan matrik sasaran proyek sebagai berikut:

Tabel 5

Rating Dampak Risiko Pelaksanaan Proyek / Investasi

Sasaran Ketetapan

Waktu Sasaran Biaya Sasaran Kualitas

1. Tidak Berat s/d 5% deviasi target s/d 2,5% deviasi target s/d 1% deviasi target 2. Agak Berat >5% s/d 10% deviasi target >2,5% s/d 5% deviasi target >1% s/d 2% deviasi target 3. Berat >10% s/d 15% deviasi target >5% s/d 7,5% deviasi target >2% s/d 3% deviasi target 4. Sangat Berat >10% s/d 20% deviasi target >7,5% s/d 10% deviasi target >3% s/d 4% deviasi target 5. Malapetaka >20% deviasi target >10% deviasi target >4% deviasi target Kriteria Rating

SASARAN OPERASIONAL ATAU PROYEK

3) Pendekatan Rating Dampak Berdasarkan Faktor Penentu Keberhasilan (CSF) dan Indikator Kinerja Utama (KPI)

Bila indikator dampak terkait dengan Faktor Penentu Keberhasilan dan Indikator Kinerja Utama yang merupakan tujuan Perseroan yang diurai menjadi tujuan divisi sampai dengan unit pelaksana terkecil, maka dapat digunakan matrik sebagai berikut :

Tabel 6 Rating Dampak Tingkat Konsekuensi 1 Tidak Signifikan 2 Kecil 3 Sedang

Dalam dokumen PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (Halaman 33-38)

Dokumen terkait