• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Deskripsi Teoritik, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis

B. Metode Video Critic …

3. Penerapan Metode Video Critic dalam Pembelajaran

Penerapan metode Video Critic dimulai dari guru mempersiapkan video yang ingin ditunjukkan kepada siswa sesuai dengan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.

a. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video

Adapun langkah-langkah Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 26

1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. 3) Sesudah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi,

yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.

4) Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu.

5) Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.

b. Langkah-Langkah Metode Video Critic

Adapun langkah-langkah metode Video Critic adalah sebagai berikut:

1) Guru memilih video yang akan dipertunjukkan kepada siswa 2) Guru menginstruksikan kepada siswa sebelum menonton video,

bahwa guru ingin mereka mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Dan memerintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor, termasuk:

a) Realisme (dari para pelakunya)

26

b)Relevansi

c) Saat-saat tak terlupakan d)Penataan isi

e) Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka. 3) Guru memutar video

4) Guru melaksanakan diskusi yang disebut “pojok kritikus”

5) Guru melakukan jajak pendapat terhadap siswa (opsional), dengan menggunakan semacam sistem penilaian secara keseluruhan, semisal:

a)Bintang satu sampai lima

b)Atau jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).27

Pada metode Video Critic ini siswa harus membangun pengetahuannnya dengan mendayagunakan otaknya untuk berpikir dari apa yang ia lihat dari video maupun yang ia dengar dari penjelasan guru. Pada proses penyusunan bahan pembelajaran guru bertugas menampilkan materi yang menarik perhatian siswa dan mudah untuk dipahami. Pada proses mengukur pemahaman siswa guru terhadap materi pelajaran, guru mendesain informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan siswa. Caranya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan hal penting dari materi yang ia pelajari, dan dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan kemampuan optimal mereka dalam memahami pentingnya suatu materi untuk dipelajari. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

c. Langkah-Langkah Guru dalam Penggunaan Video

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam penggunaan video sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut: 28 1) Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan

unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian memilih video yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Mengetahui

27

Silberman, op. cit., h. 138 28

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 97-98

panjang pendeknya video, tingkat rekomendasi video, kemudian mengintegrasikannya dengan rencana pelajaran.

2) Mempersiapkan kelas; siswa dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan video tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) menjelaskan secara ringkas isi video, b) menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton video.

3) Langkah penyajian, setelah siswa dipersiapkan barulah video diputar. Dalam hal ini harus dipersiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, video. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak. 4) Aktivitas lanjutan; yaitu dapat berupa tanya jawab, guna

mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran video tersebut. Pengertian yang diperoleh siswa dari melihat video akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan beberapa aktivitas, diantaranya yaitu: a) membaca buku tentaang masalah yang ditonton. b) jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat video tersebut.

Oemar hamalik mengemukakan bahwa video yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 29

1) Dapat menarik minat anak 2) Benar dan autentik

3) Sesuai dengan tingkat kematangan siswa 4) Perbendaharaan yang digunakan secara benar 5) Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur; dan

6) Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.

29

d. Kelebihan Metode Video Critic dalam Pembelajaran

Kelebihan metode video critic adalah sebagai berikut:

1) Siswa aktif dalam menyaksikan suatu video yang diputarkan guru. 2) Siswa diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video yang

telah ditayangkan, sehingga kepercayaan diri siswa akan terbangun.

3) Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat serta menghargai pendapat orang lain.

4) Memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. e. Kekurangan Metode Video Critic dalam Pembelajaran

Kekurangan metode video critic adalah sebagai berikut:

1) Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyiapkan peralatan, dan bahan-bahan video yang akan ditayangkan.

2) Metode ini juga memiliki ketergantungan terhadap sumber listrik pada saat metode ini digunakan dalam pembelajaran.

3) Tampilan video harus menarik perhatian siswa sehingga mereka tidak merasa bosan, sehingga butuh keahlian guru dalam mengolah video menjadi lebih menarik untuk dilihat.

C. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.30

Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang

30

Departemen Pendidikan Agama RI No.2 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.

mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:31

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

D. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Menggunakan Metode Video Critic Pada Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan. Yaitu:

1. Evi Lailatul Latifah (2010), tentang Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Akhlak Siswa kelas XI SMA Triguna Utama

31

Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang mengungkap hubungan antara kecerdasan emosional dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara kecerdasan emosional dengan akhlak siswa kelas XI SMA Triguna Utama Tangerang Selatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak yang terdapat dalam diri siswa dapat ditingkatkan dengan adanya pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional. Dalam penelitian ini membahas upaya meningkatkan akhlak siswa dengan adanya pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional tidak dikaitkan dengan metode belajar yang digunakan dalam meningkatkan kecerdasan emosional sebagaimana yang penulis lakukan.

2. Fitria Ningtias Rahmawati (201), tentang Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengungkap secara spesifik tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan skor hasil belajar siswa pada setiap siklus. Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan video dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sedangkan penulis menggunakan metode Video Critic dalam menggunakan kecerdasan emosional siswa.

Secara umum kedua penelitian diatas memiliki kemiripan dengan penelitian yang diajukan oleh penulis. Tetapi setiap penelitian mempunyai fokus masing-masing. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang fokus terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa dengan menggunakan metode Video Critic.

Dengan demikian perbedaan skripsi ini dengan skripsi lain adalah penggunaan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Dokumen terkait