METODE PENELITIAN
A. Data Penelitian
3. Penerapan Tax Planning
Laporan keuangan yang disusun oleh PT. Miduk Arta Medan, merupakan
gambaran dari proses usaha , baik mengenai perkembangan kemajuan dan
hambatan – hambatan yang dihadapi pada saat beroperasinya laporan perusahaan
tersebut berupa neraca, laba rugi dan rincian – rincian penjelasan sebagaimana
pertimbangan evaluasi dalam mengambil langkah-langkah usaha selanjutnya yang
mengarah pada perkembangan serta kemajuan usaha. Adapun data-data dan
laporan yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini adalah : Perhitungan
laba rugi PT. Miduk Arta Medan tahun buku 2010- 2011 yang terdiri dari
pendapatan, harga pokok penjualan, Biaya operasional, dan Pendapatan lain-lain
dikurangi beban lain-lain.
Adapun penerapan tax planning yang dilakukan oleh PT. Miduk Arta
Medan adalah sebagai berikut :
Pada tahun 2010, beban Pajak Penghasilan yang ditanggung perusahaan
setelah koreksi fiskal adalah sebesar Rp.295.453.279,00. Dari data tersebut maka
jumlah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar pada tahun pajak 2011
yaitu sebesar Rp.295.453.279/12 = Rp.24.621.106.
Maka besarnya arus kas keluar yang harus disediakan perusahaan untuk
membayar angsuran pajak tersebut adalah sebesar Rp. 24.621.106 per bulan atau
sebesar Rp. 295.453.279 per tahun. Berdasarkan jumlah tersebut, pihak
manajemen merencanakan untuk meminimalisasi jumlah tersebut dengan
membuat anggaran laba rugi untuk tahun 2011 . Perusahaan merencanakan agar
pembayaran pajak penghasilan untuk tahun 2011 berkurang dari pembayaran
pajak penghasilan tahun pajak 2010, artinya perusahaan merencanakan agar pajak
penghasilan yang dibayar lebih rendah dari tahun 2010.
Untuk pencapaian rencana tersebut maka dilakukan efisiensi Pajak
Penghasilan Badan dengan beberapa cara legal untuk memperkecil pajak dari
suatu badan usaha untuk meminimalkan Pajak Penghasilan terutang PT. Miduk
a. Memperbesar beban penyusutan
Memilih metode penyusutan yang lebih tepat, tetapi sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku. Selengkapnya dapat dilihat dengan contoh
berikut. Misalkan, PT. Miduk Arta Medan selama tahun 2010 mempunyai data
sebagai berikut :
• Penjualan setahun Rp.75.000000
• Harga pokok produk terjual setahun Rp.42.000.000
• Pada awal tahun membeli alat kantor dengan masa manfaat 5 tahun
seharga Rp.16.000.000 tanpa nilai residu
• Beban usaha diperkenankan mengurangi laba kotor setahun sebelum
penyusutan alat kantor sebesar Rp. 8.250.000
Penyusutan aktiva tetap metode garis lurus
Penyusutan alat kantor setahun 25 % X Rp. 16.000.000 = Rp.4.000.000
Perhitungan pajak penghasilan sebagai berikut :
Penjualan Rp. 75.000.000
Harga pokok penjualan
Laba Kotor Rp. 33.000.000
Rp. 42.000.000
Beban usaha sebelum penyusutan
Laba usaha sebelum penyusutan Rp.25.750.000
Rp. 7.250.000
Beban Penyusutan alat kantor
Laba usaha kena pajak Rp.21.750.000
Rp. 4.000.000
PPh (25%) X Rp. 21.750.000
Laba bersih setelah pajak Rp. 16.312.500
Metode Penyusutan Aktiva tetap Metode saldo menurun
Penyusutan alat kantor Setahun 50% X Rp. 16.000.000 = Rp. 8.000.000
Penghitungan pajak penghasilan sebagai berikut :
Penjualan Rp. 75.000.000
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor Rp.33.000.000
Rp. 42.000.000
Beban usaha sebelum Penyusutan
Laba usaha sebelum penyusutan Rp. 25.750.000
Rp. 7.250.000
Beban penyusutan alat kantor
Laba usaha kena pajak Rp.17.750.000
Rp. 8.000.000
PPh (25%) X Rp.17.750.000)
Laba bersih setelah pajak Rp.13.312.500
Rp. 4.437.500
Dengan metode saldo menurun dapat memperbesar laba penyusutan
dibandingkan metode garis lurus sebesar Rp.4.000.000
Beban penyusutan menurut :
Metode saldo menurun Rp. 8.000.000
Metode garis lurus
Lebih besar Rp. 4.000.000
Rp. 4.000.000
Dengan demikian , pajak penghasilan menurut metode saldo menurun
lebih kecil daripada metode garis lurus, yaitu dapat menghemat pajak
Rp.1.000.000
Pajak penghasilan menurut :
Metode saldo menurun Rp.4.437.500
Memperkecil pajak Rp.1.000.000
b. Pemberian Tunjangan Tidak dalam bentuk Natura
Dalam pasal 9 ayat 1 huruf e menyebutkan bahwa pemberian dalam
bentuk natura bukan sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto, dengan demikian penghasilan kena pajak akan menjadi lebih besar.
Berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan PT. Miduk Arta
Medan mengeluarkan dana untuk keperluan tunjangan natura sebesar Rp.
65.000.000 menjadi unsur biaya administrasi dan umum. Jika tunjangan tersebut
diberikan dalam bentuk natura, maka perusahaan tidak dapat memasukkannya
sebagai unsur biaya operasi. Jika tunjangan tersebut diberikan dalam bentuk uang,
maka biaya tersebut dapat dimasukkan ke dalam unsur biaya operasi peluang ini
tercantum dalam pasal 6 ayat 1 huruf a selengkapnya dapat dilihat contoh
TABEL IV. 2 PT. MIDUK ARTA MEDAN
Tunjangan karyawan bentuk natura diganti uang
Tunjangan Bentuk natura Tunjangan Bentuk uang
Pendapatan
Penghasilan jasa Angkutan Rp. 6.705.488.734 Penghasilan Agen BBM Rp. 6.603.214.240 Total Pendapatan Rp.13.308.702.974 Harga Pokok Penjualan
HPP Jasa Angkutan Rp. 4.962.473.394 HPP Agen BBM Rp. 4.958.016.789 - Bentuk Natura Rp. 9.920.490.182 Laba Kotor Rp. 3.388.212.792 Biaya Operasional Biaya Gaji Rp. 554.876.904 THR Rp. 123.549.876 Biaya Posko Rp. 5.295.000 Biaya Askes Rp. 109.654.860 Biaya listrik,telp,dan air Rp. 137.164.181 Biaya kantor Rp. 98.654.903 Biaya Pajak Rp. 67.237.500 Biaya Pemeliharaan Aktiva Rp. 34.853.109 Biaya penyusutan aktiva Rp. 1.353.753.422 Biaya Adm dan Umum lainnya Rp. 287.721.563 Total Biaya Operasional (Rp. 65.000.000)
Rp. 2.707.761.318 Laba (Rugi) Operasional Rp. 680.451.473 Pendapatan ( biaya ) lain - lain
Pendapatan Jasa Giro Rp. 28.906.868 Pendapatan Lainnya Rp. 246.695.868 Biaya Bunga Bank (Rp. 197.569.808)
Pendapatan
Penghasilan jasa Angkutan Rp. 6.705.488.734 Penghasilan Agen BBM Rp. 6.603.214.240 Total Pendapatan Rp.13.308.702.974 Harga Pokok Penjualan
HPP Jasa Angkutan Rp. 4.962.473.394 HPP Agen BBM Rp. 4.958.016.789 - Bentuk Uang Rp. 9.920.490.182 Laba Kotor Rp. 3.388.212.792 Biaya Operasional Biaya Gaji Rp. 554.876.904 THR Rp. 123.549.876 Biaya Posko Rp. 5.295.000 Biaya Askes Rp. 109.654.860 Biaya listrik,telp,dan air Rp. 137.164.181 Biaya kantor Rp. 98.654.903 Biaya Pajak Rp. 67.237.500 Biaya Pemeliharaan Aktiva Rp. 34.853.109 Biaya penyusutan aktiva Rp. 1.353.753.422 Biaya Adm dan Umum lainnya Rp. 287.721.563 Total Biaya Operasional Rp. 65.000.000
Rp. 2.837.761.318 Laba (Rugi) Operasional Rp. 550.451.473 Pendapatan ( biaya ) lain - lain
Pendapatan Jasa Giro Rp. 28.906.868 Pendapatan Lainnya Rp. 246.695.868 Biaya Bunga Bank (Rp. 197.569.808)
PPh Badan (tarif 16) (25%) X Rp. 721.108.588 = Rp. 180.277.147 PPh Terutang PPh Badan (tarif 16) (25%) X Rp. 591.108.588 = Rp. 147.777.147 PPh Terutang (Rp. 180.277.147)
Laba Bersih setelah pajak Rp. 540.831.441
(Rp. 147.777.147) Laba Bersih setelah pajak Rp. 443.331.441
Dari perhitungan tabel IV. 2 total hutang pajak penghasilan yang harus
dibayar PT. Miduk Arta Medan apabila memberikan tunjangan makan dalam
bentuk natura adalah Rp.180.277.147,00 dengan menggunakan tax planning
perusahaan dapat mengatur pemberian natura dialihkan menjadi bentuk nilai
uang sehingga terdapat penurunan total hutang pajak penghasilan menjadi
Rp.147.777.147. Dari kasus diatas maka, PT. Miduk Arta Medan dapat
melakukan penghematan pajak penghasilan sebesar Rp. 32.500.000. (Rp.
180.277.149 – Rp. 147.777.147) atau Rp. 32.500.000 / Rp.180.277.147 X 100
% = 18%
c. Pemberian Tunjangan Pajak
Pemberian tunjangan pajak kepada karyawan dalam bentuk uang yang
dimasukkan ke dalam daftar gaji akan memperbesar biaya operasional, dengan
sendirinya akan memperkecil pajak yang terutang. Sebagai contoh, Tuan Susanto
adalah wajib pajak dengan status kawin dengan tiga anak, bekerja sebagai
karyawan PT. Miduk Arta Medan. Gaji yang diperoleh setiap bulan Rp
3.583.000,00 dan membayar iuran kesehatan sebesar Rp 39.800 dan iuran Taspen
Rp 25.000 yang keduanya ditanggung perusahaan. Peluang penghitungan biaya
yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan tercantum dalam pasal
6 ayat 1 huruf a, selengkapnya dapat dilihat contoh perhitungan pada tabel IV. 3 67
Tabel IV. 3 PT.Miduk ArtaMedan
Pajak Penghasilan Diganti Tunjangan Pajak
PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PERUSAHAAN PAJAK PENGHASILAN DIGANTI TUNJANGAN PAJAK Gaji Rp 3.583.000 Dana Kesehatan Rp 40.000 Iuran Taspen Rp 25.000 Penghasilan Bruto Rp 3.648.000 Potongan: Biaya Jabatan 5% x Rp.3.648.000 Rp 182.500 Penghasilan Neto Sebulan Rp 3.465.500 Penghasilan Neto Setahun Rp 41.586.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 21.120.000 Penghasilan kena Pajak Rp 20.466.000 Hutang PPh (Pasal 21):
5 % x Rp 20.466.000 = Rp. 1.023.300
Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.023.300 PPh Pasal 21 Sebulan (Rp 1.023.300/12) Rp 85.275 Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.648.000 PPh Pasal 21 Rp 85.275 Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 3.733.275
Biaya Yang Diperkenankan Pajak Rp 3.648.000
Gaji Rp 3.583.000 Dana Kesehatan Rp 40.000 Iuran Taspen Rp 25.000 Tunjangan Pajak Rp 85.275 Penghasilan Bruto Rp 3.733.275 Potongan: Biaya Jabatan 5% x Rp.3.733.275 Rp 186.664 Penghasilan Neto Sebulan Rp 3.546.611 Penghasilan Neto Setahun Rp 42.559.332 Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 21.120.000 Penghasilan kena Pajak Rp 21.439.332 Hutang PPh (Pasal 21):
5 % x Rp 21.439.332 = Rp. 1.071.967
Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.071.967 PPh Pasal 21 Sebulan (Rp 1.071.967/12) Rp 89.331 Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.648.000 PPh Pasal 21 Rp 85.275 Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 3.733.275
Dari perhitungan IV.3, biaya yang dikeluarkan PT. Miduk Arta Medan
menurut pajak penghasilan pasal 21 adalah sebesar Rp 3.733.275 sedangkan biaya
yang diperkenankan pajak adalah Rp 3.648.000. Apabila perusahaan memberikan
tunjangan pajak sebesar Rp 85.275/bulan dalam bentuk uang dan dimasukkan
dalam daftar gaji, maka biaya gaji yang diperhitungkan oleh perusahaan untuk
dikurangkan dari penghasilan perusahaan adalah Rp 3.648.000 + Rp 85.275 = Rp
3.733.275. Selain bermanfaat sebagai biaya pengurang dari penghasilan
perusahaan dalam hal ini tax saving dapat mencapai shift to lower bracket (dari
PPh 21 karyawan = 10 % ke PPh 21 perusahaan = 30%), pemberian tunjangan