• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani padi dihitung dari jumlah output yang dihasilkan daribudidaya padi tersebut. Untuk penghitungan penerimaan usahatani padi, komponen yangdihitung adalah penjualan padi selama satu musim tanam dengan menggunakan harga yang berlaku saat ini agar dapat dilakukan perbandingan yang sesuai. Rata-rata jumlah produksi per musim tanam per hektar dengan varietas ciherang yangdihasilkan dari usahatani padi sebelum melakukan

32

mekanisasi mencapai 4.988kg dan sesudah melakukan mekanisasi mencapai 5.986 kg dalam bentuk gabah kering panen(GKP) dengan harga jual sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi Rp.4.000,00perkilogram, penerimaan yangdiperoleh petani dari produksi padi sebelum melakukan mekanisasi adalah Rp.19.952.667diperoleh dari hasil perkalian antara produksi padi sawah perhektaryang dijual yaitu 5.000 Kg dengan harga jual Rp 4.000,00 per kg dan penerimaan yangdiperoleh petani dari produksi padi sesudah melakukan mekanisasi adalah Rp.23.944.317diperoleh dari hasil perkalian antara produksi padi sawah perhektaryang dijual yaitu 5.986Kg dengan harga jual Rp 4.000,00 per kg.. Rata-ratapendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Pendapatan Responden Petani Padi Sebelum dan Sesudah Melakukan Mekanisasi per Musim Tanam per Hektar di Desa Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat

No. Keterangan Satuan Banyaknya % Biaya

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1. Penerimaan (R) a. Produksi Kg. 4.988 5.986 b. Harga Rp. 4.000 4.000 c. Penerimaan Rp. 19.952.667 23.944.317 2. Biaya Variabel (VC) a. Benih Rp. 359.333 183.333 2,64 1,41 b. Pupuk Rp. 1.610.867 1.610.867 11,83 12,43 c. Pestisida Rp. 420.000 480.000 3,09 3,70 d. Tenaga Kerja* Rp. 4.885.000 4.352.000 35,89 33,58 Jumlah Rp. 7.275.200 6.626.200 53,44 51,13 VC per unit Rp. 1.455,04 1.104,37 3. Biaya Tetap (FC) a. Depresiasi Alat Rp. 187.333 182.666 1,38 1,41 b. Sewa Lahan Rp. 6.000.000 6.000.000 44,08 46,30 c. Lain Rp. 150.000 150.000 1,10 1,16 d. Jumlah Rp. 6.337.333 6.332.666 46,56 48,87 4. Total Biaya (TC) Rp. 13.612.533 12.958.866 100,00 100,00 5. Pendapatan (I) Rp. 6.340.144 10.985.450 6. R/C Rasio - 1,47 1,85

*(Biaya tenaga kerja sesudah mekanisasi sudah termasuk biaya sewa hand tractor yang dikonversikan menjadi biaya tenaga kerja pada pengolahan lahan. Sumber: Data Primer Diolah, Lampiran 19 dan 29.

33

5.1.2. Biaya Usahatani

Biaya usahatani untuk usahatani padi terdiri atas dua komponen yaitu biaya variabel (VC)dan biaya tetap (FC). Biaya variabel terdiri atas pembelian benih, pembelian pupuk, pembelian pestisida dan upah tenaga kerja. Selain itu untuk biaya tetap terdiri dari depresiasi alat, biaya sewa lahan, dan biaya lain-lain. Total biaya usahatani (TC) yang dikeluarkanper musim tanam sebelum melakukan mekanisasi adalah sebesar Rp.13.612.533dan sesudah melakukan mekanisasi adalah sebesar Rp.12.958.866.Biaya yang dikeluarkan sepenuhnya dari petani itu sendiri.

Pengeluaran terbesar yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani padi sawah sebelum dan sesudah mekanisasi adalah adalah sewa lahan yaitu masing-masing sebesar Rp.6.000.000,00per hektar atau sebesar 44,08 persen dari total biaya usahatani dan Rp.6.000.000,00per hektar atau sebesar 46,30 persen dari total biaya usahatani. Sebagian besar petani responden merupakan petani bukan pemilik lahan atau yang menyewa lahan.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu sebelum dan sesudah mekanisasi masing-masing sebesar Rp.4.885.000per hektar atau 35,89persen dari total biaya dan Rp.4.352.000per hektar atau 33,58 persen dari total biaya usahatani.Besarnya biaya untuk faktor produksi tenaga kerja ini disebabkan karena tanaman padi sawah sangat rentan terhadap hama dan penyakit sehingga usahatani ini sangat membutuhkan perawatan yang cukup intensif mulai dari kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman padi, seperti pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit sampai dengan kegiatan pemanenan.

34

Pengeluaran terbesar selanjutnya adalah untuk pembelian pupuk yaitu sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi masing-masing sebesar Rp.1.610.867per hektar atau sekitar 11,83persen dari total biaya dan Rp.1.610.867per hektar atau 12,43 persen dari total biaya usahatani. Besarnya biayauntuk faktor produksi pupuk disebabkan karena padi merupakan tanaman yang borosunsur hara. Oleh karena itu dibutuhkan pupuk yang banyak untuk memenuhi kebutuhan hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan padi tersebut.

Pengeluaran terbesar keempat adalah untuk membeli pestisida dimana masing-masing sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi yaitu sebesar Rp.420.00,00 atau 3,09persen dari total biaya dan Rp.480.000,00 atau 3,70 persen dari total biaya usahatani, dan selanjutnyaadalah untuk membeli benih dimana masing-masing sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi yaitu sebesar Rp.359.333 atau 2,64 persen dari total biaya dan Rp.183.333 atau 1,41 persen dari total biaya usahatani.

Pendapatan atas biaya usahatani diperoleh dengan mengurangi total penerimaan dengan total biaya, maka diperoleh pendapatan sebelum mekanisasi sebesar Rp.6.340.144per hektar dan sesudah mekanisasi sebesar Rp.10.985.450per hektar.

Hasil analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio) menunjukkan bahwa usahatani ini memiliki penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya usahatani. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R/C rasio lebih besar dari satu baik sebelum maupun sesudah melakukan mekanisasi. Nilai R/C rasio sebelum mekanisasi adalah 1,47 artinya bahwa setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan oleh

35

petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,47. Dan nilai R/C rasio sesudah melakukan mekanisasi 1,85 artinya bahwa setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,85. Nilai R/C rasio yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usahatani padi sawah sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi di Desa Namu Ukur Utara layak untuk diusahakan

Tabel 6. Rata-rata Curahan dan Upah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Melakukan Mekanisasi pada Pengolahan Lahan yang dapat dikerjakan oleh Hand Tractor per Panen per Hektar

Perlakuan Sebelum Sesudah HKP Upah/HKP (Rp) Biaya Upah (Rp) HKP Upah/HKP (Rp) Biaya Upah (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Olah Lahan 14 50.000 700.000 2 187.500 375.000

Sumber: Data Primer Diolah.

Mekanisasi dengan menggunakan hand tractor dapat memberikan curahan tenaga kerja yang lebih sedikit dan mengurangi biaya dari pengolahan lahan. Total HKP yang digunakan sebelum mekanisasi adalah sebesar 14 HKP dengan total biaya upah Rp. 700.000,00 sedangkan sesudah melakukan mekanisasi total HKP yang digunakan sebesar 2 HKP dengan total biaya Rp.375.000,00. Data menjelaskan terjadi penurunan penggunaan HKP dan biaya upah sesduah melakukan mekanisasi, sehingga dianggap petani sudah tepat melakukan mekanisasi dengan menggunakan hand tractor.

Penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit menimbulkan dampak yaitu adanya tenaga kerja yang tidak terpakai atau semakin banyaknya waktu luang dari tenaga kerja. Penelitian dilapangan banyak petani menghabiskan waktu di kedai kopi, ada juga mengerjakan usaha pertanian di tempat lain atau ada yang mencari pekerjaan lain seperti kuli dan buruh bangunan.

36

Dokumen terkait