• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Anggota Komite Sekolah

Tentang penetapan keanggotan skomite sekolah juga mengalami perubahan. Dalam Kepmendiknas nomor 044/u/2002, setelah terbentuk, maka penetapan keanggotaan komite sekolah diatur berdasarkan AD/ART Komite sekolah, tetapi dalam PP nomor 17 tahun 2002, penetapan anggota Komite sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah.

sekolah. Dengan adanya PP ini kepala sekolah bisa saja tidak setuju terhadap komposisi keanggotaan komite sekolah yang dianggap tidak sejalan dengan pikiran kepala sekolah. Bisa saja pasal ini muncul karena dilatar belakangi adanya disharmonisasi hubungan antara komite sekolah dan kepala sekolah. Komite sekolah terlalu over acting terhadap kebijakan kepala sekolah, sehingga hal tersebut mengganggu kinerja sekolah secara keseluruhan. Terlepas dari pro dan kontra tentang penetapan keanggotaan komite sekoalah, harus tetap difahami bahwa keberadaan kedua komponen tersebut adalah bertujuan sama, yaitu sama-sama memajukan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Sehingga yang harus dikedepankan adalah persamaan tersebut dan bukan jurang perbedaan yang dapat menimbulkan disharmonisasi hubungan sebagai mitra kerja.

Hal yang baru dari PP ini adalah diaturnya sumber pendanaan yang diperbolehkan untuk mendanai kegiatan komite sekolah dan/atau membantu sekolah. Dalam pasal 196 dijelaskan , bahwa komite sekolah boleh menggali dana dari sumber-sumber berikut pemerintah; pemerintah daerah; masyarakat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah. Pasal ini dapat digunakan komite sekolah untuk menggali dana sebanyak mungkin dari sumber-sumber yang berbeda, bahkan bantuan dari pihak asing pun diperbolehkan dalam PP ini.

Dalam pasal 198 dijelaskan Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/ madrasah, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang :

1. menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di satuan pendidikan;

2. memungut biaya bimbingan belajar atau les dari peserta didik atau orang tua/walinya di satuan pendidikan;

3. mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik secara langsung atau tidak langsung;

4. mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung atau tidak langsung; dan/atau

5. melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas satuan pendidikan secara langsung atau tidak langsung.

Kenyataan di lapangan masih banyak sekolah yang seijin komite sekolah mengadakan bimbingan belajar. Kalau melihat ketentuan dalam pasal ini jelas tidak diperbolehkan. Lantas bagaimana solusinya. Kegiatan bimbingan belajar adalah kegiatan tambahan jam pelajaran yang diberikan sebelum atau setelah jam sekolah, yang biasanya memungut sejumlah biaya dari orang tua wali murid. Agar kegiatan tersebut tidak melanggar ketentuan dari pasal ini, maka pola pemberian tambahan jam belajar dapat digabung dengan jam intra kurikuler. Sehingga total jam pelajaran perminggu dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara ini bimbingan berlajar tidak lagi diadakan di luar jam sekolah tetapi ada di dalam jam sekolah.

Sekarang permasalahannya, bagaimana dengan keanggotaan komite yang sudah ada sekarang? Apakah harus segera menyesuaikan dengan PP ini atau harus bagaimana? Memang bukan hal yang mudah untuk segera mengaplikasikan sebuah peraturan. Di beberapa kabupaten/kota keberadaan komite sekolah memang sudah mulai menunjukkan perannya. Berbagai instrumen dan kelengkapan komite sekolah sedikit demi sedikit sudah mulai dilengkapi, mulai dari AD/ART, struktur organisasi dan lain sebagainya. Dan bahkan ada sebagian komite sekolah sudah mengadakan reformasi kepengurusan. Tentu hal ini tidak serta merta dapat dirubah. Sebaiknya bagi komite sekolah yang baru saja mengadakan reformasi kepengurusan, lanjutkan saja sampai habis masa jabatan. Setelah itu baru menyesuaikan dengan PP ini. Sedangkan yang akan mengadakan reformasi kepengurusan

Hal positif yang dapat kita ambil dari terbitnya PP ini adalah semakin dikuatkannya organisasi komite sekolah. Dengan demikian keberadaan komite sekolah lebih mapan dari sisi hukum. Komite sekolah memiliki pijakan hukum yang kuat dalam melaksanakan fungsi dan perannya. Selamat berjuang komite sekolah.

D. Keputusan

KEPUTUSAN

KEPALA SD NEGERI 9 BOKAT Nomor : 420/.../sdn9bokat

TENTANG

PEMBENTUKAN PENGURUS KOMITE SEKOLAH SD NEGERI 9 BOKAT

Periode 2016 - 2019

Menimbang : a. Bahwa setiap warga Negara berhak atas pendidikan dan pengajaran yang layak serta memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran.

b. Dalam rangka upaya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan pencapaian tujuan pendidikan nasional, maka penyelenggaraan pendidikan hendaknya dibuka seluas-luasnya kepada seluruh warga masyarakat.

c. Bahwa dengan adanya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah khususnya di bidang pendidikan, maka penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu terus diberdayakan agar dapat terus meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada seluruh masyarakat.

d. Bahwa agar desentralisasi dalam bidang pendidikan kepada sekolah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan upaya peningkatan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan secara optimal, maka perlu dibentuk suatu Komite Sekolah. Mengingat : 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

3. Undang-undang No. 25 tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

4. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional;

5. Keputusan Mendiknas No. 044/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

6. Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 559/C/Kep/PG/2002 tentang Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

7. Kebijakan Dirjen Dikdasmen tentang Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (School Based Management );

8. Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Bekasi No. 028 / 1010 / 409.105 / 2003 tanggal 3 Juli 2003.

Memperhatikan : Hasil musyawarah wali siswa dan tim formatur Komite SD NEGERI 9 BOKAT pada tanggal 21 Januari 2016.

Menetapkan :

Pertama : Membentuk Komite Sekolah SD NEGERI 9 BOKAT Periode 2016 s/d 2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Kedua : Komite Sekolah SD NEGERI 9 BOKAT berperan sebagai mitra kerja sekolah dalam mengembangkan sekolah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Komite Sekolah SD NEGERI 9 BOKAT Kecamatan Bokat Kabupaten Buol, yang meliputi pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), pengontrol (controlling agency) dan mediator.

Ketiga : Komite Sekolah SD NEGERI 9 BOKAT berfungsi mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, menampung dan menganalisis aspirasi, ide, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat, dan memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan, serta mendorong wali siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam peningkatan mutu layanan pendidikan.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir pada tanggal 21 Januari 2019.

Kelima : Apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini maka akan dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pada tanggal : Kodolagon : 21 Januari 2016 KEPALA SEKOLAH SD NEGERI 9 BOKAT

AHMAD S. ANTUNG. A.Ma.Pd Pembina IV/a

NIP. 19580403 197910 1 004 Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Bupati Buol di Buol

2. Sekertaris Daerah Kab. Buol di Buol 3. Ketua DPRD Kab. Buol di Buol

4. Kepala Dinas DIKPORA Kab. Buol di Buol

5. Kepala Cabang DISDIKPORA Kec. Bokat di Bokat 6. Pengawas SD wilayah binaan SD NEGERI 9 BOKAT 7. Arsip.

Lampiran : Surat Keputusan Kepala Sekolah

Tentang : Pembentukan Pengurus Komite Sekolah SDN 9 BOKAT Periode 2016 s/d 2019 Nomor : 420/.../sdn9bokat

Tanggal : 21 Januari 2016

SUSUNAN PENGURUS KOMITE SEKOLAH SD NEGERI 9 BOKAT

PERIODE 2016 – 2019

NO. NAMA JABATAN

1 2 3 1. Ketua Komie 2. Sekertaris Komite 3. Bendahara Komite 4. Anggota 1 5. Anggota 2

6. Seksi Bidang Penggalian Sumber

daya Sekolah

7. Seksi Bidang Pengelolaan Sumber

daya Sekolah

8. Kualitas Pelayanan SekolahSeksi Bidang Pengendalian

9. Seksi Bidang Jaringan Kerja sama

Sistem Informasi

10. Seksi Bidang Sarana dan

Prasarana Sekolah

Ditetapkan di Pada tanggal : Kodolagon : 21 Januari 2016 KEPALA SEKOLAH SD NEGERI 9 BOKAT

AHMAD S. ANTUNG. A.Ma.Pd Pembina IV/a

NIP. 19580403 197910 1 004 Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Bupati Buol di Buol

2. Sekertaris Daerah Kab. Buol di Buol 3. Ketua DPRD Kab. Buol di Buol

4. Kepala Dinas DIKPORA Kab. Buol di Buol

5. Kepala Cabang DISDIKPORA Kec. Bokat di Bokat 6. Pengawas SD wilayah binaan SD NEGERI 9 BOKAT 7. Arsip.

Panduan ini merupakan acuan utama untuk membentuk dan/atau memperluas peran, fungsi, dan keanggotaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam membentuk badan tersebut, pemrakarsa dapat berkonsultasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.

Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah :

Alamat : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta,

Telepon : (021) 5725613, 5725608, FAX (021) 5725608, Web site : www.depdiknas.go.id

e-mail : dpks@depdiknas.go.id dpkp2002@yahoo.com

Dokumen terkait