B. Kebutuhan Penanganan Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Malang Di Kota Malang banjir lebih banyak disebabkan oleh pendangkalan sungai, penyempitan dimensi sungai karena sempadan sungai digunakan beralih fungsi menjadi permukiman penduduk. Untuk itu, kebutuhan penanganan untuk mengurangi banjir dan dampak yang ditimbulkan akibat banjir yaitu penertiban permukiman yang berada di sempadan sungai, pengendalian sempadan bangunan untuk mempertahankan fungsi sungai sebagai penampung aliran air hujan serta perbaikan penampang sungai atau normalisasi dengan melebarkan sungai atau memperdalam (pengerukan) sungai dan pembuatan tanggul. Pengertian normalisasi sungai sering dilakukan dengan meluruskan sungai, melebarkan sungai, atau memperdalam penampang, dengan maksud agar aliran air lebih cepat dan kapasitas sungai dalam menampung air menjadi lebih besar.
2.4 Kawasan RTH Kota
2.4.1 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan Di Kota Malang
Adapun lokasi ruas jalan yang memiliki RTH Jalur Jalan yang perlu dipertahankan keberadaannya dan ditetapkan sebagai kawasan lindung diantaranya adalah sebagai berikut.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Peneduh
Meliputi Jl. Besar Ijen, Jl. Bandung-Jl.Veteran- Jl. Yogyakarta, sekitar kawasan Jl. Surabaya, Jl. Bogor, Jl. Jakarta, Jl. Merbabu, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Tumenggung Suryo serta taman Jl. Kali Mewek, Taman Serayu, Taman Ciujung, Taman Cisadea, dan Taman Cidurian.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penyerap Polusi Udara
Meliputi seluruh ruas jalan di Kota Malang yang memiliki ruang terbuka hijau baik berada pada posisi kiri, kanan, tengah jalan serta dapat berupa pulau jalan, median jalan, dan buffer koridor.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penyerap Kebisingan
Meliputi koridor jalan yang memiliki akses menuju kawasan industri yang notabenenya jalan tersebut dilalui oleh kendaraan berat dan koridor jalan yang memiliki intensitas kendaraan padat.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pemecah Angin
Meliputi koridor jalan yang memiliki kondisi sekitar berupa ruang terbuka yang terhampar cukup luas sehingga berpotensi menimbulkan tiupan angin kencang, seperti hamparan sawah, pesisir pantai, sungai dengan lebar lebih dari 10 meter.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pembatas Pandang
Meliputi Jl. Mayjend Panjaitan, Jl. Brigjen Slamet Riyadi, Jl. Besar Ijen, Jl. Retawu, dan Jl. Panglima Sudirman.
Meliputi Jl. Raya Dieng, Jl. Raya Langsep, Jl. Besar Ijen, Jl. Danau Toba, Jl. Danau Kerinci Raya, Jl. Galunggung, dan Jl. Veteran.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pengarah Pandangan
Meliputi persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah jalan terusan Jl. Surabaya- Jl.Guntur dan Jl. Buring, persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Bandung, persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Kawi, dan persimpangan Jl. Hamid Rusdi serta taman bundaran Jl. Panglima Sudirman dan Taman Segitiga Arjosari.
Kebutuhan penanganan dilakukan pada RTH Jalur Jalan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung Kota Malang. Kebutuhan penanganan pada RTH Jalur Jalan di Kota Malang didasarkan pada kondisi potensi permasalahan eksisting yang ada serta pada masing- masing karakteristik fungsi RTH Jalur Jalan. Adapun kebutuhan penanganannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 6 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan di Kota Malang No. Karakteristik Fungsi RTH Jalur
Jalan Kebutuhan Penanganan
Pada Jalur Tanaman Tepi
1 Sebagai Peneduh Pemangkasan ranting di area pejalan
kaki untuk memenuhi kebutuhan ruang bebas dari juntaian ranting dan dahan pohon sekitar 2,5 m dari permukaan tanah
2 Penyerap Polusi Udara Pemeliharaan/ perawatan secara
berkala pada tanaman pohon yang baru direncanakan sebagai RTH Jalur Jalan
Melakukan seleksi pada jenis pohon yang sudah tidak lagi memiliki ketahanan tinggi terhadap pengaruh udara dan kemudian mengganti dengan calon tanaman pohon baru bermassa daun padat
3 Penyerap Kebisingan Menerapkan pola penempatan vegetasi
bergilir antara pohon bermassa daun rapat dan pohon perdu/semak
Menempatkan vegetasi dengan
berbagai bentuk tajuk dengan pola tanam rapat
4 Pemecah Angin Menerapkan pola tanam berbaris dan
berjarak rapat dengan kerapatan kurang dari 3 m
Menempatkan tanaman pohon
bermassa daun rapat dan tinggi ± 4-5 m untuk koridor jalan yang bersebelahan dengan area terbuka cukup luas
No. Karakteristik Fungsi RTH Jalur Jalan
Kebutuhan Penanganan
kurang dari 3 m Pada Jalur Median
6 Penahan Silau Lampu
Kendaraan Menerapkan pola tanam berjarak rapat dengan kerapatan kurang dari 1 m
Menempatkan vegetasi dengan
berbagai bentuk tajuk dan tanaman perdu/semak dengan ketinggian maksimal 1,5 m
Pada Area Tikungan dan Persimpangan
7 Pengarah Pandangan Pemangkasan pada cabang, dahan,
dan ranting yang dapat menghalangi pandangan pengguna jalan
Sumber : Hasil kajian dan analisa, 2013
2.4.2 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota Malang
Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di Kawasan Perkotaan serta berdasarkan masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012, maka penetapan RTH Taman Kota, Monumen, dan Gerbang Kota di Kota Malang yang sekaligus akan direncanakan pengembangannya tiap BWK adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK Kota Malang
No. Bagian Wilayah
Kota Nama/Jenis RTH Luas (M²)
1 BWK Malang Barat RTH Taman Kelurahan
Karangbesuki 297.000
RTH Taman Kelurahan Mulyorejo RTH Taman Kelurahan Bandulan RTH Taman Kelurahan
Bandungrejosari
RTH Taman Kelurahan Bakalan Krajan
RTH Taman Supit urang Kelurahan
Mulyorejo 159.200
2 BWK Malang
Tengah Taman cimacam Taman Segitiga Pekalongan 1.114 346
Taman Cibogo 2.604
Taman Terusan Cikampek 1.619
Taman Cikampek 197
Taman Alun-alun Merdeka 23.970
Taman Choiril Anwar 43
Taman alun-alun tugu 10.923
No. Bagian Wilayah Kota Nama/Jenis RTH Luas (M²) Taman Trunojoyo 5.840 Taman Ronggowarsito 3.305 Taman Adipura/Arjuna 395 Taman TGP 201 Taman Melati 210
Taman Simpang Balapan 1.810
Taman Wilis 700
3 BWK Malang Timur RTH Taman Kota Velodrom 4 ha
RTH Taman Kecamatan berupa taman bermain dan lapangan
10 ha RTH taman kelurahan berupa
taman bermain dan lapangan
7 ha 4 BWK Malang Utara Taman tata surya di Kelurahan
Tlogomas
- Taman Soekarno Hatta di
Kelurahan Jatimulyo -
Taman Puspo di Kelurahan
Lowokwaru -
Taman Sarangan -
Taman sarangan dan Taman Soekarno Hatta di Kelurahan Mojolangu
-
Tanah Kosong di Kelurahan Tulusrejo
-
5 BWK Malang
Tenggara
RTH taman kecamatan yang meliputi seluruh taman bermain dan taman lingkungan
17 ha
RTH taman Kelurahan yang meliputi seluruh taman bermain dan taman lingkungan
11 ha
6 BWK Malang Timur Laut
Taman Kali Mewek 5.002
Taman Serayu 135
Taman Cidurian 350
Taman Ciujung 160
Taman Cisadea 1.005
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
Pengembangan taman kota menerapkan konsep kenyamanan lingkungan kota. Taman kota diupayakan memiliki perlindungan terhadap ekosistem Kota Malang, memberikan nilai keindahan, kebersihan, dan dapat sebagai rekreasi masyarakat kota. Taman kota secara idealnya memiliki pembagian ruang aktif dan pasif. Ruang pasif digunakan sebagai habitat tanaman sedangkan ruang aktif digunakan sebagai area rekreasi, bermain, dan berolahraga yang juga ditumbuhi oleh tanaman peneduh. Taman kota yang akan dikembangkan juga harus memiliki elemen lembut dan elemen keras.
yang terlihat dari adanya kesan kesatuan merupakan upaya untuk memunculkan kesan utama, karakter atau identitas melalui unity yang terjadi, karakter taman dapat terlihat dengan jelas. Sebagai contoh taman yang memiliki karakter sebagai taman bermain, taman rumah, taman formal, taman tropis, taman sebagai gerbang kota.
2.4.3 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam Untuk penetapan RTH makam dan lapangan olahraga di Kota Malang dalam naskah akademis ini akan mengacu pada masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012. Adapun penetapan kawasan lindung RTH Makam dan lapangan olahraga di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK Kota Malang
No Bagian Wilayah Kota
Jenis dan Lokasi RTH
RTH Lapangan OLahraga RTH Makam
1 BWK Malang Utara Lapangan di
Kelurahan Dinoyo Lapangan di Kelurahan Tlogomas Lapangan di Kelurahan Ketawanggede Lapangan di Kelurahan Sumbersari Lapangan di Kelurahan Lowokwaru Lapangan di Kelurahan Jatimulyo Pemakaman umum di Kelurahan Sumbersari Pemakaman umum di Kelurahan Tunggulwulung Pemakaman umum di Kelurahan Tlogomas Pemakaman umum di Kelurahan Lowokwaru Pemakaman umum di Kelurahan Mojolangu Pemakaman umum di Kelurahan Tulusrejo Pemakaman umum di Kelurahan Tasikmadu 2 BWK Malang Tengah Kompleks GOR Gajayana, Lapangan segitiga Jaksa Agung Suprapto Lapangan Tretes Selatan Lapangan simpang ijen Lapangan belakang Jl. Brigjen Slamet Riyadi Makam Betek Makam Pejuang Pelajar Makam Samaan Makam Mergan Makam Gading Taman Makam Pahlawan Suropati Taman Makam Pahlawan Trip
No Bagian Wilayah Kota
Jenis dan Lokasi RTH
RTH Lapangan OLahraga RTH Makam
Lapangan simpang pattimura Lapangan di Jl. Mangga Lapangan kompleks perumahan Taman Indah Ijen Lapangan di Jl. Jeruk 3 BWK Malang Timur GOR velodrom
Lapangan olahraga pada tiap pusat pelayanan blok Makam Ki Ageng Gribig Makam umum di Kelurahan Sawojajar Makam umum di Kelurahan Madyopuro Makam umum di Kelurahan Cemorokandang Makam umum di Kelurahan Lesanpuro Makam umum di Kelurahan Kedungkandang 4 BWK Malang Barat Lapangan olahraga
di Kelurahan Bandulan Lapangan olahraga di Kelurahan Tanjungrejo Lapangan olahraga di Kelurahan Pisangcandi Lapangan olahraga di Kelurahan Karangbesuki Pemakaman umum di Jl. Dr. Sutomo Kelurahan Bakalanrejo Pemakaman umum di Jl. Jupri Kelurahan Tanjungrejo Pemakaman umum di Jl. Pisangcandi Kelurahan Pisangcandi Pemakaman umum di Jl. Candi Kelurahan Karangbesuki 5 BWK Malang Tenggara Perumahan Sawojajar Perumahan puncak buring Perumahan Casablanca
Perumahan oma view
Perumahan dirgantara Pemakaman kelurahan bandungrejosari Pemakaman kelurahan Bumiayu Pemakaman kelurahan Kota Lama Pemakaman
No Bagian Wilayah Kota
Jenis dan Lokasi RTH
RTH Lapangan OLahraga RTH Makam kelurahan Mergosono Pemakaman kelurahan Tlogowaru Pemakaman kelurahan sukun Pemakaman kelurahan wonokoyo Pemakaman kelurahan gadang Pemakaman kelurahan arjowinangun Pemakaman kelurahan buring Pemakaman kelurahan kebonsari 6 BWK Malang Timur
Laut Lapangan Kelurahan Bunulrejo
Lapangan Kelurahan Arjosari Lapangan Kelurahan Blimbing Lapangan Kelurahan Polowijen Lapangan Kelurahan Purwodadi Lapangan Kelurahan Purwantoro Lapangan Kelurahan Pandanwangi Lapangan Kelurahan Kesatrian Lapangan Kelurahan Jodipan Pemakaman umum Kelurahan Arjosari Pemakaman umum Kelurahan Balearjosari Pemakaman umum Kelurahan Bunulrejo Pemakaman umum Kelurahan Blimbing Pemakaman umum Kelurahan Jodipan Pemakaman umum Kelurahan Pandanwangi Pemakaman umum Kelurahan purwantoro Pemakaman umum Kelurahan purwodadi
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
Lapangan olahraga di Kota Malang dikembangkan sebagai sarana ruang terbuka yang memiliki fungsi sosial aktif. Pengembangan lapangan olahraga diarahkan pada peningkatan kualitas visual tanaman dengan penataan pohon yang tidak mengganggu kegiatan olahraga didalamnya. Tanaman yang diletakan
berupa pohon peneduh yang memiliki ketinggian relatif tinggi dan ditempatkan di sekeliling lapangan atau mengelompok di beberapa sudut lapangan.
Berdasarkan penetapan RTH Makam dan Lapangan Olahraga tersebut di atas serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung RTH Kota untuk jenis makam dan lapangan olahraga di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap BWK Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan Lindung (Ha)
Makam Lapangan
Olahraga
1 BWK Malang Utara ± 21,72 ± 15,17
2 BWK Malang Timur ± 5,81 ± 14,47
3 BWK Malang Tengah ± 8,21 ± 9,64
4 BWK Malang Timur Laut - -
5 BWK Malang Barat ± 4,46 ± 2,67
6 BWK Malang Tenggara ± 0,06 ± 3,21
Jumlah ± 40,30 ± 45,18
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
2.4.4 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit Penetapan RTH hutan kota dan taman bibit pada dasarnya tetap mengacu pada masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012. Adapun penetapan lokasi kawasan RTH hutan kota dan taman bibit di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing BWK Kota Malang
No. Bagian Wilayah Kota Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit
1 BWK Malang Utara -
2 BWK Malang Tengah Hutan Kota Malabar
Hutan Kota Jakarta
Hutan Kota Kediri
Hutan Kota Trunojoyo
Hutan Kota Ronggowarsito
Taman Bibit Garbis
3 BWK Malang Timur Hutan Kota Kecamatan
Kedungkandang
4 BWK Malang Barat -
5 BWK Malang Tenggara Hutan kota di Kelurahan Arjowinangun
Hutan kota di Kelurahan Kebonsari
Hutan kota di Kelurahan Gadang
Hutan kota di Kelurahan Buring 6 BWK Malang Timur Laut -
Pengembangan hutan kota diterapkan dengan konsep sebagai area resapan air dan pengendali iklim mikro di Kota Malang. Penerapan ruang terbuka hijau berupa hutan kota diarahkan sesuai dengan bentuk dan lokasi pengembangan. Bentuk hutan kota yang akan dikembangkan adalah hutan kota bergerombol dan hutan kota jalur. Penanaman tanaman diterapkan dengan tingkat kerapatan sedang dan memiliki ketinggian yang bervariasi.
2.4.5 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di Kawasan Perkotaan serta berdasarkan hasil kajian analisa dan kesepakatan dengan tim teknis, penetapan sempadan jalur kereta api di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Jalan Kereta Api Lurus
Mengingat jalur kereta api yang melintasi Kota Malang melintang dari utara ke selatan direncanakan pengembangannya sebagai jalur ganda (double track) maka untuk jalan kereta api lurus sempadan jalur ditetapkan 11 meter yang diukur dari as jalur terdekat ke arah kanan dan kiri.
Jalan Kereta Api Berkelok
Berbeda halnya dengan jalan kereta api lurus, untuk sempadan jalan rel kereta api berkelok dengan lengkungan ke dalam ditetapkan 23 meter atau lebih sedangkan sempadan jalan rel kereta api yang memiliki lengkung ke luar ditetapkan 11 meter atau lebih.
Setelah adanya penetapan sempadan jalur kereta api seperti yang telah dijabarkan di atas, ditetapkan pula kriteria garis sempadan jalur rel kereta api yang dapat dimanfaatkan untuk RTH. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut. (1) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
apabila jalan rel kereta api lurus
(2) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari kaki tanggul
(3) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari puncak galian tanah atau atas serongan
(4) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as jalan rel kereta api
(5) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam jalur tanah yang bebas, yang secara berangsur angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari 23 meter. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 meter di muka lengkungan untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 meter.
(6) Garis sempadan jalan rel kereta api yang dimaksud pada poin 1 tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 meter (7) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan
jalan raya adalah 30 meter dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur angsur menuju pada jarak lebih dari 11 meter dari as jalan rel kereta api pada titik 600 meter dari titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
Berdasarkan penetapan garis sempadan jalan rel kereta api tersebut di atas serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung RTH Kota untuk RTH pengaman jalur kereta api di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara -
2 BWK Malang Timur -
3 BWK Malang Tengah ± 10,08
4 BWK Malang Timur Laut ± 14,87
5 BWK Malang Barat ± 12,22
6 BWK Malang Tenggara ± 2,03
Jumlah ± 39,22
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
Sempadan yang disyaratkan untuk daerah milik jalur adalah 12 meter, sehingga kebutuhan penanganan untuk memperoleh sempadan rel kereta api yang nantinya akan diperuntukkan sebagai RTH jalur pengaman rel sesuai standar beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 12 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Kereta Api di Kota Malang
No. Kondisi Lingkungan Sekitar Jalur Rel Kereta Kebutuhan Penanganan Sempadan RTH Jalur Rel Kereta
1 Didominasi bangunan
permukiman dengan
kepadatan tinggi sepanjang jalur rel yang berada di wilayah Kota Malang bagian utara ke selatan melalui BWK Malang Tenggara
Menyediakan lahan permukiman yang layak untuk resettlement bangunan rumah yang menempati sempadan rel
Pengosongan lahan dari bangunan yang menempati sempadan rel
Penghijauan lahan sempadan rel kereta
dengan melakukan penanaman
beberapa varietas vegetasi yang sesuai
2 Terdapat bangunan
pergudangan dengan luasan kavling yang cukup luas
Mengembalikan status lahan KAI yang dipergunakan oleh pihak pribadi dengan mengukur ulang luasan kavling
No. Kondisi Lingkungan Sekitar Jalur Rel Kereta
Kebutuhan Penanganan Sempadan RTH Jalur Rel Kereta
dengan melakukan penanaman
beberapa varietas vegetasi yang sesuai 3 Didominasi areal persawahan
di sisi kanan dan kiri rel yang melintasi wilayah BWK Malang Tenggara
Penanaman vegetasi yang memiliki karakteristik fungsi sebagai buffer atau pembatas antara areal persawahan
dengan sempadan rel yang
mempertimbangkan jarak dari sumbu rel adalah 5 m
Mempertahankan sempadan rel kereta api yang masih memiliki RTH
Sumber : Hasil kajian dan analisa, 2013
2.4.6 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Sutt
Pada dasarnya penetapan RTH pengaman jalur SUTT memiliki manfaat yang cukup banyak apabila dimplementasikan baik bagi keselamatan penduduk sekitar maupun bagi proses pengawasan atau pengamanan oleh pihak PLN. Namun kondisi yang ada di Kota Malang, beberapa jalur SUTT mellintasi wilayah perkotaan yang notabenenya sebagian besar penggunaan lahannya berupa permukiman dan perdagangan jasa. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi bahkan mengganggu jarak bebas minimum yang disyaratkan untuk pengamanan dan pengawasan jalur SUTT . Adapun beberapa usulan kebutuhan penanganan terkait RTH pengaman Jalur SUTT di Kota Malang dengan mempertimbangkan beberapa kondisi lingkungan sekitar diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.9.
Berdasarkan penetapan RTH pengaman Jalur SUTT tersebut di atas serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung RTH Kota untuk RTH berupa pengaman jalur SUTT di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara ± 19,01
2 BWK Malang Timur ± 20,46
3 BWK Malang Tengah ± 28,75
4 BWK Malang Timur Laut ± 26,51
5 BWK Malang Barat ± 52,31
6 BWK Malang Tenggara ± 30,03
Jumlah ± 177,10
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang No. Jenis SUTT Kondisi Lingkungan Sekitar Kebutuhan Penanganan 1 SUTT dengan Tegangan 70 KV Penggunaan lahan sekitar berupa permukiman, bangunan perdgangan jasa, fasilitas umum dan olahraga
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya bermukim di sekitar area jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas bangunan dengan melihat kriteria ketinggian
bangunan yang diijinkan pada bagian bwah jalur pengaman SUTT
Resettlement permukiman yang menempati/ berdiri tepat di area kaki tower SUTT
Pengembangan RTH Pengaman Jalur SUTT dengan menerapkan konsep roof garden pada bangunan yang berada di bawah jalur SUTT
Penggunaan lahan sekitar berupa areal persawahan, tegalan/ ladang, dan kebun.
Menjaga konsistensi areal persawahan, ladang, kebun untuk tidak berubah menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan terhadap kondisi RTH sempadan sekitar jalur SUTT untuk mengantisipasi pemanfaatan ruang secara illegal
Penghijauan dengan kriteria penanaman vegetasi yang tidak menimbulkan gangguan terhadap jaringan listrik serta menghindari bahaya terhadp penduduk sekitarnya dengan tetap mempertimbangkan jarak bebas minimum 2 SUTT dengan Tegangan 150 KV Penggunaan lahan sekitar berupa permukiman, bangunan perdgangan jasa, fasilitas umum dan olahraga
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya bermukim di sekitar area jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas bangunan dengan melihat kriteria ketinggian
No. Jenis SUTT Kondisi Lingkungan Sekitar Kebutuhan Penanganan pengaman SUTT
Resettlement permukiman yang menempati/ berdiri tepat di area kaki tower SUTT
Pengembangan RTH Pengaman Jalur SUTT dengan menerapkan konsep roof garden pada bangunan yang berada di bawah jalur SUTT
Penggunaan lahan sekitar berupa areal persawahan, tegalan/ ladang, dan kebun.
Menjaga konsistensi areal persawahan, ladang, kebun untuk tidak berubah menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan terhadap kondisi RTH sempadan sekitar jalur SUTT untuk mengantisipasi pemanfaatan ruang secara illegal
Penghijauan dengan kriteria penanaman vegetasi yang tidak menimbulkan gangguan terhadap jaringan listrik serta menghindari bahaya terhadp penduduk sekitarnya dengan tetap mempertimbangkan jarak bebas minimum
Sumber : Hasil Kajian dan Analisa, 2013