• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

GAMBAR 3.3. PETA RENCANA KAWASAN STRATEGIS PROVINSI NTT

E. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malaka

1. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

Yang dimaksud dengan kawasan strategis menurut undang-undang penataan ruang no.26 tahun 2007 adalah Kawasan strategis merupakan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:

a. Tata ruang di wilayah sekitarnya;

b. Kegiatan lain dibidang yang sejenis dan kegiatan dibidang lainnya; dan/atau c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis kawasan strategis antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.

Dalam pengembangan Kabupaten dilakukan penetapan Kawasan Strategis untuk dapat memberikan prioritas pengembangan sehingga terjadi percepatan pembangunan, Kawasan Strategis ini disiapkan ditinjau dari Prioritas Kawasan yang akan disiapkan sehingga kecenderungan yang dikembangkan sebagai kawasan strategis dengan tipologi Kawasan yaitu :

RPIJM 2017-2021 Bab III - 64

a. Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan

Kawasan strategis pertahanan dan keamanan yang ada di Kabupaten Malaka adalah kawasan perbatasan antara RI – RDTL. Kawasan perbatasan di Kabupaten Malaka meliputi 1 (satu) kawasan yaitu kawasan Perbatasan darat di wilayah kecamatan Kobalima Timur panjang garis batas darat negara RI – RDTL seopanjang 26 km terbentang dari utara sampai selatan di desa Alas Selatan. Didesa Alas Selatan terletak pos Tasbara (lintas batas negara) Motamasin yang dilengkapi dengan perlengkapan CIGS (Castumer, Imigrasi, Garativa, Security. Selatan Motamasin. Panjang garis batas negara darat RI-RDTL disektor Kabupaten Malaka Perbatasan Selatan Montamasin di Kecamatan Kobalima Timur adalah 20,1 km. .

Secara topografi sepanjang kawasan perbatasan merupakan daerah berbukit dan beberapa tempat terdapat lembah dengan sungai Motabis sebagai alam antara RI – RDTL.

Sebagian besar (sekitar 80%) adalah lahan kritis dengan liputan semak belukar atau tanah kering, sementara di bagian selatan terdapat sekitar 20% lahan subur.

Di sepanjang perbatasan terdapat pos lintas batas yang dijaga oleh petugas dari TNI, Polri, Imigrasi, Beacukai dan Karantina di Pos batas Motamasin kecamatan Kobalima Timur.

Selain itu juga terdapat pasar tradisional yang direncanakan sebagai hasil kesepakatan bilateral ekonomi/perdagangan, yaitu di Metamauk di kecamatan Kobalima Timur. Kawasan strategis ini berfungsi sebagai kawasan untuk kegiatan yang sangat terkait dengan penjagaan keamanan lingkungan dan kawasan serta sistem pertahanan negara baik darat, laut dan udara terhadap kemungkinan ancaman dari luar, sehingga kawasan ini erat hubungannya dengan aparat TNI dan POLRI sebagai penjaga pertahanan dan keamanan lingkungan serta wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Selain penjagaan oleh aparat, kegiatan pertahanan dan keamanan juga akan berkaitan dengan pengembangan kawasan green belt (sabuk hijau) yang berupa steril area yang dikembangkan dengan membuat kawasan hutan sebagai bentuk pertahanan alami pada sisi garis batas perbatasan negara.

b. Kawasan Strategis Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan

Kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yang ada di Kabupaten Malaka adalah kawasan agropolitan, kawasan pertambangan, kawasan minapolitan,

RPIJM 2017-2021 Bab III - 65 kawasan usaha peternakan, kawasan wisata bahari terpadu dan kawasan strategis industri dan perdagangan antar Negara RI – RDTL.

c. Kawasan Agropolitan

Kabupaten Malaka telah memiliki rencana pengembangan kegiatan pertanian dan perkebunan yang dilengkapi dengan arahan sistem pengelolaannya dan arahan lahan pengembangannya yang dibagi dalam mekanisme perwilayahan sebagai wilayah pengembangan pertanian dan perkebunan yang diarahkan di kawasan agropolitan yang terdiri dari Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Kobalima dan Kecamatan Rinhat

d. Kawasan Pertambangan

Potensi sebaran kawasan dan komoditas pertambangan dan penggalian di kabupaten Malaka meliputi :

 Marmer terdapat di kecamatan Malaka Timur dan Kobalima.

 Rembesan Minyak terdapat di Kecamatan Kobalima, Pantai selatan, Malaka Tengah dan Malaka Barat.

 Mangan terdapat di Kecamatan Sasitamean, dan Malaka Timur,

Beberapa potensi mineral yang bisa dikategorikan sebagai komoditas pertambangan yang ada di Wilayah Kabupaten Malaka antara lain :

 Batu Gamping di Kecamatan Malaka Timur dan Malaka Tengah.

 Bahan Galian Golongan Mineral non logam disepanjng aliran sungai yang ada, di tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Malaka.

e. Kawasan Minapolitan

Kawasan Minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.

Kawasan Minapolitan di Kabupaten Malaka meliputi ; Kawasan minapolitan perikanan budidaya yang terdiri dari Kecamatan Wewiku dengan areal budidaya tambak 393 Ha,

RPIJM 2017-2021 Bab III - 66 Kecamatan Malaka Tengah dengan areal budidaya tambak 1300 Ha, dan Kecamatan Kobalima dengan areal budidaya tambak 745 Ha.

f. Kawasan Usaha Peternakan

Kawasan Usaha Peternakan adalah suatu kawasan yang dibangun berdasarkan sub sektor peternakan dengan pendekatan agribisnis yang berkelanjutan demi peningkatan kesehjahteraan masyarakat. Kawasan Usaha Peternakan, meliputi : 1. kawasan usaha peternakan di Kabupaten Malaka, pusat pengembangan di.

Kawasan Usaha Peternakan Kapitan Meo di Kecamatan Laenmanen seluas kurang lebih 310 Ha;

2. kawasan usaha peternakan lainnya yang mendukung kawasan utama adalah Kawasan Manumutin Silole di Kecamatan Sasitamean dan Kecamatan Io Kufeu seluas kurang lebih 750 Ha, Kawasan Wekakoli di Kecamatan Malaka Tengah dan Rinhat seluas kurang lebih 1.000 Ha, Kawasan Laloren di Kecamatan Kobalima, Kecamatan Malaka Timur, adapun dengan jenis ternak yang dikembangkan meliputi kuda, sapi, kerbau, kambing, babi, ayam kampung, dan itik.

g. Kawasan Wisata Bahari Terpadu

Kawasan Wisata Bahari Terpadu mengandung pengertian bahwa segala kegiatan dari kawasan tersebut ditujukan untuk mendukung kawasan tersebut menjadi kawasan pariwisata. Kawasan Wisata Bahari Pantai Selatan meliputi pantai di Kecamatan Wewiku, Kecamatan Malaka Barat dan Kobalima Timur.

h. Kawasan Strategis Industri dan Perdagangan Antar Negara RI – RDTL

Kawasan Strategis Industri dan perdagangan Antar Negara RI – RDTL adalah Kawasan yang merupakan pintu perbatasan RI – RDTL yang meliputi Kawasan Pengembangan Kecamatan Kobalima dan Kecamatan Kobalima Timur dengan pusat pengembangan di Rainawe/Kecamatan Kobalima sebagai kawasan strategis industri dan perdagangan Antar Negara RI – RDTL.

RPIJM 2017-2021 Bab III - 67 Kawasan strategis kabupaten untuk kepentingan sosial budaya adalah kawasan yang memiliki rumah adat, perkampunagan adat dan peninggalan jaman penjajahan berupa benteng. Di tempat ini terdapat banyak megalitik yang mempunyai keunikan yang cukup menarik dan menakjubkan serta peninggalan leluhur yang mempunyai kekuatan gaib tersendiri. Adapun tempat-tempat tersebut antara lain adalah:

- Rumah Adat Ai Rutuk Laras di Laras desa Wehali kecamatan Malaka Tengah - Rumah Adat Loro Dirma di Kecamatan Malaka Timur;

- Rumah adat Wesey Wehali di Kecamatan Malaka Tengah; - Perkampungan Adat Kamanasa di Kecamatan Malaka Tengah; - Perkampungan Adat Bolan di Kecamatan Malaka Tengah; - Perkampungan Adat Haitimuruk di Kecamatan Weliman; - Rumah adat Io Kofeu di kecamatan Io Kofeu

Rencana pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian.

Rencana pengembangan kawasan sosio-budaya sekitar rumah adat dan benteng yaitu berupa zonasi kawasan pengembangan di sekitar rumah adat dan benteng. Pembagian zonasi kawasan bertujuan untuk menjaga nilai historis dan menjaga kelestarian dan kealamian dari benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya.

j. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup

Kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup di Kabupaten Malaka adalah hutan lindung, cagar alam dan suaka margasatwa. Adapun persebaran tempat-tempat tersebut adalah sebagai berikut:

 Kawasan hutan lindung terletak menyebar hampir di seluruh wilayah kecamatan dalam wilayah administratif Kabupaten Malaka.

 Kawasan cagar alam hanya terletak di pantai selatan Kabupaten Malaka yang terletak dalam wilayah Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Kobalima dan Kecamatan Wewiku dengan luas 3.246 Ha.

 Kawasan suaka margasatwa terletak di wilayah Kecamatan Malaka Tengah dan dalam wilayah Kecamatan Sasitamean dengan luas 4.669,32 Ha.

RPIJM 2017-2021 Bab III - 68

Dokumen terkait