• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman

B. Hasil Percobaan Pendahuluan

1. Penetapan Waktu Pemberian Glibenklamid

Penetapan waktu pemberian glibenklamid dilakukan agar memperoleh waktu optimum yang dapat menghasilkan presentase penurunan kadar glukosa darah terbesar berdasarkan penurunan harga luas daerah dibawah kurva dari menit

ke-0 hingga menit ke-240 (LDDK0-240). Penetapan waktu pemberian glibenklamid sebelum UTGO berdasarkan dari nilai LDDK0-240 kontrol positif terkecil.

Tabel IV. Nilai LDDK0-240 Suspensi Glibenklamid Sebelum UTGO Waktu pemberian suspensi glibenklamid sebelum UTGO LDDK0-240 (mg.menit/dL) Kontrol Negatif (CMC) Kontrol Positif (Glibenklamid) 15 33000,0 21701,5 30 32951,5 17783,0 45 33907,5 20483,0

Berdasarkan Tabel IV waktu pemberian suspensi glibenklamid pada menit ke-30 sebelum UTGO memberikan nilai LDDK0-240 terkecil (17783,0) dibandingkan menit ke-15 (21701,5) dan menit ke-45 (20483,0). Hal ini menunjukkan bahwa menit ke-30 mempunyai kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan menit ke-15 dan menit ke-45. Berdasarkan hasil tersebut maka waktu pemberian glibenklamid yang digunakan adalah 30 menit sebelum UTGO.

Gambar 5. Diagram LDDK0-240 Glibenklamid Sebelum UTGO 2. Penetapan Dosis Sediaan Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia

diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Penetapan dosis pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) bertujuan untuk menentukan tingkatan dosis yang akan digunakan pada penelitian. Penetapan dosis tertinggi menggunakan konversi dosis manusia (70kg) ke dosis tikus (200gram) yaitu 630mg/KgBB, kemudian dibuat tingkatan dosis dengan menurunkan 1,5 kali peringkat dosis. Didapatkan dosis tengah sebesar 420 mg/KgBB dan dosis terendah sebesar 280 mg/KgBB. Hasil dari ketiga dosis tersebut tidak menunjukkan hasil penurunan kadar glukosa darah yang berarti, sehingga ditetapkan dosis baru dengan menaikkan peringkat dosis.

Penetapan dosis baru menggunakan hasil konversi dosis manusia (70kg) ke dosis tikus (200gram) sebagai dosis terendah yaitu 630 mg/KgBB, sedangkan dosis tertinggi ditetapkan dari konsentrasi tertinggi yang dapat masuk dalam spuit dan tidak toksik terhadap hewan uji yakni 0,2 gram/mL sehingga dosis tertinggi

sebesar 3000mg/KgBB. Dari dosis terendah dan tertinggi dapat dihitung faktor pengali untuk menentukan dosis tengah. Hasil faktor pengali yang didapatkan yaitu 2,18, sehingga dosis tengah sebesar 1373 mg/KgBB.

C. Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Penelitian ini menggunakan metode Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) yaitu uji yang dapat menggambarkan kenaikan kadar glukosa darah dalam waktu yang cepat setelah pemberian glukosa secara oral dan akan memberikan gambaran kadar glukosa darah setelah pemberian senyawa obat secara cepat. Kekurangan dari metode ini yaitu kadar glukosa yang digambarkan hanya untuk jangka waktu yang pendek, oleh karena itu diperlukan metode lain untuk penelitian selanjutnya seperti metode perusakan pankreas dengan menginduksi aloksan atau dengan metode resistensi insulin.

Penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode enzimatik yaitu dengan menambahkan reagen GOD PAP. Prinsip reaksinya adalah GOD (glukosa oksidase) akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Glukosa akan bereaksi dengan reagen GOD-PAP dan membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah muda. Kadar glukosa darah berbanding lurus dengan intensitas warna kompleks kuinonimin. Pembentukan kompleks warna membutuhkan waktu inkubasi selama 20 menit agar reaksi antara glukosa dengan enzim-enzim yang terdapat dalam reagen dapat bereaksi sempurna kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan micro vitalab. Komposisi reagen GOD-PAP yaitu dapar fosfat 250 mmol/L, fenol 5

mmol/L, 4-aminoantipirin 0,5 mmol/L, glukosa oksidase (GOD) ≥ 10ku/L, dan peroksidase (POD) ≥ 1 ku/L.

Gambar 6. Reaksi enzimatik antara glukosa dengan reagen GOD PAP (Barham dan Trinder, 1972).

Tujuan dari penelitian uji efek hipoglikemik ini adalah untuk melihat efek penurunan kadar glukosa darah dari air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dari 3 peringkat dosis yakni 630 mg/kgBB, 1373 mg/kgBB, dan 3000 mg/kgBB.

Data rata-rata kadar glukosa darah tiap perlakuan untuk setiap waktu pengambilan disajikan dalam Tabel V dan kurva hubungan antara waktu dengan kadar glukosa darah disajikan dalam Gambar 7.

Tabel V. Data Rata-Rata Kadar Glukosa Darah dan LDDK0-240 Setiap Perlakuan Kelompok Perlakuan Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Rata-rata kadar glukosa darah (mg/dL) 0 79,8 79,6 81,6 79,8 80,0 80,0 15 81,4 110,4 127,8 108,0 104,4 100,2 30 81,4 115,4 138,2 125,2 118,0 119,6 45 80,6 104,6 132,2 111,2 104,8 100,6 60 81,0 101,2 126,8 108,6 99,4 95,8 90 81,4 92,0 122,6 102,0 93,0 90,0 120 81,4 84,0 118,0 93,6 87,4 84,2 180 81,6 76,0 111,8 84,2 80,0 78,0 240 81,0 64,4 102,4 71,4 68,6 64,4 LDDK0-240 ± SD 19503,0 ±177,292 20862,0 ±337,775 28206,0 ±507,329 22674,0 ±606,026 21325,5 ±283,645 20662,5 ±326,272 Keterangan :

Kontrol normal : CMC 1% 20 ml/kgBB tanpa dibebani glukosa

Kontrol positif : Glibenklamid 0,45 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Kontrol negatif : CMC 1% 20 ml/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan I : Air rebusan daun insulin 630 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan II : Air rebusan daun insulin 1373 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan III : Air rebusan daun insulin 3000 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Gambar 7. Kurva hubungan antara waktu dengan kadar glukosa darah Kelompok kontrol normal memiliki nilai LDDK0-240 paling rendah (19503,0) dibandingkan kelompok kontrol positif (20862,0), kelompok kontrol negatif (28206,0), dan semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (22674,0; 21325,5; 20662,5). Hal ini menunjukkan bahwa kadar glukosa darah hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah normal dan penurunan kadar glukosa darah kontrol positif serta semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) belum mencapai kadar glukosa normal.

Kelompok kontrol positif memiliki nilai LDDK0-240 lebih rendah (20862,0) dibandingkan kontrol negatif (28206,0). Hal ini menunjukkan bahwa glibenklamid dapat menurunkan kadar glukosa darah. Glibenklamid merupakan obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang mempunyai efek terapetik untuk

menurunkan kadar glukosa darah dengan merangsang sekresi insulin pada sel beta pankreas.

Kelompok kontrol negatif memiliki nilai LDDK0-240 yang paling tinggi (28206,0) dibandingkan dengan kelompok kontrol normal (19503,0), kelompok kontrol positif (20862,0) dan semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (22674,0; 21325,5; 20662,5). Hal ini menunjukkan bahwa CMC 1% tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Nilai LDDK0-240 yang didapat kemudian diuji normalitas distribusi data dengan Kolmogorov-Smirnof. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnof terlihat data memiliki nilai p = 0,060 (p>0,05), artinya data memiliki distribusi normal (Lampiran 10).

Analisis dilanjutkan dengan One Way ANOVA yang didahului dengan uji Homogenity of Variance. Uji One Way ANOVA bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan nilai LDDK0-240 yang bermakna dari setiap kelompok perlakuan. Hasil uji Homogenity of Variance One Way ANOVA menunjukkan bahwa variasi LDDK0-240 berbeda tidak bermakna dengan nilai p = 0,063 (p>0,05) (Lampiran 10). Hasil uji One Way ANOVA memiliki nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan nilai LDDK0-240 yang bermakna dari setiap kelompok perlakuan (Lampiran 10). Analisis dilanjutkan dengan uji Post Hoc Scheffe untuk melihat pasangan kelompok mana yang berbeda secara signifikan seperti terlihat pada Tabel VI.

Tabel VI. Hasil Post Hoc Scheffe LDDK0-240 Kadar Glukosa Darah Tikus Terbebani Glukosa

Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Kontrol Normal - BB BB BB BB BB Kontrol Positif BB - BB BB BTB BTB Kontrol Negatif BB BB - BB BB BB Perlakuan I BB BB BB - BB BB Perlakuan II BB BTB BB BB - BTB Perlakuan III BB BTB BB BB BTB - Keterangan :

Kontrol normal : CMC 1% 20 ml/kgBB tanpa dibebani glukosa

Kontrol positif : Glibenklamid 0,45 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Kontrol negatif : CMC 1% 20 ml/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan I : Air rebusan daun insulin 630 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan II : Air rebusan daun insulin 1373 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan III : Air rebusan daun insulin 3000 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

BB : Berbeda Bermakna BTB : Berbeda Tidak Bermakna

Hasil uji Post Hoc menunjukkan kelompok kontrol normal dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna. Artinya, kelompok kontrol positif dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi tidak sampai pada kadar normal dan CMC tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah. Hasil analisis kontrol positif dengan kontrol negatif terdapat perbedaan bermakna. Artinya kelompok kontrol positif dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630 mg/kgBB terhadap kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB dan dosis 3000 mg/kgBB terdapat perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah namun lebih rendah dari kontrol positif, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB dan dosis 3000 mg/kgBB serta belum sampai pada kadar glukosa normal.

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol normal dan kontrol negatif menunjukkan adanya perbedaan bermakna, sedangkan terhadap kontrol positif dan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB terdapat perbedaan tidak bermakna. Artinya, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah sama dengan kontrol positif dan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB tetapi belum mencapai pada kadar glukosa normal.

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB memiliki perbedaan bermakna terhadap

kontrol normal dan kontrol negatif. Sedangkan terhadap kelompok kontrol positif terdapat perbedaan tidak bermakna. Hal ini menunjukkan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah sama dengan kelompok kontrol positif namun belum sampai pada kadar normal.

Berdasarkan hasil penelitian, dosis yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 dan dosis 3000 mg/kgBB. Air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB lebih dianjurkan untuk digunakan karena dosis 1373 mg/kgBB sudah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian terkait uji toksisitas akut perlu dilakukan untuk mengetahui besar dosis yang memiliki efek toksik atau lethal terhadap hewan uji.

Efek hipoglikemik daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) diduga berasal dari kandungan tanin, saponin, dan flavonoid yang terdapat dalam daun insulin. Mekanisme tanin terhadap penurunan kadar glukosa darah yaitu dengan menurunkan absorbsi nutrisi dengan menghambat penyerapan glukosa di intestinal, selain itu menginduksi regenerasi sel β pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin yang berefek pada peningkatkan trigliserida di sel adipose dan glikogen dalam hati dan otot (Kumari, 2012). Mekanisme kerja saponin yaitu menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan absorbsi glukosa (Blasiak et al., 2003). Flavonoid dapat menghambat GLUT-2 mukosa usus

sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa, selain itu juga sebagai antioksidan dapat mencegah kerusakan progresif sel β pankreas (Song et al., 2005).

Namun, kandungan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang yang paling berpotensi terhadap penurunan kadar glukosa darah belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi kandungan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang paling berpotensi menurunkan kadar glukosa darah.

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait