8,2 Pamsimas
Pamsimas Kab. Grobogan
10,1 SPAM Regional
Pembangunan SPAM Regional Dadi Muria Kec.Purwodadi, Kec. Penawangan, Kec. Grobogan, Kec. Toroh
8.3 Pengadaan Lahan /Tanah
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali terpicu jika suatu proyek yang akan didanai berlokasi pada tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh usaha privat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak negatif akibat pengadaan tanah ini. Prinsip pengadaan tanah dan pemukiman kembali harus dilakukan secara :
A. Transparan: Proyek dan kegiatannya yang terkait harus diinformasikan secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkenadampak.Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah, bangunan, tanaman, atau lainnya) yang akan terkena;
B. Partisipatif: Warga yang mungkin perlu dipindahkan (Displaced People - DP) harus terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, seperti: penentuan lokasi proyek, jumlah dan bentuk kompensasi, dan lokasi pemukiman kembali;
C. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan warga yang terkena dampak. Warga dimaksud memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi yang memadai, seperti tanah alternative dan/atau uang kompensasi yang sama dengan harga pasar tanah dan aset. Biaya terkait
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
VIII - 39 lainnya, seperti biaya pindah, pengurusan surat tanah, dan pajak,harus ditanggung oleh Pemrakarsa. Warga yang terkena harus diberi kesempatan untuk membahas secara terpisah di antara mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah kompensasi dan/atau pemukiman kembali;
D. Terdapat sejumlah cara untuk menghitung kompensasi: i). tanah, berdasarkan nilai pasar setempat yang mempunyai nilai ekonomi atau keuntungan lokasional yang sama, yang berlaku pada saat pembayaran ganti rugi; ii). bangunan, berdasarkan nilai pasar setempat untuk kondisi/kualitas bangunan yang sama; iii). tanaman, sesuai dengan harga pasar, ditambah perhitungan atas kerugian non-material; dan iv). aset lain, diganti dengan aset yang minimal sama, atau dengan memperhitungkan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh aset yang sama.
E. Pihak-pihak terkena yang dimaksud di sini dapat termasuk orang, badan hukum, atau lembaga yang, karena implementasi proyek, terkena dampak dalam bentuk seperti: a). faktor fisik, berupa tanah, bangunan, tanaman, atau aset lainnya; dan b). faktor non-fisik, berupa manfaat lokasional, akses ke tempat kerja, infrastruktur, dan sebagainya. Berdasarkan alas haknya, kategori spesifik warga atau pihak yang terkena adalah sebagai berikut: i). pemilik - orang yang memiliki hak atas tanah, termasuk masyarakat adat pemegang hak ulayat; ii). penyewa - orang atau pihak yang menguasai tanah berdasarkan perjanjian atau kesepakatan tertentu dengan pemilik tanah;iii).penggarap - orang atau pihak yang menguasai tanah secara fisik tanpa alas hak, atau perjanjian dengan pemilik tanah; dan iv). nadzir - orang atau pihak yang mengelola tanah wakaf.
F. Warga atau pihak yang terkena perlu menyepakati suatu nilai kompensasi tertentu, atau jika dapat diterima, secara sukarela menyumbangkan sebagian tanah dan asetnya kepada proyek. Pertemuan dan diskusi di kalangan warga atau pihak yang terkena, difasilitasi oleh Forum Stakeholders, akan diatur untuk menjamin bahwa warga atau pihak tersebut dapat mengambil keputusan secara independen.
G. Pemberian secara sukarela hanya dapat dipertimbangkan jika warga yang terkena mendapatkan manfaat langsung yang jauh melebihi harga tanah (dibuktikan dengan perhitungan yang dilakukan oleh kedua belah pihak), sama dengan atau kurang dari 10% dari luas tanah tersebut, dan dikuatkan oleh surat persetujuan yang ditandatangani oleh warga dimaksud setelah mereka melakukan pembicaraan terpisah seperti dimaksud pada butir F di
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya VIII - 40 atas dan mendapatkan penjelasan atas hak-hak mereka. Tim Pemantau Safeguard harus memastikan bahwa tidak ada paksaan atas warga tersebut untuk memberikan tanahnya secara sukarela. Persetujuan ini harus didokumentasikan dalam dokumen resmi (legal).
H. Proyek harus sudah memiliki batas-batas (alignment) tanah yang dibutuhkan, jumlah warga yang harus dipindahkan, informasi umum tentang pendapatan dan mata pencaharian warga tersebut, dan harga pasar tanah yang berlaku, yang diajukan oleh Pemrakarsa dan didukung oleh formulir NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak), sebelum pengadaan tanah (dengan atau tanpa pemukiman kembali) dilaksanakan.
Apabila ada konflik atau inkonsistensi antara peraturan-perundangan yang berlaku di Indonesia dan prinsip atau prosedur yang ditetapkan dalam kerangka pengadaan tanah ini, maka Pemerintah Republik Indonesia, termasuk Pemerintah Kota/Kabupaten peserta USDRP, akan mengabaikan peraturan-perundangan tersebut sejauh diperlukan, sehingga implementasi kerangka ini dapat berlangsung efektif
Proyek harus disosialisasikan dan dikonsultasikan dengan pihak yang berkepentingan, khususnya warga yang dipindahkan.
Sosialisasi dan konsultasi harus meliputi: informasi menyeluruh mengenai ukuran, isi, rencana pelaksanaan, keuntungan dan risiko, serta dampak negatif yang mungkin terjadi akibat proyek yang diusulkan.
Warga yang dipindahkan harus memahami hak-haknya, memiliki cukup waktu dan kesempatan untuk berdiskusi dan mengambil keputusan secara independen.
Setiap keputusan dan rencana safeguard harus diinformasikan secara luas kepada orang-orang yang dipindahkan.
Yang berhak menerima santunan :
Pemilik -- pemegang hak atas lahan, termasuk lahan ulayat (masyarakat adat), bangunan, tanaman, atau aset lainnya;
Penyewa -- menguasai lahan berdasarkan perjanjian dengan pemilik lahan; Penggarap -- menguasai lahan secara fisik tanpa alas hak, dengan
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
VIII - 41 Nadzir, bagi lahan wakaf
Cara menghitung kompensasi :
Prinsip: kompensasi merupakan biaya penggantian nyata yang memungkinkan warga yang terkena proyek dapat membeli lahan, bangunan, atau aset lainnya sesuai dengan besaran dan kualitas yang dimiliki sebelumnya
Contoh cara menghitung:
Lahan: berdasarkan nilai pasar setempat, untuk nilai dan keuntungan lokasi yang sama, yang berlaku saat pembayaran ganti rugi;
Bangunan: berdasarkan nilai pasar setempat untuk kondisi / kualitas bangunan yang sama;
Tanaman: sesuai harga pasar, ditambah dengan perhitungan atas kerugian immaterial
Aset lain: diganti dengan aset yang minimal sama, atau dengan memperhitungkan biaya untuk memperoleh aset yang sama
Pengaduan / klaim :
Keluhan atau pengaduan berkenaan dengan pelaksanaan pengadaan lahan disampaikan ke:
Pemda, dhi Pemrakarsa Forum Stakeholders Tim Pengawas Safeguards .
Materi yang tertuang dalam dokumen AMDAL/UKL/UPL :
Identitas Pemrakarsa: nama lembaga, nama penanggungjawab rencana kegiatan, alamat kantor
1. Rencana Kegiatan: nama, lokasi, skala kegiatan, garis besar komponen