• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Pengamatan Kepadatan Nyamuk Anopheles pada Manusia Pasca

Pengamatan yang dilakukan terhadap kepadatan nyamuk Anopheles yang hinggap di badan pasca perlakuan ditemukan enam spesies Anopheles yaitu An. sundaicus, An. vagus, An. barbirostris, An. aconitus, An. kochi, An. subpictus. Anopheles sundaicus ditemukan sebagai spesies yang tertinggi hinggap di badan per jam (MHD) dibandingkan spesies yang lain (Tabel 2).

Tabel 2 Kepadatan nyamuk Anopheles tertangkap umpan orang per orang per jam (MHD) pasca perlakuan

No Spesies Anopheles

UOD UOL UOD UOL UOD UOL UOD UOL

1An.sundaicus 0,74 2,11 0,48 2,074 0,41 1,70 0,2963 1,48 2An.vagus 0,15 0,78 0,07 0,44 0 0,37 0 0,26 3An.barbirostris 0 0,37 0 0,22 0 0,19 0 0,11 4An.subpictus 0,04 0,26 0 0,15 0 0,11 0 0,04 5An.aconitus 0 0,11 0 0 0 0 0 0 6An.kochi 0 0,07 0 0 0 0 0 0 MHD H0 H+7 H+14 H+21

Keterangan : MHD = Man Hour Density UOD = Umpan Orang Dalam UOL= Umpan Orang Luar H0-H+21= Pengamatan kepadatan Anopheles pasca perlakuan.

Beberapa spesies Anopheles seperti An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus, An. aconitus dan An. kochi angka MHD dapat diturunkan sampai dengan di bawah 1 nyamuk/orang/jam, sedangkan angka MHD nyamuk An. sundaicus walaupun menurun namun masih di atas 1 nyamuk/orang/jam.

Keberhasilan metode zooprofilaksis untuk mengalihkan gigitan nyamuk pada manusia menurut Mathys (2010) tergantung pada nyamuk Anopheles lebih bersifat zoofilik. Semakin besar kesukaan nyamuk terhadap darah hewan peluang untuk keberhasilan mengalihkan gigitan nyamuk dari manusia ke hewan semakin besar.

4.5.1 Kepadatan Nyamuk Anopheles sundaicus Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk Anopheles sundaicus yang tertangkap menggunakan umpan orang pra perlakuan rata-rata sebesar 3.29 nyamuk/orang/jam. Angka MHD pasca perlakuan menurun menjadi 1.2 nyamuk/orang/jam, ada penurunan

sebesar 63.52%. Dari perhitungan uji statistik mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05) (Gambar 16).

Gambar 16 Kepadatan nyamuk Anopheles sundaicus mengisap orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anophelespra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Penurunan angka MHD Anopheles sundaicus mulai melandai pada H+14 sampai dengan H+21. Sampai dengan perlakuan ke empat angka gigitan Anopheles sundaicus belum mampu diturunkan di bawah satu nyamuk/orang/jam, hal ini kemungkinan karena kecenderungan kesukaan nyamuk tersebut bersifat antropofilik. Sinka et al. (2011) mengamati perilaku Anopheles sundaicus dalam mencari darah di beberapa daerah seperi Nicobar, Sarawak Malaysia, Sumatera dan Jawa menemukan jenis nyamuk ini cenderung bersifat antropofilik.

4.5.2 Kepadatan Nyamuk Anopheles vagus Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk An. vagus pra perlakuan rata-rata sebesar 1.3 nyamuk/orang/jam. Pasca perlakuan kepadatan nyamuk An. vagus 0.26 nyamuk/orang/jam, atau ada penurunan kepadatan nyamuk sebesar 80% dibandingkan pra perlakuan (Gambar 17). Ada hubungan yang bermakna antara pra perlakuan dan pasca perlakuan (p value < 0,05).

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 H-21 H-14 H-7 H0 H+7 H+14 H+21 Pengamatan M HD (N y am u k /o ra n g /J a m)

Gambar 17 Kepadatan nyamuk Anopheles vagus mengisap orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anopheles pra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh pemasangan sapi dan paparan insektisida terhadap penurunan gigitan An. vagus. Penurunan angka gigitan Anopheles vagus berkaitan dengan sifatnya yang zoofilik menyukai darah hewan. Naswir (2012) menemukan bahwa Anopheles vagus di Bulukumba Sulawesi Selatan paling banyak tertangkap disekitar kandang, hasil yang sama juga dilaporkan oleh Hasan (2006) di Bogor yang menemukan pemasangan ternak sapi yang dibalurkan insektisida dapat menurunkan gigitan nyamuk Anopheles vagus pada manusia dari sebelum pemasangan sebesar 1.137 nyamuk/ orang/malam setelah pemasangan menurun menjadi 0.28 nyamuk/ orang/ malam.

4.5.3 Kepadatan Nyamuk Anopheles barbirostris Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk Anopheles barbirostris berbeda nyata antara pra dan pasca perlakuan (Gambar 18). Kepadatan nyamuk Anopheles barbirostris pra perlakuan rata-rata 0.7 nyamuk/orang/jam. Kepadatan pasca perlakuan 0.1 nyamuk/orang/jam, ada penurunan sebesar 85.71% dibandingkan pra perlakuan. Ada hubungan yang bermakna antara pra dan pasca perlakuan ( p value < 0,05).

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 H-21 H-14 H-7 H0 H+7 H+14 H+21 Pengamatan M HD (N y am u k /o ran g /j am )

Gambar 18 Kepadatan nyamuk Anopheles barbirostris mengisap orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anophelespra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Pada penelitian ini dapat dilihat ada hubungan yang bermakna pemasangan sapi dengan penurunan gigitan nyamuk pada manusia. Anopheles barbirostris di Hanura cenderung bersifat zoofilik.

Menurut Boesri (2007) nyamuk Anopheles barbirostris di Sulawesi dan NTT banyak menggigit manusia tetapi di Jawa dan Sumatera lebih banyak menggigit ternak. Penelitian yang sama juga ditemukan oleh Sukowati et al. (2004) menemukan An. barbirostris di daerah Jawa bersifat zoofilik menyukai darah ternak sedangkan di daerah Flores (NTT) bersifat antrophofilik lebih menyukai darah manusia.

4.5.4 Kepadatan Nyamuk Anopheles subpictus Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk Anopheles subpictus berbeda nyata pra dan pasca perlakuan (Gambar 19). Kepadatan nyamuk An. subpictus pra perlakuan rata-rata 0.54 nyamuk/orang/jam. Kepadatan pasca perlakuan menjadi 0.07 nyamuk/orang/jam, atau menurun sebesar 82.45% dibandingkan pra perlakuan.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 H-21 H-14 H-7 H0 H+7 H+14 H+21 Pengamatan M HD (N y am u k /o rn ag /j am )

Gambar 19 Kepadatan nyamuk Anopheles subpictus mengisap orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anophelespra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Pengaruh pemasangan hewan ternak sapi yang dibalurkan insektisida mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05) terhadap penurunan kepadatan nyamuk Anopheles subpictus pada manusia, hal ini juga berkaitan dengan kesukaan dari nyamuk Anopheles subpictus yang bersifat zoofilik lebih menyukai hewan. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Kiszewski (2004) yang melaporkan Human Blood Index (HBI) pada nyamuk Anopheles subpictus yang tertangkap hanya sebesar 9.3% lebih cenderung kesukaan darah inang dari nyamuk ini adalah darah hewan. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Bruce-Chatt et al. (1960) yang melaporkan An. subpictus yang tertangkap 98.5% menggigit hewan.

4.5.5 Kepadatan Nyamuk Anopheles aconitus Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk Anopheles aconitus pra perlakuan rata-rata 0.13 nyamuk/orang/jam. Pra perlakuan kepadatan nyamuk An. aconitus menjadi 0.01 nyamuk/orang/jam, ada penurunan kepadatan nyamuk sebesar 92.30% dibandingkan pra perlakuan (Gambar 20). Ada hubungan yang bermakna antara pra dan pasca perlakuan ( p value < 0,05).

Keberhasilan pemasangan dan pembaluran insektisida untuk mengurangi angka gigitan nyamuk Anopheles aconitus karena sifatnya yang zoofilik. Uji presiptin terhadap darah yang dihisap oleh An. aconitus dari beberapa lokasi di

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 H-21 H-14 H-7 H0 H+7 H+14 H+21 Pengamatan M HD (N y am u k /o ran g /j am )

Jawa Tengah menunjukan angka 93.5% berasal dari hewan, dan hanya 6.5 % berasal dari manusia. Dari darah hewan, ternyata darah bovidae (kerbau, sapi) menunjukan sumber utama, lebih dari 90%.

Gambar 20 Kepadatan nyamuk Anopheles aconitus menggigit orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anophelespra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Kesukaan nyamuk Anopheles aconitus di beberapa lokasi yang jumlah ternak sangat sedikit atau tidak ada ternak sama sekali angka untuk darah berasal dari manusia (human blood index) naik menjadi 54,3% (Kirnowardoyo1984, dalam Sigit dan Kesumawati 1988 ).

4.5.6 Kepadatan Nyamuk Anopheles kochi Pra dan Pasca Perlakuan

Kepadatan nyamuk Anopheles kochi pra perlakuan rata-rata 0.05 nyamuk/orang/jam. Pasca perlakuan kepadatan nyamuk An. kochi menjadi 0.01 nyamuk/orang/jam, ada penurunan kepadatan nyamuk sebesar 80% dibandingkan pra perlakuan (Gambar 21).

Do Manh et al. (2010) yang mengamati perilaku mencari darah Anopheles kochi di Vietnam menemukan An. kochi 96,7% menyukai darah hewan dan menyimpulkan nyamuk ini bersifat zoofilik.

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 H-21 H-14 H-7 H0 H+7 H+14 H+21 Pengamatan M HD (N y am u k /o ran g /j am )

Gambar 21 Kepadatan nyamuk Anopheles kochi menggigit orang pra dan pasca perlakuan.

Keterangan:

H-21 – H-7 = Kepadatan nyamuk Anophelespra perlakuan. H0 – H+21 = Kepadatan nyamuk Anopheles pasca perlakuan.

Dokumen terkait