• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan rasio minyak dan pelarut memberikan hasil yang paling baik adalah rasio 1:4. Hal tersebut dilihat dari nilai rendemen yang sesuai dengan literatur dan analisis GC-MS dan juga diperkuat dari rentang derajat kemurniannya. Rasio yang terpilih tersebut akan digunakan dalam tahap selanjutnya yaitu pengamatan lama waktu pemisahan. Lama waktu pemisahan yang akan diamati adalah 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Pengamatan lama pemisahan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses pemisahan yang tepat sehingga akan menghasilkan rendemen dan mutu minyak kemukus bebas terpen yang baik. Hasil pengamatan dapat dilihat dari rendemen dan juga mutu minyak kemukus setelah pemisahan.

1. Rendemen

Telah disebutkan sebelumnya bahwa nilai rendemen yang tinggi pada fraksi kaya terpen-o belum tentu menunjukkan proses pemisahan berhasil karena nilai rendemen pada fraksi kaya terpen-o yang terlalu tinggi dapat menunjukkan masih adanya senyawa terpen dalam minyak hasil pemisahan dan begitu pula sebaliknya. Hasil rendemen untuk pengamatan lama pemisahan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik Hubungan Waktu Pemisahan Dengan Rendemen dari Fraksi Kaya Terpen-O dan Terpen.

Penelitian lama pemisahan dilakukan menggunakan perbandingan minyak dan pelarut 1:4 yang merupakan hasil terbaik dari percobaan sebelumnya. Dari Gambar 14 dapat dilihat rendemen dari fraksi kaya terpen-o (fraksi larut) mengalami kecenderungan menurun dengan semakin lamanya waktu pemisahan dan masing-masing memiliki rendemen yang tidak berbeda jauh. Begitu pula yang terlihat pada grafik rendemen fraksi kaya terpen (fraksi tak larut) yang mengalami kecenderungan meningkat dan peningkatannya masing- masing tidak berbeda jauh. Rendemen fraksi kaya terpen-o dengan lama pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam sebesar 39,50%, 38,88%, 38,25% dan 38,13%. Rendemen fraksi kaya terpen dengan waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam sebesar 51,25%, 53,13%, 55,63% dan 56,25%.

Setelah proses pengadukan akan langsung terlihat pemisahan antara fraksi larut dan fraksi tak larut akan tetapi masih terdapat fraksi tak larut (senyawa terpen) yang masih berada pada fraksi larut yang lama kelamaan memisah menuju fraksinya. Hal tersebut ditandai dengan warna larutan fraksi larut yang awalnya berwarna keruh menjadi jernih. Hal tersebut menunjukkan dengan bertambahnya waktu pemisahan maka distribusi fraksi terpen-o dan terpen semakin lebih baik karena walaupun setelah pengadukan proses pemisahan langsung

terlihat dua lapisan yang terpisah tetapi distribusi masing-masing fraksi masih membutuhkan waktu.

2. Analisa mutu a. Berat Jenis

Penentuan berat jenis adalah salah satu cara analisa yang dapat menggambarkan kemurnian minyak. Seperti yang telah disebutkan bahwa hidrokarbon mempunyai berat jenis yang rendah sehingga pemisahan fraksi minyak yang baik akan menghilangkan senyawa hidrokarbon dan meningkatkan nilai berat jenis minyak tanpa terpen. Nilai berat jenis untuk pengamatan waktu pemisahan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Grafik Hubungan Waktu Pemisahan Dengan Nilai Berat Jenis Fraksi Kaya Terpen-O dan Terpen.

Dari gambar diatas dapat dilihat kecenderungan meningkatnya berat jenis fraksi kaya terpen-o dengan bertambah lamanya waktu pemisahan. Sebaliknya pada fraksi kaya terpen berat jenisnya menurun seiring bertambah lamanya waktu pemisahan. Pada lama waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam diperoleh berat jenis fraksi kaya terpen-o sebesar 0,9311; 0,9321; 0,9344 dan 0,934. Untuk fraksi kaya terpen pada pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam sebesar 0,9093; 0,9088; 0,9087 dan 0,9085.

Pada data waktu pemisahan 24 jam terlihat nilai berat jenis fraksi kaya terpen-o mengalami sedikit penurunan yang tidak signifikan dari grafik yang meningkat. Tetapi pada fraksi kaya terpennya tetap mengalami penurunan dari grafik yang menurun. Hal tersebut dimungkinkan adanya senyawa terpen-o yang tidak terhitung. Terlihat dari total rendemen fraksi kaya terpen-o dan fraksi kaya terpen tidak mencapai 100%.

Data berat jenis tersebut menunjukkan baik peningkatan maupun penurunan berat jenis pada masing-masing fraksi memiliki nilai yang tidak berbeda jauh satu sama lainnya namun memiliki kecenderungan meningkat untuk fraksi kaya terpen-o dan cenderung menurun untuk fraksi kaya terpen. Hal tersebut menunjukkan proses pemisahan fraksi terpen-o dan terpen membutuhkan waktu.

b. Indeks Bias

Hubungan lama waktu pemisahan dengan nilai indeks bias dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Grafik Hubungan Lama Waktu Pemisahan Dengan Nilai Indeks Bias Fraksi Kaya Terpen dan Terpen-O.

Telah disebutkan pada perbandingan rasio bahwa senyawa hidrokarbon-o pada minyak kemukus memiliki nilai indeks bias yang rendah dan senyawa hidrokarbon minyak kemukus mempunyai nilai indeks bias yang tinggi. Nilai indeks bias fraksi kaya terpen-o dengan

waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam yaitu 1,4908; 1,4906; 1,4902 dan 1,4876. Nilai indeks bias fraksi kaya terpen dengan waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam adalah 1,4957; 1,4963; 1,4963 dan 1,4966. Dari data tersebut terlihat kecenderungan nilai indeks bias yang menurun pada fraksi kaya terpen-o seiring bertambah lamanya waktu pemisahan dan sebaliknya pada fraksi kaya terpen cenderung meningkat dengan bertambahnya waktu pemisahan. Hal tersebut menunjukkan dengan bertambahnya waktu pemisahan maka distribusi fraksi terpen-o dan terpen menuju fraksinya masing- masing semakin baik.

c. Putaran Optik

Nilai putaran optik untuk minyak kemukus memilki tanda negatif atau memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kiri. Grafik hubungan putaran optik dengan lama waktu pemisahan dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Grafik Hubungan Waktu Pemisahan Dengan Putaran Optik Fraksi Kaya Terpen Dan Terpen-O.

Nilai putaran optik fraksi kaya terpen-o pada waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam yaitu –58o95’, - 59o05, - 59o25’ dan –59o15. Nilai putaran optik fraksi kaya terpen dengan waktu pemisahan 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam adalah –46o7’, - 46o65’, - 46o55’ dan 46o45’. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai putaran optik fraksi

kaya terpen-o mengalami kecenderungan meningkat yang tidak signifikan seiring dengan bertambahnya waktu pemisahan dan sebaliknya pada fraksi kaya terpen cenderung mengalami penurunan sedikit ditiap bertambahnya waktu pemisahan. Walaupun peningkatan dan penurunan nilai putaran optik tidak signifikan tetapi hal tersebut dapat menunjukkan adanya senyawa yang berpindah dari fraksi terpen ke fraksi terpen-o dan sebaliknya seiring lamanya waktu pemisahan sehingga mempengaruhi putaran optik dari masing-masing fraksi. d. Kelarutan dalam alkohol 80%

Kemampuan minyak atsiri terlarut pada pelarut polar (alkohol) merupakan parameter mutu yang berguna untuk menentukan kualitas dan keaslian minyak atsiri yang erat hubungannya dengan penggunaan minyak atsiri. Parameter kelarutan dalam alkohol pada minyak atsiri bebas terpen dapat memberikan gambaran keberhasilan proses pemisahan fraksi terpen-o dan fraksi terpennya. Kelarutan minyak kemukus dalam alkohol dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kelarutan Fraksi Kaya Terpen-O Dalam Alkohol 80% Rasio bahan dan

pelarut Lama waktu pemisahan Minyak kemukus sebelum pemisahan 1:2 1:3 1:4 6 jam 12 jam 18 jam 24 jam Kelarutan dalam alkohol 1:1* 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 * minyak tersebut dilarutkan dalam etanol 90%

Tabel diatas memperlihatkan bahwa minyak kemukus setelah pemisahan sudah dapat meningkatkan daya larutnya dalam alkohol dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak kemukus sebelum dilakukan pemisahan fraksi. Perlakuan perbandingan

bahan dengan pelarut dan lama waktu pemisahan pada pemisahan fraksi minyak kemukus tidak berpengaruh pada kelarutan dalam alkohol karena keduanya memberikan hasil kelarutan yang sama.

Menurut Guenther (1950), komponen di dalam minyak sangat menentukan kelarutan minyak atsiri di dalam alkohol. Kelarutan minyak atsiri dalam alkohol dipengaruhi oleh tingkat kepolarannya. Minyak atsiri tanpa terpen didominasi oleh kandungan senyawa oxygenated hydrocarbon yang bersifat polar sehingga lebih mampu larut dalam alkohol.

Fraksi kaya terpen minyak kemukus setelah pemisahan fraksi tidak ada yang dapat larut pada alkohol 80%. Hal tersebut dikarenakan fraksi terpen memiliki sifat non polar sehingga tidak dapat larut dalam alkohol.

Dokumen terkait